Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Studi Kasus

Penulis telah melakukan studi kasus dalam bentuk asuhan keperawatan

dengan fokus pada Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Apendisitis

dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman. Pelaksanaan studi

kasus ini dilakukan diwilayah kerja RSUD Datu Beru Takengon di ruangan

mawar. Study kasus dilaksanakan pada hari kamis tanggal 20 bulan juni tahun

2019 dengan berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat pada bab

sebelumnya. Penulis mendapatkan data calon partisipan yang sesuai dengan

kriteria inklusi yang telah ditentukan, yaitu pasien post op apendisitis yang

mengalami nyeri yang bersedia menjadi responden.

Pada tahap pengkajian penulis melakukan pengumpulan data awal yaitu

penulis mengunjungi ruang rawat inap mawar dan melapor kepada kepala

ruangan dan perawat untuk mencari pasien apendisitis yang sesuai dengan

kriteria inklusi. Setelah penulis mendapatkan pasien dengan kriteria tersebut,

penulis kemudian memutuskan untuk melakukan pengkajian lebih lanjut dan

menjelaskan informed consent.

Setelah adanya kesepakatan dan persetujuan informed consent (terlampir)

pasien menjadi responden untuk dilakukan asuhan keperawatan dengan

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Apendisitis dengan Pemenuhan

Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman. Penulis selanjutnya melakukan

pengkajian awal terhadap pasien tersebut sebagai acuan untuk menetukan

diagnosa dan membuat perencanaan sampai dilakukan tindakan/evaluasi.

51
Hasil pengkajian yang di dapat dari pengkajian (terlampir) pada pasien di

dapatkan data klien bernama Tn.S umur 35 tahun mengeluh nyeri perut

sebelah kanan dan lemes, tekanan darah 100/80 mmHg, RR 24 x/menit, suhu

36.6°C, nadi 80 x/menit.

Langkah selanjutnya adalah penulis menegakkan diagnosa keperawatan

yaitu Gangguan Rasa aman dan Nyaman Berhubungan dengan Post Op

Apendisitis.

Langkah selanjutnya penulis menyusun rencana keperawatan untuk

melakukan asuhan keperawatan dengan kasus pemenuhan kebutuhan rasa

aman dan nyaman pada pasien Post Op Apendisitis dengan rencana tindakan

keperawatan/intervensi (terlampir).

Langkah selanjutnya penulis melakukan perencanaan yang telah dibuat

penulis yaitu pada hari kamis tanggal 20 bulan juni tahun 2019 pukul 07.00

WIB adalah melakukan bina hubungan saling percaya, melakukan pengecekan

TTV yaitu mengukur tekanan darah, menghitung respirasi, menghitung nadi,

mengukur temperature dan memberikan bimbingan pasien untuk melakukan

Meditasi Dzikir, pada hari jumat tanggal 21/06/2019 pukul 08.20 WIB

melakukan pengecekan TTV yaitu mengukur tekanan darah, menghitung

respirasi, menghitung nadi, mengukur temperature, memberikan teknik

nonfarmakologis yaitu teknik relaksasi nafas dalam. Dan pada hari sabtu

tanggal 21/06/2019 pukul 08.20 WIB melakukan pengecekan TTV yaitu

mengukur tekanan darah, menghitung respirasi, menghitung nadi, mengukur

52
temperature,mengontrol lingkungan sekitar seperti suhu ruangan, pencahayaan

dan kebisingan.

Langkah selanjutnya adalah penulis melakukan evaluasi dengan cara

menanyakan bagaimana perasaan pasien, penulis juga mencatat segala

informasi yang diberikan oleh pasien terkait dengan pemberian bimbingan

meditasi dzikir. Pada tahap ini penulis melakukan pendokumentasian

berdasarkan asuhan keperawatan yang telah diberikan selama tiga hari

berturut-turut untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dokumentasi mencatat

hasil evaluasi secara lengkap pada lembar SOAP (terlampir) sebagai bukti

bahwa tindakan telah dilakukan penulis kepada pasien.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan pemikiran dasar dari proses

keperawatan yang bertujuan mengumpulkan informasi atau data tentang

klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, mengenali

kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan

lingkungan (potter & Perry, 2015).

Pada tahap pengkajian pasien Tn.S mengeluh nyeri perut sebelah

kanan dan lemes, skala nyeri 6, wajah tampak meringgis, nyeri bertambah

saat bergerak dan di tekan, tekanan darah 100/80 mmhg, RR 24 x/menit,

temperature 36.6°C, Nadi 80 x/menit. Sejalan dengan etiologi, tanda dan

gejala sesuai menurut Arif muttaqin & kumala sari (2012).

53
4.2.2 Diagnosa keperawatan

Pada kasus Tn.S diagnosa yang muncul adalah gangguan rasa

aman dan nyaman berhubungan dengan post op apendisitis.

Diagnosa keperawatan utama pada pasien apendisitis yang

berfokus pada pemenuhan aktivitas adalah gangguan rasa aman dan

nyaman berhubungan dengan post op apendisitis. Diagnosa ini di tegakkan

karena diagnosa keperawatan merupakan pernyataan respon aktual, resiko

atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai

izin dan berkompeten untuk mengatasinya (potter&perry, 2015).

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah rencana keperawatan yang akan

perawatan rencana rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang

ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi. Teori perencanaan

keperawatan dituliskan sesuai rencana dan kriteria hasil (Wilkinson,

2012).

Pemecahan masalah dilakukan dengan membuat intervensi

keperawatan yang tujuanya adalah mencegah komplikasi pada pasien dan

keluhan serta kondisi pasien menjadi lebih baik. Perencanaan yang dibuat

ini diberikan kepada pasien yaitu Tn.S yang bertujuan untuk memberikan

efek dari pemberian intervensi yang telah disusun, dengan berdasarkan

diagnosa yang sudah dirumuskan sebelumnya.

Intervensi pilihan disusun berdasarkan diagnosa gangguan rasa

aman dan nyaman berhubungan dengan post op apendisitis. Intervensi

54
pilihan bersumber dari jurnal/evidence base adalah pemberian bimbingan

pasien untuk melakukan meditasi dzikir (jones, 2010).

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan,

adalah katagori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2015).

Pada kasus Tn.S dengan diagnosa gangguan rasa aman dan nyaman

berhubungan dengan post op apendisitis, tindakan keperawatan yang

dilakukan selama 3 hari yaitu pada hari kamis tanggal 20 juni 2019 pukul

07.00 WIB adalah melakukan bina hubungan saling percaya, menanyakan

keluhan pasien, melakukan pengecekan TTV yaitu mengukur tekanan

darah, menghitung respirasi, menghitung nadi, mengukur temperature,

mengidentifikasi lokasi nyeri, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri dan mengukur skala nyeri, memantau keadaan luka operasi

apendisitis, lokasi luka, lebar dan panjang luka, dan memberikan tekhnik

nonfarmakologi yaitu tekhnik relaksasi nafas dalam, kolaborasi pemberian

analgetik, pada hari jumat tanggal 21 juni 2019 pukul 08.30, mengukur

tekanan darah, menghitung respirasi, menghitung nadi, mengukur

temperatute, mengidentifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri dan mengukur skala nyeri, memantau keadaan luka,

membimbing pasien untuk melakukan meditasi dzikir, kolaborasi

pemberian analgetik , dan pada hari sabtu tanggal 22 juni 2019 pukul

55
10.00 WIB, menanyakan perkembangan pasien setelah 2 hari dilakukan

teknik nafas dalam meditasi dzikir, mengukur tekanan darah, menghitung

respirasi, menghitung nadi, mengukur temperatute, mengidentifikasi

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan mengukur

skala nyeri, memantau keadaan luka, membimbing pasien untuk

melakukan meditasi dzikir, kolaborasi pemberian analgetik.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Hasil yang diharapkan adalah akibat yang diharapkan dari proses

yang berorentasi pada tujuan. Hasil yang diharapkan adalah pernyataan

tentang perilaku atau respons progresif, tahap demi tahap yang harus

diselesaikan klien untuk mencapai tujuan perawatan yang diberikan.

Ketika hasil tercapai, tidak terdapat lagi faktor-faktor yang berhubungan

untuk diagnosa keperawatan (potter & Perry, 2015). Evaluasi yang

digunakan berbentuk S (subjektif), O (objektif), A (analisis), P

(Perencanaan terhadap analisis). Evaluasi yang didapatkan pada kedua

pasien pada tindakan keperawatan selama 3 hari dengan diagnosa

gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan post op apendisitis

yaitu :

Pada Tn.S evaluasi hari pertama dilakukan pada hari kamis

20/06/2019 pukul 07.00 WIB didapatkan hasil data subjektif : Tn.S

mengatakan Alhamdulillah, saya sangat senang bisa tahu tentang rileksasi

nafas dalam tanpa obat bisa mengilangkan nyeri. Data Objektif : tanda-

tanda vital tekanan darah 100/80 mmhg, RR 24 x/menit, nadi 80 x/menit,

56
suhu 36,6°C, wajah tampak meringgis, skala nyeri 6, pasien tampak

gelisah dan cemas. Analisa keperawatan didapat dari data tersebut adalah

gangguan rasa aman dan nyaman belum teratasi dan perencanaan 1

dihentikan dan dilanjutkan perencanaan 2 dan 3 yaitu monitor TTV, skala

nyeri dan membimbing pasien untuk melakukan meditasi dzikir.

Evaluasi hari kedua pagi dilakukan pada hari jumat tanggal 21 juni

2019 pukul 08.30 didapatkan hasil data subjektif : Tn.S mengatakan rasa

nyeri sudah berkurang dan merasa rilek. Data objektif tanda-tanda vital

tekanan darah 110/80 mmhg, RR 25 x/menit, nadim 85 x/m, suhu 36°C,

wajah tampak rileks, skala nyeri 3. Analisa keperawatan yang didapat dari

data tersebut adalah gangguan rasa aman nyaman belum teratasi dan

perencanaan dilanjutkan dengan monitor TTV dan pemberian bimbingan

meditasi dzikir.

Evaluasi hari ketiga pagi dilakukan pada sabtu 22 juni 2019 pukul

10.00 WIB didapatkan hasil data subjektif Tn.S mengatakan rasa nyeri

sudah tidak terasa lagi. Data Objektf tanda-tanda vital tekanan dara 110/80

mmhg, RR 22 x/menit, nadi 82 x/menit, temperature 36,5°C, wajah

tampak rileks dan segar, skala nyeri 0. Analisa keperawatan yang didapat

dari data tersebut adalah gangguan rasa aman dan nyaman dihentikan

namun tetap anjurkan jika nyeri kembali lakukan tekhnik relaksasi dan

meditasi dzikir.

Hasil akhir yang didapat pada tindakan keperawatan yang

diberikan kepada Tn.S selama tiga hari berturut-turut adalah bukti bahwa

57
pemberian teknik relaksasi dan meditasi dzikir dapat menurunkan skala

nyeri. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jones

(2010) menunjukkan bahwa mengajarkan tekhnik relaksasi dan meditasi

dzikir dapat menurunkan skala nyeri dan hasil penelitian yang dilakukan

peneliti Jones (2010) tersebut juga menunjukkan bahwa pengaruh

mengajarkan teknik relaksasi dan meditasi dzikir pada gangguan masalah

aman dan nyaman berhubungan dengan post op apendisitis dapat

menurunkan skala nyeri di RSUD datu Baru takengon.

4.3 Keterbatasan

Pada bagian ini penulis menguraikan terkait dengan keterbatasan

pelaksanaan karya tulis ilmiah yaitu pada setiap tahap pelaksanaan asuhan

keperawatan mengajarkan teknik relaksasi dan meditasi dzikir pada gangguan

masalah aman dan nyaman berhubungan dengan post op apendisitis. Pada saat

waktu pengkajian yang terbilang singkat karena keluarga pasien hanya

mengijinkan peneliti mengkaji selama 30 menit. Akan tetapi proses

pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien post op apendisitis dengan

pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dapat berjalan dengan baik.

58

Anda mungkin juga menyukai