Anda di halaman 1dari 8

PERAWATAN KLIEN HIPERTENSI DENGAN MASALAH RESIKO

KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN OTAK BERBASIS TEORI


KENYAMANAN KOLCABA

Serly Alipiani1Hariyono2Ucik Indrawati3


123
STIKesInsanCendekiaMedikaJombang
1
sherlicung@gmail.com, 2hari_monic@yahoo.com, 3uchiehaura@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Hipertensi atau ”silent killer” adalah penyakit dengan tanda dan
gejala yang belum jelas dimana kondisi tekanan darah yang melebihi batas normal.
Salah satu komplikasi penyebab hipertensi adalah adanya perdarahan pada otak
akibat dari atherosklerosis sehingga pembuluh darah menjadi rentan dan memicu
timbulnya masalah resiko kletidakefektifan perfusi jaringan otak. Tujuan : Mampu
memberikan perawatan pada klien hipertensi dengan masalah resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak berbasis teori kenyamanan Kolcaba. Metode : Desain penelitian
adalah descriptive research dengan pendekatan studi kasus yang menekankan metode
observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data yang ingin diperoleh melalui
kepekaan indera peneliti dengan analisis data disajikan secara narasi atau tabel
dengan berpedoman terhadap etika penelitian yaitu informed consent, anonymity, dan
confidentially. Hasil : Masalah keperawatan yang muncul dari kasus hipertensi yaitu
resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak. Perawatan klien hipertensi dilakukan
berdasarkan teori kenyamanan Kolcaba yang disesuaikan dengan intervensi relief,
ease, dan transcendence dan implementasi standart comfort, coaching, dan comfort
food for the soul. Kesimpulan : Perawatan klien dengan masalah resiko
ketidakefektifan perfusi jaringan otak sesuai dengan teori kenyamanan Kolcaba telah
dilakukan pengkajian secara komprehensif dan perencanaan serta tindakan
keperawatan sesuai dengan masing-masing konsep teori dengan hasil evaluasi kedua
klien belum ada perubahan secara signifikan sehingga membututuhkan terapi lebih
lanjut sesuai dengan hasil kolaborasi dengan tenaga medis yang lain. Saran : Saran
yang diberikan untuk penelitian yang telah dilakukan seharusnya perawat dapat
berinovasi dalam mengembangkan ilmu keperawatan khususnya dalam perawatan
klien hipertensi dengan masalah resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak.

Kata kunci : Hipertensi, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak, Teori


Kenyamanan Kolcaba

THE CARE of HYPERTENSION CLIENT WITH the PROBLEM of


INEFFECTIVE RISK of BRAIN TISSUE PERFUSION BASED on KOLCABA
COMFORT THEORY

ABSTRACT

Introduction : Hypertension or “silent killer” is a desease with unclear signs and


symptoms where blood pressure exceeds normal limits. One complication causes
hypertension is the presence of bleeding in the brain due to atherosclerosis so that the
blood vessels become vulnerable and cause the emergence of the problem of risk
ineffectiveness of brain tissue perfusion. Objective : Being able to provide care to clients
with hypertension with problem of ineffectiveness of brain tissue perfusion based on
Kolcaba’s comfort theory. Method : The design of this research is a descriptive using
case studies that discuss observational and interview methods to collect data to be
obtained through the sensitivity of the senses of the researcher by analyzing the data
provided by narratives or tables based on researches on informed consent, anonymity,
and confidentiality. Result : Nursing problems that arise from hypertension problems are
the risk of ineffective brain tissue perfusion. Hypertension client care is carried out in
accordance with Kolcabas’s comfort theory which is relief, ease, and transcendence by
applying standart of comfort, coaching, and comfort food for the soul. Conclusion : Care
of clients with the problem of ineffectiveness of brain tissue perfusion that is in
accordance with Kolcaba’s comfort theory basis has conducted a complete assessment,
planning, and nursing care in accordance with each of the theoretical consept with the
result of research on clients that support significantly so that it can help research on
request with the results of collaboration with other medical personnel. Suggestion :
Advice given for research that has been done should nurses be able to innovate in
developing nursing knowledge, especially the care of hypertension client with the
problem of ineffective risk of brain tissue perfusion.

Keyword : Hypertension, Risk of Ineffectiveness of Brain Tissue Perfusion, Theory


Comfort of Kolcaba

PENDAHULUAN

Hipertensi atau biasa disebut silent killer hipertensi primer/essensial yang dapat
merupakan penyakit yang mempunyai dipengaruhi oleh genetik/keturunan,
tanda dan gejala yang belum jelas dengan mengonsumsi makanan yang
kondisi tekanan darah yang melebihi mengandung natrium secara berlebihan,
batas normal dan dapat beresiko mengonsumsi makanan yang tinggi akan
terhadap jantung, ginjal, dan otak (Wati, kandungan kolesterol, kebiasaan
2019). Hipertensi juga dapat merokok, dan minum-minuman
menyebabkan komplikasi perdarahan beralkohol. Faktor kedua yaitu hipertensi
pada otak yang diakibatkan oleh sekunder yang dapat disebabkan karena
atherosklerosis sehingga sirkulasi darah penggunaan estrogen (KB), sindrom
menjadi rentan dan muncul masalah cushing, hipertensi dalam kehamilan, dan
keperawatan resiko ketidakefektifan penyakit kardiovaskuler. Upaya yang
perfusi jaringan otak (Ns et al., 2017). dapat dilakukan untuk mengurangi
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan masalah hipertensi dapat dilakukan
otak merupakan kondisi responsif menggunakan konsep teori kenyamanan
terhadap penurunan sirkulasi jaringan Kolcaba yaitu dengan menggunakan 3
otak yang dapat mengganggu kesehatan tipe intervensi, relief (keluhan
(Nanda, 2018). Penderita hipertensi di ketidaknyamanan klien), ease
Indonesia diperkirakan sebesar 15 juta, (meredakan), dan transcendence
namun hanya 4% yang dapat (perasaan klien terhadap keluhan yang
dikendalikan (Wati, 2019). Data Riset dirasakan) secara holistik meliputi
Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2018 kenyamanan fisik, kenyamanan
di Indonesia Provinsi Jawa Timur psikospiritual, kenyamanan sosial, dan
menunjukkan secara keseluruhan 26% kenyamanan lingkungan yang
atau sekitar 275 ribu orang menderita diimplementasikan berdasarkan struktur
penyakit hipertensi. Tahun 2016 taksonomi kenyamanan Kolcaba yang
Kabupaten Pasuruan menduduki meliputi standart comfort, coaching, dan
peringkat pertama sebagai pemilik kasus comfort food for the soul (Febrianti,
hipertensi tertinggi yaitu sebesar 88.502 Hamid and Wardani, 2015).
kasus (Permatasari, 2018). Faktor
penyebab huipertensi ada 2, yaitu
BAHAN DAN METODE peneliti yaitu 2 klien laki-laki atau
PENELITIAN perempuan yang sama-sama memiliki
keluhan nyeri kepala dengan ditandai
Penelitian ini menggunakan pendekatan adanya peningkatan tekanan darah yang
teori kenyamanan Kolcaba dengan melebihi batas normal yaitu tekanan
melakukan pengamatan atau persepsi darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan
yang dapat dilihat dari subyek penelitian darah diastolik ≥90 mmHg. Penelitian di
untuk mengetahui respon subyek yang laksanakan mulai bulan Februari 2020
telah diberikan asuhan sampai dengan bulan April 2020.
keperawatan.Tindakan perawat dalam hal Pengumpulan data dilakukan dengan
ini memberikan informasi dan dukungan metode wawancara dan observasi melalui
kepada klien agar dapat beradaptasi pengamatan terhadap gejala yang
dengan kondisi dan situasi yang dihadapi. dirasakan dan diucapkan oleh klien.
Pelayanan keperawatan yang diberikan Pemeriksaan fisik terhadap klien
sesuai dengan tujuan intervensi yaitu dilakukan secara head to toe sesuai
memberikan kenyamanan kepada klien dengan konsep teori kenyamanan
dengan beberapa struktur taksonomi yang Kolcaba. Data klien yang lainnya dapat
dibagi menjadi 4 situasi dalam teori diperoleh dengan mencatat rekam medis
kenyamanan, yaitu fisik, lingkungan, klien yang sebelumnya sudah diberikan
psikospiritual, dan sosial yang dapat oleh perawat yang berada di ruangan
membantu perawat dalam tersebut. Data yang diperoleh disajikan
mengorganisasi pendokumentasian oleh peneliti melalui ucapan verbal dari
sehingga perawat dapat mengumpulkan klien/keluarga dalam bentuk narasi dan
tanda dan gejala ketidaknyamanan yang tabel. Penyajian data kedua klien harus
terjadi pada klien (Febrianti, Hamid and berdasarkan dengan etik penelitian yang
Wardani, 2015). terdiri dari lembar persetujuan untuk
Desain penelitian yang digunakan yaitu menjadi responden atau informed
descriptive research atau penelitian consent, anonimyty yaitu pemberian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. inisial atau kode pada nama klien,
Desain ini menggambarkan pengalaman confidentiality atau kerahasiaan semua
yang klien alami dengan keunikan situasi data atau semua yang berkaitan dengan
atau gejala yang dirasakan klien tidak sakitnya kedua klien dijamin oleh peneliti
dapat dianalisa dengan statistik. Desain dan hanya boleh disimpan dilaptop
penelitian ini lebih menekankan pada pribadi peneliti dan hanya boleh
metode observasi dan wawancara secara ditampilkan pada kelompok ilmiah
lebih mendalam untuk mengumpulkan khususnya STIKes ICME Jombang.
data yang ingin diperoleh dengan cara
peneliti harus memiliki kepekaan lebih
terhadap sistem inderanya, seperti tutur HASIL PENELITIAN
kata yang diucapkan klien, gerakan tubuh
klien, maupun perilaku yang dilakukan Pengkajian Kenyamanan Kolcaba
klien (Mulyadi, 2013). Tipe pendekatan
studi kasus dalam penelaahan penelitian Pengkajian dilakukan berdasarkan teori
dilakukan secara intensif, detail, dan kenyamanan Kolcaba yang terdiri dari
komprehensif. Pendekatan ini kenyamanan fisik, psikospiritual, sosial,
menganalisa segala aspek sosial kecuali dan lingkungan. Pengkajian kenyamanan
apabila ada kasus yang tidak akan fisik di dapatkan hasil bahwa klien 1 dan
mungkin mendapatkan keterangan. Studi klien 2 memiliki keluhan yang sama
kasus juga akan memakan waktu yang yaitu adanya nyeri kepala dengan
sedikit lebih lama karena tidak ditandai adanya peningkatan tekanan
menggunakan survey melainkan dengan darah pada klien 1 tekanan darah yang
proses pengumpulan data (Mulyadi, dihasilkan 170/100 mmHg dan klien
2013). Subyek yang menjadi kriteria 150/100 mmHg. Nyeri kepala dapat
terjadi karena adanya ketegangan (Problem, Etiologi, Sign & Symptom),
emosi/stress yang berlangsung cukup yaitu data subyektif klien 1 : Klien
lama sehingga menimbulkan vasospasme mengatakan nyeri kepala dan tengkuk,
pembuluh arteri yang mengangkut darah data obyektif : Keadaan umum lemas,
ke otak. Peningkatan tekanan darah juga kesadaran composmentis GCS 4-5-5, TD
dapat terjadi karena faktor nutrisi yang : 170/100 mmHg, N : 80x/mnt, S :
dikonsumsi. Dari hasil laboratorium 36,70C, RR : 22x/mntHb : 13,67 g/dL,
didapatkan jumlah kolesterol jahat dari Hematokrit : 43,4%, terpasang infus
klien 1 dan klien 2 melebihi jumlah batas asering 1000cc/24 jam 14 tpm. Diagnosa
normal, yaitu 104,79 mg/dL dan 176,40 keperawatan : Resiko ketidakefektifan
mg/dL. Kolesterol yang menumpuk akan perfusi jaringan otak berhubungan
mengakibatkan penyempitan pembuluh dengan hipertensi ditandai dengan klien
darah yang menyebabkan kerja jantung mengatakan cenut-cenut pada kepala dan
menjadi lebih berat sehingga tekanan tengkuk, TD : 170/100 mmHg, N :
darah juga akan meningkat (Azizah, 80x/mnt, S : 36,70C, RR : 22x/mnt Hb :
2019). 13,67 g/dL, Hematokrit : 43,4%.
Pengkajian psikospiritual berisikan Diagnosa klien 1 yang kedua dengan data
tentang kepercayaan klien terhadap subyektif : Klien mengatakan nyeri
Tuhannya. Hasil yang didapatkan yaitu tengkuk dan kepala, klien mengatakan
kedua klien sama-sama merasa sedih dan skala nyeri dengan skala 7. Data obyektif
gelisah karena aktivitas kegiatan : P : Nyeri hilang timbul, Q : Nyeri terasa
ibadahnya yang rutin dijalaninya harus cekot-cekot, R : Nyeri terasa di kepala
terhambat dikarenakan sakit yang dan tengkuk, S : Skala 7, T : Nyeri terasa
dialaminya. sewaktu-waktu. Diagnosa keperawatan :
Hasil pengkajian sosial dari klien 1 dan Nyeri akut berhubungan dengan agen
klien 2 sama-sama memiliki seseorang cedera biologis ditandai dengan nyeri
dari anggota keluarga yang dianggap pada bagian kepala dan tengkuk, nyeri
dekat dengan klien.Kedua klien mampu datang sewaktu-waktu, terasa cekot-cekot
mengatasi ketidaknyamanannya ketika dengan skala 7. Dari diagnosa di atas,
ada keluarga terdekat yang dapat diketahui bahwa problema yang
mengunjunginya.Klien 1 lebih dekat terjadi adalah nyeri akut dengan etiologi
dengan istrinya sedangkan klien 2 lebih agen cedera biologis yang ditandai
dekat dengan anak laki-lakinya. dengan sign & symptom klien mengeluh
Kenyamanan lingkungan yang nyeri kepala dan tengkuk yang terasa
dibutuhkan klien yaitu tentang cekot-cekot, dengan skala 7, datang
kebersihan ruangan, dimana keluarga sewaktu-waktu. Diagnosa keperawatan
klien sendiri masih kurang menyadari untuk klien 2 dengan data subyektif :
akan pentingnya kebersihan ruangan. Klien mengatakan nyeri kepala data
Klien juga merasa nyaman jika suhu obyektif : Keadaan umum cukup baik
ruangan terasa hangat utamanya ketika kesadaran composmentis, GCS 4-5-6 TD
malam. Kedua klien mengatakan jika : 150/100mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,40C,
malam hari suhu ruangan dingin, maka RR : 20x/mnt, Hb : 11,44 g/dL,
nyerinya akan terasa dan ini akan Hematokrit : 32,8%, terpasang infus
mengganggu kenyamanan klien ketika asering 1000cc/24 jam 14 tpm. Diagnosa
istirahat. Sekat ruangan juga diperlukan keperawatan : Resiko ketidakefektifan
klien untuk menjaga privacy klien ketika perfusi jaringan otak yang berhubungan
peneliti dan perawat sedang melakukan dengan hipertensi ditandai dengan klien
perawatan terhadap klien. mengatakan nyeri kepala, TD :
150/100mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,40C,
Diagnosa Keperawatan RR : 20x/mnt, Hb : 11,44 g/dL,
Hematokrit : 32,8%. Dari diagnosa di
Diagnosa keperawatan kedua klien atas dapat diketahui problem yang terjadi
digambarkan dalam bentuk pola PES resiko ketidakefktifan perfusi jaringan
otak dengan etiologi hipertensi yang
ditandai dengan sign & symptom klien Evaluasi yang diperoleh dari klien 1 di
mengatakan nyeri kepala, TD : hari pertama pengkajian mengatakan
150/100mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,40C, nyeri kepala dan tengkuk dengan skala 7,
RR : 20x/mnt, Hb : 11,44 g/dL, nyeri datang secara mendadak, kesadaran
Hematokrit : 32,8%. Diagnosa klien composmentis, GCS 4-5-5, TD
keperawatan yang kedua untuk klien 2 170/90mmHg, N 86x/mnt, RR 20x/mnt,
DS : Klien mengatakan nyeri kepala S 36,70C. Klien 2 dihari pertama
sebelah kiri dengan skala 7. DO : P : mengatakan nyeri kepala sebelah kiri,
Nyeri datang secara mendadak/pada saat nyeri hilang timbul dengan skala 7,
klien merasa pusing, Q : Nyeri seperti kesadaran composmentis, TD
tertusuk-tusuk, R : nyeri terasa di kepala 160/100mmHg, N 86x/mnt, 21x/mnt, S
sebelah kiri, S : Skala 7, T : Nyeri datang 36,50C. Hari ke-2, klien 1 masih nyeri
hilang timbul. Diagnosa keperawatan : kepala dan tengkuk, skala nyeri sudah
Nyeri akut berhubungan dengan agen menurun menjadi 5, kesadaran
cedera biologisditandai dengan nyeri composmentis, GCS 4-5-5 TD
bagian kepala sebelah kiri, nyeri datang 160/100mmHg, N 84x/mnt, RR 22x/mnt,
mendadak/ketika kepala terasa pusing, S 36,40C. Klien 2 di hari ke-2
terasa seperti tertusuk-tusuk dengan skala mengatakan nyeri kepala sudah
7. Dari diagnosa di atas, dapat diketahui berkurang dengan skala 5, TD
bahwa problema yang terjadi adalah 160/90mmHg, N 86x/mnt, 21x/mnt, S
nyeri akut dengan etiologi agen cedera 36,20C. Hari ke-3, klien 1 mengatakan
biologis yang ditandai dengan symptom nyeri kepala saja tanpa ada nyeri di
klien mengeluh nyeri kepala sebelah kiri tengkuk dengan skala 5, TD
seperti tertusuk-tusuk dengan skala 7 160/90mmHg, N 82x/mnt, RR 20x/mnt,
yang datangnya mendadak/pada saat S 36,50C. Klien 2 di hari ke-3
klien merasa pusing. mengatakan bahwa nyeri kepala sudah
berkurang, TD 150/90mmHg, N 86x/mnt,
Intervensi Keperawatan 21x/mnt, S 36,40C. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa klien 1 dan klien 2
Intervensi yangakan dilakukan terhadap belum menunjukkan perubahan yang
kedua klien direncanakan sesuai dengan signifikan..
teori kenyamanan Kolcaba yang
berdasarkan 3 tipe yaitu relief dengan PEMBAHASAN
memonitor keluhan klien, ease
memberikan cara untuk meredakan Pengkajian Kenyamanan Kolcaba
keluhan klien, transcendence
mengobservasi klien setelah diberi Pengkajian fisik : Nyeri kepala dapat
kenyamanan. terjadi karena adanya ketegangan
emosi/stress yang berlangsung cukup
Implementasi Keperawatan lama sehingga menimbulkan vasospasme
pembuluh arteri yang mengangkut darah
Implementasi yang diberikan kepada ke otak.Peningkatan tekanan darah juga
klien 1 dan klien 2 sesuai dengan struktur dapat terjadi karena faktor nutrisi yang
taksonomi teori kenyamanan Kolcaba dikonsumsi. Dari hasil laboratorium
yaitu standard comfort atau memonitor didapatkan jumlah kolesterol jahat dari
keluhan yang dirasakan oleh klien, klien 1 dan klien 2 melebihi jumlah batas
coaching yaitu melakukan pelatihan normal, yaitu 104,79 mg/dL dan 176,40
mandiri terhadap klien, comfort food for mg/dL. Kolesterol yang menumpuk akan
the soul yaitu memberikan diit nutrisi mengakibatkan penyempitan pembuluh
sesuai dengan kebutuhan klien. darah yang menyebabkan kerja jantung
menjadi lebih berat sehingga tekanan
Evaluasi Keperawatan darah juga akan meningkat (Azizah,
2019). yaitu dengan memberikan kenyamanan
Pengkajian psikospiritual : Perawat dan terhadap klien, pengkajian psikospiritual
keluarga berusaha untuk mendampingi mengutamakan tindakan pendampingan
dan membantu kedua klien agar tetap dan pelatihan terhadap klien maupun
bisa melakukan kegiatan ibadahnya keluarga seperti dengan menawarakan
walaupun dalam kondisi sedang sakit bantuan setiap kali klien dan keluarga
agar konsep kenyamanan psikospiritual membutuhkan bantuan untuk
klien dapat terpenuhi. melaksanakan kegiatan ibadah,
Pengkajian sosial : Kenyamanan sosial pengkajian sosial memberikan
kedua klien dibuktikan ketika kedua kenyamanan melalui hubungan
klien membutuhkan sesuatu selalu kedekatan klien dengan keluarga yaitu
meminta untuk dipanggilkan orang dengan cara memberikan pengetahuan
terdekat klien tersebut. Hal ini dapat kepada keluarga bahwa support keluarga
membantu klien untuk memberikan dan orang-orang terdekat klien sangat
kenyamanan sosial. membantu proses kesembuhan klien, dan
Pengkajian lingkungan : Suhu ruangan pengkajian lingkungan memberikan
yang hangat dapat meredakan nyeri kenyamanan berupa respon stressor
kepala yang menjadi keluhan utama dari terhadap lingkungan di rumah sakit yaitu
kedua klien. Selain itu, kebersihan kamar dengan menghindarkan klien dari
atau ruangan yang bersih dapat kunjungan keluarga yang begitu ramai,
menambah suasana yang nyaman ketika memberikan sekat setiap ruangan untuk
klien sedang istirahat. Ventilasi udara menjaga privacy klien, dan memberikan
juga sangat diperlukan agar klien tetap ventilasi ruangan yang cukup.
mendapatkan vitamin dari sinar matahari.
Implementasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Implementasi pertama yaitu standart
Teori menjelaskan bahwa segala keluhan comfort dengan mempertahankan
atau gangguan yang dirasakan oleh klien kenyamanan homeostasis klien seperti
diartikan sebagai diagnosa keperawatan memberikan lingkungan yang nyaman
(Asriwati, 2019). Dari data peneliti dapat dengan memberikan suhu ruangan yang
dibuktikan dengan data subyektif bahwa hangat ketika malam hari, menawarkan
kedua klien sama-sama mengatakan nyeri bantuan kepada klien untuk memenuhi
kepala dan ditandai dengan tanda objektif kebutuhan ADL yang masih belum
yaitu tekanan darah Tn. “S” atau klien 1 terpenuhi, memonitor keluhan nyeri yang
170/100mmHg dan Ny. “K” atau klien 2 dirasakan, dan memonitor tekanan darah,
150/100 mmHg. Kondisi kedua klien yang kedua coaching dengan melakukan
sesuai dengan manifestasi klinis pelatihan untuk mengurangi keluhan
hipertensi dengan masalah resiko yang dirasakan, yaitu dengan melatih
ketidakefektifan perfusi jaringan otak relaksasi atau distraksi untuk mengurangi
yaitu adanya peningkatan tekanan darah nyeri, mengompres dengan air hangat
dan nyeri kepala pada klien. Jadi, peneliti pada bagian tubuh yang nyeri, dan
menyimpulkan bahwa antara teori memberikan contoh penerapan posisi
dengan data yang diambil dari kedua semifowler, dan yang terakhir comfort
klien tidak ada kesenjangan yang terjadi food for the soul yaitu dengan
untuk mengambil diagnosa keperawatan memberikan diit makanan yang sesuai
resiko ketidak efektifan perfusi jaringan dengan klien hipertensi misalnya dengan
otak. memberikan makanan rendah garam dan
rndah kolesterol, tinggi serat, dan kaya
Intervensi Keperawatan vitamin yang didapatkan dari sayuran dan
buah-buahan.
Dari pengkajian fisik memprioritaskan
tindakan mempertahankan homeostasis Evaluasi Keperawatan
4. Implementasi yang dilakukan pada
Klien 1 dan klien 2 sama-sama perawatan hipertensi Tn. “S” dan Ny.
membutuhkan penanganan yang lebih “K” dengan masalah resiko
intensif lagi, hal ini terlihat dari jumlah ketidakefektifan perfusi jaringan otak
GCS klien 1 yang lebih sedikit sesuai dengan standart teori
dibandingkan dengan klien 2. Kemudian intervensi kenyamanan Kolcaba.
di lihat dari TD kedua klien, klien 1 juga 5. Evaluasi yang diperoleh setelah
terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan melakukan pengkajian sampai
klien 2. Sedikit ada perbedaan dari hasil implementasi pada perawatan
evaluasi, namun keduanya masih sama- hipertensi Tn. “S” dan Ny.”K”
sama membutuhkan penanganan yang dengan masalah resiko
lebih baik lagi mengahsilkan evaluasi ketidakefektifan perfusi jaringan otak
yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan. masih harus dilanjutkan sesuai
Kegiatan evaluasi harus dilakukan secara dengan terapi yang sudah dianjurkan.
terus-menerus dan berkolaborasi dengan Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis
perawat atau tim medis lainnya. Kegiatan memberikan saran yaitu penelitian ini
ini membutuhkan pengetahuan untuk dapat digunakan sebagai tinjaun dalam
menilai perkembangan penyakit bidang kesehatan khususnya keperawatan
hipertensi. Perawatan ini juga seharusnya dapat mengembangkan ilmu
membutuhkan kesabaran, keuletan, dan pengetahuan dan teknologi yang
subyek pendukung seperti keluarga, kedepannya dapat digunakan sebagai
keinginan klien untuk sembuh, serta referensi dalam mengolah data penelitian
kepatuhan akan terapi yang dilakukan untuk mengembangkan mutu pendidikan
untuk mendapatkan hasil perkembangan khususnya masalah hipertensi dengan
yang efektif (Sumantra, Kumaat and masalah resiko ketidakefektifan perfusi
Bawotong, 2017). jaringan otak. Perawat juga harus
berinovasi dalam mengembangkan ilmu
SIMPULANDAN SARAN kepereawatan sebagai pedoman dalam
melaksanakan perawatan terhadap klien
Kesimpulan yang dapat diambil oleh hipertensi agar kebutuhan dan masing-
peneliti dari perawatan klien hipertensi masing klien yang diharapakan dapat
dengan masalah resiko ketidakefektifan terwujud.
perfusi jaringan otak berbasis teori
kenyamanan Kolcaba ini adalah : KEPUSTAKAAN
1. Pengkajian yang dilakukan pada 02
Maret data subyektif yang didapatkan
oleh peneliti, Tn. “S” dan Ny. “K” Asriwati, I. (2019). (2019) ‘Keberhasilan
sama-sama mengatakan nyeri kepala Diagnosa Keperawatan Menentukan
yang didukung dengan data objektif Potensi dan Kompetensi Perawat’, pp.
yaitu tekanan darah abnormal 1–2.
≥140/90 mmHg.
2. Diagnosa keperawatan utama yang Azizah, N. (2019) ‘RSUD UNGARAN
diperoleh dari hasil penelitian pada Oleh : NURUL AZIZAH’.
Tn. “S” dan Ny. “K” yang berbasis
teori kenyamanan Kolcaba adalah Mulyadi, M. (2013) ‘Riset Desain Dalam
Resiko Ketidakefektifan Perfusi Metodologi Penelitian’, Jurnal Studi
Jaringan Otak. Komunikasi dan Media, 16(1), p. 71.
3. Perencanaan keperawatan yang akan doi: 10.31445/jskm.2012.160106.
dilakukan pada Tn. “S” dan Ny. “K”
disusun sesuai dengan konsep teori Ns, P. et al. (2017) ‘Universitas
kenyamanan Kolcaba secara holistic Muhammadiyah Magelang’, pp. 4–11.
sesuai dengan kebutuhan kedua
klien. Permatasari, L. I. (2018) ‘Analisis
Capaian Indikator Program Penyakit Jurnal Keperawatan UNSRAT, 5(1),
Tidak Menular Jawa Timur 2015- p. 113151.
2016’, Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 3(2). Wati, E. K. (2019) (2019) ‘APLIKASI
PEMBERIAN SEDUHAN DAUN
Sumantra, I., Kumaat, L. and Bawotong, ALPUKAT PADA Tn. K DENGAN
J. (2017) ‘Hubungan Dukungan RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
Informatif Dan Emosional Keluarga PERFUSI JARINGAN OTAK’,
Dengan Kepatuhan Minum Obat (Doctoral dissertation, Tugas Akhir,
Pada Lansia Hipertensi Di Universitas Muhammadiyah
Puskesmas Ranomuut Kota Manado’, Magelang).

Anda mungkin juga menyukai