Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

CEPALGIA KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NURI AMANATUL JANAH

2023207209011

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG TAHUN 2023/2024
A. Konsep Dasar
1. Penegrtian
Cephalgia adalah istilah medis dari nyeri kepala atau sakit kepala.
Cephalgia berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cephalo
dan algos. Cephalo memiliki arti kepala, sedangkan algos memiliki arti nyeri.
Cephalgia dapat menimbulkan gangguan pada pola tidur, pola makan,
menyebabkan depresi sampai kecemasan pada penderitanya. (Hidayati, 2016).
Cephalgia biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun
berat,nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik,
terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi (Kusuma,
2012).

2. Etiologi
Penyebab nyeri kepala banyak sekali, meskipun kebanyakan adalah
kondisi yang tidak berbahaya (terutama bila kronik dan kambuhan), namun
nyeri kepala yang timbul pertama kali dan akut awas ini adalah manifestasi
awal dari penyakit sistemik atau suatu proses intrakranial yang memerlukan
evaluasi sistemik yang lebih teliti (Bahrudin, 2013).Menurut Papdi (2012)
sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktorresiko yang umum yaitu:
a. Penggunaan obat yang berlebihan yaitu mengkonsumsi obat berlebihan
dapat memicu sakit kepala bertambah parah setiap diobati.
b. Stress
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, stress biasa
menyebabkan pembuluh darah di bagian otak mengalami penegangan
sehingga menyebabkan sakit kepala.

3. Manisfestasi klinis
a. Nyeri kepala ringan atau berat
b. Nyeri seperti di ikat
c. Tidak berdenyut
d. Nyeri tidak berpusat di suatu titik
e. Terjadi secara secara spontan
f. Vertigo (Kusuma, 2012).
4. Patofisiologi
Mekanisme nyeri dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan
jaringan dalam saraf sensori menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan
melalui serabut saraf bermielin A delta (mentransmisikan nyeri yang tajam
dan terlokalisasi) dan saraf bermielin C (mentransmisikan nyeri tumpul dan
menyakitkan) ke kornus dorsalis medulla spinalis, thalamus, dan korteks
serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasi sebagai
kulaitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf
perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan nyeri dapat berupa rangsangan
mekanik, suhu (panas dan dingin), agen kimia, trauma/inflamasi (Iqbal,2015)

5. Komplikasi
a. Sakit kepala
b. Gangguan tidur
c. Depresi
d. Penurunan produktivitas kerja (sukma, 2014).

6. Penatalaksanaan
Berbagai pilihan pengobatan yang tersedia untuk manajemen nyeri
kepala primer, termasuk intervensi farmakologis dan non farmakologis.
Pilihan pengobatan tergantung pada diagnosis pasien, morbiditas, tingkat
kecacatan dan preferensi. Managemen gaya hidup dapat membantu pasien
dengan nyeri kepala episodic, seperti sebagai migren atau nyeri kepala tipe
tegang. Manajemen mencakupi identifikasi pemicu, mengoptimalkan tidur,
olahraga teratur, reduksi stress dan menjamin keteraturan makan. Faktor-
faktor ini sering di bahas secara tidak langsung selama penilaian keperawatan
primer dan pengaturan perawatan sekunder (Pamungkas, 2011).
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan yaitu mencakup kegiatan perawat Dalam
mengumpulkan data terkait dengan problem kesehatan pasien secara
komprehensif, sistematika, valid dan kontinue. Data yang dikumpulkan
mencakup aspek biologis, psikis, sosial dan kultural (Kesehatan et al.,
2020).
Pada langkah pengkajiangangguan sistem perkemihan hidronefrosis
dilakukan dengan caramengumpulkan data yang meliputi: biodata, riwayat
kesehatan, keluhan utama,riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pola
kegiatan sehari-hari. Hal yang perlu dikaji pada klien dengan hidronefrosis
adalah:
a. Aktivitas dan istirahat :
Lelah, kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan
istirahat dan tidur, penurunan kekuatan otot
b. Sirkulasi
Penyakit jantung seperti AMI, hipertensi, kulit kering, merah,selain itu
juga menunjukkan gejala, kulit yang kering,mata cekung, dan
perubahan TD postural
c. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan
pucat.Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek,
mual/muntah, distensi perut.
d. Neurosensori
Sakit kepala,kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, parasetia, dan
gangguan penglihatan
e. Nyeri
Pembengkakan, meringis, pasien idronefrosis merasakan nyeri pada
bagian perut sampai bagian pinggang Respirasi

2. Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
b) Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur
c) Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit

3. Intervensi
a. Intervensi keperawatan yang ditetapkan untuk mengatasi diagnose
keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
dibuktikan dengan nyeri pinggang, tampak meringis,dan tampak kesakitan
bertujuan dan mempunyai kriteria hasil sebagai berikut, setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan nyeri berkurang
dengan kriteria hasil sebagai berikut : keluhan nyeri menurun, merngis
menurun. Adapun intervensi keperawatan sebagai berikut : identifikasi
skala nyeri, berikan terapi non farmakologis, ajarkan teknik non
farmakologis, dan kolaborasi pemerian analgetik, jika perlu.
b. Intervensi keperawatan diagnose yang kedua yaitu Gangguan pola tidur
berhubungan dengan kurang control tidur ditandai dengan mengeluh tidak
puas tidur dibuktikan dengan pasien mengatakan tidrunya terganngu,
pasien tampak pucat bertujuan dan mempunyai kriteria hasil sebagai
berikut setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam
diharapkan gangguan tidur berkurang dengan kriteria hasil sebagai
berikut : keluhan sulit tidur menurun, keluhan tidak puas menurun.
Adapun intervensi keperawatan sebagai berikut : identifikasi pola aktivitas
dan tidur, modifikasi lingkungan, tetapkan jadwal tidur rutin, jelaskan
pentingnya tidur sealama sakit
c. Intervensi keperawatan yang ketiga Gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan gejala penyakit ditandai dengan mengeluh tidak nyaman
dibuktikan dengan pasien tidak nyaman, pasien tampak gelisah bertujuan
dan mempunyai kriteria hasi; sebagai berikut : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman
berkurang dengan kriteria hasil : gelisah menurun, keluhan tidak nyaman
menurun. Adapun intervensi keperawatan sebagai berikut : monitor
respons terhadap relaksasi, ciptakan lingkungan tenang dan yanpa
gangguan, demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. Napas dalam,
peregangan, atau imajinasi terbimbing).
DAFTAR PUSTAKA

Kurma Asuhan Keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan tindakan
pembatasan kebutuhan cairan. Diss. Universtitas Kusuma Husada Surkarta,
2012.

Iqbal Asuhan Keperawatan pada pasien dengan cepalgia tindakan pembatasan kebutuhan.
Universtitas jawa barat, 2012.

Sukma A. H. & K. H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis


dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.

Pamungkas, A. H. & K. H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa


Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.

Anda mungkin juga menyukai