Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KOMPLEMENTER

MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA SC

Dosen Pengampu :

Ns.Desi Ari Madi Yanti, M.Kep. Sp.Kep.Mat

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. ALDI SETIADI (20192062030)


2. AYU PUTRI F ( 2019206203050)
3. ERNI SULISTIOWATI (2019206203051)
4. NURI AMANATUL JANAH (2019206203064)
5. M. DWI CAHAYA (20192062030)
6. SALSABILLA MEGA SAFIRA (20192062030

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas
rahmat dan kurnia-nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah komplementer yang
berjudul “Penyembuhan pada luka SC” dengan baik dan tepat waktu .

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah terapi
komplementer. Dalam makalah ini membahas tentang penyembuhan pada luka sc. Kami
sebagai penyusun berharap semoga makalh ini bermanfaat bagi kami sendiri maupun
pembaca lainnya.Mungkin terdapat kesalahan yang tidak kami sadari dalam pembuatan
makalah ini.

Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen pembimbing mata kuliah
terapi komplementer maupun teman-teman selaku pembaca. Dengan segala kerendahan
hati kami selaku penyusun mengucapkan Terima kasih.

Pringsewu, 16 DESEMBER 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................5
1.2. Rumusan Masalah.......................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................6
1.4 Manfaat penulisan........................................................6

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Toga Mempercepat Penyembuhan Luka SC ....................7
2.2 Cara penyembuhan Luka.......................................................8
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka............9
2.4 TOGA.................................................................................11

BAB III PENUTUPAN


3.1 Kesimpulan ...................................................................16
3.2 Saran .............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar abdominal
(Gallagher, Mundy, 2004).Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan di
mana janin dilahirkan melalui insisi dinding perut dan dinding rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.Operasi Caesar telah menjadi
bagian kebudayaan manusia sejak zaman dahulu, namun dulu operasi Caesar
masih banyak kendala diantaranya ialah kelainan atau gangguan yang menjadi
indikasi untuk melakukan pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung.
Sekarang dengan kemajuan teknik operasi yang lebih sempurna, dengan adanya
anti biotika, transfusi darah dan anastesi yang lebih baik. Karena itu kini ada
kecenderungan untuk melakukan operasi caesar tanpa dasar yang cukup kuat
(Sarwono, 2005). Jumlah operasi caesar di dunia ini telah meningkat tajam dalam
20 tahun
terakhir WHO memperkirakan angka persalinan dengan operasi adalah sekitar
10% sampai 15% dari semua proses persalinan di Negara-negara berkembang,
dibandingkan dengan Amerika sekitar 23% dan kanada 21% pada tahun 2003.
Sedangkan di Inggris angka kejadianya relative stabil yaitu antara 11-12%, di
Italia pada tahun 1980 sebesar 3,2%-14,5%, pada tahun 1987 meningkat menjadi
17,5%. Di Indonesia terjadi peningkatan operasi caesar di mana tahun 2003
sebesar 47,22%, tahun 2004 sebesar 45,19%, tahun 2005 sebesar 47,13%, tahun
2006 sebesar 46,87%,tahun 2008 sebesar 53,22% (Mukaromah,
2012).Berdasarkan data yang diperoleh di Indonesia terjadi peningkatan angka
bedah caesar disertai kejadian infeksi luka pasca bedah Caesar.Sekitar 90% dari
mordibitas pasca operasi di sebabkan oleh infeksi luka operasi
Penyembuhan luka jahitan post sectio caesarea dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya faktor lokal terdiri dari oksigenasi, hematoma, dan lain-lain,
faktor umum antara lain usia, nutrisi, sepsis, steroid, dan obat-obatan, serta faktor
lainnya adalah mobilisasi dan gaya hidup. Seseorang yang mempunyai luka
jahitan sangat membutuhkan asupan protein yang cukup sebab luka jahitan
membutuhkan protein agar tubuh membuat jaringan baru sehingga luka jahitan

4
akan cepat kering dan sembuh (Feriyanto, 2014). Lingkungan dan sosial budaya
merupakan suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk
mencapai tujuan bersama. Pada masa sesudah persalinan, adat istiadat dan budaya
setempat ibu post partum akan menunjang lancar atau tidaknya masa nifas yang
dilalui. Budaya daerah tertentu melarang ibu nifas untuk mengkonsumsi protein
tinggi seperti telur dan ayam. Berdasarkan hasil study pendahuluan yang
dilakukan peneliti pada tanggal 1 Mei 2018 di Rumah Bersalin Ibu Bertha Kota
Pasuruan, terdapat 30 pasien ibu post sectio caesarea yang memeriksakan luka
jahitannya. Diantaranya terdapat ibu post sectio caesarea yang memiliki
penyembuhan luka jahitan lambat. Serta pada tanggal 8 Mei 2018 didapatkan 3
ibu post sectio caesarea yang kontrol di Rumah bersalin Ibu Bertha yang telah
menerima menjadi responden penelitian dan telah mengkonsumsi putih telur
kukus sesuai dengan yang dianjurkan, dengan hasil luka yang baik (luka kering,
luka jahitan menutup, tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak,
panas, dan nyeri).
Tanaman obat keluarga adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang
tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi
keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan
selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan.Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat
memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun
dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman
obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip
kemandirian dalam pengobatan keluarga.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pernyataan
permasalahan sebagai berikut ”Toga mempercepat penyembuhan luka sc”
1.3 Tujuan
 Memperoleh gambaran macam – macam tanaman TOGA yang dapat
mempercepat penyembuhan luka sc

5
 Memperoleh gambaran cara mengolah TOGA untuk mempercepat
peyembuhan luka sc
1.4 Manfaat Penulisan
 macam – macam tanaman TOGA yang dapat mempercepat penyembuhan
luka sc
 Mengetahui cara mengolah TOGA untuk mempercepat peyembuhan luka sc
 Mengetahi manfaat tanaman TOGA

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Toga Mempercepat Penyembuhan Luka SC


Tanaman obat keluarga adalahh yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat
keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun
ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-
obatan. 
Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar abdominal
(Gallagher, Mundy, 2004).Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan di
mana janin dilahirkan melalui insisi dinding perut dan dinding rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.Operasi Caesar telah menjadi
bagian kebudayaan manusia sejak zaman dahulu, namun dulu operasi Caesar
masih banyak kendala diantaranya ialah kelainan atau gangguan yang menjadi
indikasi untuk melakukan pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung.
Sekarang dengan kemajuan teknik operasi yang lebih sempurna, dengan adanya
anti biotika, transfusi darah dan anastesi yang lebih baik. Karena itu kini ada
kecenderungan untuk melakukan operasi caesar tanpa dasar yang cukup kuat
(Sarwono, 2005). Jumlah operasi caesar di dunia ini telah meningkat tajam dalam
20 tahun
Penyembuhan luka merupakan proses penggantian dan perbaikan fungsi
jaringan yang rusak. Penyembuhan luka melibatkan integrasi proses fisiologis.
Insisi bedah yang bersih merupakan contoh luka dengan sedikit jaringan yang
hilang.(Nurani, 2015) Faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
adalah faktor lokal yang terdiri dari praktek management luka, hipovelemia,
infeksi dan adanya benda asing. Sedangkan faktor umum terdiri dari usia, nutrisi,
steroid, sepsis, penyakit ibu seperti anemia, diabetes dan obat-obatan.(Damayanti,
2013) Perawatan luka perineum merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya infeksi perlukaan jalan lahir. Perawatan perineum terdiri dari 3 teknik,
yaitu teknik dengan memakai antiseptik, tanpa antiseptik dan cara tradisional.
(Kurniarum, 2014)

7
Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh bidan.
Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi
karena infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan
angka morbiditas dan mortalitas bertambah besar. Infeksi luka post operasi
merupakan salah satu masalah utama dalam praktek pembedahan (Puspitasari,
2011)

Penyembuhan luka perineum proses mulai membaiknya luka perineum


dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka
waktu 6-7 hari post partum. Luka dapat sembuh melalui proses utama (primary
intention) yang terjadi ketika tepi luka disatukan (approximated) dengan
menjahitnya. Jika luka dijahit, terjadi penutupan jaringan yang disatukan dan
tidak ada ruang yang kosong. Oleh karena itu, dibutuhkan jaringan granulasi yang
minimal dan kontraksi sedikit berperan. Penyembuhan yang kedua yaitu melalui
proses sekunder (secondary intention) terdapat defisit jaringan yang
membutuhkan waktu yang lebih lama. (Wulandari, 2013).

Pengkajian akurat pada cairan perineum sangat penting dalam memutuskan


apakah perlu atau tidaknya penjahitan. Jika luka erineum tidak bersatu dan atau
jika terdapat deficit jaringan, akan mengakibatkan ruang kosong, membutuhkan
proses penyembuhan sekunder dengan peningkatan granulasi dan kemungkinan
peningkatan pembetukan jaringan parut, serta waktu penyembuhan yang lebih
lama. Luka jahitan yang rusak tepian lukanya dibiarkan terbuka dan
penyembuhan terjadi dari bawah luka melalui jaringan granulasi dan kontrakasi
luka (proses sekunder). Proses ini hanya terjadi pada jahitan perineum yang
terbuka (dengan atau tanpa infeksi). Penghambat keberhasilan penyembuhan luka
menurut Boyle adalah sebagai berikut: malnutrisi, merokok, kurang tidur, stress,
kondisi medis dan terapi, asuhan kurang optimal dan infeksi.(Wulandari, 2013)

2.2 Cara penyembuhan Luka


Cara penyembuhan luka melalui beberapa intensi penyembuhan antara lain:
a. Penyembuhan primer yaitu penyembuhan yang terjadi tanpa penyulit.
Pembentukan jaringan granulasi sangat minimal.
b. Penyembuhan sekunder adalah penyembuhan yang terjadi dengan
pembentukan jaringan granulasi sebelum terjadi jaringan epitelialisasi.

8
c. Penyembuhan tertier adalah penyembuhan yang dalam prosesnya dibantu
dengan tindakan bedah agar luka tertutup.(Wulandari, 2013)

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka


Faktor yang mempengaruhi pada penyembuhan luka sebagai berikut:
a) Usia
Dengan bertambahnya usia, acapkali mudah untuk terjadinya gangguan sirkulasi
danDengan bertambahnya usia, acapkali mudah untuk terjadinya gangguan sirkulasi
dan koagulasi berkaitan dengan mulai menurunnya beberapa fungsi tubuh. Selain
itu, respons inflamasi yang lebih padat dan penurunan aktivitas fibroblast. Hal
tersebut berpengruh terhadap semua penyembuhan luka. (Solehati, 2017) Usia
reproduksi sehat adalah usia yang aman bagi seorang wanita untuk hamil dan
melahirkan yaitu usia 20-35 tahun. Kulit utuh pada dewasa muda yang sehat
merupakan suatu barier yang baik terhadap trauma mekanis dan juga infeksi,
begitupun yang berlaku pada efisiensi sistem imun, sistem kardiovaskuler dan
sistem respirasi yang memungkinkan penyembuhan luka lebih cepat. Seiring
dengan bertambahnya usia, perubahan yang terjadi di kulit yaitu frekuensi
penggunaan sel epidermis, respon inflamasi terhadap cedera, persepsi sensoris,
proteksi mekanis, dan fungsi barier kulit. Kecepatan perbaikan sel berlangsung
sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang, namun selanjutnya
proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat
memperlambat proses penyembuhan luka. (Nurani, 2015)
b) Tipe Operasi
Persalinan seksio sesarea jenis Lower-Segmen Cesarean Birth lebih cepat
mengalami penyembuhan dibandingkan dengan persalinan seksio sesarea type
classic. Hal ini terjadi karena pembuluh darah yang tersayat lebih sedikit pada
persalinan seksio sesarea jenis Lower-Segmen Cesarean Birth dibandingkan dengan
persalinan seksio sesarea type classic sehingga resiko tinggi terjadinya perdarahan
dan infeksi pada ibu lebih kecil dibandingkan dengan persalinan yang dilakukan
dengan persalinan seksio sesarea type classic.
c) Tipe Tubuh
Tipe tubuh kemungkinan dapat memengaruhi proses penyembuhan luka. Pada
pasien yang bertubuh gemuk dengan jumlah lemak subkutan dan jaringan lemak
yang memiliki sedikit pembuluh darah berpengruh terhdap kelancaran sirkulasi dan
oksigenisasi jaringan sel yang akan memengaruhi proses penyembuhan luka. Hal
ini berbeda pada pasien yang memiliki berat badan ideal.

9
d) Kesehatan Secara Umum
Pasien dengan status kesehatan yang baik memiliki persediaan imunitas yang
memadai yang digunakan dalam proses penyembuhan luka. Sebaliknya, pasien
dengan status kesehatan yang kurang baik apalagi buruk memiliki persediaan
imunitas yang tidak memadai sehingga tidak cukup jumlahnya untuk digunakan
dalam proses penyembuhan luka. Hal tersebut dapat mempersulit proses
penyembuhan luka
e) Nutrisi
Nutrisi yang berperan penting dalam penyembuhan luka terutama nutrisi yang
mengandung protein, lemak, dan karbohidrat. Nutrisi yang mengandung protein
akan meningkatkan perbaikan sel-sel yang rusak serta meningkatkan daya imunitas
tubuh. Hal ini sesuai dengan fungsi protein, yaitu sebagai zat pembentukan
antibody, pengangkut zat gizi, dan pengganti jaringan yang rusak. Nutrisi yang
mengandung lemak penting dalam pembentukan energy dan sebagai zat pelarut
vitamin A, D, E, dan K. Vitamin A, D dan E memiliki peranan dalam imunitas
tubuh. Vitamin K berperan penting dalam pembekuan darah dan pembentukan
tulang. Nutrisi yang mengandung karbohidrat berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan energy selama proses penyembuhan luka dan menghindarkan protein
dan lemak untuk melakukan katabolisme.Status Nutrisi merupakan ekpresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variable tertentu. Contohnya gondok endemik merupakan
keadaan ketidak seimbangan antara pemasukan dan pengeluarkan yodium dalam
tubuh yang merupakan akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
dengan 4 klasifikasi, status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Metode penilaian
status gizi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu penelitian secara langsung
diantaranya adalah antropometri, klinis, biokimia dan bio fisik, sedangkan penilaian
secara tidak langsung diantaranya adalah survey konsumsi pangan, statistik vital,
dan factor ekologi. Metode penilaian status gizi secara langsung yaitu, penilaian
antropometri dan penilaian status gizi berdasarkan indeks massa tubuh dengan
rumus berikut IMT = BB(kg)/TB(m)2. Nutrisi dalam perawatan luka nutrisi sangat
berperan dalam proses penyembuhan luka. Kita ketahui bahwa status nutrisi pada
seseorang adalah factor utama yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
mempertahankan jaringan tubuh agar tetap sehat.(Naesee, 2015)
f) Mobilisasi
Mobilisasi akan meningkatkan metabolisme sehingga meningkatkan oksigenasi ke
sel yan akan membantu proses penyembuhan luka. Banyak penelitian yang

10
menemukan, bahwa mobilsasi dini memiliki pengaruh terhadap penyembuhan luka
operasi seksio sesarea. Sebaliknya, apabila pasien tidak didukung dan dibantu untuk
melakukan mobilisasi dini, maka proses penyembuhan luka berlangsung lama.
Apabila seseorang tidak melakukan mobilisasi dini maka involusi menjadi kurang
baik sehingga sisa darah yang ada dalam uterus tidak dapat dikeluarkan sehingga
menyebabkan infeksi. Dengan mobilisasi dini, maka uterus akan berkontraksi
dengan baik sehingga fundus uteri akan mengeras dan membentuk penyempitan
pembuluh darah yang terbuka. Dengan demikian, resiko perdarahan abnormal dapat
dihindarkan.(Solehati, 2017) sedangkan menurut Wulandari (2013), proses
penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor–faktor eksternal yang mempengaruhi
penyembuhan luka meliputi: lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi,
kondisi ibu, pemberian antibiotik, personal hygiene. Sedangkan faktor– faktor
internal yang mempengaruhi penyembuhan luka terdiri dari: usia, trauma jaringan
atau infeksi, penanganan jaringan, hemoragi, hipovolemia, faktor lokal edema,
defisit nutrisi, personal hygiene, defisit oksigen,jenis persalinan,jenis luka jahitan
luka perineum, kadar hemoglobin.(Wulandari, 2013)
2.4 TOGA MEMPERCEPAT PROSES PENYEMBUHAN LUKA SC
1) Binahong

Bentuk daun binahong adalah tunggal, bertangkai pendek (subsessile),


susunannya berseling, berwarna hijau, berbentuk jantung (cordata),
panjangnya 5-10 cm, lebar 3-7 cm helaian daun tipis lemas, ujung runcing,
pangkal berlekuk (emerginatus)tepi rata, permukaan licin dan bisa di makan.
(Susetya, 2015)
Tanaman yang konon berasal dari Korea ini dikomsumsi oleh orang-orang
Vietnam pada saat perang melawan Amerika Serikat pada tahun 1950 sampai
1970an. Tanaman ini dikenal juga di kalangan masyarakat Cina dan telah
ribuan tahun dikomsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Bagian

11
daun dari tanaman inilah yang biasanya dijadikan sebagai obat alami selain
dari batang dan umbinya
 Khasiat dan Manfaat Daun Binahong
Selain itu, daun binahong mempunyai kandungan antiinflamasi yang
membantu meringankan memar memerah atau bengkak, bahkan
menghilangkan luka bekas operasi, typus, maag, radang usus dan ambeien
serta untuk menyembuhkan luka dalam dan luar pasca operasi. Daun binahong
dapat pula di manfaatkan untuk mengatasi pembengkakan dan pembekuan
darah, memulihkan kondisi lemah setelah sakit, rematik, luka memar terpukul,
asam urat dan mencegah stroke. Daun binahong adalah jenis tanaman yang
amat berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit.
 Cara mengolah Daun Binahong
1. Beberapa lembar daun ini dikunyah hingga halus atau dimasak dengan
segelas air dan diminum beserta ampasnya atau lebih mudah di jus atau di
blender.
2. Cara membuat ekstrak dengan metode infus. Infus merupakan metode
ekstraksi
dengan pelarut air. Pada waktu proses infundasi berlangsung, temperatur
pelarut
air harus mencapai suhu 90ºC selama 15 menit.
3. Cara membuat ekstrak dengan metode maserasi. Maserasi merupakan
ekstraksi bahan dengan pelarut pada suhu kamar selama waktu tertentu
dengan sesekali
diaduk/digojok.
4. Cara membuat ekstrak dengan metode remaserasi. Remaserasi dilakukan
dengan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama. Maserasi kinetic dilakukan dengan pengadukan terus-menerus.
5. Cara membuat ekstrak dengan metode digesti. Digesti merupakan
maserasi kinetik yang dilakukan pada suhu diatas suhu kamar, biasanya
pada suhu 40-50°C.
6. Cara membuat ekstrak dengan metode dekoksi. Dekoksi merupakan
proses ekstraksi yang mirip dengan proses infundasi, hanya saja infuns

12
yang dibuat membutuhkan waktu lebih lama (≥ 30 menit) dan suhu pelarut
sama dengan titik didih air.
7. Cara membuat ekstrak dengan metode perkolasi. Perkolasi adalah proses
ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna. Secara umum
proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang.
8. Cara membuat ekstrak dengan metode soxkletasi. Soxkletasi yaitu proses
ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
dilakukan dengan alat khusus soxklet sehingga terjadi ekstraksi konstan
dengan adanya pendingin balik.(Herbal, 2017)

2) Pohon Yodium

Pohon Yodium atau pohon betadin mungkin sudah tidak terdengar asing di
telinga kamu. Pohon yodium sering digunakan sebagai obat alami yang dapat
menyembuhkan luka.Pohon ini memiliki kandungan alpha amirin,
kampesterol, 7 alfa diol, stigmaterol, beta sitosterol, dan HCN serta batang
pohon yodium juga mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tannin.
Jadi tak heran,

 Khasiat dan Manfaat Pohon Yodium


dengan banyaknya kandungan di tanaman yodium ini manjur untuk
menyembuhkan luka ringan dan mencegah infeksi.

 Caranya mengolah daun pohon yodium


adalah cukup memetik selembar daun pohon yodium dan oleskan getah
yang keluar dari ujung batangnya pada area yang terluka. Selain mempercepat
penyembuhan luka, tanaman ini juga dapat menghilangkan bekas luka yang
menghitam.

13
3) Cocor Bebek

Tanaman hias cocor bebek ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya
digunakan untuk obat luka. Daun cocor bebek mengandung antiinflamasi dan
antibakteri alami yang sangat cocok sebagai pengganti antiseptik untuk
menyembuhkan luka.
 Khasiat dan Manfaat Cocor Bebek
Daun cocor bebek mengandung antiinflamasi dan antibakteri alami yang
sangat cocok sebagai pengganti antiseptik untuk menyembuhkan luka.

 Cara mengolah cocor bebek


Untuk memanfaatkannya adalah dengan menumbuk daun cocor bebek
hingga halus dan campur dengan air. Kemudian tempelkan daun yang sudah
ditumbuk tersebut pada luka selama beberapa jam.

4)Lidah buaya

Tanaman lidah buaya mungkin sudah tak asing lagi. Tanaman yang
terkenal memiliki manfaat untuk perawatan wajah dan rambut. Selain itu
lidah buaya juga bermanfaat untuk menyembuhkan luka.
Tanaman lidah buaya memiliki berbagai jenis senyawa aktif seperti
mannans acetate, polymannans, antrakuinon, lektin dan saponin serta

14
senyawa antrakuinon. Senyawa antrakuinon yang ada di lidah buaya
merupakan zat yang bisa mencegah bakteri. memiliki zat anti-bakteri, anti
jamur, dan anti-virus yang dapat menghindari luka-luka kamu dari infeksi.
 Manfaat Dan Khasiat Daun lidah buaya
menghindari luka-luka kamu dari infeksi. Selain itu, tanaman inimemiliki
zat yang bisa merangsang pergantian kolagen yang membuat luka di kulit
lebih cepat diobati.
 Cara mengolah lidah buaya
memetik satu daun lidah buaya dan dipotong menjadi dua bagian. Ambil
lendirnya dan tempelkan pada luka. Kandungan Vitamin B6 pada lidah buaya
berperan mengobati rasa sakit dan menciptakan antibody yang digunakan
untuk melindungi sistem kekebalan tubuh.

15
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Adalah toga behasiat untuk menyembukan dan mengurang penyakit termasuk
bisa mempercepat penyembuhan luka sc. Toga yang digunakan untuk
mempercepat penyembuhan luka sc yaitu sebagai berikut :
 Binahong
 Pohon Yodium
 Cocor Bebek
 Lidah Buaya

3.2 Saran
Pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kebidanan, perlu memberikan
pendidikan kesehatan tentang cara perawatan luka jahitan perineum saat dirumah
dengan mengaplikasikan terapi komplementer untuk membantu mempercepat
penyembuhan luka, karena pemberian air rebusan daun binahong membuat
penyembuhan luka yang lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti 2012. Infeksi Nifas. Co.Id/2012/06/InfeksiNifas.Html. Herbal, N. 2017.Bagamana


Cara Membuat Ekstrak Daun Binahong. Http://Www.Nusaherbal.Com/?Bagaimana-Cara-
Membuat-Ekstrak-,66. Kemenkes 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.
Jakarta.Kurniarum, A. 2014. Keefektifan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas
Menggunakan Daun Sirih. Http://Wwwmidewifehomes-Mine.

17

Anda mungkin juga menyukai