DOKUMEN
JEMBER FAKULTAS
KEPERAWATAN
FORM PP-05
PRODI S-1 KEPERAWATAN
LEMBAR KERJA
MAHASISWA 1
Dosen Pengampu Mata kuliah : Hanny Rasni,S.kp.,M.Kep.
Pokok Bahasan : konsep komunitas, keperawatan komunitas, proses
keperawatan komunitas, manajemen puskesmas dan
asuhan aggregate
Model Pembelajaran : diskusi
IDENTITAS MAHASISWA
BAHAN DISKUSI
1. Community as Partner
2. SDKI, SIKI dan SLKI
HASIL DISKUSI
Tuliskan hasil diskusi di bagian ini!
Tuliskan hasil diskusi pembahasan topic materi minggu 1- minggu 10 keperawatan komunitas
sesuai dengan format yang telah disiapkan.
TM 1 – PENGANTAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan nilai (values), minat
(interests), ini merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografis yang jelas, dengan
norma dan nilai yang telah dilembagakan. Misalnya di bidang kesehatan ada kelompok ibu
hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok balita, kelompok orang lanjut usia, kelompok
masyarakat di wilayah desa tuan rumah, dan lain-lain. komunitas petani, komunitas pedagang,
komunitas kelas pekerja, komunitas terpencil, dll. Tujuan keperawatan komunitas. Tujuan proses
keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
1. Memutuskan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap program
yang dievaluasi.
2. Memutuskan kriteria dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi.
3. Memutuskan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
4. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi
tersebut.
5. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan
6. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program
berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
1. Relevansi (relevance)
2. Keefektifan (effectiveness)
3. Efisiensi (efficiency)
4. Hasil (outcomes)
5. Dampak (impact)
6. Keberlanjutan (sustainability)
Metode yang digunakan dapat berupa kualitatif maupun kuantitatif. Sumber data yang digunakan
ada 2, yaitu data primer dan data sekunder. Contoh perbedaan data primer dan data sekunder,
yaitu:
Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dikumpulkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS).
Data Sakernas (Survei Tenaga Kerja Nasional) yang dikumpulkan oleh BPS
TM 5 – ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGGREGATE DEWASA DAN
LANSIA
Pada masyarakat lansia terdapat 3 aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek biologi, ekonomi
dan sosial. Aspek biologis pada masyarakat lansia yaitu adanya proses penuaan yang ditandai
dengan menurunnya daya tahan tubuh dan berdampak pada rentannya lansia terhadap serangan
penyakit. Kebutuhan hidup pada lansia yaitu meliputi pemenuhan gizi yang seimbang,
pemeriksaan kesehatan secara rutin, rumah yang sehat, tentram dan aman serta pemenuhan
kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan orang lain. Tahap menua pada setiap orang akan
berbeda, setiap lansia akan memiliki kegiatan yang berbeda dan tidak terdapat satu pun faktor
yang dapat mencegah penuaan. Terdapat beberapa tugas perkembangan pada lansia menurut
Peek, yaitu:
1. Perbedaan ego vs preokupasi peran kerja, pada tugas ini dibutuhkan pergeseran sistem
nilai pada seseorang yang dapat membuat lansia mengevaluasi atau mendefinisikan
kembalu pekerjaan mereka sehingga lansia mampu menemukan cara baru untuk
memandang dirinya sendiri sebagai orangtua dan okupasi
3. Transendensi ego vs preokupasi ego, lansia biasanya akan menyelesaikan ego dengan
warisan atau kontribusi pada keluarga dan masyarakat. Lansia biasanya ingin hidupnya
lebih aman, bermakna dan bahagia.
Perawat lansia atau perawat gerontik harus mengkaji sikap yang dapat memengaruhi asuhan
keperawatan. Seorang perawat gerontik harus mampu memberikan rasa nyaman, cukup dan
kesejahteraan pada klien lansia. Adapun beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh
perawat, yaitu:
1. Pendekatan fisik, pada klien lansia yang aktif artinya dia dapat bergerak tanpa bantuan
dan klien lansia yang pasif atau lansia dengan sakit atau lumpuh.
3. Pendekatan sosial, perawat dapat mengadakan diskusi dan bercerita sebagai upaya
perawtan sosial. Perawat dapat memberikan kesempatan kepada lansia untuk berkumpul
dan menciptakan sosialisasi antar lansia.
Pengkajian pada lansia meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh dan situasi sosial
yang difokuskan untuk etiologi fisiologis, psikologis dan lingkungan dari lansia. Data inti yang
diambil yaitu terkait demografi, karakteristik umur dan jenis kelamin serta vital statistik. Pada
data subsistem dikaji terkait lingkungan fisik seperti kualitas udara, kualitas air, tingkat
kebisingan serta kepadatan rumah. Selanjutnya yaitu pendidikan lansia, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan, sarana
komunikasi yang dapat diakses, tingkat sosial ekonomi dan rekreasi. Pada analisa data
dituliskan terkait diagnosa keperawatan yang meliputi problem, etiologi serta sign and
sympton. Lalu terdapat kriteria penapisan yang meliputi kesesuaian dengan perawat komunitas,
jumlah risiko, besarnya risiko, kemungkinan untuk dilakukan pendidikan kesehatan, minat
masyarakat, kemungkinan untuk diatasi, keseuaian dengan program pemerintah, sumber daya
tempat, sumber daya waktu, sumber daya dana, sumber daya peralatan dan sumber daya
manusia. Yang terakhir yaitu rencana tindakan sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dan
berupa tujuan jangka pendek serta jangka panjang.
Faktor prilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu : Faktor prediposisi, Faktor pemungkin,
dan Faktor penguat
TM 7 – ASUHAN KEPERAWATAN PADA KOMUNITAS RENTAN: MISKIN DAN KUMUH
Miskin adalah pengeluaran dalam perbulan kurang dari 500.000. Definisi BPS menjelaskan
bahwa dikatakan miskin jika pengeluaran 470.000 per bulan. Pada masyarakat miskin dan
kumuh tingkat kriminalitasnya tinggi. Kemiskinan bisa menimbulkan banyak masalah misalnya
timbulnya KDRT kriminalitas pengangguran narkoba kesehatan lingkungan sangat kurang maka
diperlukan pendekatan untuk masyarakat mengubah perilaku tersebut. Pada komunitas miskin
dan kumuh banyak timbul masalah penyakit misalnya penyakit menular yakni penyakit pada
saluran pernapasan seperti TBC baik pada anak sampai lansia. Misal masyarakat Jember di
antirogo banyak menderita kusta. Pada daerah miskin kesehatan lingkungan lingkungannya
buruk banyak timbul masalah kesehatan mental misalnya kesehatan mental terganggu terutama
pada anak remaja karena persaingan antar tetangga banyak penggunaan obat-obatan terlarang
seks