Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS dr.

SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP)
DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA

Topik/Materi : Deteksi Dini Gangguan Jiwa


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien di Poli
Hari/Tgl :

Waktu : Jam 07.00-07.30 WIB

Tempat : Di Poli

Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Universitas dr Soebandi Jember.


Kelompok 1 Ruang Gelatik

A. LATAR BELAKANG
Deteksi dini gangguan jiwa termasuk dalam pencegahan sekunder pada
pencegahan psikiatri (preventif psychiatry). Pencegahan sekunder didefinisikan sebagai
deteksi dini dan pengobatan segera terhadap penyakit atau gangguan, dengan tujuan
menurunkan prevalensi gangguan dengan memperpendek lama sakit (Kaplan and
Sadock, 1996).

Gangguan Jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.

Pentingnya pendidikan kesehatan deteksi dini kekambuhan gangguan jiwa yaitu


untuk mengetahui dan menanggulangi kekambuhan gangguan jiwa secara dini dari tanda
dan gejala yang muncul, selain itu juga merupakan awal usaha dalam memberikan
kondisi yang kondusif bagi pasien. Deteksi dini juga berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan mental pasien dan keluarganya sebagai sumber problem
mengenai persoalan kejiwaan keluarga (Notosoedirdjo dan Latipun, 2005).

B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum


UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

Menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang Deteksi Dini


Gangguan Jiwa
2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat menjelaskan :


1. Menjelaskan pengertian deteksi dini
2. Menjelaskan pengertian gangguan jiwa

C. POKOK BAHASAN

Deteksi Dini Gangguan Jiwa

D. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian deteksi dini
2. Pengertian gangguan jiwa
3. Etiologi gangguan jiwa
4. Tanda dan gejala gangguan jiwa
5. Jenis gangguan jiwa
6. Peran keluarga

E. METODE

1. Jenis model pembelajaran : Pertemuan (tatap muka)

2. Landasan teori : Ceramah dan diskusi tanya jawab

3. Langkah pokok :
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

a. Menjelaskan suasana pertemuan yang baik

b. Menjelaskan materi dan menciptakan lingkungan yang


kondusif

c. Mengidentifikasi masalah yang terjadi

d. Memberi masukan terhadap permasalahan

F. MEDIA

Leaflet dan Poster


UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

G. PROSESKEGIATAN

Tahap
Kegiatan Pemateri/Penyuluh Kegiatan Peserta Media
Kegiatan
Pendahuluan 1. Pembukaan: 1. Menjawab salam Leaflet dan
( 5 Menit) Poster
a. Salam pembukaan 2. Memperhatikan
kepada peserta pemateri
b. Memperkenalkan diri 3. Berpartisipasi
kepada peserta aktif dalam
c. Mengkomunikasikan mendengar
tujuan dalam pemateri
penyuluhan kepada
peserta

Penyajian Kegiatan inti penyuluhan : 1. Memperhatikan Leaflet dan


(20 Menit) Menjelaskan dan menguraikan dan mencatat Poster
materi tentang: penjelasan
1. Pengertian deteksi dini penyuluh dengan
2. Pengertian gangguan jiwa cermat
3. Tanda dan gejala 2. Menanyakan
gangguan jiwa
hal-hal yang
4. Jenis gangguan jiwa
belum jelas.
5. Peran keluarga
3. Memperhatikan
pemateri
4. Menanyakan
materi yang
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

belum jelas
kepada pemberi
materi
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang 1. Memperhatikan Leaflet dan
2. Menjawab Poster
( 5 Menit) telah disampaikan.
3. Menjawab salam
2. Evaluasi penyuluhan
dengan pertanyaan secara
lisan.

3. Memberikan salam
kepada peserta
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

H. EVALUASI
1. Pengertian Deteksi Dini
2. Pengertian Gangguan Jiwa
3. Etiologi gangguan jiwa
4. Tanda dan gejala gangguan jiwa
5. Jenis gangguan jiwa
6. Peran keluarga

I. REFERENSI
1. Kaplan HI &Sadock BJ. 1996.Pocket handbook of clinical psychiatry, Baltimore:
Williams and Wilkins

2. Notosoedirdjo dan Latipun. 2005. Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan. Malang :
UMM Press.

3. Departemen Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan


Keperawatan, Jakarta : Depkes RI.

J. LAMPIRAN

Materi : Deteksi Dini Gangguan Jiwa

Jember,. April 2022

Kelompok 1
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

Lampiran 1

DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA

A. Pengertian Deteksi Dini Gangguan Jiwa


Deteksi dini gangguan jiwa termasuk dalam pencegahan sekunder pada pencegahan
psikiatri (preventif psychiatry). Pencegahan sekunder didefinisikan sebagai deteksi
dini dan pengobatan segera terhadap penyakit atau gangguan, dengan tujuan
menurunkan prevalensi gangguan dengan memperpendek lama sakit (Kaplan and
Sadock, 1996).

Gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologis yang ditunjukan oleh individu
yang menyebaabkan distress, disfungsi, dan menunjukan kualitas. Hal ini
mencerminkan disfunsi psikobiologis dan bukan sebagai akibat dari penyimpangan
sosial atau konflik dengan masyarakat. Tingkat/derajat keparahan dan persistensi
beberapa gangguan jiwa menyebabkan ketegangan dan mempengaruhi individu,
keluarga mereka, komunitas, dan system pelayannan kesehatan yang lebih luas.
Sebagai tambahan, terdapat penigkatan resiko kematian premature mulai dari yang
bersifat alamiah hingga tidak alamiah pada orang yang mengaami gangguan jiwa
(Stuart, 2016)
B. Etiologi
Faktor penyebab menurut (Stuart, 2016). Adalah sebagai berikut :
A. Faktor Predisposisi merupakan faktor risiko dan protektif yang mempengaruhi
jenis dan jumlah sumber yang didapat digunakan seseorang untuk mengatasi
stress. Faktor predisposisi
tersebut terdiri dari aspek biologis, psikologis dan sosial budaya. Predisposisi
biologis meliputi latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis,
kesehatan secara umum, dan keterpaparan pada racun. Predisposisi psikologis
meliputi intelegensi keterampilan verbal, moral, kepribadian, pengalaman masa
lalu, konsep diri dan motivasi, pertahanan psikologis, dan lokus kendali, atau
suatu perasaan pengendalian terhadap nasib diri sendiri. Predisposisi sosial
budaya meliputi usia, gender, pendidikan, penghasilan, pekerjaan, latar belakang
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

budaya, keyakinan religi, afilasi politik, pengalaman


sosialisasi, dan tingkat integrasi sosial atau keterhubungan.
B. Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Faktor presipitasi
memerlukan energi yang besar dalam menghadapi stres atau tekanan hidup.
Faktor presipitasi ini
dapat bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural. Waktu merupakan dimensi
yang juga memengaruhi terjadinya stres, yaitu berapa lama terpapar dan berapa
frekuensi terjadinya stress (Yusuf, 2015).
C. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa
Menurut Hartono & Kusumawati (2010) terdapat beberapa tanda dan gejala gangguan
jiwa antara lain:
1) Gangguan kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental di mana seseorang menyadari dan
mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun
lingkungan luarnya.
a) Gangguan sensasi Seseorang yang mengalami gangguan kesadaran akan
suatu rangsangan.
b) Gangguan persepsi Kesadaran akan suatu rangsang yang dimengerti atau bisa juga
diartikan sebagai sensasi yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi macam-
macam rangsang yang masuk.
2) Gangguan Asosiasi
Asosiasi adalah proses mental di mana perasaan, kesan, atau gambaran ingatan
cenderung menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon atau konsep lain, yang
sebelumnya berkaitan dengannya.
3) Gangguan perhatian Perhatian adalah suatu proses kognitf yaitu pemusatan
atau konsentrasi.
4) Gangguan ingatan
Ingatan adalah kesanggupan untuk mencatat,menyimpan, serta memproduksi isi dan
tanda-tanda kesadaran. Proses ingatan terdiri atas tiga unsur yaitu pencatatan,
penyimpanan, pemanggilan data.
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

5) Gangguan psikomotor
Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan
jiwa meliputi kondisi perilaku motorik, atau aspek motorik dari suatu perilaku. Bentuk
gangguan psikomotor dapat berupa aktivitas yang meningkat, aktivitas yang menurun,
aktivitas yang terganggu atau tidak sesuai, aktivitas yang berulang-ulang, otomatisme
perintah tanpa disadari, negativisme dan aversi (reaksi agresif).
6) Gangguan kemauan
Kemauan adalah proses dimana keinginan-keinganan dipertimbangkan lalu
diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
7) Gangguan emosi dan afek
Emosi adalah pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas
tubuh dan menghasilkan sensasi organik. Sedangkan, afek adalah perasaan emosional
seseorang yang menyenangkan atau tidak yang menyertai suatu pikiran yang
berlangsung lama. Emosi merupakan manifestasi afek yang keluar disertai oleh banyak
komponen fisiologik yang berlangsung singkat.
D. Jenis Gangguan Jiwa

Berikut ini beberapa gangguan jiwa yang sering terjadi dan memerlukan perhatian khusus :

1. Pada anak
a. Gangguan perkembangan perfasif, 3 area perkembangan utama yaitu perilaku,
interaksi soial dan komunikasi Macam gangguan perfasif:
1) Retardasi mental adalah gangguan fungsi intelektual secara signifikan berada di
bawah rata-rata(IQ< 70) dan ketebatasan terkait dalam 2 bidang keterampilan
adaptasi atau lebih(komunikasi, perawatan diri)
2) Autisme adalah gangguan yang dicirikan dalam interaksi social dan komunikasi
serta aktivitas dan minat yang terbatas
3) Gangguan perkembangan spesifik dicirikan dengan keterlambatan perkembangan
yang mengarah kepada kerusakan fungsi pada berbagai bidang seperti membaca
dan bahasa
b. Defisit pehatian dan gangguan perilaku distruktif diantaranya:
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

1) ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) dicirikan


dengan tingakt gangguan perhatian impulsifitas dan
hiperaktifitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan
2) Gangguan perilaku dicirikan dengan perilaku berulang distruktif dan kesengajaan
untuk tidak patuh.
2. Pada remaja
a. Skizofrenia pada awalnya meliputi perubahan ekstrim dalam perilaku sehari-hari
isolasi social, sikap yang aneh, penurunan nilai-nilai akademik, dan
mengekspresikan perilaku yang tidak disadarinya
b. Bunuh diri mempunyai tanda-tanda diantaranya menarik diri secara tiba-tiba dengan
memberontak atau berperilaku keras, menyalah gunkan obat atau alcohol dan
ancaman butuh secara terang terangan secara verbal
c. Gangguan penyalahgunaan obat (Narkotika)
3. Pada lansia
a. Dimensia adalah suatu gangguan intelektual atau daya ingat yang ummnya progresif
dan ireversibel biasanya terjadi pada usia lebih dari 65 tahun
b. Depresi gejalanya kehilangan minat mudah lelah dan konsentrasi berkurang dan
kurang percaya diri
c. Gangguan kecemasan berupa gangguan manik, fobia, dan gangguan stress akut
d. Fenomena yang sering dikeluhkan pada lansia adalah lebih banyak terbangun pada
dini hari ngantuk pada siang hari dan tidur sejenak pada siang hari
Gangguan jiwa membuat seseorang menjadi terganggu fungsi dan produktivitasnya
dan ini bisa mengganggu juga keluarga dan masyarakat. Dengan melakukan deteksi dini dan
penanganan yang baik maka gangguan jiwa dapat cepat dipulihkan dan tidak mejadi makin
berat. Deteksi dini gangguan jiwa dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, psikiater,
psikolog, perawat jiwa dan di rumah sakit jiwa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
wawancara, pemeriksaan lab dan radiologi (bila diperlukan), tes kesehatan mental dan tes
psikologis lainnya. Setelah diagnosis ditegakkan maka terapi akan segera dimulai dan
kesembuhan akan cepat diraih. Pengobatan untuk gangguan jiwa berlangsung lama dan
dibutuhkan konsultasi yang rutin. Dengan melakukan deteksi dini dan pemeriksaan maka
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

gangguan jiwa yang berat dapat dihindari sehingga bahaya juga bisa
dicegah.

D. PERAN KELUARGA
Keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya
(Friedman, 1981), dan tugas keluarga pada anggotanya yang mengalami gangguan jiwa
adalah sebagai berikut:

1. Mengenal gangguan jiwa setiap anggotanya


2. Menetapkan pelayanan kesehatan jiwa yang tepat
3. Merawat anggota keluarganya yang gangguan jiwa
4. Menyediakan lingkungan yang mendukung kesehatan jiwa
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa, lintas sektor dan jaringan dukungan keluarga
yang tersedia di lingkungan.
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf ah, dkk. (2007). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Selemba
Medika.
Kusumawati, F., & Hartono Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Kaplan HI &Sadock BJ. 1996.Pocket handbook of clinical psychiatry, Baltimore:
Williams and Wilkins
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi Ke-3. Jakarta: Salemba Medika.
Departemen Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan
Keperawatan, Jakarta : Depkes RI.
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Dan Bisnis
Jl. Dr. Soebandi No. 99, Telp/Fax (0331) 483536,
E_mail : info@stikesdrsoebandi.ac.id Website : https://www.stikesdrsoebandi.ac.id

LAMPIRAN MEDIA

Anda mungkin juga menyukai