Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.

2 Oktober 2018: 51-58

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE


DENGAN GEJALA PENYAKIT KULIT PADA
PEMULUNG DI TEMPAT PEMBUANGAN
AKHIR SAMPAH SUWUNG DENPASAR
TAHUN 2018

I Komang Juli Angriyasa1, I Made Bulda Mahayana2, Moch. Choirul Hadi3

Abstract : The level of an individual’s education has a big contribution towards


the mindset and health problems. The knowledge regarding personal hygiene is
necessary to improve the health and behaviour of the ragpickers at Suwung
landfill in preventing the symptoms of skin diseases. The purpose of this study was
to determine the relationship of personal hygiene knowledge with the skin disease
symptoms on ragpickers.
This research was an analytical survey conducted through interview method with
cross-sectional approach. The sample size was 70 ragpickers at Suwung landfill.
The result of ragpickers’ knowledge at Suwung landfill was 15,7% of good, 45,7%
of medium, and 38,6% of bad. The research found 54.3% samples had skin
disease symptoms while 45.7% were negative. It was found that symptoms of skin
diseases experienced such as itching, bumps, skin redness and scaly skin. From
Chi-Square test results obtained p-value = 0.029 <ɑ (0.05), means the knowledge
of personal hygiene and the skin disease symptoms on the ragpickers had a
significant relationship, with a weak level of relationship (CC value= 0,304). The
conclusion, there was a relationship between personal hygiene knowledge and
skin disease symptoms on ragpickers at the Suwung Landfill.

Keywords : knowledge, personal hygiene, skin disease

Kesehatan merupakan hak asasi kadang mengabaikan personal


manusia dan salah satu unsur hygiene tersebut adalah pemulung.
kesejahteraan yang harus Pemulung adalah orang yang
diwujudkan. Sedangkan menurut bekerja mengambil barang-barang
Undang- Undang Kesehatan No. 36 bekas atau sampah tertentu untuk
tahun 2009 kesehatan adalah diproses daur ulang. Pemulung juga
keadaaan sehat baik secara fisik, telah membantu mengurangi biaya
mental, spiritual maupun sosial. pemerintah untuk pengumpulan,
Personal Hygiene berasal dari pengangkutan, dan pengolahan
bahasa Yunani yaitu personal yang sampah dari masyarakat. Pekerjaan
artinya perorangan dan hygiene memulung yang selalu berhubungan
memiliki arti sehat. Jadi personal dengan sampah menimbulkan
hygiene atau kebersihan diri adalah pandangan bahwa cara hidup
suatu tindakan untuk memelihara pemulung adalah cara hidup yang
kebersihan atau kesehatan seseorang tidak sehat. Apabila dilihat dari segi
untuk kesehjateraan fisik dan psikis. kesehatan, pemulung memiliki risiko
Pemeliharaan personal hygiene yang sangat tinggi untuk terkena
diperlukan untuk kenyamanan penyakit. Lingkungan dan tempat
individu, keamanan dan kesehatan. kerja yang tidak kondusif serta kotor,
Salah satu jenis pekerjaan yang kemungkinan besar pemulung dapat

1 Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar


2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar 51
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.2 Oktober 2018: 51-58

terjangkit berbagai macam penyakit, dimana dalam sehari menampung


seperti batuk, gatal-gatal, diare, dan kurang lebih 1.500 ton sampah yang
lain-lain. Dari segi keselamatan di dominasi oleh sampah rumah
kerja, pemulung juga memiliki risiko tangga yang berasal dari warga Kota
yang cukup tinggi untuk mengalami Denpasar dan sebagian dari
kecelakaan karena pemulung Kabupaten Badung, Kabupaten
melakukan kontak langsung dengan Gianyar dan Kabupaten Tabanan.
sampah (1). TPA sampah Suwung Denpasar
Sampah adalah barang-barang banyak dijumpai para pemulung
atau sesuatu benda yang sudah tidak yang melakukan aktivitas dan
terpakai lagi baik berasal dari rumah- sekaligus tinggal di sekitar area TPA.
rumah maupun sisa-sisa proses Aktivitas atau pekerjaan sehari-hari
industri. Dalam kehidupan sehari- pemulung yaitu memilih, memungut
hari sampah yang dihasilkan dan mengumpulkan sampah atau
masyarakat terdiri dari berbagai barang bekas yang masih dapat
macam, seperti sampah basah dimanfaatkan dan barang yang dapat
(garbage) atau sampah organik yang diolah kembali untuk dijual.
sangat mudah mengurangi atau Hasil penelitian Saputra (3)
membusuk seperti sisa-sisa makanan, terhadap pemulung terkait dengan
dan sampah kering (rubbish) atau identifikasi bakteri pada swab tangan
sampah anorganik yang sulit pemulung di TPA sampah Suwung
membusuk, dimana kesemua jenis Denpasar tahun 2016. Perilaku
sampah ini masing-masing pemulung di TPA sampah Suwung
mempunyai kontribusi yang sangat termasuk ke dalam kategori yang
besar terjadinya pencemaran buruk yang dominan meliputi tidak
lingkungan dan dapat menyebabkan menggunakan sarung tangan pada
terjadinya penyakit (2). saat bekerja (73%), tidak ada yang
Tempat pembuangan akhir menggunakan sarung tangan sekali
(TPA) sampah merupakan tempat pakai (100%) dan tidak memahami
dimana sampah mencapai tahap prosedur cuci tangan yang baik dan
akhir dalam proses pengelolaannya, benar (97%).
yaitu sejak mulai timbul dari sumber Berdasarkan hasil survei
sampah, pengumpulan, pemindahan, pendahuluan terhadap 30 pemulung
pengangkutan dan pembuangan. menurut karakteristik umur yang
Salah satu tempat pembuangan berbeda-beda dan tingkat pendidikan
akhir sampah yang ada di Bali yaitu serta lama kerja yang berbeda. Hasil
adalah Tempat Pembuangan Akhir observasi menunjukkan bahwa
sampah Suwung yang terletak di pemulung ketika bekerja kurang
Desa Suwung Kauh Kecamatan menjaga kebersihan dirinya, antara
Denpasar Selatan Kota Denpasar. lain tidak menggunakan alat
TPA sampah Suwung Denpasar pelindung diri pada saat bekerja
berdiri pada tahun 1986 yang seperti sepatu boot, masker dan
awalnya dikelola oleh Dinas sarung tangan. Hasil wawancara
Kebersihan dan Pertamanan Kota didapatkan 90% pemulung di TPA
Denpasar. TPA sampah Suwung sampah Suwung Denpasar
Denpasar merupakan tempat mempunyai riwayat penyakit kulit.
pembuangan akhir yang memiliki Sedangkan keluhan lainnya seperti
luas wilayah sekitar 40 hektar batuk, pilek dan kepala pusing.

52
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.2 Oktober 2018: 51-58

Selama bekerja megumpulkan penelitian ini dilakukan di TPA


sampah para pemulung di TPA sampah Suwung Denpasar dan waktu
sampah Suwung Denpasar hanya pelaksanaan dilakukan pada bulan
menggunakan sepatu kain memilah Maret sampai dengan bulan Juni
sampah dan hanya 50% yang 2018. Metode yang digunakan dalam
menggunakan sepatu boot serta penelitian ini adalah wawancara dan
pakaian lengan panjang dan pengamatan. Jumlah dan besar
menggunakan sarung tangan pada sampel dalam penelitian ini yaitu 70
saat memilah sampah. Selain itu pemulung dengan menggunakan
hanya 50% pemulung ada yang metode sampling random (accidental
menggunakan topi ada juga yang sampling) yaitu secara tidak sengaja
tidak menggunakan penutup kepala. atau kebetulan bertemu (acak).
Berdasarkan Data 10 besar
penyakit tertinggi di seluruh Hasil Penelitian
Puskesmas di Provinsi Bali tahun 1. Distribusi pengetahuan pemulung
2016, risiko dan dampak kesehatan menurut kategori pengetahuan
yang paling umum pada pemulung personal hygiene
yaitu penyakit kulit. Kasus penyakit
kulit berada pada peringkat ke tujuh Tabel 1
dengan total penderita 37.356 orang. Distribusi Kategori Pengetahuan
Sedangkan berdasarkan data dari Personal Hygiene Pemulung
Puskesmas IV Denpasar Selatan
tahun 2016 pada wilayah kerjanya Presentase
Pengetahuan Jumlah
diketemukan kasus penyakit kulit (%)
berada pada urutan ke tujuh dengan Buruk 27 38,6
total 994 orang. Sedang 32 45,7
Tujuan khusus dari penelitian Baik 11 15,7
ini adalah (a) Mengukur pengetahuan Total 70 100
personal hygiene pemulung di
Tempat Pembuangan Akhir sampah Berdasarkan data dari tabel 1 di
Suwung Denpasar. atas menunjukkan bahwa hasil
(b) Mengetahui Gejala penyakit kulit wawancara dengan menggunakan
pada pemulung di Tempat koesioner, distribusi kategori
Pembuangan Akhir sampah Suwung pengetahuan pemulung dari 70
Denpasar. (c) Menganalisis orang, responden dengan tingkat
hubungan antara pengetahuan pengetahuan kategori sedang paling
personal hygiene dengan gejala banyak sebesar 32 orang (45,7%)
penyakit kulit pada pemulung di dan yang paling sedikit responden
TPA sampah Suwung Denpasar. dengan tingkat pendidikan kategori
baik sebesar 11 orang (15,7%).
Metode
Jenis penelitian ini adalah
penelitian survei analitik dengan
pendekatan cross sectional dimana
variabel sebab atau risiko dan akibat
atau kasus yang terjadi pada objek
penelitian diukur atau dikumpulkan
dalam waktu bersamaan (4). Tempat

53
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.2 Oktober 2018: 51-58

2. Distribusi menurut kategori pengetahuan buruk ada gejala


gejala penyakit kulit pada penyakit kulit adalah 20 orang
pemulung (28,6%) dan pemulung yang
memiliki pengetahuan buruk dan
Tabel 2 tidak ada gejala penyakit kulit
Distribusi Kategori Gejala Penyakit sebanyak 7 orang (10,0%).
Kulit pada Pemulung Pemulung yang memiliki
pengetahuan sedang yang ada gejala
Gejala Penyakit Jumlah Presentase penyakit kulit sebanyak 14 orang
Kulit (N) (%) (20,0%) dan pemulung yang
Ada 38 54,3 % memiliki pengetahuan sedang dan
tidak ada gejala penyakit kulit
Tidak Ada 32 45,7 %
sebanyak 18 orang (25,7%).
Total 79 100.0 Pemulung yang memiliki
pengetahuan baik yang mengalami
Dari tabel 2 di atas menunjukkan sakit kulit yaitu sebanyak 4 (5,7%)
bahwa pemulung yang ada gejala dan pemulung memiliki pengetahuan
penyakit kulit lebih banyak yaitu 38 baik dan tidak mengalami gejala
orang (54,3%) daripada pemulung sakit kulit yaitu sebanyak 7 orang
tidak ada mengalami gejala penyakit (10,0%). Berdasarkan hasil
kulit yaitu 32 orang (45,7%). Hal ini penelitian terhadap 70 pemulung
menunjukkan bahwa pemulung di didapatkan 38 orang mengalami
TPA sampah Suwung Denpasar lebih gejala sakit kulit dan 32 orang tidak
banyak mengalami gejala penyakit mengalami sakit kulit.
kulit. Berdasarkan hasil uji statistik Chi
Square diperoleh nilai p = 0,029 < ɑ
3. Analisis hubungan pengetahuan (0,05), yang berarti Ho ditolak dan
personal hygiene dengan gejala Ha diterima yang menunjukkan ada
penyakit kulit pada pemulung di hubungan signifikan antara
TPA sampah Suwung Denpasar. pengetahuan personal hygiene
dengan gejala penyakit kulit pada
Tabel 3 pemulung di TPA sampah Suwung
Analisis Hubungan Pengetahuan Denpasar dengan tingkat hubungan
Personal Hygiene dengan yang rendah yaitu dengan nilai CC =
Gejala Penyakit 0,304

Gejala Penyakit
P CC Pembahasan
Pengeta Kulit Jumla
huan Tidak h
Val Val 1. Pengetahuan personal hygiene
Ada ue ue
Ada pemulung di TPA sampah
Buruk 20 7 27
(28,6%) (10,0%) (38,7%)
Suwung Denpasar.
Sedang 14 18 38 0,02 0,30 Tingkat pendidikan seseorang
(20,0%) (25,7%) (45,7%) 9 4
Baik 4 7 5 akan memiliki andil besar dalam pola
(5,7%) (10,0%) (15,7%) pikir dan masalah kesehatan. Tingkat
Total 38 32 70
(100%)
pendidikan juga menentukan
pengetahuan terhadap sesuatu
khususnya pengetahuan tentang
Berdasarkan data dari tabel 3 di
kondisi lingkungan dalam
atas mendapatkan hasil dari 70 orang
penanganan keluhan penyakit kulit.
pemulung yang memiliki

54
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.2 Oktober 2018: 51-58

Tingkat pendidikan pemulung di sebanyak 11 orang (15,7%).


TPA sampah Suwung yang lulusan Pengetahuan seseorang berkaitan
SD sebanyak 39 orang (55,7%) SMP dengan tingkat pendidikan dan umur
sebanyak 19 orang (27,1%) SMA seseorang tersebut, dimana rata-rata
sebanyak 1 orang (1,4%) dan yang umur pemulung di TPA sampah
tidak sekolah sebanyak 11 orang Suwung Denpasar adalah 31-40
(15,7%). tahun dan rata-rata pemulung
Menurut Notoatmodjo (5), tersebut hanya lulusan SMP dan SD.
tingkat pendidikan seseorang dapat Pengetahuan personal hygiene
meningkatkan pengetahuannya, pemulung di TPA sampah Suwung
termasuk pengetahuan tentang masuk dalam kategori sedang, tetapi
kesehatan. Semakin tinggi berdasarkan pengamatan langsung
pendidikan seseorang, maka semakin pada pemulung, terlihat bahwa
tahu bagaimana cara pencegahan dan pengaplikasian pengetahuan mereka
penularan penyakit kulit. tentang personal hygiene masih
Pengetahuan seseorang akan kurang, terlihat bahwa mereka tidak
berbeda-beda, biasanya diperoleh mencuci pakian setelah digunakan
melalui pengalaman yang berasal hanya menggantungnya saja. Hal
dari berbagai sumber seperti tersebut tentunya sangat berisiko
lingkungan sekitar, keluarga, media mengingat paparan yang terjadi di
masa, televisi maupun bangku tempat kerja yang penuh dengan
pendidikan dan lainnya. Pengetahuan sampah, akan menempel dan terdapat
personal hygiene pada pemulung dipakaian bila tidak diganti akan
sangat penting diketahui, hal ini membuat paparan ke kulit semakin
berguna untuk mencegah pemulung lama dan akan meningkatkan
tertular dari penyakit kulit dan gangguan kulit.
penyakit menular lainnya karena Dalam penelitian Sajida (6),
sampah. menyatakan bahwa tingkat
Menurut Sajida (6), semakin pendidikan seseorang akan memiliki
bertambahnya umur seseorang maka andil besar terhadap pola pikir
akan mempengaruhi kemampuan seseorang, selain itu tingkat
berfikir, baik dalam menerima atau pendidikan juga menentukan
menangkap informasi yang diberikan pengetahuan terhadap sesuatu hal
oleh orang lain. Orang yang khususnya pengetahuan kebersihan
berpendidikan lebih tinggi biasanya lingkungan yang tentunya juga akan
bertindak lebih rasional, oleh karena menentukan kesehatan. Pengetahuan
itu orang yang berpendidikan lebih sejalan dengan perkembangan
tinggi akan lebih mudah menerima teknologi dan selalu mengalami
gagasan baru. pembaharuan maka dari itu
Berdasarkan hasil penelitian seseorang harus melakukan apa yang
terhadap pengetahuan personal mereka telah terlebih dahulu ketahui
hygiene diperoleh sebanyak 70 orang dan melakukan yang telah menjadi
pemulung di Tempat Pembuangan kebiasaan dan menjadi pengalaman
Akhir sampah Suwung Denpasar mereka.
didapatkan hasil sebanyak 27
(38,6%) orang masuk dalam kategori
buruk, kategori sedang sebanyak 32
orang (45,7%) dan kategori baik

55
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.2 Oktober 2018: 51-58

2. Gejala penyakit kulit pada 22 orang 31,4% tidak mengalami


pemulung di TPA sampah bentol-bentol, selanjutnya dari 70
Suwung Denpasar orang terdapat 42 orang 60,0% yang
Gejala Penyakit kulit adalah memiliki kulit bersisik dan 28 orang
gangguan kulit yang muncul sebelum 40,0% yang tidak, selanjutnya dari
terjadinya penyakit kulit itu sendiri 70 orang terdapat 40 orang 57,1%
berupa rasa gatal-gatal, kulit yang mengalami kulit mengelupas
kemerahan, muncul bintik-bintik dan 30 orang 42,8% yang tidak,
merah/ bentol-bentol, yang berisi selanjutnya dari 70 orang terdapat 41
cairan bening ataupun nanah pada orang 58,6% yang mengalami kulit
kulit yang gatal tersebut sehingga kemerahan dan 29 orang 41,4% yang
timbul ruam-ruam pada permukaan tidak mengalami, selanjutnya dari 70
tubuh (7). orang terdapat 34 orang 48,6%
Berdasarkan hasil penelitian terdapat bercak-bercak merah dan 36
yang dilakukan dari 70 orang orang 51,4% tidak mengalami
pemulung di TPA sampah Suwung bercak-bercak merah. Hal ini
diukur menggunakan kuisioner dan dikarenakan pemulung yang banyak
lembar pengamatan yang berisi melakukan kontak langsung dengan
pertanyaan yang berhubungan sampah tanpa menggunakan alat
dengan gejala kulit, dari hasil pelindung diri seperti sarung tangan
penelitian menunjukkan hasil bahwa untuk melindungi tangannya selain
pemulung di TPA sampah Suwung itu perilaku mencuci tangan
Denpasar mengalami gejala penyakit pemulung ini masih sangat kurang.
kulit dari total 70 orang pemulung Apabila diurutkan berdasarkan gejala
mendapatkan hasil sebanyak 38 penyakit kulti yang paling sering
orang (54,3%) mengalami gejala dialami oleh pemulung di TPA
penyakit kulit dan 32 orang (45,7%) Suwung adalah gatal-gatal pada
pemulung tidak mengalami gejala kulit, bentol-bentol pada kulit, kulit
penyakit kulit. Gejala-gejala yang bersisik, kulit kemerahan, kulit
dilihat pada pemulung di TPA mengelupas, dan bercak-bercak
sampah Suwung Denpasar merah pada kulit.
merupakan gejala primer dan Menurut Harahap (8) , salah satu
sekunder yang umum terjadi sebelum penyebab gangguan kulit yaitu
terkena penyakit kulit tersebut pekerjaan dan kebersihan perorangan
seperti gatal-gatal, bercak merah, yang kurang baik. Untuk memelihara
bentol-bentol, kulit kemerahan yang kebersihan kulit, kebiasaan-
disertai dengan rasa panas, kulit kebiasaan yang sehat harus selalu
bersisik dan kulit mengelupas. diperhatikan sepeti mandi secara
Berdasarkan hasil pengamatan di teratur setiap harinya, menjaga
lapangan mendapatkan hasil yaitu kebersihan pakaian, mandi
gejala penyakit kulit yang paling menggunakan air yang bersih dan
sering dialami oleh pemulung adalah sabun, menggunakan barang-barang
gatal-gatal pada bagian tangan, kaki keperluan sehari-hari sendiri, makan
atau leher sebanyak 48 orang 68,6% makanan yang bergizi terutama
dan 22 orang 31,4% tidak mengalami banyak buah dan sayur dan menjaga
gatal-gatal, selanjutnya dari 70 orang kebersihan lingkungan.
terdapat 48 orang 68,6% yang
terdapat bentol-bentol pada kulit dan

56
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.2 Oktober 2018: 51-58

3. Hubungan pengetahuan Denpasar memiliki hubungan yang


mengenai personal hygiene lemah terhadap gejala penyakit kulit
dengan gejala penyakit kulit pada dikarenakan penggetahuan mengenai
pemulung di TPA Suwung personal hygiene bukan merupakan
Denpasar faktor sesorang terkena gejala
Pengetahuan menurut penyakit kulit, masih banyak faktor-
Notoatmodjo (5), merupakan hasil faktor pengganggu lainnya yang
dari tahu dan ini terjadi setelah orang dapat menjadi faktor yang
melakukan pengindraan terhadap menyebabkan terjadinya gejala
suatu objek tertentu. Pengindraan penyakit kulit tersebut seperti lama
terjadi melalui panca indra manusia, kerja, umur dari responden tersebut,
yakni indra penglihatan, daya tahan tubuh, tindakan dari
pendengaran, penciuman, rasa dan pemulung tersebut dan salah satunya
raba. Sebagian besar pengetahuan yang berpengaruh adalah riwayat
manusia diperoleh melalui mata dan alergi dari pemulung tersebut.
telinga. Pengetahuan atau ranah Bila dilihat dari hasil penelitian
kognitif merupakan domain yang masa kerja pemulung dengan
sangat penting dalam membentuk kategori 1-10 tahun paling banyak
tindakan seorang (overt behavior). mengalami gejala penyakit kulit
Hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 28 orang (59%) hal
di Tempat Pembuangan Akhir tersebut dikarenakan pada awal
Sampah Suwung Denpasar terhadap bekerja pemulung merasakan
pemulung mengenai hubungan keluhan gangguan penyakit kulit
pengetahuan personal hygiene yang bermacam-macam gatal-gatal
dengan gejala penyakit kulit, dari dan kulit kemerahan sehingga tahun
hasil uji statistik Chi Square berikutnya mereka sudah kebal
memeperoleh nilai p = 0,029 < ɑ terhadap keluhan gangguan penyakit
(0,05), yang berarti Ho ditolak dan kulit tersebut.
Ha diterima yang berarti terdapat
hubungan signifikan antara Simpulan
pengetahuan personal hygiene Berdasarkan hasil penelitian
dengan gejala penyakit kulit pada simpulannya adalah sebagai berikut:
pemulung di TPA Suwung dengan 1. Pengetahuan personal hygiene
tingkat hubungan yang lemah, pemulung di TPA sampah
dengan nilai yang diperoleh CC = Suwung Denpasar, yaitu dengan
0,304. Dari hasil tersebut kategori baik sebanyak 11 orang
menunjukkan bahwa semakin rendah 15,7%, pengetahuan sedang
tingkat pengetahuan pemulung sebesar 32 orang 45,7% dan
terkait dengan personal hygiene, pengetahuan buruk sebesar 27
maka semakin tinggi resiko orang 38,6%
mengalami gejala penyakit kulit. 2. Gejala penyakit kulit pada
Begitu juga sebaliknya semakin pemulung di TPA sampah
tinggi tingkat pengetahuan Suwung Denpasar, yaitu ada
pemulung terkait dengan personal gejala penyakit kulit sebesar 38
hygiene maka semakin rendah pula orang (54,3%) dan tidak ada
resiko mengalami gejala penyakit gejala penyakit kulit sebesar 32
kulit. Pengetahuan personal hygiene orang (45,7%). Gejala penyakit
pada pemulung di TPA Suwung kulit yang paling sering dialami

57
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.2 Oktober 2018: 51-58

pemulung adalah gatal-gatal, Daftar Pustaka


bentol-bentol, kulit bersisik, kulit
kemerahan, kulit mengelupas,
dan bercak-bercak merah pada 1. Abbas S. Gambaran Penyakit
kulit. Kulit Pada Petani Tambak di
3. Ada hubungan yang signifikan Desa Salipolo Kecamatan
antara pengetahuan personal Cempa Kabupaten Pinrang.
hygiene dengan gejala penyakit In: UMI Makassar. 2013.
kulit pada pemulung di TPA
Suwung Denpasar (nilai p = 2. Suprapto. Dampak Masalah
0,029 < ɑ (0,05) dengan tingkat Sampah Terhadap Kesehatan
hubungan lemah (CC = 0,304). Masyarakat. Mutiara Kesehat
Pengetahuan personal hygiene Indones. 2005;1.
bukan merupakan faktor utama
terjadi penyakit kulit, tapi masih 3. Saputra. Penyakit Kulit Akibat
ada faktor-faktor lain yang Kerja Pada Pemulung di
mempengaruhi seperti riwayat Tempat Pembuangan Sampah
alergi, usia, daya tahan tubuh dan Akhir Suwung Denpasar
lama kerja Selatan. In: FKM Unud. 2016.

Saran 4. Notoatmodjo. Metodologi


Berdasarkan simpulan di atas, maka Penelitian Kesehatan. In: PT
saran yang dapat disampaikan yaitu: Rineka Cipta Jakarta. 2012.

1. Kepada pemulung di TPA 5. Notoatmodjo. Promosi


sampah Suwung Denpasar, agar Kesehatan dan Prilaku
lebih memperhatikan perilaku Kesehatan. In: PT Rineka
hidup bersih dan sehat dengan Cipta Jakarta. 2012.
mandi secara teratur, mencuci
tangan menggunakan air bersih 6. Sajida A. Hubungan Personal
dan mencuci pakaian kerja Hygiene dan Sanitasi
setelah bekerja. Lingkungan dengan Keluhan
2. Kepada pengepul pampah, agar Penyakit Kulit di Kelurahan
lebih meperhatikan kesehatan Denai Kecamatan Medan
para pemulungnya dan Denai Kota Medan. In 2012.
menyarankan melakukan cek
kesehatan secara berkala. 7. Graham R. Lecture Notes
3. Puskesmas IV Denpasar Selatan, Dermatologi. In: Erlangga
agar memberikan penyuluhan Jakarta. 2005.
pemulung di sekitar TPA sampah
Suwung Denpasar mengenai 8. Harahap. Ilmu Penyakit Kulit.
personal hygiene dalam rangka In: Hipokrates Jakarta. 1998.
mengatasi keluhan gangguan
kulit.

58

Anda mungkin juga menyukai