1
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUNGUS
NOMOR : 445 / 526 / 102.6 / 2021
TENTANG
PEDOMAN RENCANA PEMULANGAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUNGUS
2
MEMUTUSKAN
Menetapkan, : -
Ditetapkan di : MADIUN
pada tanggal : 01 Maret 2021
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUNGUS
Tembusan :
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas
rahmat dan inayahNya sehingga penyusunan Pedoman Rencana Pemulangan
Pasien di RSUD Dungus dapat terselesaikan. Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit Pasal 29 menyebutkan bahwa Rumah Sakit berkewajiban
untuk memenuhi hak pasien dan mengedepankan kepuasan pasien. Oleh sebab itu
disusunlah Pedoman Rencana Pemulangan Pasien di RSUD Dungus. Pedoman ini
disusun dengan beberapa instalasi terkait dan perwakilan Pokja AKP yang
merupakan bagian dari panitia Akreditasi RSUD Dungus.
Akhir kata semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi seluruh tenaga
medis dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu menuju kepuasan
pasien. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
sehingga akan menambah kesempurnaan penyusunan panduan dimasa mendatang.
Madiun,
Tim Penyusun
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... 4
DAFTAR ISI ................................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 6
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................. 10
BAB III STANDAR FASILITAS...................................................................... 12
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.......................................................... 16
BAB V LOGISTIK…………………………………………………………………… 25
BAB VI KESELAMATAN PASIEN………………………………………………… 27
BAB VII KESELAMATAN KERJA………………………………………………… 29
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU……………………………………………….. 30
BAB IX PENUTUP………………………………………………………………….. 32
5
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD DUNGUS
NOMOR : 445 / 526 / 102.6 / 2021
TENTANG : PEDOMAN RENCANA PEMULANGAN
PASIEN DI RSUD DUNGUS
6
disfungsi fisik. Dalam perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik
terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk
proses perawatan di rumah.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum :
Meningkatkan pelayanan rencana pemulangan pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Dungus .
2. Tujuan Khusus :
a. Menurunkan lama rawat dirumah sakit
b. Mengurangi risiko readmisi
c. Meningkatan kepuasan kesehatan bagi pasien dan profesional.
d. Sedikit bukti bahwa perencanaan pulang mengurangi biaya untuk
pelayanan kesehatan.
7
2. Pasien
Pasien adalah orang yang sakit. Pasien jalan / luar / rawat jalan yaitu
pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan, biasanya pasien
yang sudah sembuh tapi masih dalam pengobatan.
3. Keluarga pasien
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat adalah suami
istri, ayah dan ibu kandung, ank-anak kandung, saudara-saudara kandung
atau pengampunya.
a. Ayah
Ayah kandung
Termasuk ayah adalah ayah angkat yang di tetapkan berdasarkan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
b. Ibu
Ibu kandung
Termasuk ibu adalah ibu angkat yang di tetapkan berdasarkan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
c. Suami
Seorang laki-laki dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Istri
Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
laki-laki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. -
Apabila yang bersangkutan mempunyai lebuh dari satu istri
persetujuan atau penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari
mereka.
e. Wali
Orang yang menurut hukum menggantikan orang yang belum dewasa
untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum atau orang
yang menurut hukum menggantikan kedudukan orang tua.
f. Induk semang
Orang yang berkewajiban unutk mengawasi serta ikut bertanggung
jawab terhadap pribadi orang lain, seperti pemimpin asrama dari anak
perantauan atau kepala rumah tangga dari seorang pembantu rumah
tangga yang belum dewasa.
4. Rumah sakit
Adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan memberikan
8
layanan, pengobatan dan perawatan bagi penderita berbagai penyakit
yang di lengkapi dengan perlengkapan medis yang lengkap dengan dokter
dan perawatnya (kamus besar bahasa indonesia).
5. Rekam Medis
Pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Dungus akan
diberikan nomor rekam medis dan berkas rekam medis pasien, dan yang
sudah selesai berobat disimpan di filling rekam medis serta bila pasien
berobat kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam
medis oleh petugas
6. Dokter
Adalah dokter, dokter spesialis, dan dokter gigi lulusan pendidikan
kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang di akui oleh
pemerintah republik indonesia sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
9
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
NO JABATAN KRITERIA
DOKTER
4 -Minimal berijazah Dokter Spesialis
SPESIALIS
10
c. Dinas Malam :
Ruang Anggrek : 3 perawat
Ruang Mawar : 3 perawat
Ruang Melati : 3 perawat
Ruang Tulip : 3 perawat
Ruang Bougenvile : 3 perawat
dengan standar minimal bersertifikat BLS Kategori : 1 orang
Penanggung Jawab shift dan 2 orang Pelaksana.
2. Instalasi Gawat Darurat :
a. Dinas Pagi :
8 orang dengan 1 Kepala Ruang, 2 Dokter Umum, 4 Perawat, dan 1 bidan.
b. Dinas Sore :
6 orang dengan 2 dokter, 3 perawat, dan 1 bidan.
Penunjang (radiologi dan laboratorium) masing-masing 2 orang.
Apoteker 1 orang.
c. Dinas Malam :
6 orang dengan 2 dokter, 3 perawat, dan 1 bidan.
Penunjang (radiologi dan laboratorium) masing-masing 2 orang.
Apoteker 1 orang.
3. Poliklinik Rawat Jalan :
Setiap poliklinik terdiri dari 1 perawat.
11
BAB III
STANDAR FASILITAS
12
a) Ruang tunggu
b) Ruang administrasi
c) Ruang triase
d) Ruang tindakan
e) Ruang pemeriksaan
f) Ruang observasi
g) Ruang infeksi
h) Gudang
Fasilitas kelengkapan ruangan seperti peralatan medis dan obat juga
mempengaruhi kepuasan pelayanan di suatu rumah sakit , adapun
standar peralatan di Rumah sakit sebagai berikut :
a) Peralatan emergency
b) Alat dan obat untuk resusitasi
c) Alat dan obat untuk “life support”
d) Alat dan obat untuk diagnostic
e) Alat keamanan (misalnya: pemadam kebakaran)
f) Monitor jantung
g) EKG
h) Suction
i) Peralatan Bedah
j) Bedah set
k) Lampu penerangan
l) Obat dan alat untuk anastesi
m) Benang jahit
n) Seterilisator
2. Persyaratan Rawat jalan :
A. Letak ruang rawat jalan harus mudah diakses dari pintu masuk utama
rumah sakit dan memiliki akses yang mudah ke ruang rekam medis, ruang
farmasi, ruang radiologi, dan ruang laboratorium.
B. Ruang rawat jalan harus memiliki ruang tunggu dengan kapasitas yang
memadai dan sesuai kajian kebutuhan pelayanan.
C. Desain ruangan pemeriksaan pada ruang rawat jalan harus dapat
menjamin privasi pasien.
D. Dalam hal terdapat ruangan pemeriksaan untuk pasien menular pada
ruang rawat jalan, letak dan desain ruangan pemeriksaan untuk pasien
menular harus dapat mengontrol penyebaran infeksi.
13
NO. NAMA PERSYARATAN KETERANGAN
RUANGAN RUANGAN
Ruangan RS Kelas D dan C
1. Administrasi • Luas ruangan fungsi Informasi,
(Informasi, disesuaikan dengan registrasi,
Registrasi, jumlah petugas, dengan pembayaran dapat
Pembayaran) perhitungan 3-5 m2/ digabungkan pada
petugas. satu ruangan,
• Ruangan harus dijamin Sementara untuk RS
terjadinya pertukaran Kelas A dan B fungsi-
udara baik alami maupun fungsi tersebut
mekanik. Untuk ventilasi dilaksanakan pada
mekanik minimal total ruangan terpisah.
pertukaran udara 6 kali
per jam .
• Intensitas cahaya
minimal 100 lux.
Ruangan Umum
2. Layanan
Penjaminan
Kesehatan
Ruangan
3. Tunggu • Tiap tiap Klinik harus
memiliki ruang tunggu
tersendiri dengan
kapasitas yang memadai.
• Luas ruang tunggu
menyesuaikan kebutuhan
kapasitas pelayanan
dengan perhitungan 1-1,5
m2/orang.
• Ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran
udara baik alami maupun
mekanik dengan total
pertukaran udara minimal
6 kali per jam.
•Ruangan harus
mengoptimalkan
pencahayaan alami.
• Ruang tunggu
dilengkapi dengan
fasilitas desinfeksi
tangan.
• Ruang tunggu untuk
pasien penyakit menular
harus dipisah dengan
pasien tidak menular
khususnya pasien anak
dan kebidanan.
Pos Perawat
4. (Nurse Station) • Pos perawat harus
disediakan fasilitas meja
dan kursi untuk
kebutuhan
pendokumentasian.
14
5. Ruangan Klinik Jumlah dan jenis
(Konsultasi, • Luas ruangan klinik 9- klinik menyesuaikan
Periksa/Tindak 24 m2 dengan klasifikasi rumah sakit
an) memperhatikan ruang dan kajian kebutuhan
gerak petugas, pasien pelayanan.
dan peralatan.
• Disediakan wastafel dan
fasilitas desinfeksi
tangan.
• Bahan bangunan yang
digunakan tidak boleh
memiliki tingkat porositas
yang tinggi.
• Setiap ruangan
disediakan minimal 2
(dua) kotak kontak dan
tidak boleh ada
percabangan/
sambungan langsung
tanpa pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran
udara baik alami maupun
mekanik. Untuk ventilasi
mekanik minimal total
pertukaran udara 6 kali
per jam, untuk ventilasi
alami harus lebih dari
nilai tersebut.
•Ruangan harus
mengoptimalkan
pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas
cahaya 200 lux.
• Untuk kelompok
ruangan klinik penyakit
menular harus dipisahkan
dengan klinik penyakit
tidak menular baik akses,
alur maupun ruangannya.
• Untuk ruangan klinik
yang menangani pasien
penyakit menular melalui
udara (airborne),
pertukaran udara minimal
12 kali per jam.
15
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
16
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien sebaiknya juga memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk
kontinuitas perawatanya serta penentuan tanggal kapan klien akan kontrol
dan fasilitas kesehatan yang akan dituju.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa perawatan dan pengobatan di rumah
sakit dapat berjalan baik sesuai dengan kebutuhan klien, serta dapat
melanjutkan perawatan lanjutan dengan baik setelah klien pulang, yang
dilakukan klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan,
perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung kerumah
untuk memberikan keterampilan perawatan, serta antisipasi terhadap klien
yang harus diketahui oleh keluarga klien, apabila kien mengalami kondisi
kegawatan.
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient referral
Klien seharusnya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu selama
dirawat di rumah sakit serta kaluarga mengetahui kapan klien akan
menjalani kontrol, dimana dan kepada siapa klien akan menjalani kontrol.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Sebaiknya
mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pemulangan dan refferal. Seluruh
rencana pemulangan yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (discharge planning). Instruksi tertulis
diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien
dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukanya
dengan alat yang akan digunakan di rumah.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi
berjalan terus – menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu
17
setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner
atau kunjungan rumah (home visite).
6. Penyerahan
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien
dan perawatanya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang
jenis pembedahan, pengibatan, status fisik dan mental klien, faktor sosial
yang penting (misalnya rumah), status fisik dan mental klien, faktor sosial
yang penting (misalnya kurangnya pemberian perawatan, atau tidak ada
pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi
harus tersedia pada saat ini.
4.4. Persiapan
1. Penampilan Petugas :
a. Petugas harus berpenampilan rapi dan menggunakan atribut seragam
lengkap
b. Petugas harus ramah dan santun dalam bertutur kata kepada pasien
2. Persiapan Alat :
a. Pasien bayi :
1 set pakaian bayi dari orang tua ( baju, celana/ popok, diapers, bedong
k/p selimut, topi bayi)
Ringkasan pasien pulang
Surat keterangan pulang
Hasil penunjang (bila ada)
Kartu identitas bayi
Obat-obatan pulang ( bila ada )
b. Pasien anak :
Ringkasan pasien pulang
Surat keterangan pulang
Hasil penunjang (bila ada)
Obat-obatan pulang
18
c. Pasien umum :
Ringkasan pasien pulang
Surat keterangan pulang
Hasil penunjang (bila ada)
Obat-obatan pulang
20
pasien atau keluarga pasien yang disertai dengan form APS (Atas
Permintaan Sendiri) dan sudah dijelaskan oleh dokter/dokter spesialis resiko
yang akan dihadapi yang ditanda tangani pasien atau keluarga pasien.
Prosedur pasien pulang rawat inap atas permintaan sendiri di RSUD Dungus
adalah:
A. DPJP menjelaskan kepada pasien/keluarga pasien atas resiko yang akan
dihadapi jika pasien pulang atas permintaan sendiri
B. Pasien/keluarga pasien secara sadar menandatangani surat pernyataan
pulang atas permintaan sendiri
C. DPJP melengkapi berkas rekam medis pasien
D. DPJP membuat ringkasan pasien pulang dan surat keterangan pulang
E. Perawat menyerahkan resep obat yang akan dibawa pulang oleh pasien
ke bagian farmasi
F. Perawat mengarahkan keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi
ke bagian kasir
G. Jika pasien Covid-19, penanggungjawab isolasi menghubungi satgas
puskesmas setempat. Satgas puskesmas setempat mengkonfirmasi
penjemputan pasien (mandiri/dijemput puskesmas). Keluarga/penunggu
pasien tidak diarahkan untuk menyelesaikan administrasi untuk
mengurangi penyebaran.
H. Jika pasien Covid-19, untuk kepulangannya secara pulang paksa
tergantung satgas kecamatan setempat. Jika satgas kecamatan setempat
tidak setuju, maka pasien tidak diperbolehkan untuk pulang paksa tetapi
jika satgas kecamatan setempat setuju, maka pasien diperbolehkan
pulang paksa dengan cara dijemput satgas kecamatan setempat.
I. Petugas kasir memastikan bahwa semua tindakan selama rawat inap
sudah dientry semua
J. Jika pasien penjamin BPJS/Biakes Maskin/JR, petugas kasir hanya
mencetak rekening pasien rawat inap rangkap 3. 1 untuk ruang rawat
inap, 1 untuk berkas rekam medis yang selanjutnya akan diklaimkan, 1
untuk kasir
K. Jika pasien umum, keluarga pasien membayar total administrasi selama
pasien dirawat. Petugas kasir mencetak kwitansi rangkap 2. Kwitansi asli
diberikan kepada pasien dan copyan kwitansi disimpan di bagian kasir
L. Keluarga pasien kembali ke ruang rawat inap
M. Petugas farmasi mengantarkan obat yang akan dibawa pulang ke ruang
rawat inap
21
N. Perawat menyerahkan obat yang dibawa pulang, copyan ringkasan pasien
pulang (berwarna pink), surat keterangan pulang (berwarna pink), dan
hasil penunjang
O. Pasien pulang
P. Perawat mengantarkan pasien sesuai kebutuhan
Q. Perawat menghubungi dapur via telepon atas kepulangan pasien
4. Pasien Pulang Rawat Inap dan dirujuk
Pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain adalah pasien yang masih
memerlukan perawatan lebih lanjut ke rumah sakit lain. Prosedur pasien
pulang rawat inap dan dirujuk di RSUD Dungus adalah:
A. DPJP menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kondisi pasien masih
memerlukan perawatan lebih lanjut ke rumah sakit yang lebih alatnya lebih
lengkap
B. Perawat meminta persetujuan keluarga pasien untuk dirujuk ke rumah
sakit mana
C. DPJP membuatkan surat rujukan
D. Perawat menghubungi rumah sakit tujuan rujukan
E. DPJP melengkapi berkas rekam medis
F. Jika pasien BPJS, petugas membuatkan SEP rujukan
G. Jika pasien umum, perawat mengarahkan keluarga pasien ke bagian kasir
untuk menyelesaikan administrasi
H. Jika pasien covid-19, petugas tidak mengarahkan keluarga pasien ke
bagian kasir untuk mengurangi penyebaran
I. Perawat menghubungi bagian sopir untuk menyiapkan ambulance rujukan
J. Pasien didampingi perawat dan dokter (bila membutuhkan) dirujuk ke
rumah sakit rujukan
K. Perawat menghubungi dapur via telepon atas kepulangan pasien
5. Pasien Pulang Meninggal
Pasien meninggal karena penyakitnya/penyakit penyerta lainnya yang
meninggal < 48 jam atau meninggal > 48 jam. Prosedur pasien pulang rawat
meninggal di RSUD Dungus adalah:
A. DPJP menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kondisi pasien sudah
tidak bisa diselamatkan (meninggal)
B. DPJP membuat surat keterangan kematian, ringkasan pasien pulang dan
surat keterangan pulang
C. DPJP melengkapi berkas rekam medis
D. Perawat melakukan pengurusan jenazah
E. Perawat mengarahkan keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi
ke bagian kasir
22
F. Petugas kasir memastikan bahwa semua tindakan selama rawat inap
sudah dientry semua
G. Jika pasien penjamin BPJS/Biakes Maskin/JR, petugas kasir hanya
mencetak rekening pasien rawat inap rangkap 3. 1 untuk ruang rawat
inap, 1 untuk berkas rekam medis yang selanjutnya akan diklaimkan, 1
untuk kasir
H. Jika pasien umum, keluarga pasien membayar total administrasi selama
pasien dirawat. Petugas kasir mencetak kwitansi rangkap 2. Kwitansi asli
diberikan kepada pasien dan copyan kwitansi disimpan di bagian kasir
I. Petugas kasir menghubungi bagian ambulance jenazah
J. Keluarga pasien kembali ke ruang rawat inap
K. Perawat menyerahkan copyan surat keterangan kematian, copyan
ringkasan pasien pulang (berwarna pink), surat keterangan pulang
(berwarna pink), dan hasil penunjang
L. Jenazah bisa dibawa pulang
Alur pasien covid-19 jika dinyatakan meninggal :
A. DPJP menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kondisi pasien sudah
tidak bisa diselamatkan (meninggal)
B. DPJP membuat surat keterangan kematian, ringkasan pasien pulang dan
surat keterangan pulang
C. DPJP melengkapi berkas rekam medis
D. Pasien dinyatakan meninggal, 2 jam baru dibawa ke bagian pemulasaran
jenazah (blackzone)
E. Penanggungjawab isolasi menghubungi penanggungjawab tim siaga covid
RSUD Dungus
F. Penanggungjawab tim siaga covid menghubungi dinas kesehatan
setempat untuk koordinasi terkait proses pemakaman pasien
G. Dinas kesehatan setempat memberikan nomor telfon satgas pendamping
pemakaman
H. Satgas pendamping pemakaman menghubungi penanggungjawab bagian
pemulasaran jenazah (blackzone) untuk kesiapan tempat pemakaman
I. Bila tempat pemakaman siap, penanggungjawab pemulasaran jenazah
(blackzone) menghubungi sopir yang bertugas untuk mengantarkan
jenazah ke tempat pemakaman umum
23
pasien tersebut. Lembar asli dan salinan ringkasan pasien pulang yang berwarna
kuning ditempatkan dalam rekam medis dan 1 lembar salinan yang berwarna
pink diberikan kepada pasien atau keluarganya. Formulir ringkasan pasien
pulang terdiri dari :
1. Identitas pasien (No RM, Nama, Tanggal Lahir, NIK, Alamat)
2. Tanggal masuk dan tanggal keluar
3. Indikasi MRS
4. Anamnesa
5. Hasil Pemeriksaan
6. Diagnosa Akhir
7. Kondisi Pasien Saat Pulang
8. Kondisi Pasien Waktu Keluar RS
9. Cara Keluar
10. Pengobatan/tindakan yang diberikan
11. Instruksi tindak lanjut
12. Tanggal, nama dan tanda tangan DPJP
13. Tanda tangan pasien/keluarga/wali
Surat keterangan pulang terdiri dari:
1. Identitas Pasien (No RM, Nama, Tanggal Lahir, NIK, Alamat)
2. Tanggal MRS dan tanggal KRS
3. Kondisi saat pulang
4. Obat yang disertakan pulang
5. Saran
6. Tanggal kontrol
7. Tanggal, nama dan tanda tangan DPJP
24
BAB V
LOGISTIK
5.1. Pendaftaran
Setiap pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Dungus
selalu didaftarkan ke bagian pendaftaran, dari bagian pendaftaran disiapkan
berkas rekam medis.
25
5.6. Kasir
Pasien yang telah selesai berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Dungus
baik rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap akan diarahkan ke bagian kasir
oleh perawat untuk menyelesaikan administrasi.
5.7. Farmasi
Pasien yang telah selesai berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Dungus
akan diberikan resep dari dokter, lalu diantar diarahkan ke bagian farmasi untuk
mengambil obat.
26
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
6.2. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
27
Unpreventable Adverse Event suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang
tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhir.
B. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC )
Near Miss adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (
commission ) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi
:
a) Karena “ keberuntungan”
b) Karena “ pencegahan ”
c) Karena “ peringanan ”
C. Kesalahan Medis
Medical Errors Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
D. Kejadian Sentinel
Sentinel Event adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (
seperti, amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan
dan prosedur yang berlaku.
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun
rumah sakit.
7.1. Tujuan:
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah
Dungus .
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
29
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
30
2. Fasilitas
Bangunan terdiri dari beberapa ruangan:
a. Ruang Rawat Inap Dewasa
b. Ruang Rawat Inap Anak
c. Ruang Operasi
d. Instalasi Gawat Darurat
e. Poliklinik
f. Farmasi
g. Ruang Radiologi
h. Ruang Laboratorium
31
BAB IX
PENUTUP
32