“Demi kehormatan saya sebagai mahasiswa dihadapan Tuhan YME, dengan ini saya
menyatakan bahwa selama ujian akan berlaku jujur, mematuhi peraturan ujian,
termasuk tidak menerima dan memberikan informasi dari dan kepada sesama peserta ujian.
Bila saya melanggar pernyataan ini bersedia untuk menerima sanksi sesuai peraturan yang
berlaku”.
Yang Membuat Pernyataan :
SOAL :
1. Identifikasi Masalah
Ada empat jenis gangguan jiwa yang terbanyak di masyarakat yaitu gangguan cemas,
depresi, bipolar dan gangguan psikotik/skizofrenia. Dari keempat jenis gangguan jiwa yang
terbanyak di masyarakat, yang termasuk kedalam jenis gangguan jiwa berat adalah gangguan
psikotik/skizofrenia, sehingga orang yang mengalami gangguan psikotik/skizofrenia disebut
dengan ODGJ berat.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian SPM program kesehatan jiwa Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2019 yaitu sebesar 92,24%, hasil tersebut masih belum mencapai target
SPM yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 100% atau masih ada sekitar 7,76% ODGJ berat yang
belum mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di Provinsi Kepuauan Riau tahun 2019.
Dilihat dari capaian SPM program kesehatan jiwa Kabupaten/Kota yang sudah mencapai
target 100% adalah Kabupaten Natuna, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten
Karimun, sedangkan yang belum mencapai target SPM masih ada tiga Kabupaten/Kota yaitu
Kabupaten Bintan, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kota Batam, dimana masing-masing
capaian SPM program kesehatan jiwa adalah sebesar 67,83%, 73,68%, dan 77,72%.
2. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dari hasil literasi saya adalah :
1. Jumlah sasaran ODGJ berat dari hasil perhitungan proyeksi menggunakan data prevalensi
skizofrenia/psikotik tahun 2018 pada penduduk semua umur tidak sesuai dengan hasil
penemuan di lapangan (jumlah sasaran lebih banyak dibandingkan dengan hasil temuan
di lapangan), sehingga hasil capaian SPM tidak mencapai target 100%.
2. Masih adanya stigma yang beredar di masyarakat bahwa anggota keluarga yang
menderita ODGJ berat merupakan suatu aib yang memalukan sehingga beberapa kasus
ODGJ berat dilakukan pengasingan dan pemasungan di tempat khusus agar tidak
diketahui oleh banyak orang atau masyarakat setempat dan kasus ini tidak dilaporkan
kepada yang berwajib.
3. Kurangnya kesadaran dari pihak keluarga untuk membawa penderita ODGJ berat berobat
ke fasilitas pelayanan kesehatan dan lebih memilih untuk berobat ke dukun
4. Sulitnya akses ke pelayanan kesehatan dan membutuhkan biaya transportasi yang besar
serta tidak adanya kesediaan dari keluarga untuk mendampingi penderita ODGJ berat
untuk berobat karena kendala waktu.
3. Faktor sosisal, berdasrkan masalah kehidupan, tekanan yang ia dapati dari lingkungan
atau bahkan kurangnya dukungan/dorongan dari keluarga.