Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
Kampus: Jalan Soekarno-Hatta Nomor 1 Bandar Lampung
Telp/Fax: (0721) 703580

LAPORAN
PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Adelia Putri


Semester : 2 (Dua)
Tempat Praktek : IGD RS Bhayangkara Bandar
Lampung Kasus : Vertigo

A. Gambaran Kasus
1. Definisi
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah
benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa
berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika
berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama
sekali (Israr, 2015).
Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan
gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan sebaiknya
langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau penyebab
vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2016)

2. Gambaran Klinis (pengkajian)


a. Sistem Pernafasan (B1)
Gejala : Tidak ada masalah
b. Sistem Kardiovaskuler (B2)
Gejala : Hipertensi atau hipotensi
c. Sistem Persyarafan (B3)
Gejala : nyeri kepala, bingung, pandangan rasa melayang atau goyang, bunyi
denging di telinga
d. Sistem Perkemihan (B4)
Gejala : Tidak ada masalah
e. Sistem Pencernaan (B5)
Gejala : Muntah- munt ah
Tanda : Tanda & Gejala Kegawatdaruratan (ABCD)
1) Airway (A)
Tidak ada sumbatan jalan nafas
2) Breathing (B)
a. SPO2 99%
b. Irama nafas teratur
c. Bunyi nafas vesikuler
3) Ciculation (C)
Pucat (anemia), hipotensi/hipertensi, nadi lemah/kuat,
4) Disablity (D)
Tidak ada poerdarahan, fraktur ataupun luka, lemah

b. Tes Diagnostik (pemeriksaan penunjang)


1) Pemeriksaan fisik :
a) Pemeriksaan mata
b) Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c) Pemeriksaan neurologik
d) Pemeriksaan otologik
e) Pemeriksaan fisik umum.
2) Pemeriksaan khusus :
a) ENG (Elektronistagmografi)
b) Audiometri dan BAEP
c) Psikiatrik
3) Pemeriksaan tambahan :
a) Laboratorium
b) Radiologik dan Imaging
c) EEG, EMG, dan EKG.

3. Patofisiologi
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan
propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanyasinkron dan wajar akan
diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa
penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di
samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya.
Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala
dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh
dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka
proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda
kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon
penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata
disebut nistagnus.
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :
1) Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit
atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut
dapat muncul lagi.
2) Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa serangan akut.
3) Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur
mengurang.
Pathway Vertigo

B. Diagnosis Keperawatan / Masalah Keperawatan Kegawatdaruratan


1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan
syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan
nyeri
C. Perencanaan Keperawatan / Algoritme / Protokol Penatalaksanaan
➢ Diagnosa Keperawatan 1 :
Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan
syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri
yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur,
gelisah. Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
1. Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
2. Tanda-tanda vital normal
3. pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan
keperawatan.
2. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah
keteganganotot serta mengurangi nyeri.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih
nyaman.
5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien
menjadi
lebih nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 144,
Jakarta,2004.
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI

Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,


DiagnosisKeperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 1999.
Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan danpendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta,
1999.
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan
Terapi,Malang:Perdossi

Anda mungkin juga menyukai