Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan parameter derajat kesehatan ibu
Indonesia yang masuk dalam salah satu komponen pada SDGs 3, dengan faktor penyebab terbesar adalah eklamsia atau kejadian kejang pada ibu hamil. Masalah lain yang meliputi akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, kesiapan untuk hamil, pertolongan persalinan, perawatan segera persalinan serta sosial budaya juga menjadi faktor penyebab kematian ibu yang diketahui sejauh ini (Susiana, 2019). Hal tersebut menyimpulkan suatu kondisi Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan tantangan yang harus diatasi oleh pemerintah pusat maupun daerah. AKI juga termasuk salah satu indikator penentu dalam keberhasilan pelayanan negara, sehingga jelas sekali bahwa hal tersebut menjadi peringatan sekaligun ancaman untuk tidak mengabaikan angka-angka itu. WHO (2019) mencatat data AKI didunia mencapai 303.000 jiwa, sementara di ASEAN sendiri sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup (ASENA Secretariat, 2020). Tercatat 99% atau sekitar 830 kematian ibu di negara berkembang terjadi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan diseluruh dunia setiap hari (Putri, 2020). Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Susiana (2019) jika dilihat dari target Sustainable Development Goals (SDGs) masih jauh dari harapan yakni 70 per 100.000 kelahiran pada tahun 2030. Prevalensi AKI di Indonesia sendiri pada 2019 lalu menyentuh angka 4.221 (Kemenkes RI, 2019). Beberapa daerah di Indonesia juga terpantau masih tinggi salah satunya pada provinsi Jawa Timur yang ironisnya mencapai 89,81 per 1000.000 kelahiran hidup, dengan kota Jember sebagai wilayah AKI tertinggi dengan mencapai angka 173,53 per 100.000 kelahiran hidup (DINKES Provinsi Jatim, 2020). Hal tersebut bukanlah hal yang mengejutkan jika melihat data yang ada, di mana WHO pada tahun 2011 mengatakan bahwa kematian ibu sering terjadi pada negara berkembang yakni sebanyak 90% (Wahyu et al, 2021). Berdasarkan data data tersebut sesuai dengan tujuan SDGs nomor 3 AKI haruslah menjadi prioritas utama sebagai tujuan yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Pemerintah tidak tinggal diam terhadap masalah ini, melalui beberapa upaya pemerintah mencoba menekan angka kematian ibu diantaranya program keluarga berencana (KB), Posyandu, Gerakan Sayang Ibu pada tahun 1996, Desa Siaga tahun 2004, PNPM tahun 2011, dan berbagai program jaminan kesehatan (Romalita et al, 2020). Masih tingginya angka kematin ibu saat ini dapat menjadi bukti ketidak efektifan program yang sudah ada sebelumnya, penulis berspekulasi program yang sudah ada sebelumnya memiliki kekurangan pada waktu, biaya, dan intervensi yang kurang efektif. Sejalan dengan perkembangan teknologi era society 5.0, pemanfaatan teknologi haruslah dimaksimalkan dalam sektor pendidikan kesehatan. E-POSYS (ELECTRONIC EMPOWERMENT SYSTEM) merupakan sebuah bentuk digitalisasi pemberdayaan berbentuk aplikasi, yang didalamnya memuat intervensi kolaborasi antara beberapa multidisiplin yang dirancang melalui pengembangan MDLC. Intervensi didalamnya juga disesuaikan dengan komponen inti dalam proses pemberdayaan kesehatan yang sesuai dengan penelitian sebelumnya dan tentunya sesuai dengan era society 5.0. Digitalisasi pemberdayaan ini juga bukan tanpa sebab karena menurut databos pada tahun 2020, Indonesia menduduki peringkat 3 dalam penggunaan aplikasi secara global. E-POSYS akan berfokus pada pendistribusian tenaga terlatih sebagai upaya dalam meminimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI), dengan begitu masalah waktu, biaya, dan intervensi akan teratasi melalui sifat teknologi yang sangat membantu sehingga berujung upaya tuntas SDGs nomer 3. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dan diselesaikan melalui Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep penggunaan E-POSYS (ELECTRONIC EMPOWERMENT SYSTEM): Digitalisasi Pemberdayaan Masyarakat sebagai strategi pendistribusian tenaga terlatih dalam upaya minimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI) 2. Bagaimana efektivitas penggunaan E-POSYS (ELECTRONIC EMPOWERMENT SYSTEM): Digitalisasi Pemberdayaan Masyarakat sebagai strategi pendistribusian tenaga terlatih dalam upaya minimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI) 1.3 Tujuan Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah: 1. Untuk mengetahui konsep penggunaan E-POSYS (ELECTRONIC EMPOWERMENT SYSTEM): Digitalisasi Pemberdayaan Masyarakat sebagai strategi pendistribusian tenaga terlatih dalam upaya minimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI) 2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan E-POSYS (ELECTRONIC EMPOWERMENT SYSTEM): Digitalisasi Pemberdayaan Masyarakat sebagai strategi pendistribusian tenaga terlatih dalam upaya minimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI) 1.4 Batasan Batasan dalam program E-POSYS (ELECTRONIC EMPOWERMENT SYSTEM): 1. Pengembangan aplikasi menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) 1.5 Manfaat 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari hasil penulisan ini berupa inovasi teknologi yang dijadikan bahan dalam membantu memberikan informasi mengenai kajian ilmiah dalam mengembangkan keilmuan dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan dalam meminimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI) di era society 5.0 2. Manfaat praktis Manfaat praktik dari gagasan ini adalah sebagai rekomendasi kepada tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan dan sumbangsihnya pada dunia keperawatan serta bangsa negara, sehingga besar harapan kami dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mencapai kelayakan penggunaan tertinggi untuk meminimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI)