Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

INFEKSI MATERNAL DAN PENYAKIT PADA KEHAMILAN

(Infeksi Traktur Genetalis, Infeksi Pasca Partum, Infeksi HIV, DM, dan Hyperemesis
Gravidarum)

OLEH :

KELOMPOK III

1. MUTHIAH RABBANI M. 10. NURUL AULIA NASRIN


2. MUTMAINNAH SAAD 11. NURUL FAJRIAH
3. NORISTA TIA PEMBANON 12. NURUL FITRA RAMADHANI
4. NOSKE NOVIANTI PERTIWI P. 13. NURUL HIKMAH
5. NUR FITRAWATIA AMIR 14. NURWAHIDA MURFID
6. NUR RAHMAH 15. RAHMATIA
7. NURFIQRUL 16. RAHMAWATI
8. NURMAYANTI SARAH 17. RAHMIATI
9. NURRAMADHANI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami dalam menyelesaikan makalah
Keperawatan Reproduksi “Infeksi Maternal dan Penyakit pada Kehamilan”, tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam sebagai panutan bagi kita semua.
Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran
dan kerja keras akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Tak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat selama pengerjaan makalah ini. Selain itu,
teman-teman yang telah mendukung dan semoga dengan dukungannya dapat menambah
kemampuan kami di masa yang akan datang.
Kami berharap makalah ini dapat mendatangkan inspirasi bagi kami di masa yang akan
datang dan juga memberi manfaat bagi pembaca agar lebih meningkatkan kesadaran untuk
membaca.

Makassar, 02 Oktober 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...............................................................................................................3
BAB II TIJAUAN TEORI

A. Infeksi Traktur Genetalis .................................................................................................5


B. Infeksi Pasca Partus ..........................................................................................................6
C. Infeksi HIV .......................................................................................................................10
D. Penyakit Dalam Kehamilan (DM) ...................................................................................16
E. Penyakit Dalam Kehamilan (hyperemesis gravidarum) ...................................................18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan serta persalinan yaitu dua proses penting dalam kehidupan seorang
ibu. Kehamilan diartikan suatu proses fisiologis yang normal serta alamiah yang
berlangsung kepada ibu, hal ini juga dapat menjadi periode krisis bagi mereka karena
ibu hamil pasti bakal mengalami perubahan dari segi psikologis atapun segi fisik
(Rakhmawati & Indawati, 2013). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan
janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi
merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11). Dan tidak
bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga
penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.
Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor
61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu
melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian
Ibu (Bandiyah, 2009). Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama
periode ini. Karena pelayanan asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan
(continuity of care) saat di memang sangat penting untuk ibu. Dan dengan asuhan
kebidanan tersebut tenaga kesehatan seperti bidan, dapat memantau dan memastikan
kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.
Infeksi maternal merupakan suatu infeksi yang terjadi pada ibu hamil, Infeksi
tersebut bisa didapat dalam rahim atau selama proses kelahiran yang merupakan
penyebab signifikan kematian ibu, kematian janin dan neonatal dan kontributor
penting untuk anak usia dini dan nanti morbiditas. Maka perlu dipahami mengenai
infeksi maternal agar dapat mencegah kematian ibu dan janinnya. Infeksi bisa
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit, sedangkan penularannya dapat terjadi
intrauterin, melalui vagina, saluran kemih atau saluran pernafasan. Dampak dari
infeksi kepada kehamilan juga beragam, yaitu adanya pertumbuhan janin yang
terhambat, persalinan prematur, cacat bawaan, hingga kematian janin (Cunningham,
2008). Infeksi pada ibu hamil harus dapat di deteksi sejak dini, agar mencegah

iv
terjadinya persalinan prematur atau gangguan-gangguan lain pada janin. Pentingnya
memeriksakan diri setelah mengetahui gejala infeksi pada ibu hamil diharapkan dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas (Gomez et al., 2010).
Infeksi maternal tersebut juga dapat berupa penyakit menular seksual.
Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang berhubungan dengan organ
seksual manusia atau yang cara penularannya melalui hubungan seksual. Faktor
resiko penyebab penyakit menular seksual pada ibu hamil yaitu memiliki pasangan
lebih dari satu, istri pernah melakukan hubungan seks diluar nikah, suami pernah
melakukan hubungan seks diluar nikah baik secara vaginal, anal dan oral dan
memiliki riwayat minum alkohol atau obatobatan (Agustini & Arsani, 2013; Rahayu
et al., 2019).
Faktor pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan memiliki
peranan yang sangat penting dalam medeteksi tanda bahaya kehamilan sejak dini,
sehingga jika ibu telah mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilannya dan bila
ibu sedang mengalami kondisi tersebut ibu dapat segera mengambil keputusan
tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi dan
memburuknya kondisi ibu, dengan itu masalah dapat terdeteksi lebih awal dan lebih
cepat pula penanganan yang dapat dilakukan (Sitepu, Andini, & Zahira, 2019).
Angka mortalitas maupun morbiditas bagi ibu hamil ataupun bersalin menjadi
persoalan besar diseluruh dunia. Terutama pada negara berkembang, kurang lebih 25-
50% kematian ibu berumur produktif yang diakibatkan ataupun berkaitan dengan
kehamilan. Target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) (2017) salah
satunya akan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan indikator menurunkan
rasio dari angka kematian ibu jadi menurun dari 70/100.000 kelahiran. Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat
kesehatan masyarakat. Menurut Word Health Organization tahun 2014 AKI di dunia
yaitu 289.000 jiwa. Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang menempati urutan
pertama AKI yaitu 214 per 100.000 kelahiran hidup, Philipina 170 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per
100.000 kelahiran hidup (Wulandari et al., 2019). Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di bandingkan dengan negara-negara
ASEAN lainnya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan,
ditahun 2021 total Angka Kematian Ibu sebesar 195 kasus.

v
Berdasarkan data di atas, penyebab tingginya AKI dan AKB di Indonesia
sendiri dikarenakan beberapa factor, salah satunya adalah infeksi maternal dan
penyakit pada kehamilan dapat menyebabkan kematian yang berkontribusi terhadap
peningkatannya Angka Kematian Ibu (AKI). Maka kami akan menyusun materi
tentang infeksi maternal dan penyakit pada kehamilan.

B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui infeksi maternal dan penyakit pada kehamilan

vi
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Infeksi traktus genetalis

1. Definisi
Infeksi traktus genetalis adalah radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat
timbul secara akut dengan akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh
sama sekali tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba.
Penyakit ini bisa juga menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari
infeksi tersebut adalah pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis.Infeksi nifas
adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai
kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama
pasca persalinan.
2. Patofisiologis

Proses inflamasi atau peradangan merupakan bagian dari respons imun untuk
melawan agen penyebab infeksi atau zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.
Proses ini melibatkan sel leukosit dan produk darah lain seperti protein plasma.
Migrasi sel leukosit ke tempat inflamasi diikuti dengan vasodilatasi pembuluh
darah serta peningkatan aliran darah.Aktivasi proses inflamasi dimulai ketika
reseptor yang berada di sel imun mendeteksi molekul patogen yang diikuti
dengan produksi mediator inflamasi seperti sitokin Interferon (IFN)-tipe I. Setelah
respon imun alamiah muncul, tubuh akan membentuk respon imun adaptif yang
lebih spesifik dengan melibatkan sel limfosit T dan sel limfosit B. Berdasarkan jenis
antigennya, limfosit T yang naif akan berubah menjadi sel limfosit T helper
(Th)-1,2 dan 17 atau sel limfosit T sitotoksik. Sedangkan sel limfosit B akan
membentuk antibodi yang dapat melawan patogen atau zat berbahaya
tersebut.Proses inflamasi akan mereda setelah patogen atau zat berbahaya hilang.
Namun, bila stimulus menetap, proses inflamasi akan terjadi terus-menerus dan
bersifat kronis

vii
3. Patologi dan pathway

4. Manifestasi klinik
a. terdapatnya keputihan (leukorea)
b. mungkin terjadi kontak berdarah (saat hubungan seks terjadi perdarahan)
c. pada pemeriksaan terdapat perlukaan serviks yang berwarna merah
d. pada umur diatas 40 tahun perlu waspada terhadap keganasan serviks

B. Infeksi pasca partus

1. Definisi
Infeksi pasca partum (sepsis puerperal ataudemamsetelahmelahirkan) ialah infeksi
klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan
(Bobak,2004).
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman –
kuman ke dalam alat – alat genital pada waktu persalinan dan nifas (Retna Ambarwati
& Wulandari, 2010)
2. Patofisiologis

viii
Infeksi postpartum disebabkan oleh bakteri. Jenis bakteri penyebab infeksi ini
berbeda-beda berdasarkan letak infeksi. Akan tetapi, penyebab umumnya adalah bakteri
flora normal, seperti Streptococcus atau Stahpylococcus.

3. Patologi dan pathway


Infeksi Post Partum disebabkan karena adanya kuman masuk dalam tubuh pada
saat berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum
maupun saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan masuknya kuman
dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri,
seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan. Infeksi ini bisa
timbul akibat bakteri yang sering kali ditemukan didalam vagina (endogenus) atau
akibat pemaparan pada agen pathogen dari luar vagina (eksogenus) (Bobak, 2004).

ix
4. Manifestasi klinik

Gejala yang timbul bervariasi, bergantung pada lokasi di mana infeksi terjadi.
Namun, beberapa gejala yang umum dapat terjadi, di antaranya:

a. Demam
b. Nyeri di daerah terinfeksi
c. Keluarnya sekret dari vagina yang berbau
d. Infeksi saluran kemih: nyeri saat berkemih, air seni berwarna merah atau keruh,
nyeri pinggang, rasa tidak tuntas setelah berkemih, sering ingin berkemih.
e. Mastitis: payudara tampak merah, bengkak, teraba panas, nyeri, atau keras, ASI sulit
untuk keluar.
f. Luka bekas jahitan atau operasi terasa nyeri, bengkak, mengeluarkan cairan
kekuningan (nanah).

5. Pencegahan perawatan

Pencegahan infeksi postpartum yang dapat Anda lakukan adalah dengan menjaga
kebersihan organ reproduksi dan luka bekas operasi, yaitu dengan:

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah membasuh area kelamin.


b. Membasuh area kelamin dari arah depan ke belakang.
c. Gunakan pembalut khusus melahirkan (yang berukuran besar), dan secara teratur
mengganti pembalut jika sudah penuh.
d. Gunakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan segera ganti pakaian dalam
jika sudah terasa lembap.
e. Istirahat yang cukup. Mungkin sulit bagi ibu untuk beristirahat saat ada bayi baru
lahir. Namun ibu harus mencoba istirahat setiap kali ada waktu. Keluarga pun
sebaiknya membantu ibu dalam merawat bayi, agar ibu dapat beristirahat.
f. Makan dengan pola diet seimbang, minum air yang cukup.

x
C. Infeksi HIV

1. Definisi
Salah satu virus yang menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 yaitu
Human Immunodeficiency Virus (HIV), virus tersebut dapat menyebabkan AIDS dalam
rentang waktu tertentu dapat merusak sistem kekebalan tubuh pada manusia. Infeksi
oportunistik yang menyertai dapat menjadi manifestasi klinis yang terlihat.Menurunnya
imun tubuh terjadi karena melemahnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV sehingga
dapat terjadi infeksi oportunistik (Sudikno, Bona Simanungkalit 2011).

2. Patofisiologis
Virus HIV masuk kedalam tubuh seseorang bisa melalui darah, jadi bisa karena
transfuse atau penggunaan jarum suntik yang bekas pakai yang bergantian dan tidak
steril kemudian jarumnya bekas dipakai orang yang terinfeksi HIV maka akan menular.
Kemudian setelah virus masuk kedalam peredaran darah organ atau target yang akan
diserang pertama kali oleh virus ini adalah sel darah putih manusia atau sel CD4 jadi
sel darah putih itu ada limfosit, leukosit virus ini menyerang CD4 dari sel darah putih
limfosit. Virus ini nanti akan binding atau terikat. Jadi di CD4 diluar dari permukaan
CD4 itu ada reseptor dimana reseptor ini cocok dengan sereptor yang di miliki oleh
virus HIV jadi mereka bisa bergabung. Karena sudah tergabung maka virus ini akan
binding/terikat kemudian virus ini akan mengalami fusion setelah itu virus HIV akan
masuk kedalam sel CD4. Jadi virus HIV itu hanya memiliki RNA tidak mempunyai
DNA agar virus HIV tetap bertahan atau berkembang biak atau reprekasi virus HIV
harus memiliki DNA oleh karena itu HIV memanfaatkan enzim reverse trancriptase
untuk membantu mensintesa DNA dari RNA. Setelah itu virus HIV akan assembly
atau menyusun virus baru kemudian setelah virus barunya tersusun dan protein –
protein lainnya maka virus HIV akan bereplekasi dan menyusun dirinya menjadi
bakal/diaimatur, virus ini non infeksius. Untuk proses pematangannya setelah sel ini
meninngal kan sel CD4. Selanjutnya akanmerilist protease sehingga menjadi sel yang
matur atau infeksius. Karena itu sel CD4 ini akan menjadi parameter ketika penegakan
diagnose dari HIV disebabkan CD4 adalah target dari HIV. (Martens.et al,2014,
Kummar.et al,2015)

xi
3. Patologi dan pathway

Patologi HIV/Aids

Transmisi HIV ke g. dalam tubuh melalui


h.
darah, ASI / cairan tubuh ibu yg infeksius

Pengikatan gp120 HIV dengan reseptor


membran T Helper + CD4

Fusi / peleburan membran virus dengan


membran sel T Helper + CD4

Enzim reverse transcriptase


RNA HIV  cDNA

Enzim integrase
cDNA masuk ke inti sel T Helper

Transkripsi mRNA dan translasi


menghasilkan protein struktural virus

Enzim protease
Merangkai RNA virus dengan
protein-protein yang baru dibentuk,

Terbentuk virus - virus HIV yang baru


dalam tubuh

xii
xiii
4. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis infeksi HIV terdiri dari tiga fase tergantung perjalanan infeksi HIV
itu sendiri, yaitu: Serokonversi, Penyakit HIV asimtomatik, Infeksi HIV simtomatik
atau AIDS
a. Serokonversi
Pertama kali saat tubuh terinfeksi virus HIV misalnya setelah melakukan
hubungan seks dengan pekerja seks komersial yang menderita HIV dan beberapa
minggu kemudian menderita penyakit yang gejalanya mirip seperti flu masa ini
disebut tahap serokonfersi. Jadi gejalannya seperti tenggorokan sakit, demam,
muncul ruam-ruam kemerahan pada kulit, pembengkakan kelenjar, penurunan
berat badan, diare, kelelahan, nyeri persendian, nyeri otot, biasanya gejala-gejala
ini akan bertahan 1 minggu atau 2bulan. Pada tahap ini dimana tanda-tanda tubuh
berusaha melawan infeksi HIV.
b. Penyakit HIV Asimtomatis
Tahap ke 2 ini adalah masa inkubasi atau masa laten itu adalah waktu
ketika gejala-gejala flu tadi mulai mereda dan tidak menimbulkan gejala apapun
pada tubuh. Dan pada waktu ini virus HIV akan menyebar dan merusak system
kekebalan tubuh seseorang. Pada tahap ini tubuh akan merasa sehat dan tidak akan
memiliki masalah apapun oleh karena itu tahap ini bisa berlangsung antara 1 tahun
sampai 10 tahun Nasrodin (2013).
c. Infeksi HIV Simtomatik atau AIDS
Ketika system kekebalan tubuh sudah terserang sepenuhnya oleh virus
HIV atau hilangnya imunitas seluler yang menyebabkan hancurnya limfosit T-
hepar CD4+ dengan kondisi ini jelas karena seseorang sudah tidak punya
kekebalan tubuh maka akan sangat rentan dan sangat mudah sekali terkena
penyakit apapun atau disebut infeksi oportunistik dan sudah masuk pada tahap
AIDS (Price & Wislon; Ameltzer & Bare, 2014).

5. Pencegahan perawatan
Menurut WHO tahun 2021 terdapat 4 upaya yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya penularan HIV dari ibu ke anak, meliputi:
a. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi

xiv
b. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV
c. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang
dikandungnya
d. Memberikan dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kesehatan selanjutnya
kepada ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya.

Penularan HIV dapat dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan


b. Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik
c. Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV dimasyarakat.

xv
16

D. Penyakit pada kehamilan (DM)


1. Definisi
Gestational Diabetes Mellitus (GDM) adalah diabetes yang terjadi saat kehamilan
sedangkan sebelum hamil ibu tidak memiliki penyakit diabetes. PreGestational
Diabetes Mellitus (PGDM) adalah diabetes yang terjadi pada ibu hamil dengan
memiliki riwayat diabetes sebelumnya, baik diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2

2. Patofisiologis
Patofisiologis diabetes gestasional, yaitu: 
a. Beberapa kali keguguran
b. Riwayat melahirkan bayi cacat
c. Pernah melahirkan bayi > 4.000 gram
d. Riwayat Preeklampsia
e. Umur ibu hamil > 30 tahun
f. Riwayat diabetes melitus dalam keluarga
g. Riwayat diabetes melitus gestasional (DMG) pada kehamilan sebelumnya
h. Infeksi saluran kemih berulang ulang selama kehamilan

3. Patologi Dan Pathway


17

4. Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinik penyakit DM pada ibu hamil :
a. Sering merasa lapar
b. Mudah merasa lelah
c. Pandangan kabur
d. Kesemutan pada tangan dan kaki
e. Permasalahan dalam Hubungan Seksual
f. Proses penyembuhan luka lebih lama
g. Sering buang air kecil
h. Sering merasa haus

5. Pencegahan Perawatan

Berikut ini sejumlah panduan bagi hamil untuk mencegah diabetes :

a. Konsumsi makanan sehat. Pilih makanan yang tinggi serat dan rendah lemak dan
kalori, meliputi buah-buahan, sayuran dan biji-bijian.  
b. Tetap berolahraga sebelum dan selama kehamilan, seperti jalan-jalan cepat setiap
hari, naik sepeda, berenang, atau olahraga lain yang sesuai saran dokter. 
c. Saat merencanakan kehamilan, kelola berat badan sebelumnya untuk
mendapatkan kehamilan yang lebih sehat.  
d. Patuhi  jadwal pertemuan antenatal sekitar minggu ke 8 hingga 12 kehamilan,
bidan atau dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menentukan
apakah Anda berisiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional.
e. Jika Anda memiliki 1 atau lebih faktor risiko diabetes gestasional, Anda harus
ditawarkan tes skrining.

E. Hyperemesis gravidarum

1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
18

2. Patofisiologis
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan
aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena
muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat
dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih
banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lender esophagus dan lambung (Khayati, 2013).

3. Patologi dan pathway


19

4. Manifestasi Klinik
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013)
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar

5. Pencegahan Perawatan
a. Memasukkan kebutuhan nutrisi dan lewat infuse
b. Minum obat dengan resep dokter (Promethazine, Meclizine, dan Droperidol).
c. Menggunakan nutrisi parenteral total (makanan diberikan lewat infus).
d. Minum obat antihistamin.
e. Obat untuk mengendalikan muntah, seperti metoclopramide (Reglan). Pemberian
makanan untuk ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum berfungsi
untuk memenuhi gizi ibu hamil
20

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Infeksi traktus genetalis adalah radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul
secara akut dengan akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama
sekali tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba.
2. Infeksi pasca partum ialah infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28
hari setelah abortus atau persalinan (Bobak,2004).
3. HIV merupaka Salah satu virus yang menyerang sel darah putih yang bernama sel
CD4, virus tersebut dapat menyebabkan AIDS dalam rentang waktu tertentu dapat
merusak sistem kekebalan tubuh pada manusia. Infeksi oportunistik yang menyertai
dapat menjadi manifestasi klinis yang terlihat.Menurunnya imun tubuh terjadi karena
melemahnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV sehingga dapat terjadi infeksi
oportunistik (Sudikno, Bona Simanungkalit 2011).
4. Gestational Diabetes Mellitus (GDM) adalah diabetes yang terjadi saat kehamilan
sedangkan sebelum hamil ibu tidak memiliki penyakit diabetes. PreGestational
Diabetes Mellitus (PGDM) adalah diabetes yang terjadi pada ibu hamil dengan
memiliki riwayat diabetes sebelumnya, baik diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2.
5. Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
21

DAFTAR PUSTAKA

Marten, G, celum, C., dan lewis, SR. (2014). HIV Infection: epidemiology, pathogenesis,
treatment, dan prevention. Lancer. 384, PP. 258-327

Dewi Aminah, (2020). Asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS dengan masalah
keperawatan defisiensi pengetahuan tentang infeksi oportunistik. Karya Tulis Ilmiah,
Ponorogo, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Desmawati, (2013). System hematologi Dan Imunologi; Asuhan Keperawatan Umum Dan
Maternitas Di Lengkapi Dengan Soal-Soal. Jakarta In Media

Kadir, N.M. Saleha, S. Nadyah. (2019). Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada
Ny. N dengan Hiperemesis Gravidarum di RSUD Syekh Yusuf Gowa

Kummar, V., Abbas, Ak., Aster JC (2015). Rabbins and Contran: Phatologi Basic Of
Disease Ninth Edition. Philadelphia. Saunders Elsavier

Nasrudin, (2013). HIV/AIDS pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, Dan Sosial. Surabaya :
Airlangga University Press.

Sterling, TR, Chaisson, RE. (2010).General Clinical Manifestasion Of HIV Infections


(ncudng retrovral syndrom and oral cutaneous, renal, ocular, metabolic and cardiac
disease), in : mandel GL, bennett JE.

Rina Nuraeni & Arni Wianti. (2018).Asuhan Keperawatan Maternitas Jawa Barat, Lovrinz
Publishing

Anda mungkin juga menyukai