1 pesan
Alamat email *
fredyanggoro129@gmail.com
Judul Penelitian *
Lokasi Penelitian *
Waktu Penelitian *
Sosial (Humanity)
Ya
Tidak
Jika Multi-senter apakah sudah mendapatkan persetujuan etik dari senter/institusi yang lain (lampirkan
jika sudah) *
Ya
Tidak
No. Telepon/HP *
085708553383
Identifikasi Anggota Peneliti
Isikan Nama Program Studi dan Perguruan Tinggi (contoh : Nama Prodi - Perguruan Tinggi)
Isikan Nama Program Studi dan Perguruan Tinggi (contoh : Nama Prodi - Perguruan Tinggi)
Isikan Nama Program Studi dan Perguruan Tinggi (contoh : Nama Prodi - Perguruan Tinggi)
Ringkasan Penelitian
Ringkasan proposal penelitian meliputi latar belakang, tujuan, desain penelitian, variabel penelitian, populasi,
sample, teknik sampling, instrumen penelitian, analisa data dan luaran penelitian yang diharapkan
Ringkasan diketik dalam 200 kata, (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh “awam” bukan tenaga
kesehatan) *
Justifikasi penelitian (p3) Tuliskan mengapa penelitian ini harus dilakukan, manfaat untuk penduduk di
wilayah penelitian ini dilakukan (Negara, wilayah, local)- standar 2/A (Adil) *
Pendapat peneliti tentang isu etik yang mungkin dihadapi dalam penelitian ini, dan bagaimana cara
menanganinya (p4) *
Berisi Ringkasan dari Tinjauan Pustaka (TIDAK LEBIH DARI 1000 KATA)
Ringkasan hasil-hasil studi sebelumnya sesuai topik penelitian, termasuk yang belum dipublikasi yang
diketahui para peneliti dan sponsor, dan informasi penelitian yang sudah dipublikasi, termasuk jika ada
kajian-kajian pada hewan. *
penelitian ini adalah penelitian ekperimental, jika terjadi suatu kesalahan
dalam perlakuan yang dilakukan peneliti maka resiko yang didapat adalah
dituntut oleh responden. sehingga dibuat informed consent untuk
melindungi peneliti dari tuntutan yang tidak diharapkan.
Tinjauanpus : Menurut Kaplan dan Sadock (2010), penggolongan gangguan
jiwa dapat dibagi menjadi 3 golongan meliputi Neurosa gangguan jiwa
ringan, Psikosa gangguan jiwa sedang dan skizofrenia gangguan jiwa berat.
Sedangkan menurut Stuart dan Laraia skizofrenia merupakan sekelompok
reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk
fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterprestasikan
realita, merasakan dan menunjukan emosi dan perilaku yang dapat diterima
secara rasional. Pembagian skizofrenia menurut (Videbeck, 2012) menjadi
beberapa jenis. Penderita digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut
gejala utama yang terdapat padanya. Akan tetapi batas-batas golongan-
golongan ini tidak jelas, gejala-gejala dapat berganti-ganti atau mungkin
seorang penderita tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu jenis.
Pembagiannya ialah skizofrenia simplex, skizofrenia hebefrenik, dan
skizofrenia katatonik.
Terapi psikoedukasi keluarga adalah salah satu unsur program perawatan
kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi
melalui komunikasi terapeutik. Program psikoedukasi merupakan
pendekatan yang bersifat edukatif dan pragmatik.Terapi psikoedukasi
keluarga dapat memberikan dampak positif kepada keluarga dan secara
tidak langsung kepada klien. Manfaat bagi keluarga adalah dapat
meningkatkan pegetahuan tentang penyakit yang dialami klien,
meningkatkan kemampuan merawat klien, memperbaiki koping keluarga,
dan meningkatkan kemampuan mengatasi masalah karena kondisi sakit
klien. Manfaat bagi klien adalah mereka akan mendapatkan perawatan yang
optimal oleh keluarga, mendapatkan dukungan yang adekuat dari keluarga
dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kemandirian (FIK UI, 2014).
tujuan utama dari terapi psikoedukasi keluarga adalah berbagi informasi
tentang perawatan kesehatan mental, membantu anggota keluarga untuk
lebih memahami tentang penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya,
gejala prodromal (gejala yang mungkin muncul sebelum kambuh
sepenuhnya), dan pengobatan yang dibutuhkan untuk mengurangi gejala.
Dengan adanya psikoedukasi keluarga, keluarga dapat membagi perasaan
yang dirasakan seperti perasaan marah atau kehilangan, perasaan
terstigma atau kesedihan, dan perasaan tidak berdaya. Terapi psikoedukasi
keluarga sangat berguna bagi orang dengan segala jenis gangguan mental,
medis, ataupun gangguan perilaku.
Pelaksanaan terapi psikoedukasi keluarga terdiri dari 5 sesi. Adapun urutan
dari terapi ini adalah sebagai berikut :
1. Sesi 1 : pengkajian dan identifikasi masalah yang dialami keluarga dalam
merawat pasien skizofrenia.
2. Sesi 2 : manajemen perawatan keluarga dengan pasien skizofrenia.
3. Sesi 3 : manajemen kecemasan keluarga.
4. Sesi 4 : manajemen beban keluarga.
5. Sesi 5 : pemberdayaan komunitas untuk membantu keluarga.
Kecemasan merupakan pengalaman individu yang bersifat subyektif yang
sering bermanifestasi sebagai perilaku yang disfungsional yang diartikan
sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan tehadap kejadian yang tidak
diketahui dengan pasti (Rosmaharani S, Wihastuti T, 2015). Keluhan yang
sering terjadi pada orang yang mengalami kecemasan antara lain sebagai
berikut (Hawari, 2011) :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mengalami mimpi yang menegangkan.
e. Kurang konsentrasi dan daya ingat.
Dalam menanggapi kecemasan setiap individu memiliki respon yang
berbeda - beda, menurut Hawari (2011), tingkatan kecemasan seseorang
dapat dibagi menjadi empat yaitu: kecemasan ringin, kecemasan ringan,
kecemasan berat, kecemasan sangat berat. Menurut Bailon & Maglaya
(1978) dalam Andarmoyo (2012) keluarga adalah terdiri dari dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan
perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang
didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan
diri sendiri, kebutuhan pasien, dan kemampuan pasien dalam melakukan
perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini Orem memberikan
identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya:
1. Sistem bantuan secara penuh
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan
secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi, serta adanya manipulasi
gerakan. Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan pada orang yang
tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien
koma, pada pasien yang sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu
pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan
tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi
atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan
pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta
keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mampu
melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self
care-nya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi
mental.
2. Sistem bantuan sebagian
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja
dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal
seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki
kemampuan seperti mencuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi
butuh pertolongan perawatan dalam ambulasi dan melakukan perawatan
luka.
3. Sistem suportif dan edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu melakukan
perawatan secara mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.
Pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, Orem mempunyai
pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan antara
individu dengan lingkungan, menggambarkan apa yang mereka lakukan,
menggunakan kreasi dalam berfikir dan berkomunikasi, serta dalam
melakukan perbuatan seharusnya sesuai dengan diri dan lingkungan
sehingga dalam prakteknya Orem menggunakan langkah dalam proses
keperawatan dengan menentukan diagnosis dan perintah, menentukan
mengapa keperawatan dibutuhkan,menganalisis dan menginterprestasikan
dengan membuat keputusan, merencanakan sistem perawatan dengan
merencanakan perawatan sesuai dengan sistem perawatan yang
dibutuhkan, mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan perawatan
yang akan diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri,
mengatasi masalah keterbatasan, serta mempertahankan dan menjaga
kemampuan pasien dalam perawatan diri (Hidayat, 2013).
Kondisi Lapangan
Kondisi tempat penelitian
Informasi ketersediaan fasilitas yang layak untuk keamanan dan ketepatan penelitian *
terdapat puskesmas yang tidak jauh dari desa bongkot yang memiliki
program jiwa didalamnya.
1. Responden
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Tingkat Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Hubungan Dengan Penderita
Desain Penelitian
Bila uji coba klinis, deskripsi harus meliputi apakah kelompok treatment ditentukan secara random,
(termasuk bagaimana metodenya), dan apakah blinded atau terbuka. (bila bukan ujicoba klinis cukup tulis :
tidak relevan) *
tidak relevan
Sampling
Jumlah subyek yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian dan bagaimana penentuannya secara statistik *
Kriteria Inklusi :
a. Keluarga yang memiliki dan merawat salah satu anggota yang
menderita skizofrenia.
b. Keluarga yang bersedia menjadi responden.
Kriteria Ekslusi :
a. Keluarga penderita skizofrenia yang telah berpindah tempat tinggal dan
meninggal.
b. Keluarga yang memiliki kecemasan normal atau tidak cemas dalam
merawat pasien skizofrenia.
c. Keluarga yang tidak kooperatif dalam penelitian.
Sampling kelompok rentan: alasan melibatkan anak-anak atau orang dewasa yang tidak mampu
memberikan persetujuan setelah penjelasan, atau kelompok rentan, serta langkah-langkah bagaimana
meminimalisir bila terjadi resiko
Intervensi
(Pengguna data sekunder, kualitatif, cukup tulis Tidak Relevan, lanjut ke manfaat)
Deskripsi dan penjelasan semua intervensi (metode administrasi treatmen, termasuk rute administrasi,
dosis, interval dosis, dan masa treatmen produk yang digunakan (investigasi dan komparator ) *
Treatmen/pengobatan lain yang mungkin diberikan atau diperbolehkan, atau menjadi kontraindikasi,
selama penelitian *
Test klinis atau lab atau test lain yang harus dilakukan *
tidak ada
Monitoring Hasil
Penelitian menggunakan STUDI KASUS melampirkan form pencatatan, respon, evaluasi dan follow up
Sampel dari form laporan kasus yang sudah distandarisir, metode pencatatan respon terapeutik (deskripsi
dan evaluasi metode dan frekuensi pengukuran), prosedur follow-up, dan, bila mungkin, ukuran yang
diusulkan untuk menentukan tingkat kepatuhan subyek yang menerima treatmen
Aturan atau kriteria kapan subyek bisa diberhentikan dari penelitian atau uji klinis, atau, dalam hal studi
multi senter, kapan sebuah pusat/lembaga di non aktifkan, dan kapan penelitian bisa dihentikan (tidak lagi
dilanjutkan)
Metode yang digunakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses penelitian (apabila
menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dapat dituliskan tidak ada resiko/resiko minimal)
Metode pencatatan dan pelaporan adverse events atau reaksi, dan syarat penanganan komplikasi
(Guideline 4 dan 23)
Resiko –resiko yang diketahui dari adverse event, termasuk resiko yang terkait dengan masing-masing
rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin, atau terhadap prosedur yang akan diuji cobakan
(Guideline 4)
Penanganan Komplikasi
Detail tentang penanganan hal-hal yang tidak diinginkan pada section sebelumnya
Rencana detail bila ada resiko lebih dari minimal/luka fisik, membuat rencana detail
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Manfaat
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.
Menambah literatur dan penelitian bagi dunia keperawatan khususnya
keperawatan kesehatan jiwa. Menambah referensi tentang tingkat
kecemasan dalam merawat pasien skizofrenia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi, khasanah
wawancara kepustakaan, dan sumber bacaan bagi mahasiswa dalam
bidang kesehatan, dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
pedoman pada penelitian selanjutnya.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan dalam perawatan pasien skizofrenia serta dapat menerapkan ilmu
yang diperoleh dalam bentuk praktik lapangan.
c. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan
dalam memberikan penyuluhan untuk meningkatkan koping keluarga untuk
mengurangi tingkat kecemasan keluarga dalam melakukan perawatan pada
pasien skizofrenia.
d. Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengurangi kecemasan
keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di rumah.
e. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data awal penelitian
berikutnya mengenai pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap tingkat
kecemasan dalam merawat pasien skizofrenia.
Manfaat penelitian bagi penduduk, termasuk pengetahuan baru yang kemungkinan dihasilkan oleh
penelitian (Guidelines 1 and 4)
Kemungkinan berkelanjutan akses bila hasil intervensi menghasikan manfaat yang signifikan
Pihak-pihak yang akan mendapatkan keberlangsungan pengobatan, organisasi yang akan membayar
keluarga yang merawat pasien skizofrenia dan tidak ada organisasi yang
akan membayar
tidak relevan
Informed Consent
Cara yang diusulkan untuk mendapatkan informed consent dan prosedur yang direncanakan untuk
mengkomunikasikan informasi penelitian (Penjelasan Sebelum Persetujuan/PSP) kepada calon subyek,
termasuk nama dan posisi wali bagi yang tidak bisa memberikannya. (Guideline 9)
Khusus Ibu Hamil: adanya perencanaan untuk memonitor kesehatan ibu dan kesehatan anak jangka
pendek maupun jangka panjang (Guideline 19)
tidak relevan
Wali
Keberadaan Wali apabila subjek penelitian dinilai tidak mampu memberikan inform consent
Adanya wali yang berhak bila calon subyek tidak bisa memberikan informed consent (Guidelines 16 and
17)
Adanya orang tua atau wali yang berhak bila anak paham tentang informed consent tapi belum cukup umur
(Guidelines 16 and 17)
Deskripsi bujukan atau intensif (bahan kontak) pada calon subyek untuk ikut berpartisipasi, seperti uang,
hadiah, layanan gratis, atau yang lainnya
Rencana dan prosedur, dan orang yang bertanggung jawab untuk menginformasikan bahaya atau
keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang sama, yang bisa mempengaruhi
keberlangsungan keterlibatan subyek dalam penelitian (Guideline 9)
Penjagaan Kerahasiaan
Proses rekrutmen (misalnya lewat iklan), serta langkah-langkah untuk menjaga privasi dan kerahasiaan
selama rekrutmen (Guideline 3)
Langkah-langkah proteksi kerahasiaan data pribadi, dan penghormatan privasi orang, termasuk
kehatihatian untuk mencegah bocornya rahasia hasil test ginetik pada keluarga kecuali atas izin dari yang
bersangkutan (Guidelines 4, 11, 12, and 24)
Informasi tentang bagaimana kode; bila ada, untuk identitas subyek dibuat, dimana disimpan dan kapan,
bagaimana dan oleh siapa bisa dibuka bila terjadi emergensi (Guidelines 11 and 12)
peneliti menggunakan kode untuk merahasiakan identitas responden
Kemungkinan penggunaan lebih jauh dari data personal atau material biologis
tidak relevan
Rencana Analisis
Deskripsi tentang rencana-rencana analisa statistic, termasuk rencana analisa interim bila diperlukan, dan
kriteria bila atau dalam kondisi bagaimana akan terjadi penghentian premature keseluruhan penelitian
(Guideline 4)
Monitor Keamanan
Rencana-rencana untuk memonitor keberlangsungan keamanan obat atau intervensi lain yang dilakukan
dalam penelitian atau trial, bila diperlukan, pembentukan komite independen untuk data dan safety
monitoring (Guideline 4)
tidak relevan
Konflik Kepentingan
Pengaturan untuk mengatasi konflik finansial atau yang lainnya yang bisa mempengaruhi keputusan para
peneliti atau personal lainnya; menginformasikan pada komite lembaga tentang adanya conflict of interest;
komite mengkomunikasikannya ke komite etik dan kemudian mengkomunikasikan pada para peneliti
tentang langkah-langkah berikutnya yang harus dilakukan (Guideline 25)
Manfaat Sosial
Untuk riset yang dulakukan pada setting sumberdaya lemah, kontribusi yang dilakukan sponsor untuk
capacity building untuk review ilmiah dan etika dan untuk riset-riset kesehatan di negara tersebut; dan
jaminan bahwa tujuan capacity building adalah agar sesuai nilai dan harapan para partisipan dan
komunitas tempat penelitian (Guideline 8
2. Protokol riset atau dokumen yang dikirim ke komite etik harus meliputi deskripsi rencana pelibatan
komunitas, dan menunjukkan sumber-sumber yang dialokasikan untuk aktivitas-aktivitas pelibatan
tersebut. Dokumen ini menjelaskan apa yang sudah dan yang akan dilakukan, kapan dan oleh siapa, untuk
memastikan bahwa masyarakat dengan jelas terpetakan untuk memudahkan pelibatan mereka selama
riset, untuk memastikan bahwa tujuan riset sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan diterima oleh
mereka. Bila perlu masyarakat harus dilibatkan dalam penyusunan protocol atau dokumen ini (Guideline 7)
Terutama bila sponsor adalah industry, kontrak yang menyatakan siapa pemilik hak publikasi hasil riset,
dan kewajiban untuk menyiapkan bersama dan diberikan pada para PI draft laporan hasil riset (Guideline
24)
Publikasi
Rencana publikasi hasil pada bidang tertentu (seperi epide,iologi, generic, sosiologi) yang bisa beresiko
berlawanan dengan kemaslahatan komunitas, masyarakat, keluarga, etnik tertentu, dan meminimalisir
resiko kemudratan kelompok ini dengan selalu mempertahankan kerahasiaan data selama dan setelah
penelitian, dan mempublikasi hasil-hasil penelitian sedemikian rupa dengan selalu mempertimbangkan
martabat kemulyaan mereka (Guideline 4)
Bila hasil riset negative, memastikan bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi atau dengan melaporkan ke
otoritas pencatatan obat-obatan (Guideline 24)
Pendanaan
Sumber dan jumlah dana riset; lembaga funding, dan deskripsi komitmen finansial sponsor pada
kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para subyek riset, dan, bila ada, pada komunitas (Guideline 25)
Komitmen Etik
Pernyataan peneliti utama bahwa prinsip-prinsip yang tertuang dalam pedoman ini akan dipatuhi (Scan
Surat Pernyataan) *
(Track Record) Riwayat usulan review protocol etik sebelumnya dan hasilnya (isi dengan judul dan tanggal
penelitian, dan hasil review Komite Etik) *
Pernyataan bahwa bila terdapat bukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai peraturan/ketentuan
yang berlaku *
Daftar Referensi
Daftar Pustaka *
LAMPIRAN-LAMPIRAN