Hari :
Tanggal :
Yang Mengesahkan,
Mengetahui,
Kepala UPT PSTW Bondowoso
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penuaan merupakan proses alamiah yang tidak dapat dihindari
lansia. Proses tersebut meliputi perubahan fisik dan mental yang akan
terus berjalan dan berkesinambungan seiring bertambahnya usia. Salah
satu perubahan mental yang sering dialami lansia yaitu depresi. Faktor-
faktor penyebab depresi meliputi, kematian pasangan hidup, status
ekonomi yang rendah, status pernikahan, kejadian yang menyedihkan
dalam hidup, serta penyakit yang dialami. (WHO, 2016).
Hipertensi adalah gejala peningkatan tekanan darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkan. Penderita tekanan
darah tinggi biasanya terjadi karena kenaikan tekanan darah sistolik dan
diastolik. Seseorang dikatakan tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik mencapai 90 mmHg
atau lebih. (Nur 2012).
Hipertensi dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan
nonfarmakologis. Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan
dengan menggunakan obat-obatan yang dapat membantu menurunkan
serta menstabilkan tekanan darah. Pengobatan secara farmakologi dapat
menyebabkan terjadinya efek samping seperti sakit kepala, pusing, lemas,
mual, serta juga dapat menyebabkan Rebound Hypertention. Penanganan
untuk mencegah terjadi komplikasi dari penyakit hipertensi dapat
dilakukan dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Salah satu
tindakan non farmakologis yang dapat diberikan untuk menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi adalah dengan cara teknik
relaksasi nafas dalam (Suwardianto, 2011).
Nafas dalam merupakan tindakan yang dapat menimbulkan
relaksasi bagi pasien,tindakan ini menggunakan pernafasan diagfragma
dengan cara udara dihembuskan lewat bibir seperti meniup. Mekanisme
relaksasi nafas dalam pada sistem pernafasan berupa suatu keadaan
inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan menjadi 6-
10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan regangan kardiopulmonari,
Impuls aferen dari baroreseptor mencapai pusat simpatis
(kardioakselerator), sehingga menyebabkan vasodilatasi sitemik,
penurunan denyut dan daya kontraksi jantung. Keadaan tersebut
mengakibatkan penurunan volume sekuncup curah jantung. Pada otot
rangka beberapa serabut vasomotor mengeluarkan asetilkolin yang
menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Akibat dari penurunan curah
jantung, kontraksi serat-serat otot jantung, dan volume darah membuat
tekanan darah menjadi menurun (Suwardianto, 2011)
1.3 Manfaat
1.3.1. Mahasiswa
Memberikan pengetahuan baru mengenai intervensi keperawatan non
farmakologi yang efektif digunakan dalam menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi.
1.3.2. Institusi
Dapat memberikan referensi dan pengetahuan baru mengenai intervensi
keperawatan non farmakologi yang efektif digunakan dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1. Data Inti
a) Sejarah
Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Timur No. 199 Tahun 2008 UPT
Pelayanan social Tresna Werdha bondowoso mempunyai tugas melaksanakan
sebagai tugas Dinas Sosial di Bidang Penyantunan, Rehabilitasi, Bantuan,
Bimbingan, Pengembangan dan Resosialisasi. Sasaran pelaksana program
kesejahteraan social lanjut usia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha adalah
lanjut usia terlantar.
b) Demografi
Berdasarkan data demografi lansia di PSTW Bondowoso pada wisma
binaan yaitu wisma seruni 1 dan wisma seruni 2. Pada wisma seruni 1 terdiri
dari 2 laki – laki dan 2 perempuan, sedangkan seruni 2 terdiri dari 6 laki – laki,
sehingga di peroleh jumlah keseluruhan dari wisma binaan adalah 10 lansia.
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan sampel dari 100 lansia di PSTW Bondowoso lansia yang berada
di wisma seruni 1 dan wisma seruni 2 berjumlah 10 lansia berdasarkan jenis
kelamin sebagai berikut :
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 8
2. Perempuan 2
Total 10
Jenis Kelamin
laki laki perempuan
20%
80%
17% 17%
17%
33%
17%
3. Status perkawinan
Berdasarkan sampel dari 100 lansia di PSTW Bondowoso lansia yang berada
di wisma seruni 1 dan wisma seruni 2 berjumlah 10 lansia berdasarkan status
perkawinan sebagai berikut :
No Status perkawinan Jumlah
1. Kawin 6
2. Tidak Kawin 2
3. Janda/Duda 2
Total 10
c) Nilai dan Keyakinan
Mayoritas agama lansia di wisma seruni 1 dan wisma seruni 2 adalah islam
dengan jumlah 10 orang, sendangkan non muslim 2 orang.
1. Agama
Berdasarkan sampel dari 100 lansia di PSTW Bondowoso lansia yang
berada di wisma seruni 1 dan wisma seruni 2 berjumlah 15 lansia
berdasarkan agama sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1 Islam 9
2 Kristen 1
3 Hindu -
4 Budha -
5 Konghucu -
TOTAL 10
3.3.3 Persepsi
1. Persepsi Petugas
Setiap petugas memiliki pengaruh paling besar terhadap apa yang dikerjakan
terhadap kebutuhan lansia yang harus dipenuhi. Disimpulkan bahwa petugas harus
lebih memahami tentang peran dan fungsinya sebagai pemberi pelayanan pada
lansia. Direkomendasikan agar yang berwenang dapat menempatkan petugas
PSTW sesuai dengan peran dan fungsi serta kewenangannya.
2. Persepsi Lansia
Setiap lansia satu sama lain mempunyai persepsi yang tidak sama tentang
keberadaan lingkungan fisik dan sosial di PSTW Bondowoso. Latar belakang yang
dimiliki lansia tentulah berbeda, baik latar belakang keluarga, lingkungan, tempat
tinggal, status sosial ekonomi, dan karakter lansia itu sendiri. Dari latar belakang
yang berbeda-beda, akan memberikan implikasi yang tidak sama terhadap persepsi
atau pandangan lansia tentang PSTW.
3.3.4 Pemeriksaan Fisik Lansia
No Inisial Tekanan Darah
1. Tn.J 170/100 Mmhg
2. Tn.B 160/110 Mmhg
3. Tn.S 120/90 Mmhg
4. Ny.A 120/90 Mmhg
5. Ny.W 110/80 Mmhg
6. Tn.M 130/90 Mmhg
7. Tn.S 140/100 Mmhg
8. Tn.H 110/80 Mmhg
9. Tn.U 100/70 Mmhg
10. Tn.M 130/100 Mmhg
Setelah dilakukan pengkajian di wisma seruni 1 dan seruni 2 di Panti Sosial Tresna
Wredha Bondowoso, didapatkan banyaknya lansia yang tidak mempunyai kegiatan harian
rutin dan kurang melakukan activity daily living (ADL), lansia merasa bosan dan kesepian.
Demikian berdasarkan beberapa jurnal yang telah ditemukan, kelompok akan menerapkan
sebuah intervensi “pengaruh nafas dalam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi”
pada lansia. Pada saat dilakukan wawancara kepada lansia dapat disimpulkan masih
banyaknya lansia yang tidak mempunyai kegiatan rutin. Hanya lebih banyak tidur,
menonton tv, terkadang bermain catur dan sekedar beristirahat didepan kamarnya yang
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Tidak adanya program kegiatan harian secara rutin semenjak adanya pandemi
b. Kurangnya dukungan sosial pada lansia untuk lebih produktif sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimilikinya.
c. Kurangnya berkomunikasi dengan sesama teman di dalam satu ruangan.
RENCANA KEPERAWATAN GERONTIK
Prefensi Sekunder
Prefensi Sekunder
Edukasi latihan fisik (I.12389)
Tujuan:
Observasi
Skrining dini untuk
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
mengurangi resiko
Terapeutik
terjadinya masalah
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Mobilitas fisik
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
(L.05042)
Edukasi
Indicator S ST
1. Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga
A
2. Jelaskan frekuensi, durasi dan intensitas program latihan
Pergerakan 2 5
yang diinginkan
ekstremitas
3. Ajarkan teknik pernapasan (tarik nafas dalam) yang tepat
untuk memaksimalkan penyerapan oksigen selama latihan
Kekuatan 2 5 fisik dan untuk menurunkan tekanan darah
otot
Rentan 2 5
gerak
(ROM)
Keterangan:
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat Prefensi Tersier
5. Meningkat Dukungan kepatuhan program pengobatan (I.12361)
Observasi
Prefensi Tersier 1. Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
Tujuan: Terapeutik
Untuk mencegah 1. Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
peningkata tekanan darah 2. Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan
Status sirkulasi
Edukasi
(L.02016)
1. Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
Indicator SA ST
2. Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur
Tekanan 2 5
menjalani program pengobatan
darah
sistolik
Tekanan 2 5
darah
diastolic
Tekanan 2 5
nadi
Keterangan:
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
PLANNING OF ACTION ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
No Diagnosa Kegiatan Tujuan Sasaran Sumber daya
keperawatan kegiatan Penanggun Waktu Tempat Alokasi Keberlanjutan
g jawab dana
1 Perfusi perifer tidak Prevensi Untuk Lansia di Rhamadani 09.00 wib Kamar - 1. Diharap kan
efektif ditandai Primer meningkatkan kamar Seruni 1 & promosi
dengan peningkatan 1. Penyuluha pengetahuan Seruni 1 & 2 kesehatan tetap di
tekanan darah n tentang lansia tentang 2 lanjutkan dengan
ditandai dengan hipertensi pencegahan topic kesehatan
turgor kulit dan yang berbeda
menurun (D.0009) pengobatan
hipertensi
1. Diharapkan
Rhamadani 10.00 wib Kamar -
Prevensi Untuk Lansia di pengecekan
Sekunder kamar Seruni 1 &
mencegah tekanan darah
Seruni 1 & 2
1. Cek kejadian 2 tetap
tekanan penyakit diterapkan
darah hipertensi setiap hari
1 Perfusi perifer tidak Prevensi 09.00 wib Kamar 5 orang Seluruh 1. Menurun 1. Mengulagi
efektif ditandai dengan Primer Seruni 1 & 2 mahasiswa nya daya materi yang
peningkatan tekanan 1. Penyuluha profesi ingat pada diberikan
darah ditandai dengan n tentang lansia
turgor kulit menurun hipertensi
(D.0009)
No Masalah kesehatan Penyebab Program Tujuan evaluasi Kriteria Metode Hasil Rencana
terjadinya kegiatan keberhasilan evaluasi evaluasi tindak
masalah yang lanjut
dilakukan
1 Perfusi perifer tidak 1. Banyak 1. Penyuluha 1. Meningkatkan 1. Lansia Tanya jawab 1. Lansia 1. Lansia
efektif ditandai nya lansia n tentang pengetahuan dapat dapat dapat
dengan peningkatan yang hipertensi lansia tentang mengerti menjawab melakuka
tekanan darah ditandai mengalam 2. Cek perilaku tentang sebagian n senam
dengan turgor kulit i tekanan kesehatan pencegaha pertanyaa hipertensi
menurun (D.0009) hipertensi darah 2. Menskrining n dan n dari dan tarik
2. Kurang 3. Senam dini untuk pengobata perawat nafas
nya hipertensi mengurangi n 2. Lansia dalam
pengetahu dan tarik resiko hipertensi mau secara
an lansia nafas terjadinya 2. Lansia Tensi ulang melakuka mandiri
tentang dalam masalah mau n
masalah kesehatan melakukan pemeriksa
kesehatan 3. Untuk pengeceka an
3. Kurang mempertahan n tekanan tekanan
nya minat kan tekanan darah darah
lansia darah normal setiap hari 3. Lansia
untuk 3. Lansia Demontrasi sebagian
meningkat mampu ulang senam mau
kan mengikuti hipertensi melakuka
kesehatan senam n senam
lansia dan hipertensi
tari nafas dan tarik
dalam nafas
dalam
BAB IV
ANALISIS JURNAL
6.1 Kesimpulan
Setelah diberikan teknik relaksasi napas dalam terdapata pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di UPT PSTW Bondowoso.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Pendidikan
Diharapkan bisa menjadi wawasan dan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya
6.2.2 Bagi Lansia
Diharapkan lansia dapat mengubah pola makan yang tidak sehat, kebiasaan
hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang olahraga, stress, konsumsi
makanan asin berlebih dan berlemak tinggi yang dapat mengakibatkan tekanan
darah tinggi
6.2.3 Bagi Profesi Keperawatan
Tenaga kesehatan khususnya konselor lebih aktif dalam memberikan
pendidikan kesehatan dan penyuluhan tentang pentingnya cara pencegahan
dan pengobatan terhadap hipertensi baik dengan cara mengubah kebiasaan
hidup yang kurang sehat maupun dengan teknik relaksasi napas dalam. Untuk
pelayanan keperawatan sendiri, perawat dapat memberikan intervensi
keperawatan berupa relaksasi napas dalam untuk menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi sesuai standar 99 operasional prosedur (SOP) yang
tertera.
6.2.4 Bagi Dinas Sosial
Bagi UPT PSTW Bondowoso perlu memberikan penatalaksanaan terapi
relaksasi napas dalam sesuai dengan SOP sebagai pengobatan alternative
sehingga dapat menurunkan hipertensi secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah L. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. 1-17 p.
Elrita dkk.2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Sedang-Berat di Ruang irina c blu prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Diakses tanggal 17 September 2014.
Komaling, J. K., Suba, B., & Wongkar, D. (2013). Hubungan mengkonsumsi Alkohol dengan