Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi sebagai bentuk gangguan pada vaskuler serebral yang berupa

penyempitan pembuluh darah serebral yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi ke jaringan otak mengalami penurunan atau sumbatan. Menurut The

Seven Joint National Committee (JNC-VII) batas tekanan darah seseorang

dikatakan hipertensi apabila tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan

diastolik > 90 mmHg (Ignativius & Workman, 2015). Berdasarkan penyebab

dikenal 2 jenis hipertensi, yaitu : Hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

Hipertensi primer juga disebut hipertensi ‘esensial’ atau ‘idiopatik’ dan

merupakan 95% dari kasus-kasus hipertensi. Sedangkan hipertensi

sekunder Sekitar 5% kasus hipertensi telah diketahui penyebabnya seperti peny

akit parengkim,ginjal(3%), Penyakit renovaskular (1%) dan Endokrin(1%).

Badan penulis kesehatan dunia WHO tahun 2012 menunjukan,diseluruh

dunia 982 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan

perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan

meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025 WHO, 2012). Jumlah penderita

hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Hipertensi tahun 2006 menempati

urutan ke dua penyakit yang paling sering di derita oleh pasien rawat jalan

Indonesia (4,67%) (Depkes,2008). Prevelensi hipertensi di Indonesia

berdasarkan riset kesehatan dasar (2007) juga menyebutkan bahwa prevalensi

hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit

1
2

kardio vaskuler lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki

(48%) (Depkes, 2008).

Berdasarkan data Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia

adalah sebesar 26,5% dan cakupan diagnosis hipertensi olehtenaga kesehatan

mencapai 36,8%, atau dengan kata lain sebagian besarhipertensi dalam

masyarakat belum terdiagnosis (63,2%). Sedangkan untuk daerah Maluku

ditemukan sebanyak 6,8% dari penduduk yang terdiagnosis oleh dokter

menderita hipertensi, untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

di lakukan terapi benson. (Suryani, 2012)

Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi

dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu

lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi

kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi (Purwanto, 2010). Relaksasi Benson

memiliki beberapa keunggulan selain metodenya yang sederhana karena

bertumpu pada usaha nafas dalam yang diselingi dengan permohonan kepada

Tuhan Yang Maha Kuasa, tehnik ini juga dapat dilakukan kapan saja dan

dimana saja tanpa membutuhkan ruangan yang sangat khusus. Benson relaksasi

akan menghasilkan frekuensi gelombang alpha pada otak yang bisa

menimbulkan perasaan bahagia, senang, gembira, dan percaya diri sehingga

dapat menekan pengeluaran hormon kortisol, epinefrin dan norepinefrin yang

merupakan vasokontriksi kuat pada pembuluh darah. Penekanan hormone-

hormon tersebut dapat mengakibatkan dilatasi pembuluh darah yang


3

mengakibatkan penurunanresistensi pembuluh darah sehingga hasil akhirnya

adalah penurunan tekanan darah (Price,2005).

Berdasarkan uraiyan di atas dan mengingat manfaat terapi relaksasi

benson maka penulis ingin mengatahui bagai mana pengaru terapi relaksasi

benson tersebut dalam menurunkan tekanan darah, apabila di ajarkan dan di

peraktekan pada penderita hipertensi tersebut dalam memberikan terapi setiap

hari selama 3 kali sesi latihan. Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr.

M. Haulussy Ambon, di pemukakan jumlah kasus 3 tahun terakhir adalah

sebagai berikut :

Tabel 1
Jumlah Kasus Hipertensi 3 tahun terakhir

No Tahun Jumlah kasus Total


L % P %
1 2013 84 42.9% 112 57.1% 196
2 2014 88 37.6% 146 62.4% 234
3 2015 88 43.8% 117 58.2% 201
Total 260 375 625
Sumber : medical Record RSUD Dr. M. Haulussy ambon 2017

Berdasarkan data table 1 di atas selama 3 tahun terahir berturut – turut

jumlah kasus hipertensi lebih banyak di alami oleh perempuan dengan

presentasi di atas 50% di bandingkan dengan laki – laki, dan dari hasil

interview kapala ruangan interna wanita selama ini tidak ada tindakan

keperawatan untuk klien dengan hipertensi,

B. Rumusan masalah
4

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka di rumuskan

permasalahan sebagai berikut “Bagaiaman Asuhan Keperawatan pada Tn.H.I

dengan hipertensi dalam upaya menstabilkan tekanan darah dengan

menggunakan teknik relaksasi benson.

C. Tujuan penilitian

1. Tujuan umum

Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada Tn.H.I dengan hipertensi

dalam upaya menstabilkan tekanan darah dengan tehnik relaksasi benson.

2. Tujuan kusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn.H.I dengan hipetensi dalam

uapaya menstabilkan tekanan darah dengan tehnik relaksai benson

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.H.I dengan

hipertensi dalam upaya menstabilkan tekanan darah dengan tehnik

relaksasi benson

D. Manfat

1. Manfaat tioritis

Diharapkan pada Peneliti ini dapat meningkatkan mutu peraktek

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

hipertensi.

2. Manfat praktisi

a. Bagi instutisi pendidikan

1) Hasil Peneliti ini dapat menjadi masukan bagi perawat tentang

pentingnya memberikan teknik relaksasi benson pada penderita


5

benson sehinggah dapat mencegah resiko ketidak efektifan perfusi

jaringan serebral debgan mengurangi ketergantungan pasien

terhadap obat-obatan

2) Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa keperawatan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan

hipertensi

3) sebagai sumber data peniliti Dapat dijadikan pengalaman yang

sangat berharga dalam wawasan pengetahuan dan dapat

mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari penerapan Asuhan

Keperawatan kepada penderita hipertensi.

b. Bagi Rumah sakit

1) Menjadi bahan masukan kepada perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada penderita hipertensi dengan menggunakan

teknik relaksasi benson

2) Hasil Peneliti ini dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam upaya mencegah menstabilkan tekanan darah pada penderita

hipertensi

c. Bagi pasien

Hasil penulis ini di jadikan sebagai salah satu bahan masukan bagi

penderita hipertensi sebagai sumber peneliti ini untuk tetap dan terus

melakukan terapi relaksasi benson ini, karena tidak mempunyai efek

samping yang membahayakan

E. Keaslian penulisan
6

Penulisan ini di susun oleh peneliti sendiri dan bukan merupakan duplikasi

atau penjiblakan dari karya tulis ilmia yang lain karena sebelum ada tetapi

permasalahan yang di teliti ada beberapa perbedaan dengan penulis – penulis

terdahulu, seperti : subjek, waktu, lokasi, dan lahan praktek. yaitu : Nama :

Delima Luhu Lima, mahasiswa Akper Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten yang

mengangkat judul penulis dengan mengunakan terapi relaksasi benson dalam

upaya mencegah resiko ketidak efektifan perfusi jaringan serebral dengan

teknik relaksasi benson

F. Sistematika penulisan

Di sususn dalam bentuk karaya tulis ilmih dengan sistematiaka yang terdiri

dari bagian awal, bagaian utama, dan bagian akhir. Bagin awal terdiri dari

halaman judul, kata pengantar dafatar isi dan dafatar lmpiran. Baian utama

terdiri dari tiga bab yaitu bab I pendahhuluan berisi : Latar Belakang

berumusan Masalah, Tujun Penulis, Manfaat Penulis, Keaslian Penulisan dan

Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Pustaka terdiri dari Konsep Hiperetensi,

Konsep Relaksasi Benson, Konsep Dasar Dasar Asuhan Keperawatan dan

Kerangka Konsep. Bab III metodologi penulis terdiri dari : Jenis Peneliti,

Subek Penulis, Variabel Penalitian, Devenisi Operasional, Waktu dan Tempat

penulis, Teknik Pengumpulan Data, Instrument Peneliti.


7

Anda mungkin juga menyukai