Anda di halaman 1dari 32

Nama Asisten : Tania Nurul Afifah

Tanggal Praktikum : Senin, 18 September 2023


Tanggal Pengumpulan : Senin, 2 Oktober 2023

PENGUJIAN SANITASI PEKERJA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Aurelia Benedikta Demira Tobing (240210210032)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: aurelia21003@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
Sanitasi pekerja adalah aspek yang harus diperhatikan terutama didalam
industri pangan.sanitasi pekerja meliputi seluruh anggota tubuh para pekerja, yang
paling utama adalah sanitasi tangan, rambut, dan nafas pekerja. Apabila makanan
terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen dari pekerja maka dapat
menyebabkan penyakit (foodborne disiease). Cara untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme yang terdapat pada rambut, tangan, dan nafas pekerja dapat
dilakukan dengan cara menumbuhkan sampel pada beberapa media pertumbuhan
mikroorganisme. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme kontaminasi yang terdapat pada tangan, rambut, dan nafas pekerja.
Kata kunci: Kontaminasi, Pekerja, Sanitasi

PENDAHULUAN sehingga aman untuk dikonsumsi


Keamanan pada pangan
(Hasanah et al., 2018).
merupakan faktor yang penting dalam
Sanitasi merupakan bagian
meningkatkan angka derajat
dari ilmu kesehatan lingkungan yang
kesehatan. Keamanan pangan
meliputi cara dan usaha individu atau
merupakan suatua upaya untuk
masyarakat untuk mengontrol dan
mencegah pangan dari kemungkinan
mengendalikan lingkungan hidup
cemaran biologis, kimia, dan benda
eksternal yang berbahaya bagi
lain yang dapat mengganggu,
kesehatan serta yang dapat
merugikan, dan membahayakan
mengancam kelangsungan hidup
kesehatan manusia serta tidak
manusia. Sanitasi diartikan sebagai
bertentangan dengan agama,
upaya pengawasan faktor-faktor
keyakinan, dan budaya masyarakat
lingkungan fisik manusia yang
mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan fisik manusia, kemampuan untuk mengalami
kesehatan maupun kelangsungan pertumbuhan, memperbanyak diri,
hidupnya (Depantara, 2019). dan menghasilkan energi (Kumar,
Higienitas juga mencakup 2012). Menurut Lues, et al (2006)
upaya dari perawatan kesehatan diri, mikroorganisme yang ditimbulkan
termasuk ketepatan sikap tubuh. Hal dari pekerja adalah Staphylococcus
ini diartikan sebagai perlu adanya aureus, Salmonella, dan Escherichia
perlindungan bagi epekrja yang coli. Ketiga mikroorganisme ini
terlibat dalam proses pengolahan merupakan mikroba floral normal
makanan agar terhidar dari sakit, baik yang terdapat pad apermukaan tubuh
yang disebabkan oleh penyakit umum seperti permukaan mulut, hidung,
ataupun penyakit akibat kecelakaan rambut, kulit, dan tenggorokan yang
(Purnawijayanti, 2001). Sanitasi perlu dapat mengontaminasi bahan pangan
dilakukan dalam suatu industri. apabila proses yang dilakukan tidak
Pekerja maupun karyawan yang higienis atau sanitasi proses produksi
mengolah bahan pangan harus dalam yang dilakukan rendah.
kondisi sehat jasmani dan rohani, Praktikum kali ini bertujuan
serta mengerti tentang kesehatan. untuk mengetahui mikroorganisme
Pekerja harus mengikuti prosedur yang mengontaminasi pada bagian
sanitasi yang memadai untuk tubuh pekerja selaku pihak yang
mencegah kontaminasi pada makanan melakukan pengolahan pangan.
yang ditanganinya. Prosedur yang Praktikum kali ini menguji
penting bagi pekerja pengolah kebersihan tangan, uji kontaminasi
makanan adalah pencucian tangan, rambut, dan uji sanitasi pernapasan.
kebersihan, dan kesehatan diri.
Mikroorganisme merupakan METODOLOGI
makhluk hidup yang memiliki ukuran
sangat kecil dan dapat terdiri dari sel Alat dan Bahan
tunggal (uniseluler) maupun bersel Alat-alat yang digunakan pada
banyak (multiseluler) setiap sel praktikum kali ini adalah gelas ukur,
mikroorganisme memiliki botol schott 500 ml, beaker glass,
spatula, pinset, teko ukur, cawan 3. Tangan dicuci menggunakan
petri, bunsen. sabun antiseptic
Bahan-bahan yang digunakan 4. Cuci menggunakan sabun
yaitu medium PCA, medium VRB, biasa
medium PDA, medium NA, akuades, 5. Tangan disemprot
alkohol 70% menggunakan alkohol 70%
6. Tangan disemprot
Prosedur menggunakan hand sanitizer
Preparasi
Langkah pertama, alat Uji Kontaminasi Rambut
disterilkan didalam oven. Kemudian, Medium NA dan PDA disiapkan,
bagian luat botol schott dibersihkan kemudian dua helai rambut dicabut
menggunakan alkohol 70% dengan menggunakan pinset steril. Setiap
tissue. Medium dituang ke dalam helai masing-masing diletakkan ke
cawan petri dissposable secara aseptis tiap medium, kemudian capet ditutup.
dengan melalukan mulut botol tabung Perlakuan yang dilakukan, yaitu :
ke api bunsen, kemudian didiamkan 1. Rambut keramas
hingga menjedal. Terakhir, tiap 2. Rambut tidak keramas
cawan petri dilabeli menggunakan
label sesuai medium yang digunakan. Uji Sanitasi Pernafasan
Medium PDA dan NA disiapkan.
Uji Kebersihan Tangan Kemudian, dihembuskan nafas ke
Pada medium PCA dan VRB, dalam capet sesuai perlakukan
tangan ditempelkan ke permukaan dengan jarak ± 10 cm. Terakhir, capet
mediuam selama 4 detik. Kemudian ditutup secara aseptis. Perlakuan yang
cawan ditutup kembali. Hal ini dilakukan, yaitu :
dilakukan kepada semua perlakuan, 1. Tanpa masker
yaitu : 2. Dengan masker
1. Tidak cuci tangan Semua medium di inkubasi untuk
2. Tangan dicuci menggunakan medium NA dan medium PCA pada
air
suhu 30℃, medium PDA suhu 25℃, sumber pencemar. Tangan dapat
dan medium VRB 37℃. membawa kotoran, benda fisik,
senyawa kimia atau mikroba.
HASIL DAN PEMBAHASAN Diperkirakan sekitar 25%
Preparasi pencemaran pangan berkaitan dengan
Langkah pertama, alat disterilkan cuci tangan yang tidak sempurna.
didalam oven. Kemudian, bagian luat Cuci tangan berfungsi untuk memutus
botol schott dibersihkan jalur transmisi mikroorganisme dari
menggunakan alkohol 70% dengan tangan ke sumber lain serta
tissue. Medium dituang ke dalam mengurangi bakteri residen. Oleh
cawan petri dissposable secara aseptis karena itu, pekerja dianjurkan untuk
dengan melalukan mulut botol tabung mencuci tangan sebelum memulai
ke api bunsen, kemudian didiamkan pekerjaan dan setelah melakukan
hingga menjedal. Hal ini bertujuan kegiatan pribadi. Pencucian tangan
agar tidak adanya kotaminasi dari luar dilakukan dengan menggunakan
yang dapat menganggu akurasi dari sabun dan diikuti dengan pembilasan
hasil data yang didapat. Terakhir, tiap menggunakan tissue (Purnawijayanti,
cawan petri dilabeli menggunakan 2001).
label sesuai medium yang digunakan Menurut literatur, pada kulit
agar tidak tertukar. terdapat bakteri sporan dan bakteri
Staphylococcus sp. suatu penelitian
Uji Kebersihan Tangan menunjukkan bahawa 43% sampai
Tangan yang kotor atau 97% pegawai yang bekerja pada
terkontaminasi dapat memindahkan berbagai industri pengolahan pangan
bakteri dan pathogen baik dari tubuh, merupakan pembawa Staphylococcus
fese, ataupun sumber lain ke dalam sp, Coliform sp, dan Enterococcus sp.
makanan. Oleh karena itu,pentingnya pada tangan (Pelczar, 2006). Mencuci
mencuci tangan dengan bentar, ini tangan yang kurang tepat dan perilaku
merupakan syarat penting dalam pola mandi yang jarang akan
menjaga tingkat kehigienisan suatu meningkatkan jumlah
produk, dan tangan merupakan mikroorganisme yang bercampur
dengan sel-sel mati pada permukaan Setelah itu, diamati data sebagai
kulit (Rahman, 1989). Uji kebersihan berikut :
tangan dilakukan dengan Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji
menggunakan medium PCA. Medium Kebersihan Tangan
ini berfungsi untuk menumbuhkan
Jumlah Unit koloni
berbagai jenis mikrobia.
koloni per 100 cm2
Prosedur pertama yang Ke Perla
Tanga Tanga Tanga
dilakukan pada uji kebersihan tangan l kuan Tanga
n n n
adalah disiapkan tangan dengan n kiri
kanan kiri kanan
perlakuan berupa tangan tidak dicuci,
Tanga
dicuci menggunakan air, air dan
n
sabun biasa, air dan sabun antiseptic, 1 11.00 11.00
sebelu 7 7
alcohol 70%, dan handsanitizer. 89 89
m
Kemudian, 3 jari (manis, tengah, dan
dicuci
telunjuk) ditempelkan selama 4 detik
Tanga
pada permukaan agar PCA. Langkah
n
selanjutnya, cawan ditutup dan 39.31 67.62
2 dicuci 25 43
diinkubasi dengan suhu 30oC. 74 60
denga
Langkah terakhir yaitu dihitung
n air
jumlah koloni menggunakan rumus :
Tanga

Unit koloni / 100 cm2 = jumlah n

koloni x (100 cm2/luas cawan) dicuci


166.7 113.2
3 denga 106 72
060 343
Diketahui: n
sabun
• Diameter cawan = 9 cm →
biasa
jari-jari cawan (s) = 4.5 cm
Tanga
• Luas cawa = luas lingkaran =
n 17.29 22.01
μ x r2 = 3,14 x (4,5)2 = 63,585 4 11 14
dicuci 97 78
cm2
denga
n denga
sabun n
antise sabun
ptik antise
Tanga ptik
n Tanga
disem n
1.572 1.572
5 prot 1 1 disem
7 7 1.572 44.03
alkoh 10 prot 1 28
7 55
ol alkoh
70% ol
Tanga 70%
n (Sumber : Dokumentasi Pribadi,
dicuci 9.436 22.01 2023)
6 6 14
hands 2 78
Berdasarkan data pengamatan
anitize
pada Tabel 1, Pada perlakukan
r
tangan sebelum dicuci oleh kelompok
Tanga
1ditemukan koloni sebanyak 7 buah
n
4.718 3.145 pada tangan kanan dan 12 buah pada
7 sebelu 3 2
1 4 tangan kiri. Pada perlakuan tangan
m
dicuci dengan air oleh kelompok 2
dicuci
ditemukan koloni sebanyak 25 buah
Tanga
pada tangan kanan dan 43 buah pada
n
116.3 51.89 tangan kiri. Pada perlakuan tangan
8 dicuci 74 33
796 90 dicuci dengan sabun biasa oleh
denga
kelompok 3 ditemukan koloni
n air
sebanyak 106 buah dan 72 buah pada
Tanga
130.5 23.59 tangan kiri. Pada perlakuan tangan
9 n 83 15
339 05 dicuci dengan sabun antiseptik oleh
dicuci
kelompok 4 ditemukan koloni
sebanyak 11 buah pada tangan kanan jika dibandingkan dengan tangan
dan 14 buah pada tangan kiri. Pada yang dicuci. Akan tetapi,
perlakuan tangan disemprot alkohol mikroorganisme pada tangan yang
70% oleh kelompok 5 ditemukan dicuci dengan sabun memiliki
koloni sebanyak 1 buah pada tangan mikroorganisme lebih banyak apabila
kanan dan 1 buah pada tangan kiri. dibandingkan dengan tangan yang
Pada perlakuan tangan dicuci dicuci dengan antiseptik, hand
handsanitizer oleh kelompok 6 sanitizer, dan alkohol 70%. Hal ini
ditemukan koloni sebanyak 6 buah dikarenakan antiseptik lebih efektif
pada tangan kanan dan 14 buah pada untuk membersihkan tangan dari
tangan kiri. Pada perlakuan tangan kuman dan bakteri sehingga sebagian
sebelum dicuci oleh kelompok 7 dari kuman dan bakteri mati.
ditemukan koloni sebanyak 3 buah Penggunaan air saja dalam mencuci
pada tangan kanan dan 2 buah pada tangan dinilai tidak efektif untuk
tangan kiri. Pada perlakuan tangan membersihkan kulit karena air
dicuci dengan air oleh kelompok 8 terbukti tidak dapat melepaskan
ditemukan koloni sebanyak 74 buah lemak, minyak, dan protein dimana
pada tangan kanan dan 33 buah pada zat-zat ini merupakan salah satu zat
tangan kiri. Pada perlakuan tangan pengotor organik. Mencuci tangan
dicuci dengan sabun antiseptik oleh yang dianjurkan adalah dilakukan
kelompok 9 ditemukan koloni dibawah air yang mengalir, karena air
sebanyak 83 buah pada tangan kanan dalam keadaan diam dan digunakan
dan 15 buah pada tangan kiri. Pada untuk mencuci tangan yang kotor bisa
perlakuan tangan disemprot alkohol menjadi tempat kuman penyakit
70% oleh kelompok 10 ditemukan berkumpul di satu tempat dan
koloni sebanyak 1 buah pada tangan menempel lagi saat tangan diangkat
kanan dan 28 buah pada tangan kiri. dari wadah mencuci tangan tersebut
(Rahman, 1989).
Menurut teori, bahwa dapat
Sabun biasa tidak terlalu
dilihat perbedaannya, tangan yang
efektif untuk membunuh bakteri
tidak dicuci memiliki jumlah
karena masih terdapat koloni bakteri.
mikroorganisme yang lebih banyak
Hal ini dikarenakan sabun tidak gram negatif. Selain itu, hand
memiliki kandungan antibakteri. sanitizer juga mengandung alkohol
Sabun antiseptik merupakan sabun yang dapat mengurangi ataupun
dengan kandungan asam lemak yang membunuh bakteri. kadar larutan
bersenyawa dengan alkali, ditambah hand sanitizer yang mengandung
dengan zat kimia semacam bahan kadar alkohol kurang dari 60% tidak
obat seperti alkohol, yang tentunya dapat secara efektif membunuh
dengan kadar aman. Kandungan bakteri yang terdapat pada tangan
utamanya adalah triclosan (TCS) atau (Cordita, et al., 2019).
triclocarban sebagai zat Alkohol 70% adalah cairan
antibakterinya. Hal inilah yang yang digunakan sebagai antiseptik
membuatnya mampu secara efektif (membunuh atau menghambat
membunuh kuman. Air mengalir yang pertumbuhan mikroorganisme).
digunakan untuk membilas tangan Kadar alkohol yang efektif yaitu
setelah menggunakan sabun juga sebanyak antara 60% sampai 90%.
membantu menghalau bakteri yang Oleh karena itu, ketika menggunakan
menempel kembali dipermukaan alkohol 70% tidak ditemukan koloni
telapak tangan, sehingga mencuci mikroba pada tangan karena
tangan menggunakan sabun mendenaturasi protein bakteri
antiseptik dapat mengurangi jumlah sehingga mengganggu proses
angka kuman (Cordita et al., 2019). metabolisme sel bakteri yang
Produk hand sanitizer menyebabkan kematian sel bakteri.
memiliki kandungan antiseptik yang Kuman dari jenis bakteri, jamur,
digunakan untuk membunuh kuman protozoa dan virus dapat terbunuh
pada tangan. Hand sanitizer terdiri oleh penggunaan alkohol.
dari etil alkohol dan triklosan
sehingga tangan yang dibersihkan Uji Kontaminasi Rambut
dengan hand sanitizer terlindung dari Rambut bisa menjadi sumber
koloni bakteri. Triklosan memiliki pencemaran mikrooorganisme dari
efek antimikroba yang efektif untuk pekerja. Mikrorganisme yang banyak
membunuh bakteri gram positif dan terdapat pada rambut pekerja
biasanya jenis bakteri dan kapang, medium yang mengandung sumber
seperti Staphylococcus, Coliform, nitrogen yang diperuntukkan khusus
Enterococcus, dan lain-lain. untuk medium pertumbuhan bakteri
Karyawan yang habis menggaruk (Sofiah, 2011).
kepala atau menyentuh rambutnya Selanjutnya rambut sebelum
harus mencuci dan mensanitasi keramas dan setelah keramas dicabut
tangannya kembali sebelum dengan menggunakan pinset steril.
melakukan pekerjaan. Karyawan Prosedur pengambilan rambut
diwajibkan menggunakan penutup menggunakan pinset steril agar
kepala seperti hair net ataupun topi rambut yang akan diuji tidak
dalam proses pengolahan pangan terkontaminasi oleh bakteri tangan.
demi menajga kebersihan (Sofiah, Selanjutnya rambut dipastikan
2011). menempel pada permukaan medium
Prosedur pengujian dilakukan dengan baik dengan ditekan perlahan
menggunakan dua medium berbeda, atau diposisikan dengan baik dan
yaitu medium NA dan PDA yang diinkubasi pada suhu 30ºC untuk NA
sudah menjendal di cawan petri. dan suhu 25ºC untuk PDA dalam
Penggunaan media yang berbeda inkubator. Penggunaan suhu yang
bertujuan untuk mengetahui berbeda disesuaikan dengan jenis
pertumbuhan bakteri pada NA dan media yang digunakan karena tiap
pertumbuhan kapang khamir pada media memiliki suhu optimal yang
media PDA. PDA merupakan berbeda-beda untuk menumbuhkan
medium yang ditujukkan untuk mikroorganisme. Setelah itu amati
pertumbuhan kapang dan khamir pertumbuhan mikroorganisme dan
karena mengandung karbohidrat yang dihitung jumlah koloni yang tumbuh
cukup tinggi dan beberapa bakteri pada media. Lalu, didapat data
dapat menfermentasi karbohidrat dan sebagai berikut :
menggunakannya sebagai sumber
energi, maka beberapa bakteri masih
mungkin tumbuh pada PDA.
Sedangkan media NA adalah suatu
Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Perem
Kebersihan Rambut puan
berhij
Jumlah
ab 17.299
Ke Perla koloni Unit koloni per 4 11 5 7.8635
setela 7
l kuan PD 100 cm2
NA h
A
keram
Ramb
as
ut
Perem
laki-
puan
laki 11.008
1 7 6 9.4362 tidak
sebelu 9
berhij
m 15.727
5 ab 1 10 1.5727
keram 0
sebelu
as
m
Ramb
keram
ut
as
laki-
Perem
laki 15.727 78.634
2 10 50 puan
setela 0 9
tidak
h
berhij
keram
6 ab 4 6 6.2908 9.4362
as
setela
Perem
h
puan
keram
berhij
as
ab 44.035 15.727
3 28 10 Ramb
sebelu 5 0
ut 95.934 62.907
m 7 61 40
laki- 6 9
keram
laki
as
sebelu (Sumber : Dokumentasi Pribadi,
m 2023)
keram
Berdasarkan hasil
as
pengamatan pada Tabel 3, dapat
Ramb
dilihat pada perlakuan rambut laki-
ut
laki sebelum keramas oleh kelompok
laki-
1 ditemukan sebanyak 7 koloni pada
laki 102.22 44.035
8 65 28 medium PDA dan 6 koloni pada
setela 54 5
medium NA. Pada perlakuan rambut
h
laki-laki setelah keramas oleh
keram
kelompok 2 ditemukan sebanyak 10
as
koloni pada medium PDA dan 50
Perem
koloni pada medium NA. Pada
puan
perlakuan perempuan berhijab
tidak
sebelum keramas oleh kelompok 3
berhij
ditemukan sebanyak 28 koloni pada
9 ab 5 6 7.8635 9.4362
medium PDA dan 10 koloni pada
sebelu
medium NA. Pada perlakuan
m
perempuan berhijab setelah keramas
keram
oleh kelompok 4 ditemukan sebanyak
as
11 koloni pada medium PDA dan 5
Perem koloni pada medium NA. Pada
puan perlakuan perempuan tidak berhijab
tidak sebelum keramas oleh kelompok 5
berhij
26.735 70.771 ditemukan sebanyak 1 koloni pada
10 ab 17 45
9 4 medium PDA dan 10 koloni pada
setela medium NA. Pada perlakuan
h perempuan tidak berhijab setelah
keram keramas oleh kelompok 6 ditemukan
as sebanyak 4 koloni pada medium PDA
dan 6 koloni pada medium NA. Pada
perlakuan rambut laki-laki sebelum kecenderungan yang sangat tinggi
keramas oleh kelompok 7 ditemukan untuk dihidupi oleh mikroba. Apabila
sebanyak 61 koloni medium PDA dan dibandingkan dengan rambut yang
40 koloni pada medium NA. Pada baru dicuci memiliki jumlah mikroba
perlakuan rambut laki-laki setelah yang lebih sedikit. Pembersihan kulit
keramas oleh kelompok 8 ditemukan kepala umumnya dilakukan
sebanyak 65 koloni pada medium menggunakan sampo. Sampo
PDA dan 28 koloni pada medium NA. mengandung bahan pembersih seperti
Pada perlakuan perempuan tidak natrium dodesil sulfat yang dapat
berhijab sebelum keramas oleh mengikat kotoran yang menempel
kelompok 9 ditemukan sebanyak 5 pada rambut dan kulit kepala. Sampo
koloni pada medium PDA dan 6 juga dapat mengatasi kulit kepala
koloni pada medium NA. Pada lembab. Kulit kepala yang lembab
perlakuan perempuan tidak berhijab memungkinkan jamur berkembang
setelah keramas ditemukan 17 koloni dengan cepat, hal inilah yang
pada medium PDA dan 45 koloni menyebabkan timbulnya
pada medium NA. pengelupasan sisik putih dari
epidermis kepala yang disebut dengan
Berdasarkan dengan literatur,
ketombe. Ketombe disebabkan oleh
Jika dibandingkan dengan literatur,
jamur bukan karena bakteri.
seharusnya rambut yang sudah
Apabila kepala digaruk secara
keramas memiliki mikroorganisme
berlebihan hingga menimbulkan
yang lebih sedikit dibandingkan
infeksi maka bakteri dapat muncul
rambut yang belum keramas. Selain
dan memungkinkan bakteri seperti
itu, penggunaan kerudung bagi
Staphylococcus aureus dan
penjamah berjenis kelamin wanita
Streptococcus untuk hidup. Jamur
juga dapat membantu melindungi
yang menyebabkan ketombe yaitu
makanan dari jatuhnya rambut,
Pityrosporum ovale dari genus
kotoran rambut maupun keringat
Malassezia yang sebenarnya
(Hutasoit, 2020). Namun, kerudung
merupakan flora normal kulit,
yang digunakan harus bersih. rambut
sehingga akan ditemukan pada setiap
yang tidak dikeramas memiliki
orang dalam keadaan normal. Pada tidak tercemat oleh kotoran dari
seseorang yang berketombe yang hidung maupun air liur serta sebagai
terjadi aadalah jamur tersebut berada pelindung dari cemaran udara yang
pada dalam jumlah yang melebihi timbul dari proses produk (Floridiana,
normal. Pada kondisi normal, 2018). Penggunaan masker dapat
kecepatan pertumbuhan jamur mencegah penyebaran droplet dari
Pityrosporum ovale kurang dari 47%. seseorang (Chua et al., 2020).
Jika ada faktor pemicu yang dapat Medium PDA dan NA disiapkan.
mengganggu kesetimbangan flora Kemudian, dihembuskan nafas ke
normal pada kulit kepala, maka akan dalam capet sesuai perlakukan
terjadi peningkatan kecepatan dengan jarak ± 10 cm. Apabila
pertumbuhan jamur Pityrosporum jaraknya terlalu dekat, maka
ovale yang dapat mencapai 74% penyebarannya menjadi tidak merata
(Gobel et al., 2008). dan cakupannya menjadi kurang luas.
Terakhir, capet ditutup secara aseptis.
Uji Sanitasi Pernapasan Perlakuan yang dilakukan, yaitu :
Pekerja yang sedang dalam
1. Tanpa masker
keadaan sakit dapat menyebarkan
2. Dengan masker
virus, bakteri, ataupun mikroba
Semua medium di inkubasi untuk
lainnya ke udara dan lingkungan
medium NA dan medium PCA pada
sekitar, hal ini dapat mencemari
suhu 30℃, medium PDA suhu 25℃,
produk pangan yang sedang diolah.
dan medium VRB 37℃.
Penyebaran ini bisa melalui ketika
pekerja yang sedang sakit berbicara,
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji
bernafas, serta bersin atau batuk.
Kebersihan Pernafasan
Bersin dan batuk yang dilakukan oleh
penjamah makanan di industri dapat Jumlah

memicu terjadinya kontaminasi Ke Perlaku Koloni Unit koloni

(Triharjono et al., 2013). Oleh karena l an N per 100 cm2


PDA
itu, pekerja dianjurkan untuk A

menggunakan masker agar produk


0.000 1.572 dan beberapa tidak menunjukkan
1 Masker 0 1
0 7 adanya pertumbuhan mikroba pada
Tanpa 1.572 3.145 media. Koloni yang tumbuh paling
2 1 2
masker 7 4 banyak ditemukan pada perlakuan
0.000 0.000 tanpa masker dengan medium NA
3 Masker 0 0
0 0 oleh kelompok 10.
Tanpa 0.000 0.000
4 0 0 Dapat dilihat dari data bahwa
masker 0 0 sampel media yang dihempuskan oleh
1.572 4.718 praktikan yang menggunakan masker
5 Masker 1 3
7 1 memiliki jumlah yang lebih sedikit
Tanpa 4.718 4.718 dan beberapa tidak menunjukkan
6 3 3
masker 1 1 adanya pertumbuhan mikroba pada
1.572 9.436 media. Koloni tumbuh paling banyak
7 Masker 1 6
7 2 ditemukan pada perlakuan tanpas
Tanpa 4.718 7.863 masker dengan medium NA oleh
8 3 5
masker 1 5 kelompok 10. Hal ini disebabkan
0.000 1.572 masker memiliki 3 jenis lapisan filter,
9 Masker 0 1
0 7 dengan material polyolefin yang
Tanpa 26.73 70.77 berserat, tegar, dan bersifat
10 1 16
masker 59 14 hidrofobik. Lapisan filter ini terdiri
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, dari lapisan luar berbahan kain keap
2023) air, lapisan tengah dengan filter

Berdasarkan data pengamatan densitas tinggi, dan lapisan dalam

pada Tabel 2, ditemukan koloni pada sebagai penyerap cairan yang keluar

masing-masing perlakuan yaitu tanpa ketika batuk atau bersin (Hapsari &

masker dan menggunakan masker. Munawi, 2021). Masker berperan

Jika keduanya dibandingkan sampel untuk mencegah makanan

media yang dihembuskan oleh terkontaminasi oleh kotoran hidung

praktikan yang menggunakan masker atau air liur penjamah makanan

memiliki jumlah yang lebih sedikit (Floridiana, 2018). Ketika percikan


air liur menjamah makanan dapat
mengandung ribuan kuman patogen sebelum keramas. Hasil pengujian
dan milyaran mikroorganisme yang sanitasi pernapasan menunjukkan
dapat mengontaminasi makanan bahwa perlakuan yang paling banyak
(Jiastuti, 2018). ditumbuhi mikroorganisme adalah
tanpa masker, sedangkan perlakuan
KESIMPULAN yang paling sedikit ditumbuhi
Kesimpulan dari praktikum mikroorganisme adalah
kali ini ialah bahwa sanitasi pekerja menggunakan masker.
merupakan hal penting yang perlu
diberi perhatian penuh dikarenakan DAFTAR PUSTAKA
pekerja merupakan orang yang paling Depantara, G. A., Mahayana, I. M.
sering berkontak langsung dengan (2019). TINJAUAN
bahan pangan yang akan diolah. KEADAAN FASILITAS
Saitasi pekerja meliputi seluruh SANITASI OBYEK
anggota tubuh para pekerja, yang WISATA PURA TIRTA
paling utama adalah sanitasi tangan, SUDAMALA
rambut, dan nafas pekerja. Hasil KELURAHAN
menunjukkan perlakuan yang paling BEBALANG, KABUPATEN
banyak ditumbuhi mikroorganisme BANGLITAHUN 2017.
adalah tangan yang dicuci dengan Jurnal Kesehatan lingkungan,
sbaun biasa, sedangkan perlakuan 9(1), 73-80.
yang paling sedikit ditumbuhi
Floridiana, Z. (2018). Analisis
mikroorganisme adalah tangan yang
Higiene Penjamah Makanan
disemprot 70%. Hasil pengujian
Dan Sanitasi Lingkungan
kontaminasi rambut menunjukkan
Pada Industri Rumah Tangga
bahwa perlakuan yang paling banyak
Tahu Jombang 2018.
ditumbuhi mikroorganisme adalah
Higiene.
rambut laki-laki setelah keramas
Hapsari, K. R., & Munawi, H. A.
sedangkan perlakuan yang paling
(2021). Pemilihan Masker
sedikit ditumbuhi mikroorganisme
Kain dalam Mencegah
adalah perempuan tidak berhijab
Penularan Virus Covid-19.
Nusantara of Engineering, Lues J. F., Rasephei M. R., Venter P.
4(1), 45-53. Dan Theron M. M. (2006).
Hasanah, Y. R., Ellyke, Ningrum, P. Assessing food safety and
T. (2018). Praktik Higiene associated food handling
Personal dan Keberadaan practices in street food
Bakteri Escherichia coli Pada vending. Int. J. Environ
Tangan Penjual Petis (Studi di Health.
Pasar Anom Kecamatan
Pelczar, M.J., Chan, E.C.S. (2006).
Sumenep Kabupaten
Dasar-dasar Mikrobiologi
Sumenep). Jurnal Pustaka
Jilid 1. Penerbit UI-Pres,
Kesehatan, 6(1), 77-84.
Jakarta.
Jiastuti, T. (2018). Higiene sanitasi
Purnawijayanti, Hiasinta, A. (2001).
pengelolaan makanan dan
Sanitasi, Hygiene dan
keberadaan bakteri pada
Keselamatan Kerja dalam
makanan jadi di rsud dr
Pengolahan Makanan.
harjono ponorogo. Jurnal
Kanisius. Yogyakarta
Kesehatan Lingkungan,
10(1), 13-24. Rahman, A. (1989). Pengantar

Kumar, S. (2012). Textbook of Teknologi Fermentasi. PAU

Microbiology. New Delhi Pangan dan Gizi. Bogor.

(ID): Jaypee brothers medical


publisher.

LAMPIRAN
Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Sanitasi Pekerja
Jumlah Unit koloni Dokumentasi
Kel Medium Sampel Perlakuan Keterangan
koloni per 100 cm2
Tidak ditemukan
PDA 0 0.0000
adanya koloni

Nafas Masker

Terdapat bakteri
NA 1 1.5727
berwarna putih

1A

Terdapat 7 kapang
PDA 7 11.0089 dengan hifa
berwarna hijau

sebelum
Rambut keramas laki
laki

Terdapat 6 koloni
NA 6 9.4362 kecil berwarna
putih
Terdapat 1 koloni
yang sangat besar
dan hampir
Tangan menutupi seluruh
7 11.0089
kanan cawan petri
dengan beberapa
koloni kecil
diantaranya

PCA tidak dicuci

Terdapat koloni
Tangan
7 11.0089 berwana putih
kiri
berukuran kecil

Koloni bulat
PDA 1 1.5727 sedang berwarna
pink

Tanpa
2A Nafas
Masker

NA 2 3.1454 Terdapat bakteri


Terdapat 2 kapang
besar dengan hifa
berwarna hijau
serta terdapat
PDA 10 15.7270
sedikit khamir
kecil berwarna
putih di akar
rambut

setelah
Rambut keramas laki
laki

Terdapat
kontaminan dari
NA 50 78.6349 udara, terdapat
bakteri di
sepanjang rambut

Banyak koloni
kecil bulat kuning
Tangan
PCA cuci air 25 39.3174 dan bulat putih
kanan
serta terdapat 1
kapang
Banyak koloni
Tangan
43 67.6260 kecil bulat kuning
kiri
dan bulat putih

Tidak ditemukan
adanya
PDA 0 0.0000
pertumbuhan
koloni

Nafas Masker

Tidak ditemukan
adanya
NA 0 0.0000
pertumbuhan
koloni

3A

Terdapat koloni
PDA 28 44.0355 kecil berwarna
putih

sebelum
Rambut keramas
hijab
Terdapat 2 koloni
kecil berwarna
kuning, 6 koloni
NA 10 15.7270 kecil berwarna
putih, 1 koloni
memanjang
berwarna kuning,
dan 1 koloni
memanjang
berwarna putih

Terdapat banyak
koloni bakteri
Tangan
106 166.7060 berwarna putih
kanan
dan berukuran
kecil

air+sabun
PCA
biasa

Terdapat banyak
koloni bakteri
Tangan
72 113.2343 berwarna putih
kiri
dan berukuran
kecil

PDA 0 0.0000 -

Tanpa
4A Nafas
Masker

NA 0 0.0000 -
Terdapat bakteri
PDA 11 17.2997 koloni kecil
berwarna putih

setelah
Rambut keramas
hijab

Terdapat bakteri
koloni kecil
NA 5 7.8635
berwarna putih
dan kuning

Terdapat koloni
berukuran sedang
Tangan
11 17.2997 dan besar
kanan
berwarna putih
dan kuning

air+sabun
PCA
antiseptik

Terdapat bakteri
Tangan berukuran sedang
14 22.0178
kiri serta berwarna
putih dan kuning
Terdapat koloni
PDA 1 1.5727 kecil dan
berwarna putih

Nafas Masker
Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih
NA 3 4.7181

Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih
PDA 1 1.5727

sebelum
5A keramas
Rambut
tanpa hijab Terdapat koloni
perempuan kecil dan
berwarna putih
NA 10 15.7270

Terdapat 1 koloni
yang sangat besar
Tangan
1 1.5727 dan hampir
kanan
menutupi seluruh
cawan petri

PCA alkohol 70%

Terdapat 1 koloni
yang sangat besar
Tangan
1 1.5727 dan hampir
kiri
menutupi seluruh
cawan petri
Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih

PDA 3 4.7181

Tanpa
Nafas
Masker
Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih

6A NA 3 4.7181

Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih

setelah
keramas
PDA Rambut 4 6.2908
tanpa hijab
perempuan
Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih

NA 6 9.4362

Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih

Tangan
6 9.4362
kanan

PCA handsanitizer

Tangan
14 22.0178 Terdapat kapang
kiri

Terdapat koloni
7A PDA Nafas Masker 1 1.5727 yang terbentuk
berupa spreader
Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih

NA 6 9.4362

Terdapat koloni
kecil dan
berwarna putih

PDA 61 95.9346

sebelum
Rambut keramas laki
Terdapat koloni
lak
kecil dan
berwarna putih

NA 40 62.9079

Tangan Terdapat 3 koloni


PCA tidak dicuci 3 4.7181
kanan besar
Terdapat 2 koloni
Tangan
2 3.1454 besar berwarna
kiri
putih kekuningan

3 koloni bulat
PDA 3 4.7181
putih kecil

Tanpa
Nafas
Masker

5 koloni bulat
8A NA 5 7.8635
putih kecil

setelah Terdapat 3 koloni


PDA Rambut keramas laki 65 102.2254 besar, dan koloni
laki lainnya kecil
Terdapat 2 koloni
bakteri besar, dan
NA 28 44.0355 banyak koloni
bakteri bulat kecil
berwarna putih

Koloni berukuran
sedang dan kecil
Tangan
74 116.3796 dengan beberapa
kanan
koloni berwarna
kuning

PCA cuci air

Koloni berukuran
sedang dan kecil
Tangan
33 51.8990 dengan beberapa
kiri
koloni berwarna
kuning

9A PDA Nafas Masker 0 0.0000 -


NA 1 1.5727 -

1 koloni besar, 4
PDA 5 7.8635
koloni kecil

sebelum
keramas
Rambut
tanpa hijab
perempuan

3 kapang dan 3
NA 6 9.4362
bakteri

2 koloni besar,
Tangan air+sabun koloni lainnya
PCA 83 130.5339
kanan antispetik sangat kecil
(bintik-bintik)
3 koloni
berukuran sangat
Tangan
15 23.5905 besar, koloni
kiri
lainnya berukuran
kecil

Terdapat 1 koloni
yang berukuran
PDA 1 1.5727
sedang berwarna
putih

Tanpa
10A Nafas
Masker

Terdapat koloni-
NA 16 25.1632 koloni kecil
berwarna hijau
Terdapat koloni-
PDA 17 26.7359 koloni kecil
berwarna putih

setelah
keramas
Rambut
tanpa hijab
perempuan

Terdapat koloni-
NA 45 70.7714 koloni kecil
berwarna putih

Terdapat 1 koloni
Tangan yang besar
PCA alkohol 70% 1 1.5727
kanan berwarna putih
kekuningan
Terdapat 1 koloni
besar, 1 koloni
sedang dan
Tangan
28 44.0355 koloni-koloni
kiri
kecil lainnya yang
berwarna putih
dan kuning

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023)

Anda mungkin juga menyukai