PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada pengkajian didapatkan data klien mengeluh sakit kepala nyeri
di bagian belakang leher skala nyeri 8 (0-10), klien juga mengalami
kesulitan memulai tidur, tidur hanya 5-6 jam sehari. Data tersebut telah
disebutkan dalam manifestasi klinis pada Bab II menurut Smeltzer
(dalam Majid, 2016:126) dijelaskan salah satu manifestasi klinis pasien
Hipertensi adalah Gangguan rasa nyaman (Nyeri kepala), dan gangguan
pada pola tidur. Mengapa data tersebut dapat terjadi, pada pathway yang
telah digambarkan pada Bab II dijelaskan bahwa hipertensi menyebabkan
kerusakan vaskuler pada pembuluh darah, yang menyebabkan (perubahan
struktur, dan penyumbatan pada pembuluh darah). Vasokonstriksi
(penyempitan) pada pembuluh darah sebab dari makanan atau minuman
berkafein, tinggi garam dan kolesterol berimbas pada Gangguan Sirkulasi
pada jaringan otak, sehingga jaringan otak mengalami Resistensi
pembuluh darah atau hambatan aliran darah menuju otak.
Resistensi inilah yang menyebabkan Gangguan rasa nyaman (nyeri
kepala) dan kesulitan dalam tidur. Berdasarkan hal tersebut penulis
mendapatkan bahwa pada tinjauan teori tidak bertentangan dengan hasil
studi kasus.
44
45
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Rasa Nyaman b.d Gejala Penyakit
Diagnosa tersebut ditegakan karena pasien memiliki data nyeri
kepala, dan terasa berat di bagian leher serta terganggunya pola tidur.
Menurut SDKI, (2016) terdapat diagnosa Gangguan Rasa nyaman
memiliki etiologi Gejala penyakit, diantaranya ditemukan data berupa
klien mengeluh tidak nyaman (nyeri) dan klien mengeluh kesulitan
untuk tidur. Dengan ini penulis membandingkan antara teori dengan
studi kasus tidak bertentangan.
2. Gangguan Pola tidur b.d Kurang kontrol tidur
Diagnosa tersebut ditegakan karena pasien memiliki data
kesulitan memulai tidur dan tidur hanya 5-6 jam sehari . Menurut
SDKI, (2016) terdapat etiologi Kurang Kontrol Tidur adapun data
subjektif yang terdapat adalah, klien mengeluh sulit memulai tidur dan
jam tidur yang tidak cukup. Dengan ini penulis membandingkan antara
teori dengan studi kasus tidak bertentangan.
3. Defisit Pengetahuan b.d Kurang terpapar informasi
Diagnosa tersebut diambil karena pasien memiliki data tidak
mengetahui tentang penyakitnya, dan bingung dengan penanganannya.
Menurut SDKI, (2016) dalam diagnosanya terdapat etiologi Kurang
terpapar informasi dengan data klien menanyakan tentang penyakitnya
(tidak mengetahui penyakitnya) dan menunjukan perilaku bingung.
Dengan ini penulis mendapatkan bahwa antara teori dan studi kasus
tidak bertentangan.
46
C. Rencana Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan yang penulis laksanakan sesuai dan
berdasarkan
( Moorhead, 2016 & M. Bulechek, 2016) dan SDKI (2016)
1. Gangguan Rasa Nyaman b.d Gejala Penyakit
Nursing Outcomes Classification (NOC)
Rencana Keperawatan adalah Manajemen Nyeri (1400:198)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif menggunakan
PQRST
b. Beri informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan
c. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (akupresur, distraksi,
pengobatan herbal)
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memilih tindakan penurunan
nyeri non farmakologi sesuai
D. Implementasi
Pada tahap perencanaan ada empat yang harus diperhatikan, yaitu
menentukan prioritas, menentukan tujuan, melakukan kriteria hasil, dan
merumuskan intervensi. Setelah penulis menegakkan diagnosa
keperawatan sesuai dengan data yang ditemukan pada pasien. Penulis
membuat rencana tindakan keperawatan pada Ny. N berdasarkan diagnosa
keperawatan:
1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
Manajemen Nyeri (1400:198) dengan tindakan melakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif menggunakan PQRST bertujuan untuk
mengetahui ( faktor apa yang menyebabkan nyeri itu datang, bagaimana
kualitasnya, lokasi nya apakah menyebar atau pada satu bagian saja,
skala nyeri berapa, kapan nyeri itu muncul, apa yang meringankan nyeri
itu). Beri informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan bertujuan untuk agar klien mengetahui apa yang
menyebabkan nyeri itu datang sehingga mengurangi resiko ansietas
47
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan untuk dapat
menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada
dasarnya adalah membandingkan status keadaan kesehatan pasien dengan
tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan. Pada tahap ini penulis
mengevaluasi seluruh diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.
Adapun kondisi secara umum klien setelah diberikan tindakan
keperawatan selama tiga hari adalah:
1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit , setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari, gangguan rasa nyaman klien teratasi
dibuktikan dengan sudah merasa nyaman, tidak mengeluh nyeri berat
lagi, skala nyeri turun, tidak mengalami peningkatan tekanan darah, dan
klien mengatakan lebih nyaman setelah menerapkan terapi non
farmakologi akupresur untuk mengatasi nyeri.
2. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur, setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari Gangguan pola tidur teratasi dibuktikan
dengan klien mengatakan dapat tidur lebih awal, klien tidak mengeluh
kesulitan tidur, klien tidak lagi konsumsi kopi sebelum tidur, dan klien
dapat tidur lebih nyaman setelah melakukan akupresur.
3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi, setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 3 hari defisit pengetahuan teratasi
dibuktikan dengan klien mampu menjelaskan secara sederhana apa itu
hipertensi, bagaimana tanda dan gejalanya, terapi farmakologi dan
nonfarmakologi apa yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi hipertensi.
49