Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan parameter derajat kesehatan ibu


Indonesia yang masuk dalam salah satu komponen pada SDGs 3, dengan faktor
penyebab terbesar adalah eklamsia atau kejadian kejang pada ibu hamil. Masalah
lain yang meliputi akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, kesiapan untuk
hamil, pertolongan persalinan, perawatan segera persalinan serta sosial budaya
juga menjadi faktor penyebab kematian ibu yang diketahui sejauh ini (Susiana,
2019). Hal tersebut menyimpulkan suatu kondisi Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih merupakan tantangan yang harus diatasi oleh pemerintah pusat
maupun daerah. AKI juga termasuk salah satu indikator penentu dalam
keberhasilan pelayanan negara, sehingga jelas sekali bahwa hal tersebut menjadi
peringatan sekaligun ancaman untuk tidak mengabaikan angka-angka itu.
WHO (2019) mencatat data AKI didunia mencapai 303.000 jiwa, sementara di
ASEAN sendiri sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup (ASENA Secretariat,
2020). Tercatat 99% atau sekitar 830 kematian ibu di negara berkembang terjadi
akibat komplikasi kehamilan atau persalinan diseluruh dunia setiap hari (Putri,
2020). Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Susiana (2019) jika dilihat dari target
Sustainable Development Goals (SDGs) masih jauh dari harapan yakni 70 per
100.000 kelahiran pada tahun 2030. Prevalensi AKI di Indonesia sendiri pada
2019 lalu menyentuh angka 4.221 (Kemenkes RI, 2019). Beberapa daerah di
Indonesia juga terpantau masih tinggi salah satunya pada provinsi Jawa Timur
yang ironisnya mencapai 89,81 per 1000.000 kelahiran hidup, dengan kota Jember
sebagai wilayah AKI tertinggi dengan mencapai angka 173,53 per 100.000
kelahiran hidup (DINKES Provinsi Jatim, 2020). Hal tersebut bukanlah hal yang
mengejutkan jika melihat data yang ada, di mana WHO pada tahun 2011
mengatakan bahwa kematian ibu sering terjadi pada negara berkembang yakni
sebanyak 90% (Wahyu et al, 2021). Berdasarkan data data tersebut sesuai dengan
tujuan SDGs nomor 3 AKI haruslah menjadi prioritas utama sebagai tujuan yang
harus diselesaikan oleh pemerintah.
Pemerintah tidak tinggal diam terhadap masalah ini, melalui beberapa upaya
pemerintah mencoba menekan angka kematian ibu diantaranya program keluarga
berencana (KB), Posyandu, Gerakan Sayang Ibu pada tahun 1996, Desa Siaga
tahun 2004, PNPM tahun 2011, dan berbagai program jaminan kesehatan
(Romalita et al, 2020). Masih tingginya angka kematin ibu saat ini dapat menjadi
bukti ketidak efektifan program yang sudah ada sebelumnya, penulis berspekulasi
program yang sudah ada sebelumnya memiliki kekurangan pada waktu, biaya, dan
intervensi yang kurang efektif. Sejalan dengan perkembangan teknologi era
society 5.0, pemanfaatan teknologi haruslah dimaksimalkan dalam sektor
pendidikan kesehatan.
E-POSYS (ELECTRONIC EMPOWERMENT SYSTEM) merupakan sebuah
bentuk digitalisasi pemberdayaan berbentuk aplikasi, yang didalamnya memuat
intervensi kolaborasi antara beberapa multidisiplin yang dirancang melalui
pengembangan MDLC. Intervensi didalamnya juga disesuaikan dengan
komponen inti dalam proses pemberdayaan kesehatan yang sesuai dengan
penelitian sebelumnya dan tentunya sesuai dengan era society 5.0. Digitalisasi
pemberdayaan ini juga bukan tanpa sebab karena menurut databos pada tahun
2020, Indonesia menduduki peringkat 3 dalam penggunaan aplikasi secara global.
E-POSYS akan berfokus pada pendistribusian tenaga terlatih sebagai upaya dalam
meminimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI), dengan begitu masalah waktu, biaya,
dan intervensi akan teratasi melalui sifat teknologi yang sangat membantu
sehingga berujung upaya tuntas SDGs nomer 3.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dan diselesaikan melalui Karya Tulis Ilmiah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep penggunaan E-POSYS (ELECTRONIC
EMPOWERMENT SYSTEM): Digitalisasi Pemberdayaan Masyarakat
sebagai strategi pendistribusian tenaga terlatih dalam upaya minimalisasi
Angka Kematian Ibu (AKI)
2. Bagaimana efektivitas penggunaan E-POSYS (ELECTRONIC
EMPOWERMENT SYSTEM): Digitalisasi Pemberdayaan Masyarakat
sebagai strategi pendistribusian tenaga terlatih dalam upaya minimalisasi
Angka Kematian Ibu (AKI)
1.3 Tujuan
Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep penggunaan E-POSYS (ELECTRONIC
EMPOWERMENT SYSTEM): Digitalisasi Pemberdayaan Masyarakat
sebagai strategi pendistribusian tenaga terlatih dalam upaya minimalisasi
Angka Kematian Ibu (AKI)
2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan E-POSYS (ELECTRONIC
EMPOWERMENT SYSTEM): Digitalisasi Pemberdayaan Masyarakat
sebagai strategi pendistribusian tenaga terlatih dalam upaya minimalisasi
Angka Kematian Ibu (AKI)
1.4 Batasan
Batasan dalam program E-POSYS (ELECTRONIC EMPOWERMENT
SYSTEM):
1. Pengembangan aplikasi menggunakan metode Multimedia Development
Life Cycle (MDLC)
1.5 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penulisan ini berupa inovasi teknologi yang
dijadikan bahan dalam membantu memberikan informasi mengenai kajian
ilmiah dalam mengembangkan keilmuan dalam bidang kesehatan khususnya
keperawatan dalam meminimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI) di era society
5.0
2. Manfaat praktis
Manfaat praktik dari gagasan ini adalah sebagai rekomendasi kepada tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan dan sumbangsihnya pada dunia
keperawatan serta bangsa negara, sehingga besar harapan kami dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mencapai kelayakan penggunaan tertinggi
untuk meminimalisasi Angka Kematian Ibu (AKI)

Anda mungkin juga menyukai