Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA LANSIA

DAN   USIA DEWASA YANG MENGALAMI HIPERTENSI TENTANG


HIPERTENSI DI JL. YOGYAKARTA RT 001/RW 013
KECEMATAN JEKAN RAYA KELURAHAN
MENTENG PALANGKA RAYA

Oleh:

Kelompok 3

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS TAHUN 2020/2021


LAPORAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA LANSIA
DAN USIA DEWASA YANG MENGALAMI HIPERTENSI TENTANG
HIPERTENSI DI JL. YOGYAKARTA RT 001/RW 013
KECEMATAN JEKAN RAYA KELURAHAN
MENTENG PALANGKA RAYA

1. Pokok Bahasan : Hipertensi


2. Sasaran : Lansia dan Usia Dewasa yang mengalami hipertensi
3. Waktu : 11.00 WIB - Selesai
4. Hari/ Tanggal : Rabu, 30 Juni 2021
5. Tempat : jln. Yogyakarta RT 001/ RW 013
6. Penyuluh : Kelompok 3 Mahasiswa Ners STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
7. Proses penyuluhan : Penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa profesi Ners
angkatan 8 terdiri dari moderator, penyaji, observer, fasilitator, dokumentasi dan juga
penyuluh yang berlangsung secara lancar dengan jumlah klien yang ikut 29 orang.
Penyuluhan ini dihadiri oleh pembimbing klinik dan akademik. Lansia terlihat antusias
dalam mendengarkan materi yang disampaikan. Setelah penyampaian materi selesai,
keluarga klien langsung antusias untuk bertanya tetang materi yang sudah disampaikan
dan keluarga klien juga mampu menjawab serta menjelaskan kembali saat moderator
mengajukan pertanyaan tentang materi yang disampaikan.

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini termasuk golongan
penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk
mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Apabila hipertensi tidak
terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ lain yang berhubungan dengan
sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan darah lebih besar kemungkinan
timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler secara premature1. Sejumlah 85-90%
hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut hipertensi primer (hipertensi
esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi yang dapat ditetapkan
penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat mengenai prevalensi
hipertensi sekunder dan sangat tergantung dimana angka itu diteliti. Diperkirakan
terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat
mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2
mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal. Pasien
hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang disebut sebagai
penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan
retina mata.
Peningkatan tekanan darah yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebakan
bermacam-macam perubahan pada struktur miokardial, vaskuler koroner, dan sistem
konduksi dari jantung. Perubahan ini dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri
(LVH), penyakit arteri koroner, kelainan system konduksi, dan disfungsi sistolik dan
diastolic dari miokardium, yang biasanya secara klinis tampak sebagai angina atau
infark miokard, aritmia (khususnya atrial fibrilasi), dan gagal jantung kongestif (CHF).

1.2 Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan tindakan keperawatan/ pendidikan kesehatan klien diharapkan mampu
mengetahui dan memahami Hipertensi.
1.3 Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/ pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit
klien diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang Hipertensi
2. Mengetahui penyebab Hipertensi
3. Mengetahui tanda dan gejala Hipertensi
4. Mengetahui tentang cara pencegahan Hipertensi

1.4 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan Hipertensi
oleh Mahasiswa Profesi Ners Stikes Eka Harap Palangka Raya meliputi :
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
3) Diskusi

1.5 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini yaitu meliputi :
1) Poster
2) Leaflet

1.6 Pelaksanaan Tugas


Adapun rangkaian kegiatan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien yang
dilakukan oleh preseptor klinik. Preseptor akademik dan Mahasiswa Profesi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
1) Topik : Hipertensi
2) Media dan Alat : Poster dan Leaflet
3) Tempat : Pandopo Pelabuahan Rambang
Hari dan Tanggal : Rabu, 30 Juni 2021
4) Pukul : 09.00 WIB s/d selesai
5) Seting Tempat :

Keterangan :
: Moderator & Leader

: Peserta

: Fasilitator

1.7 Tugas Pengorganisasian


Adapun tugas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kegiatan penyuluhan
kesehatan Hipertensi oleh mahasiswa Profesi STIKES Eka Harap Palangka Raya
meliputi :
1) Protokol / Pembawa Acara : Elsha Margaretha
Uraian tugas :
 Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
 Mengatur proses dan lama penyuluhan.
 Menutup acara penyuluhan.
2) Penyuluh / Pengajar : Tita Oktavia dan Putri Dayani Resti
Uraian tugas :
 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
 Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
 Memotivasi peserta untuk bertanya.
3) Fasilitator :
1. Ade Irawan
2. Apriliani Widyastuti
3. Agustina Eka A
4. Budi
5. Desy Marsinta
6. Fansiska
7. Evi Eko Indriani
8. Rudy Yustepen Dehen
9. Martin
10. Yessie Marriani
Uraian tugas :
 Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
 Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
 Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
 Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.
 Membagikan snack kepada peserta
4) Observer : Selmi Aprinati
Uraian tugas :
 Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
 Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
 Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
 Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
 Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan   rencana penyuluhan.
5) Dokumenter : Restuwati
 Mengambil gambar saat kegiatan penyuluhan.
1.8 Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit  Pembukaan :  Menjawab salam
 Mengucapkan salam.  Mendengarkan
 Menjelaskan nama dan
akademi
 Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
 Menyebutkan materi yang
diberikan.
 Menanyakan kesiapan
peserta

2. 10 menit  Pelaksanaan :  Mendengarkan


 Penyampaian materi  Bertanya
 Tanya jawab
3. 10 menit  Evaluasi:  Menjelaskan
 Menanyakan kembali hal-
hal yang sudah dijelaskan
mengenai Hipertensi.
4. 5 menit  Penutup :  Mendengarkan
Menutup pertemuan  Menjawab salam
dengan menyimpulkan
materi yang telah dibahas
 Memberikan salam penutup

1.9 Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana.
b. Peran dan tugas sesuai rencana.
c. Setting tempat sesuai dengan rencana.
2) Evaluasi Proses
a. Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan.
b. Selama kegiatan semua peserta aktif.
3) Evaluasi Hasil
a. Lansia mengetahui apa yang dimaksud dengan Hipertensi
b. Lansia mengetahui bagaimana cara mengatasi pencegahan Hipertensi
4) Pertanyan Dari Peserta
a. Makanan apa yang boleh dan tidak boleh di komsumsi oleh orang hipertensi?
b. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi?
c. Bagaimana cara pencegahan mengunakan mentimun?

MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI
1.1 Pengertian
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang menetap di atas
batas normal yang disepakati, yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg (Sylvia
Anderson Price, 2005:933).

1.2 Faktor Penyebab Hipertensi


Menurut Sufrida Yulianti dan Maloediyn S. (2006:19-23), faktor penyebab
hipertensi adalah:
1.2.1 Faktor yang tidak dapat diubah
1) Usia
Pertambahan usia dapat meningkatkan resiko terjangkitnya penyakit hipertensi.
Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi paling sering
menyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih. Meningkatnya tekanan
darah seiring dengan bertambahnya usia memang sangat wajar. Hal ini disebabkan
adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Namun, jika
perubahan ini disertai dengan faktor resiko lain bisa memicu terjadinya hipertensi.
2) Keturunan
Hipertensi merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu dari orang tua kita
menderita penyakit hipertensi, sepanjang hidup kita memiliki resiko terkena hipertensi
sebesar 25%. Jika kedua orang tua kita menderita hipertensi, kemungkinan kita terkena
penyakit ini sebesar 60%. Namun, kemungkinan itu tidak selamanya terjadi. Ada
seseorang yang sebagian besar kelurganya penderita hipertensi, tetapi dirinya tidak
terkena penyakit tersebut.
1.2.2 Faktor yang dapat di ubah
1) Obesitas
2) Kurang olah raga
3) Merokok
4) Kopi
5) Minum-minuman beralkohol secara berlebihan
6) Stres.

1.3 Kategori Hipertensi


Menurut National Institute of Health, lembaga kesehatan nasional di Amerika
mengklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kategori hipertensi menurut National Institute of Health

KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK

Normal = 119 < 79

Pra-hipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi derajat 2 = 160 = 100

1.4 Gejala Hipertensi


Menurut Widian Nur Indriyani (2009), pada sebagian besar penderita, hipertensi
tidak menimbulkan gejala. Kalaupun menunjukkan gejala, gejala tersebut biasanya
ringan dan tidak spesifik, misalnya pusing-pusing. Meskipun jika kebetulan beberapa
gejala muncul bersamaan dan diyakini berhubungan dengan hipertensi, gejala-gejala
tersebut sering kali tidak terkait dengan hipertensi. Akan tetapi, jika hipertensinya berat
atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala, antara lain: sakit kepala, kelelahan,
mual dan muntah, sesak napas, napas pendek (terengah-engah), gelisah, pandangan
menjadi kabur, mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur,
rasa berat di tengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang, nyeri di dada, otot lemah,
pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat berlebihan, kulit tampak pucat
atau kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur, impotensi, darah di
urine, mimisan (jarang dilaporkan).

Menurut Redaksi AgroMedia (2009), gejala hipertensi yang dirasakan penderita


antara lain sakit kepala, pusing, tengkuk terasa pegal, kaku dan sakit, jantung berdetak
lebih cepat dan berdebar, perasaan seperti berputar tujuh keliling, mata terasa berat, rasa
ingin jatuh, serta telinga terasa berdenging. Namun, orang biasanya tidak menyadari
gejela-gejala tersebut dan menganggap seperti “rasa tidak enak badan”.

1.5 Penatalaksanaan (Bangun, 2002)


Hal yang bisa dilakukan oleh penderita hipertensi antara lain:
1. Mengubah gaya hidup
1) Mengurangi kelebihan bobot berat badan
Kelebihan berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, tingkat lipid (lemak
darah) tinggi yang abnormal, diabetes, dan penyakit jantung koroner. Kuncinya adalah
dengan membatasi asupan kalori dan tingkat latihan fisik. Penurunan bobot
sebanyaknya 4,5 kg saja sudah sangat berarti dalam penurunan tekanan darah tinggi.
Penurunan bobot juga dapat mempercepat turunnya tekanan darah dalam pengobatan.
Latihan aerobik secara teratur tiga atau empat kali seminggu dengan lama 30-45 menit
bisa membantu mengurangi risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.
2) Membatasi asupan alkohol
Alkohol bisa memberikan konstribusi terhadap hipertensi. Alkohol bisa
mengurangi kemampuan pompa jantung dan kadang-kadang membuat pengobatan
hipertensi kurang efektif. Karenanya, lebih baik menghindarinya sama sekali.
3) Membatasi konsumsi garam
Garam mengandung ion Natrium (Na+) dan klorida (Cl-) merupakan ion utama
dalam cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi
natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat (Martuti, 2009:46). Asupan garam
yang tinggi, meskipun tidak selalu, bisa meningkatkan tekanan darah, khususnya pada
orang tua, penderita darah tinggi, dan pasien dengan diabetes mellitus. Menghindari
atau mengurangi garam adalah salah satu contoh cara mengurangi natrium, meskipun
tidak menjamin seseorang tidak terkena hipertensi (Bangun, 2002:24)

4) Berhenti merokok
Merokok memang tidak menyebabkan hipertensi. Namun, merokok adalah salah
satu faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskuler. Merokok juga menghalangi efek
obat antihipertensi. Orang yang menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya berhenti dan
tidak merokok sama sekali. Meskipun demikian perlu diperhatikan kenaikan berat
badan akibat berhenti merokok. Sementara itu, orang yang tidak merokok lebih baik
tidak mulai atau coba-coba merokok.
5) Mengurangi lemak
Seorang penderita darah tinggi dengan kadar lemak yang banyak, mungkin
memerlukan modifikasi diet atau terapi obat untuk menormalkannya. Batasan utama
asupan lemak adalah kurang dari 30% total kalori. Dietary Approaches to Stop
Hypertension DASH) di Amerika Serikat menyarankan diet rendah lemak, yakni
mengonsumsi buah dan sayuran.
6) Obat
 Diuretik
Obat diuretik dikenal dengan nama pil air. Obat ini merupakan pilihan pertama
dalam pengobatan. Obat ini mempengaruhi ginjal. Kadar garam di dalam tubuh
dikeluarkan bersamaan dengan zat cair yang ditahan oleh garam. Biasanya tidak ada
akibat sampingan yang mengganggu. Namun, akibat tambahan dari diuretik adalah tidak
saja garam dikeluarkan dari tubuh, tetapi juga zat lain yang berguna bagi tubuh, seperti
kalium, ikut dikeluarkan. Karenannya, sering dokter memberikan pil-pil khusus untuk
memperlancar air seni sekaligus mempertahankan kalium. Pil-pil tersebut bisa
bertambah manfaatnya jika ditunjang oleh menu makanan dengan kadar garam yang
rendah.
7) Kontrol Rutin
1.6 Komplikasi
Komplikasi penyakit yang dapat timbul atau menyertai hipertensi (Redaksi
AgroMedia, 2009:10) adalah :
1) Stroke
2) Gagal Jantung
3) Gagal Ginjal
4) Kerusakan pada Mata
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta :
EGC
Chung, E.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan
oleh Petrus Andryanto, Jakarta : EGC
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius.
Marvyn, Leonard. 1995. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet,
Jakarta : Penerbit Arcan
NANDA.2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.

DOKUMENTASI
Rabu, 30 Juni 2021
Pendidikan Kesehatan Pada Lansia dan usia dewasa tentang Hipertensi di Jln.
Yogyakarta RT001/RW 013 Kecematan Jekan Raya Kelurahan Menteng
Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai