PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan pada Lansia Ny.S
dan Ny.E yang mengalami Hipertensi dengan Masalah Keperawatan gangguan rasa nyaman
di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya”. Penulis memberikan asuhan keperawatan selama 3
(tiga) hari sejak tanggal 24 Januari 2022, 25 Januari 2022 dan berkelanjut pada 26 Januari
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian
mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan menentukan
keperawatan dan evaluasi mengikuti perencanaan yang dibuat. Oleh karena itu, pengkajian
harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga kebutuhan perawatan pada pasien dapat
Sesuai fakta dalam pengkajian di dapatkan fakta bahwa pasien 1 Ny. S di diagnosa
mengalami hipertensi. Saat di lakukan pengkajian pada tanggal 24 januari 2022 dengan
riwayat keluhan utama yaitu pasien mengatakan tidak nyaman, mengeluh lelah, tampak lesu,
pasien tampak gelisah, pasien mengeluh kesulitan untuk tidur, pasien mengatakan sering
terbangun saat tidur, kemampuan beraktivitas menurun, pasien mengatakan hal tersebut sudah
1
berlangsung selama 3 hari lamanya, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan
Sedangkan untuk fakta pasien ke-2 Ny.E didapatkan data bahwa pasien Ny.E di diagnosa
pada tanggal 24 januari 2022 Ny.E dengan riwayat keluhan utama yaitu pasien mengeluh
tidak nyaman, pasien tampak meringis akibat menahan nyeri, pasien tampak gelisah, pasien
tidak mampu rileks, pasien tampak lesu, pasien mengeluh nyeri, pasien mengatakan hal
Menurut penulis, dari pernyataan diatas pasien 1 dan 2 mengalami hipertensi. Pada
pasien 1 dan 2 memiliki persamaan merasa merasa mengeluh tidak nyaman, tampak gelisah,
tidak mampu rileks. Sedangkan perbedaannya dari pasien 1 pasien mengeluh sulit tidur, sering
terbangun saat tidur, sedangkan pasien 2 mengeluh nyeri dibagian tengkuk kepala, pasien
tampak meringis.
Sesuai teori pengkajian pada pasien 1 dan 2 menurut Nursalam (2014) penderita
hipertensi dengan gangguan rasa nyaman mengalami keluhan tidak nyaman, tampak gelisah,
B. Diagonsa Keperawatan
Diagnosa pada pasien 1 dapat ditunjang dengan adanya keluhan utama pasien mengeluh tidak
nyaman, pasien tampak gelisah, tidak mampu rileks, mengeluh sulit tidur, sering terbangun
saat tidur, kemampuan beraktivitas menurun, pasien tampak lesu, diperoleh hasil tekanan
2
darah yang tinggi. Sedangkan pasien 2 dapat ditunjang dengan keluhan utama pasien
mengeluh tidak nyaman, tampak gelisah, tidak mampu rileks, mengeluh nyeri, tampak
meringis, tampak lesu dan diperoleh hasil tekanan darah yang tinggi.
Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan fisik pada apsien 1 dan 2 dapat ditegakkan
diagnosa keperawatan yang sama yaitu gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit hipertensi. Pada pasien 1 dan 2 mengalami gangguan rasa nyaman yang disebabkan
oleh faktor usia yang telah berumur lebih dari 60 tahun, semakin tua sesorang pengaturan
metabolisme zat kapur (kalsium) terganggu, sehingga bnayak zat kapur yang beredar bersama
darah. Banyaknya kalsium dalam darah menyebabkan lebih padat, sehingga tekanan darah
menjadi meningkat. Sesorang yang mempunyai hipertensi yang mengalami gangguan rasa
nyaman. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi tubuh dan perubahan-
perubahan biologis yang dapat memicu lansia merasakan takut yang tidak rasional serta
mengalami gangguan rasa nyaman sebagi bentuk respon awal seseorang terhadap suatu
Dari diagnosa yang ditetapkan pada kedua pasien ini sesuia dengan teori dalam buku
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (2017) yang mengatakan bahwa salah satu diagnosa
keperawatan pasien hipertensi adalah gannguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit hipertensi dengan gejala dan tanda mayor mengeluh tidak nyaman serta gelisah,
mengeluh nyeri, tampak meringis, serta gejala dan tanda minor mengeluh sulit tidur, tidak
C. Intervensi Keperawatan
3
pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah
sejauh mana perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan
Pada perumusan masalah antara tinjaun teori dan tinjaun kasus tidak ada kesenjangan.
kriteria hasil, serta tindakan dalam intervensi. Perawat dalam perumusan intervensi
keperawatan mengacu pada Standar Intervensi Keperawatn Indonesia (SIKI). Dalam studi
kasus perawat memberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, perawat terus memantau sejauh
mana keberhasilan dalam memecehkan masalah atas rencana keperawatan yang telah
Sesuai fakta, intervensi yang sesuia dengan diagnosa keperawatan pada Ny.S dan Ny.E
nafas dalam, memfasilitasi istirahat dan tidur, kolaborasi pemberian obat analgetik
(hipertensi) diberikan amlodipine 5ml selama 2xsehari dengan tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan keluhan tidak
nyaman menurun, tampak gelisah menurun, tidak mampu rileks menurun, tekanan darah
Menurut teori dalam buku SIKI (2018), pasien yang mengalami gangguan rasa nyaman
yang diberikan adalah manajemen nyeri meliputi pendekatan diri kepada pasien,
4
relakasasi nafas dalam serta terapi musik, memfasilitasi istirahat dan tidur, kolaborasi
Menurut penulis, intervensi yang telah dilakukan pada kedua pasien telah dilakukan
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah
tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam implementasi juga
meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah & Wahid, 2014).
Sesuai fakta, implementasi keperawatan dilakukan setiap dinas pagi selama 3 hari, saat
diluar dinas penulis, pasien di rawat oleh perawat juga.intervensi atau tindakan dalam asuhan
keperawatan pada Ny S pasien hipertensi dengan masalah ganggun rasa nyaman telah di
sesuaikan dengan intervensi yang di buat oleh peulis yaitu pendekatan diri kepada pasien,
observasi,memberikan teknik relakasasi nafas dalam dan terapi musik, memfasilitasi istirahat
dan tidur, kolaborasi pemberian obat analgetik (hipertensi) diberikan amlodipine 5ml selama
2xsehari.
disebabkan oleh gejala penyakit hipertensi yang dialami, pasien tampak gelisah, tidak
5
mampu rileks, peningkatan tekanan darah, pasien tampak lesu. Sedangkan Ny.E didapatkan
tidak nyaman yang disebabkan oleh gejala hipertensi yang diderita, pasien tampak gelisah,
pasien tidak mampu rileks, peningkatan tekanan darah, pasien tampak merintih,
Menurut penulis, dalam melakukan implementasi sudah sesuai dengan intervensi yang
disusun dan setelah diterapkan kepada pasien setiap dinas pagi, pasien cukup kooperatif dalam
setiap tindaka yang dilakukan, pasien cukup mampu memahami tanda dan gejala dari
gangguan rasa nyaman yang dialami, pasien ada keinginan patuh terhadap pelaksanaan terapi
relakasasi dikala tekanan darahnya yang tinggi serta permasalahan rasa ketidaknyamanannya
dan menerepkan hidup sehat dengan rajin olahraga, menjaga pola makan, serta istirahat yang
cukup agar meminimalisir terjadinya suatu keadaan tidak nyaman serta pasien dapat
E. Evaluasi
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yng di buat pada tahap perencanaan (rohmah
dan wahid, 2014. ) dalam melakukan evaluasi tindakan keperawatan penulis menggunakan
pedoman SOAP, yaitu S (Subyektif) : ungkapan perasaan atau keluahan yang dikeluarkan
secara langsung oleh pasien atau keluarga pasien setelah diberikan implementasi keperawatan,
pengamatan yang objektif, A (Assesment) : yaitu analisa perawatan setelah mengetahui respon
analisis.
6
Menurut fakta pasien 1 masalah teratasi sebagian pada hari ke 3 dengan di dapatkan
data pasien mengatakan sudah merasa nyaman, istirahat tidur sudah mulai teratur, pasien
sudah tidak terlihat lesu, serta tidak mampu rileks masih cukup meningkat(dilakukan terapi
relaksasi napas dalam lanjutan yang dijaga oleh perawat jaga), tekanan darah juga sudah mulai
Sedangkan fakta pada pasien ke 2 masalah teratasi sebagian pada hari ke 3 dengan intervensi
ketidanyamanan yang cukup meningkat yang disebabkan oleh gejala hipertensi (perlu
dilakukan terapi relaksasi napas dalam yang akan dijaga oleh perawat jaga), keluhan nyeri
sudah mulai menurun, tampak merintih sudah mulai cukup menurun, tidak mampu rileks
menurun, diperoleh hasil tanda-tanda vital dengan hasil tekanan darah : 140/80 mmHg, RR :
gangguan rasa nyamanaa pada pasien 1 masalah teratasi sebagian dengan memenuhi 5 dari 32
kriteria hasil yang ada, sedangkan pada pasien 2 masalah teratasi sebagian dengan memenuhi
Menurut teori evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan
yang merupakan perbandingan sistematis dan terencana antara lain akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap pereencanaan. Evaluasi dilakukan secara
kesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga medis(Anggeria, 2017). Ada empat yang
dapat terjadi pada tahap evaluasi yaitu masalah teratasi seluruhnya, masalah teratasi
7
Evaluasi menurut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019), yaitu keluhan tidak nyaman
menurun, tampak gelisah menurun, tidak mampu rileks menurun, tampak lelah menurun,