Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas dengan dosen
pengampu Ns. Ira Rahmawati, Sp.A
Disusun oleh:
Essa Rani Oktaviana 202310101168
Fahmi Wildana 202310101169
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kelompok kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Persalinan
Beresiko: Puerperium” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Keperawatan Maternitas” di Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Dengan ini
kami ucapkan terimakasih kepada:
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
2.1. Infeksi Puerperium..............................................................................................3
2.2. Etiologi................................................................................................................3
2.3. Manifestasi Klinis...............................................................................................4
2.4 Patofisiologi Puerperium.....................................................................................4
2. 5 Jenis-jenis Infeksi Puerperium............................................................................7
2. 6 Komplikasi..........................................................................................................8
2. 7 Pathway...............................................................................................................9
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................10
3.1. Kasus.................................................................................................................10
3.2. Pengkajian.........................................................................................................10
3.3. Analisis Data dan Masalah................................................................................15
3.5. Intervensi Keperawatan....................................................................................16
3.6. Implementasi Keperawatan...............................................................................18
3.7. Evaluasi.............................................................................................................20
BAB 4. PENUTUP......................................................................................................22
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................22
4.2. Saran.................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
BAB 1. PENDAHULUAN
1
ibu hamil. AKI yang masuk dalam tujuan nomor 3 SDGs tentu menjadi urgensi
pemerintah terkait pengurangan AKI untuk kehidupan Negara yang berkelanjutan.
Diperlukan peningkatan pengetahuan ibu, keluarga, kader, tenaga medis dan semua
yang berperan dalam keselamatan ibu untuk mengetahui kemungkinan infeksi pada
ibu pasca kelahiran.
Berdasarkan hal tersebut maka kami membahas puerperium atau masa nifas
seorang ibu beserta asuhan keperawatannya agar dapat meningkatkan pengetahuan
terkait puerperium. Karena daya tahan ibu post partum yang rendah menjadi
kesempatan untuk kuman masuk melalui jalan lahir dan berkembang biak sehingga
beresiko terjadi infeksi pada ibu.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
a. Mengetahui pengertian dari puerperium
b. Memahami etiologi dari infeksi puerperium
c. Mengetahui manifestasi klinis dari infeksi puerperium
d. Memahami patofisiologi dari infeksi puerperium
e. Mengetahui jenis-jenis infeksi puerperium
f. Mengetahui komplikasi dari puerperium
g. Memahami pathway dari puerperium
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Etiologi
Infeksi puerperium disebabkan oleh mikroorganisme anaerob dan aerob
dengan penyebab terbanyak lebih 50% adalah Streptococcus anaerob (Themone,
2018). Kuman-kuman yang itensitasnya tinggi dalam infkesinya antara lain:
a. Infeksi Lokal
Timbul nanah, warna kulit berubah, bengkak pada luka, mobilitas terbatas,
lokea bercampur nanah, dan suhu tubuh meningkat
b. Infeksi Umum
Sakit dan lemah, tekanan darah menurun,, suhu badan meningkat, nadi
meningkat, pernafasan meningkat dan sesak, penurunan kesadaran hingga
koma, gangguan involusi utari, lokea berbau, kotor, dan bernanah
a. Sistem Reproduksi
Pada masa nifas terjadi involusi yaitu proses kembalinya uterus dan jalan lahir
pada ukuran semula. Perubahan pada uterus terjadi karena terjadi konstriksi pada
pembuluh darah di uterus yang mengakibatkan berkurangnya darah yang menuju
uterus bagian belakang. Sehingga akan terjadi iskemia dan atrofi pada lapisan desidua
yang mana akan terlepas dari lapisan basal. Kecepatan involusi dipengaruhi oleh
menyusui, karena ekskresi dari kontraksi uterus akan memengaruhi pelepasan lochia.
Lalu pada minggu keenam terjadi regenerasi endometrium melalui proliferasi epitel
kelenjar. Pada beberapa hari di awal akan keluar lochia rubra, yaitu cairan sekret yang
mengandung eritrosit, desidua dan epitel yang berwarna merah. Warna lochia akan
memudar pada hari ketiga atau keempat, cairan ini dinamakan lochia serosa. Setelah
hari ke-10 akan keluar lochia alba, yaitu lochia yang mengandung leukosit sehingga
cairan berwarna putih atau putih kekuningan. Lochia akan keluar selama 24 atau 36
hari. Hal ini akan beriringan dengan penurunan berat dan ukuran uterus yang
menyebabkan perpindahan uterus dari abdomen ke rongga panggul. Pasca melahirkan
akan memungkinkan terjadi edema, memar, dan celah pada introitus vagina. Tonus
otot dan rugae vagina akan kembali pada minggu ketiga pasca kelahiran. Setelah
kekeringan lokal dan dyspareunia menetap maka fungsi ovarium akan kembali
normal, sehingga wanita akan mengalami menstruasi kembali.
b. Organ Payudara
c. Sistem Kardiovaskular
Pasca melahirkan denyut jantung , volume dan curah jantung akan meningkat. Hal
ini diakibatkan karena aliran darah ke plasenta berhenti sehingga beban jantung akan
meningkat yang dapat diatasi melalui homokonsentrasi hingga ukuran vena dan
volume darah normal.
d. Sistem Pencernaan
1. Nafsu Makan
Ibu pasca melahirkan akan merasakan efek dari analgesia, anesthesia dan
keletihan sehingga ibu akan merasa sangat lapar. Ibu akan diperbolehkan makan
makanan ringan setelah 1-2 jam dan hal ini akan meningkatkan nafsu makan ibu 2
kali lipat dari sebelumnya. Namun terkadang nafsu makan ibu juga berkurang akibat
usus bagian bawah kosong apabila diberi enema sebelum melahirkan.
2. Motilitas
3. Pengosongan Usus
Ibu akan mengalami penundaan BAB pada 2 sampai 3 hari pascapartum yang
disebabkan karena penurunan tonus otot usus selama persalinan dan awal kelahiran.
Setelah tonus usus kembali normal, maka perlu dilakukan kebiasaan BAB secara
normal. Hal ini terjadi saat minggu pertama pascapartum, sehingga diperlukan
supositoria untuk membantu proses eliminasi pada ibu yang berada dalam masa nifas.
e. Sistem Perkemihan
f. Sistem Endokrin
1. Hormon plasenta
2. Hormon pituitary
Salah satu hormon pituitary adalah hormon prolaktin, yang mana hormon ini
akan meningkat saat postpartum dan berpengaruh terhadap pembesaran payudara
guna merangsang ASI, FSH dan LH pada minggu ketiga.
4. Hormon oksitosin
Hormon ini diekskresikan oleh kelenjar otak bagian belakang dan berkaitan
dengan jaringan otot uterus dan jaringan pada payudara. Pada tahap ketiga partum,
hormon oksitosin berperan dalam melepas plasenta dan mempertahankan plasenta.
1. Endometritis, yaitu infeksi pada lapisan dalam rahim yang merupakan infeksi
lanjutan pada serviks atau benda asing di rahim. Infeksi ini sering terjadi pada
kelahiran Caesar karena proses persalinan yang terlalu lama atau adanya
plasenta yang tertinggal di dalam rahim.
2. Miometritis (infeksi otot rahim), merupakan keadaan radang pada
miometrium. Infeksi ini biasanya terjadi pada abortus septik atau pada infeksi
pasca persalinan yang ditandai dengan edema dan infiltrasi selsel radang dan
juga berpotensi terjadi abses akibat perluasan jalan limfe atau tromboflebitis.
3. Parametritis (infeksi daerah sekitar rahim), yaitu radang jaringan longgar di
dalam lig latum. Infeksi ini disebabkan oleh endometritis dan syok
bacteremia.
4. Peritonitis, terjadi karena endometritis yang meluas dan ditemukan bersama
salpingoooforitis dan sellulis pelvika. Infeksi ini memungkinkan abses pada
sellulitis pelvika mengeluarkan nanah ke rongga peritoneum sehingga
terjadilah peritonitis.
5. Infeksi Saluran Kemih (ISK), biasanya terjadi pada masa prenatal. Ibu yang
mengalami ISK saat hamil maka kemungkinan akan mengalami ISK kembali
pada saat setelah melahirkan serta memungkinkan kelahiran secara premature.
6. Septicemia dan piemia, septicemia terjadi karena adanya jalan pembiakan
kuman yang masuk pada peredaran darah dan piemia dibuktikan dengan
tromboflebitis pada vena di uterus dan sinus pada tempat bekas plasenta.
Terdapat embolus kecil di thrombus yang mengandung kuman. Ketika
embolus dilevaskan maka akan langsung masuk ke peredaran darah dan
dialirkan ke paru, ginjal, otak, jantung dan lainlain yang mengakibatkan abses
pada tempat tersebut.
2. 6 Komplikasi
Komplikasi pada peuerperium, antara lain:
1. Perdarahan, hal ini terjadi ketika darah yang keluar melebihi 500-600 cc
dalam jangka waktu 24 jam. Perdarahan postpartum terjadi akibat antonia
uteri, retensio plaseta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involuiso uter
terbagi menjadi 2, yaitu perdarahan primer dan sekunder. Perdarahan primer
terjadi pada 24 jam pertama, sedangkan perdarahan sekunder terjadi setelah
24 jam postpartum.
2. Infeksi, hal ini ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu tubuh ingga 38°C
pada 10 hari pertama selama 2 hari dengan mengexualikan hari pertama.
Infeksi terjadi karena alat yang tidak steril, luka robekan jalan lahir,
perdarahan, preeklamsia dan tidak terjaganya kebersihan daerah perineum.
2. 7 Pathway
(Sumber: https://images.app.goo.gl/1mbDzQXSranvxV2J8 )
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Kasus
Ny. K 27 tahun, G1P1A0 , pendidikan SMA, Islam, IRT. Suami Tn. B, 30
tahun, pendidikan S1, Islam, PNS. Klien mengatakan sudah melahirkan dua hari yang
lalu dan anaknya lahir normal, merupakan anak pertamanya dan tidak pernah
keguguran, tidak ada masalah saat proses persalinannya,, belum BAB sejak setelah
melahirkan. Ibu mengeluh nyeri pada daerah kemaluannya setelah melahirkan pada
tanggal 12 Februari 2018, dan ibu merasa sedikit cemas dengan keadaannya. Ibu
mengatakan masih ada pengeluaran darah pada bagian kemaluannya, tidak punya
riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, asma dan tidak ada riwayat penyakit
menular. Keadaan Umum Baik ,kesadaran Compos Mentis, TTV: TD: 100/70 mmHg,
38,5°C, nadi: 80 x/menit, RR: 24 x/menit. Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok,
tidak ada nyeri tekan, ibu tampak cemas dan wajah kadang meringis, puting susu
menonjol, aerola hiperpigmentasi, dan ada kolostrum, tidak ada bekas operasi, TFU 2
jari bawah pusat, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, pengeluaran lochia
rubra, luka jahitan masih basah. Ibu mendapatkan perawatan luka episiotomi. Luka
episiotomy terlihat membengkak
3.2. Pengkajian
Pengkajian oleh : Fahmi Wildana
Tgl/Jam Pengkajian : 06 April 2018
I. BIODATA
Nama Klien : Ny. K Nama Suami : Tn.A
Umur : 27 Umur : 30 Tahun
Suku / Bangsa : Madura Suku / Bangsa : Madura
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Agama : Islam
Penghasilan :- Penghasilan : Tidak terkaji
Gol. Darah :- Gol. Darah :-
Alamat : Jl Mawar Alamat : Jl. Mawar
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengelukan nyeri pada daerah kemaluannya setelah melahirkan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Dua hari yang lalu (10 Februari 2018) pasien dibawa oleh suaminya ke
Rumah Sakit untuk melakukan persalinan secara normal. Setelah melakukan
persalianan normal pasien belum BAB sama sekali. Tanggal 12 Februari 2018
pasien mengeluhkan nyeri pada daerah kemaluan, pasien mengatakan masih
mengeluarkan darah pada bagian kemaluannya, terdapat luka episiotomy yang
membengkak, suhu tubuh pasien tinggi yaitu 38,5°C serta pasien merasa
sedikit cemas dengan keadaannya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Penyakit yang pernah dialami:
Pasien tidak punya riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, asma dan
tidak ada riwayat penyakit menular
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Tidak terkaji
c. Imunisasi Pasien:
Tidak terkaji
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Tidak terkaji
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak Terkaji
5. Riwayat Psikososial
Tidak terkaji
6. Pola-pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi & tata laksana hidup sehat
Tidak terkaji
b. Pola nutrisi & metabolisme
Tidak terkaji
c. Pola aktivitas
Sebelum sakit aktivitas pasien terganggu jika nyeri muncul setelah
beraktivitas dan setealah dioperasi pasien tidak dapat beraktivitas karena
bagian paha kiri masih terasa nyeri
d. Pola eliminasi
Pasien belum BAB sejak setelah melahirkan
e. Pola persepsi sensoris
………………………………………………………………………
f. Pola konsep diri
………………………………………………………………………
g. Pola hubungan & peran
Peran pasien sebagai ibu dari anak yang baru dia lahirkan mengalami
gangguan yang dialaminya saat menjalankan peran seorang ibu
h. Pola reproduksi & seksual
Klien tidak berhubungan seksual sejak melahirkan
a. Pola penanggulangan stres / Koping – Toleransi stres
Dalam menghadapi nyeri yang diderita klien keluarga membawa ke
pelayanan kesehatan untuk mendapat pengobatan
Fahmi Wildana & Essa Rani Oktaviana
Peradangan inflamasi
yang memanjang
Nyeri Akut
Interlukin 1
Prostaglandin
Hipothalamus
Peningkatan suhu
tubuh (38°-40°C)
Hipertemia
DS Luka Episiotomy Resiko
Kemaluannya masih Infeksi
mengeluarkan darah Inkontinuitas jaringan
DO terputus
Luka jahitan masih basah
Suhu tubuh 38,5°C Port de entry
Resiko Infeksi
3.7. Evaluasi
1. Senin, 12 Februari Nyeri akut b.d agen S: Ibu mengeluh nyeri pada
2018 cedera fisik daerah kemaluannya setelah
Pukul: 15.00 (Episiotomy) d.d luka melahirkan dan ibu merasa
jahit pada perineum sedikit cemas dengan
keadaannya. Ibu mengatakan
masih ada pengeluaran darah
pada bagian kemaluannya,
O:
TTV:
TD:100/70 mmHg
S: 38,5°C
N: 80x/menit
RR: 24x/menit
A:
Rasa nyeri skala 4
P:
Lanjutkan intervensi
4.2. Saran
a. Bagi Klien dan Keluarga
Ibu Hamil untuk menjaga kebersihan diri saat setelah melahirkan,
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi utamanya pada luka bekas
operasi. Ibu dan keluarga dapat mengurangi faktor penyebab yang
memungkinkan terjadinya infeksi puerperium bagi ibu.
b. Bagi Perawat
Seorang perawat harus memberi layanan kesehatan berupa asuhan
keperawatan secara holistik dan komperensif guna menjamin keselamatan ibu
pasca melahirkan serta mengedukasi ibu dan keluarga mengenai keselamatan
ibu postpartum.
DAFTAR PUSTAKA
Fiorent, Z. et al. (2021) ‘Implementasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Post Partum’, 2,
pp. 292–301.
Rumini, R. and Julita, T. (2020) ‘Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan
Luka Perineum dengan Pencegahan Infeksi’, Jurnal Bidan Cerdas, 2(2), pp. 60–65.
doi: 10.33860/jbc.v2i2.66.
Themone, M. A. (2018) ‘Gambaran Kejadian Infeksi Post Partum pada Ibu yang
Menggunakan Kompres Panas (Tatobi) di Desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah
Kabupaten Timor Tengah Selatan’, pp. 10–28. Available at:
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/2/T1 _462008062_BAB
II.pdf.