Oleh :
NPM. 19034010051
FAKULTAS TEKNIK
2023
23
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Strategi Penanggulangan Kualitas Air Sungai Rejo Agung Menggunakan
QUAL2Kw” ini dengan baik. Penulisan Tugas Akhir ini ditulis dalam rangka
menyelesaikan Program Pendidikan S1 Program Studi Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Dra. Jariyah, MP., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Firrra Rosariawari ST., MT., selaku Koordinator Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Okik Hendriyanto C., ST., MT., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir
yang telah memberikan bimbingan, arahan serta saran selama proses
pengerjaan.
4. Orang Tua dan keluarga yang selalu ikhlas memberi dorongan dan senantiasa
mendoakan anaknya dalam setiap doa yang dipanjatkan.
Penulis
24
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................23
BAB I ..........................................................................................................................26
PENDAHULUAN ......................................................................................................28
1.1 Latar Belakang ............................................................................................28
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................29
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................29
1.4 Manfaat ........................................................................................................29
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................................30
BAB II .........................................................................................................................31
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................31
2.1 Tinjauan Umum...........................................................................................31
2.1.1 Sungai ......................................................................................................31
2.1.2 Sungai Kabupaten Jombang ...................................................................32
2.1.3 Sungai Rejo Agung .................................................................................34
2.2 Landasan Teori ............................................................................................35
2.2.1 Sumber Pencemar Air .............................................................................35
2.2.2 Status Mutu Air .......................................................................................37
2.2.3 Daya Tampung Beban Pencemar (DTBP) .............................................39
2.2.4 Parameter Kualitas Air ............................................................................42
2.2.4.1 Total Suspended Solid (TSS)..............................................................42
2.2.4.2 Fitoplankton .........................................................................................43
2.2.4.3 Daya Hantar Listrik (Conductivity) ...................................................44
2.2.4.4 pH .............................................................................................................44
2.2.4.5 Dissolve Oxygen (DO) ...........................................................................45
2.2.4.6 Nitrat (NO3 ) .............................................................................................46
2.2.4.7 Fosfat (PO4 ) .............................................................................................46
2.2.5 Jenis Metode Kualitas Air ......................................................................47
2.3 Penelitian Terdahulu ...................................................................................50
BAB III .......................................................................................................................52
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................52
25
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kawasan Mata Air Kabupaten Jombang ............................................... 34
Tabel 2. 2 Metode STORET .................................................................................... 38
Tabel 2. 3 Kelebihan dan Kekurangan Pemodelan Kualitas Air ........................... 48
Tabel 2. 4 Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 50
Tabel 3. 1 Tabel Segementasi .................................................................................. 56
Tabel 3. 2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 62
Tabel 3. 3 Rancangan Anggaran Biaya ................................................................... 63
27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 1 Peta Administrasi Kabupaten Jombang ............................................. 32
Gambar 3 1 Peta Sungai Rejo Agung ..................................................................... 55
Gambar 3 2 Peta Pembagian Segmen ..................................................................... 56
Gambar 3 3 Peta Segmen 1 ..................................................................................... 57
Gambar 3 4 Peta Segmen 2 ..................................................................................... 58
Gambar 3 5 Peta Segmen 3 ..................................................................................... 58
28
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah sumber kehidupan yang sangat penting bagi semua makhluk hidup.
Namun, seiring dengan pertumbuhan populasi dan aktivitas manusia yang
meningkat, masalah pencemaran air menjadi semakin mendesak. Salah satu sumber
pencemaran air yang signifikan adalah sungai. Sungai Rejo Agung merupakan salah
satu sungai yang menghadapi tantangan serius terkait pencemaran air.
Pencemaran air sungai Rejo Agung dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk limbah industri, limbah pertanian, limbah domestik, serta kegiatan
manusia lainnya yang menghasilkan bahan kimia berbahaya dan polutan organik.
Pencemaran air sungai tidak hanya merusak ekosistem sungai itu sendiri, tetapi juga
berdampak negatif pada kesehatan manusia dan kehidupan akuatik di sekitarnya.
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Sungai
Sungai adalah saluran terbuka yang terbentuk melalui fenomena alami.
Sungai berfungsi tidak hanya menampung air tetapi juga, mengalirkannya dari
bagian hulu menuju ke bagian hilir dan ke muara. Proses terbentuknya sungai
berasal dari mata air yang mengalir di atas permukaan bumi. Proses selanjutnya
aliran air akan bertambah seiring dengan terjadinya hujan, karena limpasan air
hujan yang tidak dapat diserap bumi akan ikut mengalir ke dalam sungai. Perjalanan
dari hulu menuju hilir, aliran sungai secara berangsur-angsur menyatu dengan
banyak sungai lainnya, penggabungan ini membuat tubuh sungai menjadi semakin
besar (Daroini and Arisandi, 2020). Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, sungai adalah alur atau wadah air
alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai
dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
32
Proses terbentuknya sungai berasal dari mata air yang mengalir di atas
permukaan bumi. Proses selanjutnya aliran air akan bertambah seiring dengan
terjadinya hujan, karena limpasan air hujan yang tidak dapat diserap bumi akan ikut
mengalir ke dalam sungai. Perjalanan dari hulu menuju hilir, aliran sungai secara
berangsur-angsur menyatu dengan banyak sungai lainnya, Penggabungan ini
membuat tubuh sungai menjadi semakin besar. Menurut Peraturan Pemerintah RI
No. 38 tahun 2011, suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan disebut dengan daerah aliran
sungai (DAS).
Kabupaten Jombang yaitu Sungai Brantas, Kali Konto, Kali Gunting, Kali Ngotok
Ringkanal, Kali Gudo, Kali Apur Besok, dan Kali Jombang yang sebagian besar
berhulu di Pegunungan Arjuno. Setidaknya ada dua program konservasi air di
Kabupaten Jombang seperti yang tercantum dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Jombang, 2007, yaitu Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya dan Kawasan perlindungan setempat.
Kawasan perlindungan setempat sekitar mata air ditetapkan dengan radius 200
meter. Adapun kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Jombang yang berupa
kawasan sekitar mata air yaitu seluas 34,60 Ha yang terdapat di 11 (sebelas) mata
air dan tersebar di Kecamatan Plandaan, Kabuh, dan Wonosalam (Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, 2018). Lokasi mata air di Kabupaten
Jombang lihat pada Tabel
Lokasi Luas
No BKPH
Desa Kecamatan (Ha)
1 Ploso Barat Jipurapah Plandaan 8,50
Tanjung
2 Ploso Timur Kabuh 3,30
Wadung
3 Gedangan Japanan Wojowarno 0,30
4 Gedangan Japanan Wojowarno 6,90
5 Gedangan Japanan Wojowarno 1,70
6 Gedangan Wonosalam Wonosalam 1,00
Kedung
7 Gedangan Mojoagung 1,30
Lumpang
Kedung
8 Gedangan Mojoagung 1,40
Lumpang
9 Jabung Carang Wulung Wonosalam 0,10
10 Jabung Carang Wulung Wonosalam 2,10
11 Jabung Panglungan Wonosalam 8,00
Jumlah 34,60
yang cukup besar dipinggir sungai Rejo Agung yang dimana hasil dari pencucian
kandang yang mengandung kotoran sapi akan mengalir masuk ke dalam sungai
Rejo Agung, hal ini dapat mencemari sungai Rejo Agung. Pabrik tahu yang terdapat
pada daerah sekitar sungai Rejo Agung akan membuang limbah cairnya ke dalam
sungai, yang dimana limbah tahu tersebut menghasilkan bau yang tidak sedap
khususnya pada saat musim kemarau. Secara umum elevasi headwater (hulu)
hingga terminus (hilir) dalam kisaran 42 m dpl hingga 36 m dpl.
Pada musim penghujan dilaporkan aliran air cukup deras, sedangkan pada
musim kemarau sebagian besar debit aliran air masih cukup minim yang dimana air
sungai sebagian besar berasal dari limbah cair pabrik tahu disekitar sungai. Pada
keadaan debit minim ini limbah tidak terencerkan, dan karakteristik limbah akan
pekat. Hal ini menyebabkan kondisi septik atau anaerobic (karena beban pencemar
terlalu besar, tidak seimbang dengan oksigen tersedia), dan menimbulkan bau atau
perubahan warna menjadi kekuningan. Sebenarnya, keberadaan, kondisi, dan
kualitas sungai ini sangat penting artinya bagi masyarakat sekitar dan Kota
Jombang secara umum. Fungsi utama saluran ini adalah irigasi atau sebagai jalur
distribusi air permukaan untuk pertanian rakyat.
Terdapat dua bentuk pencemar yaitu (1) Point sources, merupakan sumber
pencemar yang membuang efluen atau limbah cair melalui pipa, selokan, atau
saluran air kotor ke dalam badan air pada lokasi tertentu, seperti pabrik, tempat
pengolahan limbah cair, tempat penambangan aktif dal lainnya; (2) Non-point
sources, terdiri atas banyak sumber tersebar yang membuang efluen baik kedalam
badan air maupun air tanah pada suatu daerah yang luas, seperti limpasan air dari
pertanian, peternakan, lokasi pembangunan dan jalan raya. Secara langsung
ataupun tidak langsung pencemar tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas air,
baik untuk keperluan air minum, air industri ataupun keperluan lainnya. Berbagai
cara dan usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemar terhadap air dapat
dihindari, dikurangi atau minimal dapat dikendalikan.
Menurut PP no. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air, Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
38
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Status mutu air selama ini ditetapkan melalui
dua metode yang dicantumkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air, yaitu
metode STORET dan metode Indeks Pencemaran yang dikembangkan oleh
Nemerow & Sumitomo. Metode yang digunakan dalam penentuan status mutu air
pada Atlas status mutu air Tahun 2016 ini menggunakan metode STORET yang
dihitung dari data hasil pemantauan kualitas air melalui anggaran dekonsentrasi
menggunakan 539 titik sampling pada 84 sungai yang tersebar di 34 provinsi di
Indonesia. Tahapan penentuan status mutu air melalui metode STORET adalah
sebagai berikut.
Jumlah Parameter
Nilai
Contoh Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
<10 Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
≥10
Minimum -2 -4 -6
39
Sedangkan baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat,energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsure pencemar yang
ditenggang keberadaannya di dalam air. Dalam sistem pengelolaan air terdapat dua
baku mutu air yaitu :
2) Eutrofikasi,
a. Zona air bersih, zona ini terdapat jauh dihulu sungai, jauh dari sumber
pencemaran indikatornya adalah masih dapat dimanfaatkannya air
sebagai bahan air minum.
b. Zona Dekomposisi, zona ini terdapat pada daerah sumber pencemaran,
limbah yang mengalir akan didekomposisi/dioksidasi proses
42
2.2.4.2 Fitoplankton
Organisme perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran
karena habitat, mobilitas dan umurnya yang relatif lama mendiami suatu
wilayah perairan tertentu. Menurut Rahayu dan Astria (2012), Plankton
adalah mikroorganisme yang ditemukan hidup melayang dan hidup bebas
di perairan dengan pergerakan yang rendah. Organisme ini merupakan salah
satu parameter biologi yang memberikan informasi mengenai kondisi
perairan, baik kualitas perairan maupun tingkat kesuburannya.
2.2.4.4 pH
pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang
mencirikan keseimbangan asam dan basa. Nilai pH pada suatu perairan
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram alir pada gambar
berikut :
Ide Penelitian
53
Judul Penelitian
“Strategi Penanggulangan Pencemaran Air Sungai Rejo Agung
Menggunakan Pemodelan QUAL2Kw”
Studi Literatur
1. Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Rejo Agung di Kabupaten
Jombang
2. Penentuan Indeks Pencemaran Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran
Menggunakan Software QUAL2Kw
3. Analisa Status Mutu Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai
Wanggu Kota Kendari
4. Analisis Kualitas Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai
Pesanggrahan di Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Pengumpulan Data
54
Kalibrasi pemodelan
QUAL2Kw
Penyusunan Laporan
Ide penelitian ini terbentuk setelah menganalisa sungai Rejo Agung dan
mewawancarai beberapa warga sekitar terkait sungai Rejo Agung. Didapatkan
bahwasanya sungai Rejo Agung mendapatkan masukan beban pencemar dari
beberapa industri yang terdiri dari industry gula, pengolahan plastic, rumah potong
ayam, pondok pesantren, maupun limbah domestik. Dari buangan tersebut sungai
Rejo Agung sering mengeluarkan bau tidak sedap dan mengganggu masyarakat
55
sekitar, sehingga perlu untuk mencari tahu daya tampung beban pencemar sungai
tersebut.
Sungai Rejo Agung adalah sungai yang melintas pada kecamatan Jogoroto
sampai Kecamatan Peterongan dalam Kabupaten Jombang. Peta Sungai Rejo
Agung dan pendekatan elevasi diperoleh dari citra Google Earth Pro 7.3.2.5495
(64-bit), dapat dilihat pada Gambar 4.1. Secara umum elevasi headwater (hulu)
hingga terminus (hilir) dalam kisaran 42 m dpl hingga 36 m dpl.
Terdapat dua jenis data dan sumber data yang digunakan dalam kajian Beban
Pencemar aliran sungai Rejo Agung ini, yaitu :
Pada penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu sebagai berikut :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang apabila dalam suatu waktu
berada bersamaan dengan variabel lain, maka akan dapat berubah dalam
keragamannya. Variabel bebas pada penelitian ini adalah : kualitas
parameter.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dapat berubah karena pengaruh
variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah : Daerah Aliran
Sungai Rejo Agung.
Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan sampel pada beberapa titik yang
sudah ditentukan. Dalam pengambilan sampel tersebut menggunakan metode
berdasarkan SNI 6989.57:2008 Air dan Air Limbah – Bagian 57 : metoda
pengambilan contoh air permukaan.
60
1. Fitoplankton
2. Dissolved Oxygen
3. Daya Hantar Listrik
4. pH
5. TSS
6. NO3
7. PO4
Headwater Worksheet
Digunakan untuk memasukan aliran dan and pemusatan dari
batasan-batasan sistem.
Reach
Digunakan untuk memasukan informasi yang berhubungan dengan
aliran hulu sungai dan anak – anak sungai.
Reach Rates
Digunakan secara opsional untuk memasukkan informasi terkait
dengan konstanta dan parameter spesifik terhadap reach.
Air Temperature
Digunakan untuk memasukkan suhu udara perjam dalam derajat
Celcius untuk tiap-tiap reach system
Dew Point Temperature
Digunakan untuk memasukkan suhu titik embun per jam (derajat
Celcius) untuk masing-masing reach system
Wind Speed
Digunakan untuk memasukkan kecepatan angin per jam (meter per
detik ) untuk masing-masing reach sistem.
Cloud Cover
Digunakan untuk memasukkan mendung per jam (% langit yang
tertutup) untuk masing-masing reach sistem.
Shade
Digunakan untuk memasukkan persentase radiasi cahaya matahari
pada masing-masing reach system
Light and Heat
Digunakan untuk menginput informasi berkaitan dengan parameter-
parameter panas dan penerangan
Point Sources
Digunakan untuk memasukkan informasi terkait dengan titik
sumber-sumber sistem.
Diffuse Sources
62
Beban Pencemar adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam
air atau limbah (Widiatmono et al., 2017). Dimana beban cemaran perhari dapat
dirumuskan :(Irsanda et al., 2014)
𝐿 𝑚𝑔
𝐵𝑃 = 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 ( ) 𝑥 𝐾𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ( ) ........................................ (XXIII)
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝐿
3 Analisa Laboratorium
4 Pemrosesan data dengan QUAL2Kw
5 Hasil dan pembahasan
BAB IV
Baku Mutu
Parameter
(PP No 22 Tahun 2021)
pH 06-Sep
TSS 50
DHL -
Nitrat 10
Phospat 0,2
DO 4
Fitoplankton -
pH
9
8
7
6
5
4 Hari-1
3 Hari-2
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Titik Sampling
DHL
1000
800
600
400 Hari-1
200 Hari-2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Titik Sampling
biota air, dari dua sisi (Purba, Mubarak, dan Galbi, 2018). Pertama,
menghalangi atau mengurangi penetrasi cahaya kedalam kolom air
sehingga menghambat proses fotosintesis oleh fitoplankton atau
tumbuhan air lainnya, yang selanjutnya berarti mengurangi pasokan
oksigen terlarut. Kedua, secara langsung kandungan padatan tersuspensi
yang tinggi dapat mengganggu biota (Effendi, 2000). Untuk data yang
lebih lengkap tertera pada tabel 4.3.
TSS
400
300
200
Hari-1
100 Hari-2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
-100
Titik Sampling
DO
10
4 Hari-1
2 Hari-2
0
0 2 4 6 8
Titik Sampling
Nitrat
10
4 Hari-1
Hari-2
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Titik Sampling
Phospat
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8 Hari-1
0,6
0,4 Hari-2
0,2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Titik Smpling
4.2.7 Fitoplankton
Tabel 4. 8 Kualitas Parameter Fitoplankton Sungai Rejo Agung
Kelimpahan Fitoplankton
25000000
20000000
15000000
10000000 Hari-1
5000000 Hari-2
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Titik Sampling
Jika terjadi penurunan pada debit dan kecepatan pada segmen sungai
tertentu, dapat dikarenakan adanya pelebaran sungai, belokan pada
73
sungai dan jumlah debit limbah yang masuk kedalam sungai. Berikut
adalah data primer hidrolik Sungai Rejo Agung, Kabupaten Jombang.
permodelan yang berasal dari data yang telah kita input. Kalibrasi
model data hidrolik dapat dilakukan dengan cara trial and error agar
model mendekati data lapangan. Dalam pelaksanaan trial and error pada
data hidrolik data yang diubah berbeda–beda sesuai dengan apa yang
dikalibrasikan. Model kecepatan dan kedalaman sungai Rejo Agung
dilakukan kalibrasi dengan cara mengubah nilai pada worksheet reach
dengan menggunakan cara trial and error, dimana pada worksheet reach
nilai yang diubah ada pada kolom manning formula. Nilai manning
formula diubah angka – angkanya hingga mendekati nilai yang kita
inputkan atau nilai yang ada di lapangan. Lalu pada model debit sungai,
model ini dipengaruhi dengan memasukkan data debit pada point
sources dan diffuse sources. Maka dalam melakukan kalibrasi model
debit sungai dilakukan trial and error pada worksheet diffuse sources,
karena debit pada point sources telah dilakukan pengukuran langsung.
Debit pada diffuse source sulit untuk diketahui karena tidak
dilakukan pengukuran melainkan diasumsikan, maka nilai yang diubah
adalah debit diffuse sources hingga mendekati debit sungai sebenarnya.
Pada worksheet reach dibutuhkan data yang harus diisi untuk aplikasi
membuat model kecepatan dan kedalaman data yang harus dimasukkan
antara lain (koordinat, jarak, elevasi, dan hydraulic model). Dalam
kolom hydraulic model terdapat sub kolom di dalamnya antara lain
(weir, rating curves, dan manning formula) sub kolom weir diisi jika di
sungai terdapat terjunan. Sub kolom rating curved dan manning formula
tidak harus diisi keduanya hanya pilih salah satu saja. Di dalam
penelitian ini peneliti memilih sub kolom manning formula, hal ini
disebabkan karena nilai pada manning formula lebih mudah digunakan
ataupun lebih mudah untuk dicari dalam penginputan data. Dalam sub
kolom manning formula terdapat kemiringan sungai, koefisien
manning, lebar dasar sungai, dan juga kemiringan pinggir sungai.
4.3.5 Model Data Hidrolik Sungai Rejo Agung
4.4 Daya Tampung Beban Pencemar Sungai Rejo Agung
4.5 Tingkat Pencemaran
Untuk mengetahui tingkat pencemaran pada tiap titik sungai Rejo Agung
menggunakan metode STORET, hal ini dikarenakan metode STORET umum
digunakan dalam menentukan status mutu air sungai. Prinsip metode STORET
yaitu membandingkan data hasil pengukuran kualitas air dengan baku mutu air yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2003).
Dalam membandingkan data hasil dengan baku mutu berlandaskan dengan skor
yang telah ditentukan dalam metode STORET. Hal ini tertera pada tabel berikut.
76
Parameter
Jumlah Contoh Nilai
Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
<10 Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
≥10 Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
Dalam menetapkan status mutu air sungai dikualifikasikan berdasarkan skor yang
didapatkan dalam perhitungan metode STORET. Ketentuan dalam menentukan
status mutu air menggunakan skor sebagai berikut :
Skor = 0 Kelas A (baik sekali)
Skor = -1 s/d -10 Kelas B (cemar ringan)
Skor = -11 s/d -30 Kelas C (cemar sedang)
Skor > 30 Kelas D (cemar berat)
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningsih, Dyah, Setia Budi Sasongko, and Sudarno Sudarno. "Analisis
kualitas air dan strategi pengendalian pencemaran air Sungai Blukar kabupaten
Kendal." (2012).
Arizuna, Mutiara, Djoko Suprapto, and Max Rudolf Muskanonfola.
"Kandungan nitrat dan fosfat dalam air pori sedimen di Sungai dan Muara Sungai
Wedung Demak." Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 3.1
(2014): 7-16.
Casali, J.R. Gimenez, J. Diez, J. Alvarez Mozos, J. D. V. de Lersundi, M. Goni,
M.A. Campo, Y. Chahor, R. Gastesi, J. Lopez. 2010. Sediment production and water
quality of watersheds with contrasting land use in Navarre (Spain). Agricultural Water
Management 97.
Daroini, Tamamu Azizid, and Apri Arisandi. "Analisis BOD (Biological
Oxygen Demand) di Perairan Desa Prancak Kecamatan Sepulu, Bangkalan." Juvenil:
Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan 1.4 (2020): 558-566.
Djoharam, Veybi, Etty Riani, and Mohamad Yani. "Analisis kualitas air dan
daya tampung beban pencemaran sungai pesanggrahan di wilayah provinsi DKI
Jakarta." Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural
Resources and Environmental Management) 8.1 (2018): 127-133.
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Jurusan Managemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB. Bogor.
Firmansyah, Yura Witsqa, Onny Setiani, and Yusniar Hanani Darundiati.
"Kondisi Sungai di Indonesia Ditinjau dari Daya Tampung Beban Pencemaran: Studi
Literatur." Jurnal Serambi Engineering 6.2 (2021).
Indrasti, Nastiti Siswi. "Strategi Pengelolaan Sungai Berdasarkan Daya
Tampung Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi–Studi Kasus: Sungai Cibanten
Provinsi Banten."
Hindriani, Heny. "Pengendalian Pencemaran Sungai Ciujung Berdasarkan
Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran." Jurnal sumber daya air 9.2 (2013): 169-
184.
Kannel, Prakash R., et al. "A review of public domain water quality models for
simulating dissolved oxygen in rivers and streams." Environmental Modeling &
Assessment 16 (2011): 183-204.
Khairunnas, Khairunnas, and Mulya Gusman. "Analisis pengaruh parameter
konduktivitas, resistivitas dan TDS terhadap salinitas air tanah dangkal pada kondisi
air laut pasang dan air laut surut di daerah pesisir pantai Kota Padang." Bina Tambang
3.4 (2018): 1751-1760.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
Lusiana, Novia, et al. "Penentuan indeks pencemaran air dan daya tampung
beban pencemaran menggunakan software QUAL2Kw (Studi kasus Sungai Brantas
Kota Malang)." J. Wilayah dan Lingkungan 8.2 (2020).
Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2003,
81