Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN
FRAKTUR FEMUR SINISTRA

Pada pembahasan laporan Asuhan Keperawatan dengan diagnosa medis


Fraktur femur sinistra pada Tn.S di ruang ICU RS Al-Irsyad Surabaya, penulis akan
menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien
antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan
keperawatan yang dimulai dari pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
perumusan intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Membahas tentang permasalahan yang timbul dalam asuhan keperawatan dan


membahas kesenjangan antara tinjauan teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan
dengan medis Fraktur femur sinistra di ruang ICU RS Al-Irsyad Surabaya Surabaya
dengan satu pasien yaitu Tn.T Penulis membagi dalam lima aspek dari proses
keperawtaan antara lain : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Data diperoleh berdasarkan
pengkajian langsung pada pasien, dan rekam medis pasien

1. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh dari hasil pengkajian
terhadap Tn.S dengan medis PJK Iskemia pada tanggal 27 Oktober 2023
didapatkan hasil data yaitu pasien mengalami penurunan kesadaran
pengkajian berdasarkan B1-B6 adalah sebagai berikut :
B1 :, RR = 20x/mnt,
B2 : TD = 166/109 mmHg, HR = 99x/mnt, S = 36,8 C, Irama nadi regular,
CRT <2detik, konjungtiva tampak anemis
B3 : tingkat kesadaran pasien composmentis, pupil isokor, GCS 456
B4 : Tidak terdapat distensi kandung kemih, urine output 750cc/7jam
B5 : tidak terpasang NGT, bunyi peristaltic normal
B6 : Terdapat edema di ekstrimitas bawah sinistra, pergerakan otot
ektrimitas kiri tidak bebas
Hasil laboratorium menunjukan hasil laboratorium Leukosit 9,55,
Kalium 3.25, hemoglobin 15,24. Pemeriksaan Thorax PA/AP menunjukkan
hasil Cor : tampak membesar CTR 62% dengan kesimpulan Cardiomegali
curiga congestive pulmonum
Pada teori yang di ambil dari hasil penelitian Rudi Hermanto*, Laily
Isro’in, Saiful Nurhidayat tahun 2020 yang berjudul “UPAYA PENURUNAN
NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR” Hasil
pengkajian diperoleh data terdapat rasa nyeri. Muncul saat kaki kanan di
gerakan, seperti di tarik tarik,nyeri pada luka operasi di kaki kanan, dengan
skala 5, durasi nyeri 10 – 20 menit.Selain dari data subjektif terdapat data
obyektif yang yang menguatkan diagnose nyeri akut yaitu mimik wajah
pasien yang menahan nyeri dan terdapat luka operasi dengan panjang luka
sepanjang 20 cm dengan keadaan luka bersih tidak ada pes, jahitan jelujur.
Berdasarkan kasus dan teori tersebut maka didapatkan hasil analisis
tidak adanya kesenjangan antara teori dan juga fakta kasus dimana keluhan
utama pada pasien fraktur femur adalah adanya gangguan mobilitas dan nyeri
akiut
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yag ditegakkan pada kasus PJK Iskemia pada
Tn. T setelah dilakukan pengkajian yaitu,
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kontraktur
c. Diagnosa keperawatan yang ditemukan berdasarkan analisa data pasien
PJK yang diambil dari hasil penelitian Analiza dkk tahun 2020 yang
berjudul “UPAYA PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI
FRAKTUR FEMUR” Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis
d. Berdasarkan kasus dan teori tersebut didapatkan data bahwa tidak terdapat
adanya kesenjangan antara diagnosa yang ditegakkan karena pada kasus
Tn.S juga didapatkan diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis

Intervensi Keperawatan

e. Intervensi keperawatan berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan pada


kasus Tn.S dengan yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis adalah tingkat nyeri menurun yang di lakukan dalam waktu 3 x
7 jam. Dengan menggunakan intervensi yaitu manjemen nyeri
Rencana intervensi dengan nyeri akut yaitu berupa Dengan
menggunakan intervensi identifikasi lokasi nyeri, identifikasi factor yang
memperberat dan memperingan nyeri,.
Sedangkan menurut penelitian rena primawati tahun 2020 yang
berjudul “UPAYA PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI
FRAKTUR FEMUR” Intervensi keperawatan yang harus dilakukan oleh Pada
saat perawat memberikan penyuluhan teknik nafas dalam.
Berdasarkan kasus dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat kesenjangan antara intervensi yang diberikan kepada Tn.S dimana
penulis beropini bahwa intervensi yang digunakan dalam pemantaun nyeri
merupakan metode yang harus di lakukan dan dievaluasi secara terus menerus
untuk perawatan pasien dengan nyeri akut
3. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang penulis lakukan kepada Tn.S dengan kasus Fraktur
femur adalah memberikan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dilakukan
pada tanggal 24 Oktober 2023 yaitu dengan identifikasi lokasi nyeri,
identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri,.
Dalam teori menyebutkan implementasi memberikan penyuluhan
teknik nafas dalam. Klien mendengarkan dengan seksama. Klien mengerti
tentang teknik nafas dalam yang akan dilakukan. Klien melakukan nafas
dalam keadaan tidur dengan merilekskan badan. Klien menarik napas dari
hidung dan di tahan selama 3-5 detik. Lalu di keluarkan secara perlahan lewat
hidung. Napas dalam dilakukan sebanyak 5-15 kali ketika merasakan nyeri.
Penulis beropini bahwa tidak ada kesenjangan antara kasus dan juga
teori implementasi yang diberikan karena implementasi yang diberikan
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada pasien.
4. Evaluasi Keperawatan
Hasil dari evaluasi keperawatan dari tindakan yang telah dilaksanakan
pada kasus Tn.T selama 1 x 7 jam pada diagnosa keperawatan Resiko perfusi
serebral tidak efektif disesuaikan dengan kriteria hasil yang telah tersusun
pada intervensi keperawatan. Setelah dilakukan evaluasi dengan
menggunakan metode SOAP terhitung dari pukul 07.00 – 14.00 WIB.
masalah keperawatan pada Tn.S belum ada yang teratasi sehingga perlu
dilakukan lanjutan planning kedepan sesuai dengan intervensi diagnosa
keperawatan masing-masing.
Evaluasi dari asuhan keperawatan dengan implementasi
penatalaksanaan bertujuan untuk memberikan penilaian dari setiap Tindakan
yang diberikan sehingga akan diketahui masalah keperawatan pada diagnosa
sudah atau belum teratasi, hal ini sesuai dengan kriteria hasil yang ingin
dicapai dan membuat asuhan keperawatan berjalan sesuai dengan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prima Renawati, Peningkatan Efektifitas Pola Napas, DOI:
10.26714/nm.v1i1.5498
2. Denny Maurits, Lesson Learned Dalam Asuhan Keperawatan Iskemia
Tn.Y Di Ruang Intensif, e-ISSN: 2685-7154 Volume 5, No. 1, April 2023
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standart Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. I. Tim Pokja SLKI DPP PPNI,
editor. Jakarta Selatan: DPP PPNI; 2018.
4. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. I. PPNI TPSD, editor. Jakarta
Selatan: DPP PPNI; 2018.

Anda mungkin juga menyukai