Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

SUPERVISI KEPERAWATAN KELUARGA

PADA WARGA KELURAHAN PENGADEGAN RW 01 RT 07

Disusun Oleh:

Dhian Rahmah Fauziah

224291517055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2023
SUPERVISI KELUARGA

IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

Topik Kegiatan : Intervensi Keperawatan Keluarga Melalui Terapi


NonFarmakologis Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Benson dalam Mengatasi Hipertensi

Hari/ Tanggal :

I. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tergolong silent killer atau penyakit
yang dapat membunuh manusia secara tidak terduga. Hipertensi sering disebut sebagai
penyakit darah tinggi. Hal ini di sebabkan, orang yang menderita hipertensi memiliki
tekanan darah yang sangat tinggi (abnormal) apabila diukur menggunakan tensi meter.
Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan penyakit berat lainnya seperti serangan jantung
dan stroke.
Pada tahun 2021 penderita hipertensi tidak dilakukan sedini mungkin maka
diperkirakan pada tahun 2025 jumlah nya akan meningkat menjadi 1.56 miliyar orang atau
60% dari populasi jumlah penduduk dewasa dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Sebuah
hasil penelitian di sajikan oleh armiliawati dkk (2007) yang mengungkapkan bahwa
prevalensi penderita hipertensi terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi
angka-angka ekstrim rendah seperti di Ungara, Jawa Tengah 1.8%; lembah balim
Pegunungan Jawa Wijaya, Irian Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8% nyata di
sini, dua angka yang dilaporkan oleh kelompok yang sama pada 2 daerah pedesaan di
Sumatera Barat menunjukan angka yang tinggi.
Armiliawati dkk (2007) juga menyajikan hasil survai penyakit jantung pada usia
lanjut yang di laksanakan Boedhi Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi tanpa atau
dengan penyakit jantung hipertensi sebesar 33.3% (81 orang dari 243 orang tau 50 tahun
ke atas). Wanita mempunyai prevelensi lebih tinggi dari pada pria. Dari kasus-kasus tadi,
ternyata 68,4% termasuk hipertensi ringan (diastolik 95/104 mmHG), 28,1% hipertensi
sedang (diastolik 105/129 mmHG). Dan hanya 3,5% dengan hipertensi berat (diastolik
sama atau lebih besar dengan 130 mmHg). Hipertensi pada penderita penyakit jantung
iskemik ialah 16,1%, suatu persentase yang rendah bila dibandingkan dengan prevalensi
seluruh populasi (33,3%), jadi merupakan faktor risiko yang kurang penting.
Manifestasiklinis yang dialami oleh penderita hipertensi biasanya Tekanan darah
meningkat, Sakit kepala terus menerus, Kelelahan, Sesak, Nyeri dada, Perubahan sensasi
untuk melihat. Sakit kepala atau rasa nyeri pada kepala merupakan salah satu manifestasi
klinis yang cukup sering muncul pada penderita hipertensi. Penatalaksanaan nyeri kepala
pada hipertensi terbgai menjadi dua, yaitu dengan pendekatan farmakologis dan non
farmakologis. Pendekatan secara farmakologis dapat dilaklukan dengan memberikan
analgesic sebagai obat Pereda nyeri. Pada penatalaksanaan non farmakologis dapat
menggunakan beberapa cara diantaranya, Teknik relaksasi nafas dalam.
Metode relaksasi dapat mengontrol system saraf yang bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah . Konsep dasar teknik relaksasi pada hakekatnya cara relaksasi yang
diperlukan untuk menurunkan ketegangan pada otot yang dapat memperbaiki denyut
nadi, tekanan darah, dan pernafasan . Relaksasi benson merupakan metode teknik relaksasi
yang diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli peneliti medis dari Fakultas
Kedokteran Harvard yang mengkaji beberapa manfaat doa dan meditasi bagi
kesehatan. Fokus dari relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang diucapkan berulang- ulang
dengan menggunakan ritme yang teratur disertai dengan sikap yang pasrah. Ungkapan
yang digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata yang memiliki makna
menenangkan untuk pasien itu sendiri
Pernafasan yang panjang akan memberikan energi yang cukup, karena pada waktu
menghembuskan nafas mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan pada saat menghirup
nafas panjang mendapatkan oksigen yang sangat membantu tubuh dalam membersihkan
darah dan mencegah kerusakan jaringan otak akibat kekurangan oksigen (hipoksia). Saat
menarik nafas panjang otot pada dinding perut (rektus abdominalis, transverses
abdominalis, internal dan ekternal obligue) akan menekan iga bagian bawah ke arah
belakang serta mendorong sekat diafragma ke atas dapat menyebabkan tingginya tekanan
intra abdominal, sehingga dapat merangsang aliran darah baik vena cava inferior ataupun
aorta abdominalis, yang menyebabkan aliran darah (vaskularisasi) meningkat keseluruh
tubuh terutama pada organ-organ vital seperti otak, sehingga O2 tercukupi di dalam otak
dan tubuh akan menjadi rileks (Maulinda, Candrawati, & Adi W, 2017). Pengaruh terapi
relaksasi Benson terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi dengan selisih
rata-rata tekanan darah sistolik antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
adalah sebesar 8,063 (p-value 0,000) dan diastolik sebesar 4,188 (p-value 0,003).Simpulan:
Adanya pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap penurunan tekanan darah penderita
hipertensi. Dalam penelitian Joko Tri Atmojo, 2019 mendapatkan hasil bahwa terdapat
Pengaruh Terapi Relaksasi Benson TerhadapTekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Desa Unggahan.
Anggota keluarga Tn. P yaitu istrinya Ny. S menderita hipertensi kurang lebih 20
tahun, Ny. S mengatakan sering merasa sakit kepala dengan skala 5 dan tekanan darah
160/100 mmhg, dan juga sering merasa stress. Ny. S merupakan penderita hipertensi yang
terkontrol karena selalu meminum obat dan periksa Kesehatan ke fasilitas Kesehatan
setidaknya 1 bulan sekali. Berkaitan dengan penatalaksanaan non medis, Ny. S
mengatakanmasih belum mengetahui Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi
hipertensi dan mengurangi gejala sakit kepala yang dirasakannya. Berdasakan hal tersebut,
perawat bermaksud untuk memberikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
kepala dan merelaksasikan diri dari stress yaitu dengan memberikan Teknik relaksasi nafas
dalam benson.

II. RENCANA KEPERAWATAN


1. Diagnosa Keperawatan
- Kesiapan peningkatan pengetahuan
- Perilaku kesehatan cenderung beresiko

2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keluarga Tn. P di harapkan mampu
melakukan peningkatan manajemen kesehatan dengan terus melakukan perawatan
kesehatan secara farmakologis dan non farmakologis dengan baik untuk mengatasi
masalah kesehatan Hipertensi.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 menit diharapkan keluarga
mampu :

TUK 1 : Keluarga mampu mengenali masalah kesehatan yang dialami anggota


keluarganya
- Memahami apa pengertian hipertensi
- Memahami apa penyebab hipertensi
- Memahami tanda dan gejala hipertensi
- Memahami komplikasi terkait hipertensi
- Memahami pencegahan hipertensi
- Memahami penatalaksanaan hipertensi

TUK 3 : Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan hipertensi


- Memahami apa itu teknik relaksasi benson
- Memahami cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam benson
- Merawat keluarga dengan memberikan teknik relaksasi nafas benson ketika
pasien sedang mengalami gejala hipertensi

III. RANCANGAN KEGIATAN


1. Metode :
Pendidikan kesehatan mengenai hipertensi dan teknik relaksasi nafas dalambenson.
Melakukan demonstrasi cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam benson

2. Media dan Alat :


a) Lembar balik
b) Tensi meter

3. Waktu dan Tempat :


a) Waktu : 11.00 – selesai
b) Tempat : Rumah tinggal keluarga Tn. P
4. Kegiatan
No. Kegiatan Waktu
1. Pembukaan
- Memberi salam dan perkenalan
- Menjelaskan tujuan kunjungan 5 menit
- Kontrak waktu
- Menyebutkan materi yang akan dibahas
2. . Persiapan intervensi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima 10 menit
informasi
- Persiapan materi, media untuk memberikan informasi
3. . Melakukan Intervensi
- Meminta kesediaan Ny.S
- Menyiapkan media lembar balik dan tensi meter 30 menit
- Mengedukasi tentang penyakit hipertensi
- Mengajarkan Teknik relaksasi nafas dalam
- Mengukur tekanan darah
4. . Evaluasi
- Memberi kesempatan pada Ny. S dan keluarga untuk
bertanya 10 menit
- Kontrak waktu selanjutnya
5. . Penutup
- Mengucapkan terima kasih pada keluarga 5 menit
- Mengucapkan salam

5. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Mahasiswa menyiapkan alat dan media yang dibutuhkan
- Keluarga bersedia dengan rencana kegiatan
- Melakukan kontrak waktu dengan keluarga Tn. P dan Ny. S
- Mahasiswa sudah membuat Laporan pendahuluan
- Mahasiswa sudah membuat media yang akan dipakai untuk menguji
b. Evaluasi Proses
- Keluarga menerima kedatangan mahasiswa
- Mahasiswa menjelaskan mengenai tujuan pertemuan
- Keluarga Tn. P dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi dan demonstrasi
- Mahasiswa dapat menjelaskan dengan Bahasa yang mudah dipahami dan
jelas.
- Diskusi dan pemberian intervensi berlangsung sesuai dengan kontrak
waktu
- Mahasiswa memberikan kesempatan bertanya kepada klien
- Mahasiswa memberikan reinforcement positif atas partisipasi dan
keberhasilan keluarga

c. Evaluasi Hasil (terukur)


- Keluarga mampu menjawab terkait penyebab hipertensi minimal 2 point
dari 5
- Keluarga mampu menjawab terkait komplikasi hipertensi minimal 2point
dari 5
- Keluarga mampu menjawab terkait penatalaksanaan hipertensi minimal2
point dari 5
- Keluarga mampu mendemostrasikan kembali cara melakukan teknik
relaksasi nafas dalam benson
- Hasil tensi Darah pasien menurun

Anda mungkin juga menyukai