Anda di halaman 1dari 49

PENDIDIKAN KESEHATAN BERDASARKAN HASIL – HASIL PENELITIAN EBP

(EVIDENCE BASED PRACTICE) PADA KASUS GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN


PADA HIPERTIROID

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Pembimbing : Rosliana Dewi, M.H.Kes., M.Kep

Disusun Oleh :

Ahmad Taufik (C1AA20003o)

Cecep Saepul Ilham (C1AA20015)

Nasya Saelsya Andari (C1AA20065)

Nurul Halimah (C1AA20073)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Atas karunia-Nya, akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah Mata Ajar KMB II. Makalah
ini berjudul “EVIDENCE BASED PRACTICE PADA KASUS GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN PADA HIPERTIROID”. Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas dari Ibu Rosliana Dewi, M.H.Kes., M.Kep selaku dosen Mata KMB II di kelas 2A
Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.

Kami penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu. Rosliana Dewi, M.H.Kes.,


M.Kep atas bimbingannya dalam pembuatan makalah ini, serta ucapan terimakasih juga
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semoga
bisa menambah wawasan bagi pembaca mengenai materi ini.

Kami penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan maka dari itu
dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat
dan kekeliruan penyajian materi pada makalah ini. Meskipun demikian, kami terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga segala bentuk
kebaikan datang dari segala arah.

Sukabumi, 10 April 2022

Kelompok 12
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru
yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien
sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011). Sedangkan
menurut (Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk memperolah
pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa
menerapakan EBP didalam praktik.
Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based practice
merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru
berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis
yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas
kesehatan pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut, Komponen utama dalam
institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah membuat keputusan
berdasarkan evidence based serta mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum merupakan
hal yang sangat penting.
Namun demikian fakta lain dilapangan menyatakan bahwa pengetahuan, sikap, dan
kemampuan serta kemauan mahasiswa keperawatan dalam mengaplikasikan evidence
based practice masih dalam level moderate atau menengah. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan konsep pendidikan keperawatan yang bertujuan untuk mempersiapkan
lulusan yang mempunyai kompetensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Meskipun mahasiswa keperawatan atau perawat menunjukkan sikap yang
positif dalam mengaplikasikan evidence based namun kemampuan dalam mencari
literatur ilmiah masih sangat kurang. Beberapa literatur menunjukkan bahwa evidence
based practice masih merupakan hal baru bagi perawat. oleh karena itu pengintegrasian
evidence based kedalam kurikulum sarjana keperawatan dan pembelajaran mengenai
bagaimana mengintegrasikan evidence based kedalam praktek sangatlah penting
(Ashktorab et al., 2015).
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi
hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah keadaan dimana
terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis
merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang terjadi ketika jaringan
tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid (Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian
pada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara
20- 40 tahun (Black,2009). Hipertiroidisme adalah Suatu sindrom yang disebabkan oleh
peninggian produsi hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena autoimun pada
penyakit graves, hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit sistemik akut.
Faktor pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti operasi, infeksi, trauma,
penyakit akut kardiovaskuler ( P.K Sint Carolus:1995).
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam
darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat
terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin:
296).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Metode Penerapan EBP (Evidence Based Practice) ?
2. Bagaimana Strategi Pengumpulan Data ?
3. Apa saja Diagnosa Keperawatan Hipertidoid ?
4. Apa saja Hasil-hasil Penelitian Berdasarkan EBP ?

1.3 Manfaat Penulisan

Memberikan informasi terkait penyakit Hipertiroid dengan gambaran


intervensi. Makalah ini berguna untuk menambah wawasan serta ilmu keperawatan
terutama tentang asuhan keperawatan terkait dengan penyakit Hipertiroid.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Penerapan EBP

Penerapan EBP ini menggunakan metode pre dan post tindakan. Untuk
melihat tingkat keberhasilan EBP ini, penulis mengobservasi hasilhasil pada jurnal
penelitian terhadap pasien Hipertiroid, dengan membandingkan hasil sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi.

2.2 Strategi Pengumpulan Data

Dalam menyusun makalah ini, penulis mengumpulkan jurnal penelitian


sebagai data acuan pelaksanaan pendidikan kesehatan yang diakses melalui media
elektronik yaitu Goggle Scholar. Jurnal yang dicari berhubungan dengan intervensi
keperawatan pada pasien Hipertiroid yang telah dijelaskan sebelumnya oleh
Kelompok 10.

2.3 Diagnosa Keperawatan

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid


tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan


energi.

3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan).

4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
2.4 Hasil – Hasil Penelitian Berdasarkan Evidence Based Practice

a) Summary Jurnal

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.

INTERVENSI : Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung

NO TOPIK PENELITIAN TAHUN METODE POPULASI & HASIL KESIMPULAN


SEMPEL
1. STUDI KASUS Yohanes K. 2016 Metode yang Populasi yang Hasil studi kasus Karakteristik resiko
PADA Ny. U More, Wijar digunakan adalah digunakan adalah menunjukkan diagnosa tinggi terhadap
DENGAN CHRONIC Prasetyo studi kasus klien dan keperawatan yang penurunan curah jantung
KIDNEY DISEASE dengan partisipasi keluarganya. muncul adalah resiko pada Ny.U dengan
(CKD) DENGAN Responden yang tinggi terhadap chronic kidney disease
MASALAH digunakan adalah 1 penurunan curah jantung (CKD) ditemukan
KEPERAWATAN klien atau 1 keluarga yang berhubungan keluarga pasien
RESIKO TINGGI dengan diagnosa dengan uremia dengan mengatakan kesadaran
TERHADAP medis CKD (cronic intervensi observasi pasien menurun, pasien
PENURUNAN kidney disease) tanda – tanda vital, tidak sadar GCS (E2,
CURAH JANTUNG dengan masalah observasi kesadaran, V2, M2), pasien hanya
DI RUANG NILAM keperawatan resiko kolaborasi dengan dokter berbaring ditempat tidur,
RS WILLIAM tinggi terhadap dalam pemberian terapi pasien tampak pucat,
BOOTH SURABAYA penurunan curah obat sefalosporin, mukosa bibir kering,
jantung kolaborasi dengan pasien terpasang 02
laboran untuk observasi 3ltr/mnt, TTV: S:
ureum, kreatinin, 37,7°c, N: 88x/mnt, RR:
natrium, kalium dan hasil 20X/MNT, TD: 130/90
evaluasi didapatkan mmHg, Lab 3/6/15
pasien belum sadar Ureum: 55, Kreatinin:
5.45, Natrium: 131.6,
kalium: 2.99, GDS: 234.
2. GAMBARAN Danielle Karen 2017 Penelitian Subjek penelitian Gambaran gangguan Gambaran gangguan
GANGGUAN Widjaja , menggunakan berjumlah 21 subjek irama jantung pada irama jantung pada
IRAMA JANTUNG Andreas Arie metode deskriptif yang dipilih dengan pasien hipertiroid adalah pasien hipertiroid adalah
YANG Setiawan , retrospektif. metode consecutive 6 orang atrial fibrilasi atrial fibrilasi respon
DISEBABKAN Ariosta sampling. respon cepat, 4 orang cepat, sinus takikardi,
KARENA sinus takikardi, 3 orang atrial fibrilasi respon
HIPERTIROID atrial fibrilasi respon normal, RBBB,VES
normal, 3 RBBB, 2 VES Benigna, SVES, atrial
benigna, 1 SVES, 1 atrial flutter,RBBB dengan
flutter, dan 1 RBBB sinus takikardi .
dengan sinus takikardi.
3. HUBUNGAN LAMA Yulian Indra 2017 metode cross Subjek penelitian Didapatkan 21 subjek Tidak ada hubungan
MENDERITA Gunawan , adalah pasien dengan jumlah laki – laki antara lama menderita
HIPERTIROIDISME Charles sectional hipertiroidisme yang 8 dan perempuan 12 hipertiroidisme dengan
SECARA KLINIS Limantoro, telah menjalani dengan rerata lama kelainan fungsi ventrikel
DENGAN KELINAN Yosef Purwoko pemeriksaan menderita kiri jantung. Disfungsi
FUNGSI ekokardiografi di hipertiroidisme 18±3 diastolik muncul lebih
VENTRIKEL KIRI RSUP dr Kariadi bulan. Hasil awal dari disfungsi
JANTUNG Semarang ekokardiografi sistolik.
menunjukkan hanya 6
subjek mengalami
disfungsi sistolik, 11
subjek mengalami
kelianan fungsi diastolik
yang tidak dapat dinilai,
5 subjek mengalami
disfungsi diastolik grade
1, dan 5 subjek
mengalami disfungsi
diastolik grade 2. Lama
menderita
hipertiroidisme secara
klinis tidak memiliki
hubungan yang
signifikan dengan
disfungsi sistolik
(p>0,05) dan kelainan
disfungsi diastolik
(p>0,05).
b) Kajian Literatur

1. Hasil Literatur

Dari Hasil Penelitian Yohanes K. More, Wijar Prasetyo (2016) yang berjudul
“STUDI KASUS PADA Ny. U DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO TINGGI TERHADAP
PENURUNAN CURAH JANTUNG DI RUANG NILAM RS WILLIAM BOOTH
SURABAYA” didapatkan hasil bahwa Hasil studi kasus menunjukkan diagnosa
keperawatan yang muncul adalah resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
yang berhubungan dengan uremia dengan intervensi observasi tanda – tanda vital,
observasi kesadaran, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
sefalosporin, kolaborasi dengan laboran untuk observasi ureum, kreatinin, natrium,
kalium dan hasil evaluasi didapatkan pasien belum sadar.

Dari Hasil Penelitian Danielle Karen Widjaja , Andreas Arie Setiawan ,


Ariosta (2017) yang berjudul “GAMBARAN GANGGUAN IRAMA JANTUNG YANG
DISEBABKAN KARENA HIPERTIROID” didapatkan hasil bahwa Gambaran
gangguan irama jantung pada pasien hipertiroid adalah 6 orang atrial fibrilasi respon
cepat, 4 orang sinus takikardi, 3 orang atrial fibrilasi respon normal, 3 RBBB, 2 VES
benigna, 1 SVES, 1 atrial flutter, dan 1 RBBB dengan sinus takikardi.

Dari Hasil Penelitian Yulian Indra Gunawan , Charles Limantoro, Yosef


Purwoko (2017) yang berjudul “HUBUNGAN LAMA MENDERITA
HIPERTIROIDISME SECARA KLINIS DENGAN KELINAN FUNGSI VENTRIKEL
KIRI JANTUNG” didapatkan hasil 21 subjek dengan jumlah laki – laki 8 dan
perempuan 12 dengan rerata lama menderita hipertiroidisme 18±3 bulan. Hasil
ekokardiografi menunjukkan hanya 6 subjek mengalami disfungsi sistolik, 11 subjek
mengalami kelianan fungsi diastolik yang tidak dapat dinilai, 5 subjek mengalami
disfungsi diastolik grade 1, dan 5 subjek mengalami disfungsi diastolik grade 2. Lama
menderita hipertiroidisme secara klinis tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan disfungsi sistolik (p>0,05) dan kelainan disfungsi diastolik (p>0,05).

2. Analisis Literatur

Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa pada pasien


Hipertiroiddengan Diagnosa keperawatan Risiko tinggi terhadap penurunan curah
jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung. bisa dilakukan dengan Identifikasi tanda/gejala
primer penurunan curah jantung.

3. Lampiran Materi

Hipertiroid atau hipertiroidisme ialah kondisi saat kelenjar tiroid memproduksi


terlalu banyak hormon tiroksin. Tiroid merupakan kelenjar berbentuk mirip kupu-
kupu berukuran kecil, yang terletak di leher bagian depan. Kelenjar tiroid bekerja
memproduksi tetraiodothyronine atau tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3). Dua
hormon tersebut memiliki peran utama dalam proses metabolisme, yaitu untuk
menggunakan dan menyimpan energi dalam sel tubuh.
Hipertiroid terjadi ketika tiroid menghasilkan T4, T3, atau keduanya terlalu
banyak. Normalnya, kelenjar tiroid Anda melepaskan jumlah hormon yang normal,
tapi terkadang bisa memproduksi terlalu banyak

Gejala – gejala lain yang muncul akibat hipertiroid :

1. Detak jantung tak teratur


2. Gugup
3. Gelisah
4. Napas pendek
a) Summary Jurnal
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
INTERVENSI : Kolaborasi Pemberian Obat Antitiroid

NO TOPIK PENELITIAN TAHUN METODE POPULASI & HASIL KESIMPULAN


SEMPEL
1. Pola Penggunaan Obat Rasmala Dewi , 2020 deskriptif dengan Populasi pada Jumlah pasien yang Analisa kuantitatif : usia
Antitiroid Pada Pasien Jelly pengambilan data penelitian ini adalah memenuhi kriteria inklusi terbanyak pada rentang
Hipertiroid Di Rsud Permatasari, secara pasien penderita sebanyak 85 pasien. Obat umur 36-45 tahun
Raden Mattaher Jambi Likha Ulandari retrospektif hipertiroid rawat antitiroid yang digunakan (dewasa awal) dengan
menggunakan jalan bulan Januari- pada pasien hipertiroid persentase 35,29%,
rekam medik Desember tahun adalah PTU (76,47%) jumlah pasien laki-laki
pasien terbaru 2017 yang dan thyrazol (23,53%). 17 orang (20%), dan
periode Januari menggunakan obat Penelitian ini perempuan 68 orang
sampai Desember antitiroid yang menunjukan bahwa sebesar (80%), jenis
2017 di rawat tercatat di Rekam ketepatan dosis sebesar obat antitiroid yang
jalan RSUD Medik RSUD Raden (100%) dan ketepatan paling banyak
Raden Mattaher Matther Jambi. pasien sebesar (100%) digunakan yaitu PTU
Jambi. Sampel pada (propiltiorasil) sebanyak
penelitian ini adalah 65 orang sebesar
pasien penderita (76,47%) dan thyrazol
hipertiroid sebanyak 20 orang
sebesar (23,53%),
berdasarkan metode
pemberian dosis,100 %
obat antitiroid diberikan
dengan metode titrasi,
penyakit lain yang
paling banyak
ditemukan adalah
dispepsia yang diderita
oleh 8 orang pasien
dengan persentase
sebesar (9,41%).
Terdapat 1 pasien hamil
yang saat menjalani
terapi hipertiroid.
Analisis kualitatif :pada
penelitian ini dapat
diketahui ketepatan
dosis sebesar 100%,
pada penelitian ini dapat
diketahui ketepatan
pasien sebesar 100%
2. PERBANDINGAN Edwinantha 2018 analitik Sampel pada Analisis statistik Kedua obat mempunyai
EFEKTIVITAS Rama observasional penelitian ini adalah chisquare didapatkan p- mekanisme kerja yang
OBAT ANTITIROID menggunakan pasien hipertiroid value pada pearson chi- sama dalam pengobatan
ANTARA desain cross- yang disebabkan square adalah 0.008 hipertiroid Grave’s
TIAMAZOL sectional Grave’s disease (<0.05) dan p-value pada disease namun
DENGAN dengan terapi continuity correction propiltiourasil
PROPILTIOURASL tiamazol atau adalah 0.016 (<0.05) mempunyai mekanisme
TERHADAP PASIEN propiltiourasil dalam yang artinya terdapat kerja tambahan yaitu
HIPERTIROID tiga bulan pertama. perbedaan efektivitas menghambat enzim
YANG Jumlah sampel yang bermakna antara 5’deiodinase perifer, hal
DISEBABKAN terdiri dari 82 kedua obat. Berdasarkan ini dapat meningkatkan
GRAVE’S DISEASE responden dan hasil penelitian efektivitas obat
DI RSUD dibagi menjadi dua didapatkan bahwa propiltiourasil dalam
CENGKARENG kelompok dengan propiltiourasil lebih pengobatan hipertiroid
PERIODE 2017 masing-masing 41 efektif dibandingkan Grave’s disease.
responden tiamazol dalam
pengobatan hipertiroid
yang disebabkan Grave’s
disease di RSUD
Cengkareng Periode
2017.
3. EFEKTIVITAS Ulya Fatharani 2021 Penelitian ini Sumber pangkalan Dari artikel yang Faktor yang dapat
TERAPI YODIUM merupakan data yang digunakan dilakukan tinjauan mempengaruhi
RADIOAKTIF PADA tinjauan literatur adalah Pubmed, didapatkan faktor yang efektivitas terapi secara
PENYAKIT terhadap 33 Google Scholar dan mempengaruhi signifikan yang
HIPERTIROID : artikel penelitian CENTRAL. Artikel efektivitas terapi adalah ditemukan pada
SEBUAH STUDI yang dipublikasi dilakukan dosis. Pemberian terapi penelitian ini adalah
LITERATUR pada rentang penyeleksian dosis tinggi dapat dosis terapi, RAIU, obat
tahun 2010 – berdasarkan kriteria meningkatkan efektivitas antitiroid, ukuran dan
2021. eligibilitas yang terapi, namun memiliki status fungsi kelenjar
telah ditentukan risiko hipotiroid dan efek tiroid sebelum terapi.
radiasi yang lebih besar.
Selain dosis, faktor yang
ditemukan memiliki
pengaruh terhadap
efektivitas terapi adalah
kemampuan RAIU
kelenjar tiroid, konsumsi
obat antitiroid, ukuran
kelenjar tiroid dan status
fungsi tiroid sebelum
terapi.
a) Kajian Literatur
1. Hasil Literatur
Dari Hasil Penelitian Rasmala Dewi , Jelly Permatasari, Likha Ulandari (2020)
yang berjudul “Pola Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid Di Rsud
Raden Mattaher Jambi Pola Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid Di
Rsud Raden Mattaher Jambi” didapatkan hasil bahwa Jumlah pasien yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 85 pasien. Obat antitiroid yang digunakan pada pasien
hipertiroid adalah PTU (76,47%) dan thyrazol (23,53%). Penelitian ini menunjukan
bahwa ketepatan dosis sebesar (100%) dan ketepatan pasien sebesar (100%).

Dari Hasil Penelitian Edwinantha Rama (2018) yang berjudul


“PERBANDINGAN EFEKTIVITAS OBAT ANTITIROID ANTARA TIAMAZOL
DENGAN PROPILTIOURASL TERHADAP PASIEN HIPERTIROID YANG
DISEBABKAN GRAVE’S DISEASE DI RSUD CENGKARENG PERIODE 2017”
diapatkan hasil bahwa Analisis statistik chisquare didapatkan p-value pada pearson
chi-square adalah 0.008 (<0.05) dan p-value pada continuity correction adalah 0.016
(<0.05) yang artinya terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna antara kedua obat.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa propiltiourasil lebih efektif
dibandingkan tiamazol dalam pengobatan hipertiroid yang disebabkan Grave’s
disease di RSUD Cengkareng Periode 2017.

Dari Hasil Penelitian Ulya Fatharani (2021) yang berjudul “EFEKTIVITAS


TERAPI YODIUM RADIOAKTIF PADA PENYAKIT HIPERTIROID : SEBUAH
STUDI LITERATUR” didapatkan hasil bahwa Dari artikel yang dilakukan tinjauan
didapatkan faktor yang mempengaruhi efektivitas terapi adalah dosis. Pemberian
terapi dosis tinggi dapat meningkatkan efektivitas terapi, namun memiliki risiko
hipotiroid dan efek radiasi yang lebih besar. Selain dosis, faktor yang ditemukan
memiliki pengaruh terhadap efektivitas terapi adalah kemampuan RAIU kelenjar
tiroid, konsumsi obat antitiroid, ukuran kelenjar tiroid dan status fungsi tiroid sebelum
terapi.

2. Analisis Literatur
Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa pada pasien Hipertiroid
dengan Diagnosa keperawatan Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi.bisa dilakukan dengan pemberian obat anti tiroid dan
terapi
3. Lampiran Materi
Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu terletak di bawah jakun di bagian leher
tepatnya di bagian depan tenggorokan. Hormon tiroid yang dibuat pada kelenjar tiroid
dengan produksi hormon yang diatur hormon lain disebut dengan hormon perangsang
tiroid. Obat tiroid (hormon tiroid) digunakan jika kadar tiroid di dalam tubuh sangat
rendah terhadap orang dengan hipotiroidisme. Obat tiroid ini menghasilkan 2 hormon,
yaitu T3 dan T4. Biasanya T4 paling sering diberikan untuk dijadikan resep khusus
untuk pengobatan hipotiroidisme

Berikut fungsi dan kegunaan dari obat tiroid:

 Digunakan dalam pengujian diagnostik untuk kanker tiroid


 Bersama agen radioaktif digunakn untuk menghancurkan jaringan tiroid
 Untuk hiperlipidemia, lipodistrofi lokal, dan obesitas
 Digunakan untuk mengobati hipotiroidisme, untuk menekan TSH, dan untuk
membantu diagnosis hipertiroidisme.
 Untuk menangani kanker tiroid
a) Sumary Jurnal
3.Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan
nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
INTERVENSI : Kolaborasi pemberian medikasi

NO TOPIK PENELITIAN TAHUN METODE POPULASI & HASIL KESIMPULAN


SEMPEL
1. Evaluasi Penggunaan Dian Ayu Juwita, 2015 Penelitian ini Kriteria Inklusi Dari hasil penelitian Masih ditemukan
Obat Antitiroid Pada Suhatri, & Risa adalah meliputi pasien evaluasi penggunaan ketidak tepatan
Pasien Hipertiroid di Hestia penelitian penderita hipertiroid obat antitiroid pada penggunaan obat
RSUP Dr. M. Djamil deskriptif yang menjalani pasien hipertiroid di antitiroid berupa tidak
Padang, Indonesia dengan rawat jalan di Poliklinik RSUP Dr. tepat dosis, tidak tepat
pengambilan data Poliklinik Khusus M. Djamil Padang pasien , sedangkan
secara RSUP Dr. M. menggunakan data ketidak tepatan indikasi
retrospektif Djamil Padang yang rekam medik pasien dan ketidak tepatan obat
menggunakan obat pada tahun 2015 tidak ditemukan.
antitiroid selama diperoleh 175 pasien
Januari-Desember yang memenuhi kriteria
tahun 2015 inklusi, dengan jumlah
total kunjungan
sebanyak 887 kali
kunjungan.
Masih ditemukan
ketidak tepatan
penggunaan obat
antitiroid berupa tidak
tepat dosis sebanyak
7,43%, dan tidak tepat
pasien sebanyak
0,57%, sedangkan
ketidaktepatan indikasi,
ketidak tepatan obat
tidak ditemukan.
sebanyak 887 kali
kunjungan.
Masih ditemukan ketidak
tepatan penggunaan obat
antitiroid berupa tidak
tepat dosis sebanyak
7,43%, dan tidak tepat
pasien sebanyak 0,57%,
sedangkan
ketidaktepatan indikasi,
ketidak tepatan obat
tidak ditemukan.
2. Pola Penggunaan Rasmala Dewi, 2019 Penelitian ini Populasi pada Jenis obat antitiroid Kesimpulan dari Pola
Obat Antitiroid Pada Jelly dilakukan secara pasien penderita yang paling banyak Penggunaan Obat
Pasien Hipertiroid Permatasari,Likha deskriptif yang hipertiroid rawat digunakan yaitu PTU Antitiroid Pada Pasien
Di Rsud Raden Ulandari dikerjakan jalan bulan (propiltiorasil) Hipertiroid Di Rsud
Mattaher secara Januari-Desember sebanyak 65 orang Raden Mattaher
retrospektif tahun 2017 yang sebesar (76,47%) dan adalah dapat diketahui
terhadap menggunakan obat thyrazol sebanyak 20 ketepatan dosis
data rekam antitiroid yang orang sebesar sebesar 100%, pada
medik pasien tercatat di Rekam (23,53%), berdasarkan penelitian ini dapat
hipertiroid Medik RSUD Raden metode pemberian diketahui ketepatan
bulan Januari- Matther Jambi. dosis,100 % obat pasien sebesar 100%.
Desember Sampel yang dipilih antitiroid diberikan
tahun 2017 adalah pasien dengan metode titrasi,
hipertiroid yang penyakit lain yang
menjalani terapi paling banyak
antitiroid di rawat ditemukan adalah
jalan RSUD Raden dispepsia yang diderita
Mattaher Jambi oleh 8 orang pasien
bulan Januari- dengan persentase
Desember tahun sebesar (9,41%).
2017 Terdapat 1 pasien
hamil yang saat
menjalani terapi
hipertiroid. Analisis
kualitatif :pada
penelitian ini dapat
diketahui ketepatan
dosis sebesar 100%,
pada penelitian ini
dapat diketahui
ketepatan pasien
sebesar 100%.

3. TIROIDEKTOMI Reyhan Zuhdi 2017 Jenis penelitian melibatkan 62 Rata-rata status IMT Tiroidektomi
MENINGKATKAN Gofita ini adalah subyek penelitian praoperasi tiroidektomi meningkatkan IMT
IMT ( INDEKS Widyawigata, observasional yaitu pasien dengan adalah 23,01 dan rata- pascaoperasi pasien
MASSA TUBUH ) Yan Wisnu analitik diagnosis hipertiroid rata status IMT hipertiroid dan
PADA PASIEN Prajoko, Endang retrospektif secara laboratoris pascaoperasi kenaikan
HIPERTIROID DI Mahati, Albertus dengan yang dilakukan tiroidektomi adalah ini dipengaruhi oleh
RSUP DR. Ari pendekatan tiroidektomi 24,46. Terdapat jenis kelamin.
KARIADI Adrianto Crossectional. kenaikan bermakna
SEMARANG pada IMT pascaoperasi
tiroidektomi dan jenis
kelamin juga
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kenaikan IMT
pascaoperasi
tiroidektomi. IMT
praoperasi dan usia
tidak berpengaruh
terhadap perubahan
IMT pascaoperasi
tiroidektomi
b) Kajian literatur

1. Hasil Literatur
Dari hasil penelitian Dian Ayu Juwita, Suhatri, & Risa Hestia (2015) yang
berjudul “Evaluasi Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid di RSUP Dr.
M. Djamil Padang, Indonesia”. Didapatkan bahwa, Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa penggunaan obat antitiroid pada pasien
hipertiroid di Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang menggunakan data rekam
medik pasien pada tahun 2015 Masih ditemukan ketidak tepatan penggunaan obat
antitiroid berupa tidak tepat dosis, tidak tepat pasien , sedangkan ketidak tepatan
indikasi dan ketidak tepatan obat tidak ditemukan.

Dari hasil penelitian Rasmala Dewi, Jelly Permatasari,Likha Ulandari (2019)


yang berjudul “Pola Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid Di Rsud
Raden Mattaher”. Didapatkan bahwa, Hasil dari Pola Penggunaan Obat Antitiroid
Pada Pasien Hipertiroid Di Rsud Raden Mattaher adalah dapat diketahui ketepatan
dosis sebesar 100%, pada penelitian ini dapat diketahui ketepatan pasien sebesar
100%.

Dari hasil Reyhan Zuhdi Gofita Widyawigata, Yan Wisnu Prajoko, Endang
Mahati, Albertus Ari Adrianto (2017) yang berjudul “TIROIDEKTOMI
MENINGKATKAN IMT ( INDEKS MASSA TUBUH ) PADA PASIEN
HIPERTIROID DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG”. Didapatkan hasil bahwa,
Tiroidektomi meningkatkan IMT pascaoperasi pasien hipertiroid dan kenaikan.

2. Analisis Literatur
Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa Kolaborasi pemberian medikasi
itu sangat berpengaruh terhadap pasien hipertiroid

3. Lampiran Materi

Terapi utama untuk mengatasi hipotiroidisme dengan terapi pengganti


hormon. Pada hipotiroidisme primer, konsentrasi Thyroid-stimulating hormone
(TSH) bisa digunakan sebagai acuan untuk memantau terapi. T4 bebas adalah
indikator yang kurang sensitif dan bisa berada pada batas normal walaupun TSH
dihambat. Namun, pengukuran T4 bebas bisa menjadi acuan pada hipotiroidisme
sekunder ketika pengeluaran TSH terganggu. Tujuan dari terapi hipotiroidisme
adalah mengoreksi hipotiroidisme menjadi kondisi eutiroid (mengurangi gejala dan
normalisasi sekresi TSH), mengurangi ukuran gondok dan/atau prevensi kambuhnya
kanker tiroid
a) Summary Jurnal
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
INTERVENSI : Motivasi mengindentifikasi yang memicu kecemasan

NO TOPIK PENELITIAN TAHUN METODE POPULASI & HASIL KESIMPULAN


SEMPEL
1. Perancangan Film David Christian1 , 2018 Metode analisa Target wawancara Film pendek ini Dalam menghadapi
Pendek tentang Prayanto Widyo data yang yang dituju adalah bertujuan untuk penyakit hipertiroid,
”Pejuang Hipertiroid” Harsanto2 , digunakan adalah penderita memotivasi para yang harus dijalani
Rebecca Milka metode kualitatif. hipertiroid penderita hipertiroid, seumur hidup, memang
N.B3 sebanyak 3 orang, bahwa mereka masih tidaklah mudah.
dokter yang memiliki orang-orang di Banyak dari para
memahami penyakit sekitarnya, yang penderita hipertiroid
hipertiroid sebenarnya peduli yang patah semangat
sebanyak 1 orang, dengan keadaannya. akibat menyadari
dan komunitas Walaupun, kadang tak penyakitnya sudah
hipertiroid jarang terjadi parah, apalagi tidak
sebanyak 1 kesalahpahaman akibat dapat disembuhkan.
komunitas kurangnya pemahaman Seringkali, mereka juga
hipertiroid orang sekitar. Selain itu, merasa malu dengan
orang normal dapat penyakitnya dan merasa
belajar untuk lebih tidak berguna karena
bersyukur, serta memiliki kondisi yang
mendapatkan informasi sangat lemah. Oleh
mengenai penyakit karena itu, perlu adanya
hipertiroid. penerimaan dari
Harapannya, dengan pejuang hipertiroid,
adanya film pendek ini untuk menerima dan
dapat membantu kawan- berdamai dengan
kawan yang terdiagnosa penyakit hipertiroid.
penyakit hipertiroid agar Dalam film
tetap semangat dan “Accepted”, Nana
berdamai dengan hampir kehilangan
penyakitnya, sehingga hidupnya akibat tidak
memiliki kualitas hidup dapat menerima
yang lebih baik. Selain kondisinya. Nana juga
itu, harapan untuk orang kehilangan pasangan
di sekitar penderita akibat terdiagnosa
hipertiroid adalah bisa hipertiroid. Namun,
mengambil bagian untuk dengan adanya
mendukung penderita dukungan dari Rita dan
hipertiroid di sekitarnya Mamanya Nana, Nana
agar tetap semangat. dapat berjuang dan
bahkan menginspirasi
Rita untuk membuat
komunitas bagi pejuang
hipertiroid. Semua itu
dimulai dengan Nana
menerima dirinya, dan
hipertiroid sebagai
bagian dalam hidupnya,
juga tetap bersyukur
dan semangat menjalani
hidup. Melalui film ini,
penonton diajak untuk
melihat perjuangan para
pejuang hipertiroid,
sehingga dapat
mengambil hikmahnya,
dimana para pejuang
hipertiroid harus
berjuang seumur
hidupnya menjalani
penyakit kronis, namun
tetap bisa semangat.
Film ini juga dapat
menginspirasi serta
membuat penonton
lebih bersyukur dengan
kondisinya. Penonton
juga dapat tergerak
untuk memberikan
dukungan moral dan
semangat kepada para
penderita hipertiroid.
2. KONSELING Diah 2014 Penelitian ini Sampel penelitian Penderita hipertiroid Berdasarkan penelitian
PSIKOLOGI DAN Yunitawati*1 , dilakukan dengan ini adalah wanita yang memiliki penyakit yang telah dilakukan,
KECEMASAN PADA Kurnia Santi1 metode pre usia subur penderita berat dan sedang hamil dapat diambil
PENDERITA
1Balai Litbang eksperimen hipertiroid di klinik tidak dimasukkan kesimpulan bahwa
HIPERTIROID DI
GAKI Magelang dengan pre-test Litbang GAKI menjadi sampel. Jumlah konseling terapi
KLINIK LITBANG
Kavling Jayan, post-test one Magelang yang sampel sebanyak 45 suportif cukup efektif
GAKI MAGELANG
Borobudur, group design. memenuhi kriteria. orang. Terjadi untuk digunakan
Magelang *e-mail: perubahan persentase sebagai upaya untuk
itadiah@yahoo.com tiap kategori kecemasan menurunkan tingkat
antara sebelum dan kecemasan pada
setelah konseling. Hasil penderita hipertiroid di
analisis menunjukkan Klinik Litbang GAKI
bahwa skor kecemasan Magelang. Usia,
setelah proses konseling pendidikan, dan
dan sebelum dilakukan pekerjaan tidak
konseling menunjukkan berhubungan secara
perbedaan yang langsung terhadap
bermakna secara kecemasan penderita
statistik. Faktor usia, hipertiroid yang
pendidikan, dan berkunjung di klinik
pekerjaan tidak Litbang GAKI
berhubungan secara Magelang.
statistik dengan
kecemasan pada
penderita hipertiroid.
3. KAJIAN Mutalazimah,1,2, 2014 Penelitian ini populasi sasaran Setidaknya ada 3 alasan Berdasarkan kadar TSH
PATOFISIOLOGIS Budi Mulyono3 , merupakan adalah wanita usia utama TSH menjadi dan FT4, gangguan
GEJALA KLINIS Bhisma Murti4 dan penelitian produktif berusia 20 indikator yang baik fungsi tiroid pada
DAN PSIKOSOSIAL Saifuddin Azwar5 deskriptif – 35 tahun, yang untuk mendeteksi wanita usia produktif di
SEBAGAI DAMPAK tinggal di daerah penyakit gangguan daerah endemis
GANGGUAN endemis defisiensi fungsi tiroid, yakni defisiensi yodium,
FUNGSI TIROID yodium. Populasi adanya hubungan dapat dikategorikan
PADA WANITA sumber adalah loglinier terbalik antara hipotiroid subklinis
USIA PRODUKTIF wanita usia konsentrasi TSH dan sebesar 2%, hipertiroid
produktif berusia 20 FT4. Hampir semua subklinis 26% dan
– 35 tahun di kasus hipotiroidisme dan eutiroid sebesar 76%.
Kecamatan Selo hipertiroidisme yang Dengan demikian dapat
Kabupaten Boyolali umumnya ditemui dalam ditemukan fakta bahwa
dan Kecamatan praktek medis ada kecenderungan
Cangkringan disebabkan oleh adanya kasus
Kabupaten Sleman. penyakit primer hipertiroid subklinis di
Sampel penelitian (kelenjar tiroid), daerah endemis
sebanyak 50 subjek, sehingga berkaitan defisiensi yodium.
diambil dengan dengan hormon yang Ditemukan berbagai
teknik simple merangsang aktivitas tanda dan gejala yang
random sampling. tiroid yakni TSH. mencakup aspek
Alasan selanjutnya, tes biopsikososial, sebagai
immunometric untuk dampak gangguan
TSH adalah tes yang fungsi tiroid yang bisa
sangat sensitif dan dijelaskan interaksinya,
spesifik, dengan melalui mekanisme-
sensitivitas dan mekanisme secara
spesifisitas yang lebih timbal balik antara
tinggi dari 99%(Guan et aspek biologis dan
al, 2008). psikososial.
Karakteristik
biopsikososial pada
subjek hipotiroid
subklinis, diantaranya:
visible goiter, muka
sembab, kulit kering,
mudah lelah, penurunan
konsentrasi, menoragia,
mudah sedih, merasa
tertekan, apatis dan
suka menyendiri.
Sementara itu, subjek
hipertiroid subklinis
dengan persentase yang
bervariasi menunjukan
tanda dan gejala
diantaranya adalah
palpable goiter, sensitif
suhu panas,
eksoftalmus sedang,
mudah lelah, edema
kaki, lemah otot, kulit
lembek, kesulitan
mengingat, penurunan
konsentrasi, gangguan
menstruasi, penurunan
libido seksual, cemas,
gangguan tidur, mudah
marah, penurunan
motivasi dan penurunan
aktivitas sosial.
b) Kajian Litertur
1. Hail Literatur

Dari Hasil Penelitian David Christian1 , Prayanto Widyo Harsanto2 , Rebecca Milka
N.B3 (2018) yang berjudul “Perancangan Film Pendek tentang ”Pejuang Hipertiroid”
didapatkan hasil bahwa Film pendek ini bertujuan untuk memotivasi para penderita
hipertiroid, bahwa mereka masih memiliki orang-orang di sekitarnya, yang sebenarnya peduli
dengan keadaannya. Walaupun, kadang tak jarang terjadi kesalahpahaman akibat kurangnya
pemahaman orang sekitar. Selain itu, orang normal dapat belajar untuk lebih bersyukur, serta
mendapatkan informasi mengenai penyakit hipertiroid.

Harapannya, dengan adanya film pendek ini dapat membantu kawan-kawan yang
terdiagnosa penyakit hipertiroid agar tetap semangat dan berdamai dengan penyakitnya,
sehingga memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, harapan untuk orang di sekitar
penderita hipertiroid adalah bisa mengambil bagian untuk mendukung penderita hipertiroid di
sekitarnya agar tetap semangat.

Dari Hasil Penelitian Diah Yunitawati*1 , Kurnia Santi1 1Balai Litbang GAKI Magelang
Kavling Jayan, Borobudur, Magelang *e-mail: itadiah@yahoo.com (2014) yang berjudul
“KONSELING PSIKOLOGI DAN KECEMASAN PADA PENDERITA HIPERTIROID DI
KLINIK LITBANG GAKI MAGELANG” didapatkan bahwa Penderita hipertiroid yang
memiliki penyakit berat dan sedang hamil tidak dimasukkan menjadi sampel. Jumlah sampel
sebanyak 45 orang. Terjadi perubahan persentase tiap kategori kecemasan antara sebelum dan
setelah konseling. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor kecemasan setelah proses
konseling dan sebelum dilakukan konseling menunjukkan perbedaan yang bermakna secara
statistik. Faktor usia, pendidikan, dan pekerjaan tidak berhubungan secara statistik dengan
kecemasan pada penderita hipertiroid.

Dari Hasil Penelitin Mutalazimah,1,2, Budi Mulyono3 , Bhisma Murti4 dan Saifuddin
Azwar5 (2014) yang berjudul “KAJIAN PATOFISIOLOGIS GEJALA KLINIS DAN
PSIKOSOSIAL SEBAGAI DAMPAK GANGGUAN FUNGSI TIROID PADA WANITA USIA
PRODUKTIF” didapatkan bahwa Setidaknya ada 3 alasan utama TSH menjadi indikator
yang baik untuk mendeteksi penyakit gangguan fungsi tiroid, yakni adanya hubungan
loglinier terbalik antara konsentrasi TSH dan FT4. Hampir semua kasus hipotiroidisme dan
hipertiroidisme yang umumnya ditemui dalam praktek medis disebabkan oleh penyakit
primer (kelenjar tiroid), sehingga berkaitan dengan hormon yang merangsang aktivitas tiroid
yakni TSH. Alasan selanjutnya, tes immunometric untuk TSH adalah tes yang sangat sensitif
dan spesifik, dengan sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi dari 99%(Guan et al,
2008).

2. Analisis Literatur

Dari hasil 3 kajian jurnal diatas didapatkan bahwa pada pasien Hipertiroid dengan Diagnosa
Keperawatan Anssietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
Berpengaruh dan bisa dilakukan dengan Motivasi, mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan pada pasien Hipertiroid.

3. Lampiran Materi

Ansietas atau kecemasan (anxiety) adalah kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak
nyaman pada diri seseorang, dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai
dengan perasaan yang tidak berdaya serta tidak menentu yang disebabkan oleh suatu hal
yang belum jelas (Annisa & Ifdil, 2016). Ansietas merupakan kondisi yang normal dan
merupakan reaksi sehat terhadap stres yang beruhubungan dengan aktivasi respon fight-
or-flight dari segi fisik, mental, dan perubahan perilaku yang memungkinkan seseorang
untuk menghadapi ancaman atau bahaya. Ansietas bisa bermanfaat bagi kita. Misalnya,
tingkat kecemasan sedang yang terjadi sesaat sebelum kegiatan olahraga, ujian, ataupun
bekerja, akan meningkatkan kewaspadaan dan kinerja. Sementara tingkat kecemasan
yang cukup tinggi seperti berada dalam situasi bahaya nyata akan memungkinkan
seseorang untuk fokus pada ancaman dan bertindak cepat untuk melarikan diri atau
menangkal bahaya tersebut. Bahkan, dengan tingkat kecemasan yang cukup tinggi pun
aktifitas bisa dilakukan secara normal atau seperti biasa apabila konsisten terhadap
tuntutan situasi yang harus dihadapi (Andrews et al. 2018).
a) Summary Jurnal
5. Kurang Pengetahuan mengenai kondisi, prognisis dan kebutuhan pengobatan nerhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.

INTERVENSI : Identifikasi Sumber Stress

NO TOPIK PENELITIAN TAHUN METODE POPULASI & HASIL KESIMPULAN


SEMPEL
1. HUBUNGAN STATUS Prihatin Broto 2015 Penelitian ini Populasi Hasil Dari penelitian
HIPERTIROID Sukandar*1 , Diah merupakan terjangkau penelitian 16 ini didapatkan
DENGAN SIKLUS Yunitawati 1, Nur penelitian dalam (37,2%) hasil bahwa
MENSTRUASI Ihsan1 eksplanatori penelitian ini penderita ketidakteraturan
PENDERITA dengan adalah wanita hipertiroid siklus
HIPERTIROID DI rancangan usia subur mengalami menstruasi tidak
KLINIK LITBANG potong lintang. penderita siklus dipengaruhi oleh
GAKI MAGELANG hipertiroid menstruasi kejadian
yang datang ke tidak teratur hipertiroid. Pada
klinik Litbang dan 27 (62,8%) wanita siklus
GAKI siklus menstruasi tidak
Magelang pada menstruasinya teratur tidak
tahun 2013. teratur. dipengaruhi oleh
Populasi target Hubungan usia. Status gizi
adalah wanita hipertiroid tidak
penderita dengan siklus berpengaruh
hipertiroid usia menstruasi terhadap
15-50 tahun tidak gangguan siklus
yang masih bermakna, menstruasi.
menstruasi (p=0,414). Kecemasan
atau belum Hubungan usia tidak
menopause. dengan siklus berpengaruh
Kriteria menstruasi terhadap
eksklusi adalah tidak bermakna ketidakteraturan
mempunyai nilai p=0,331. siklus
penyakit berat Hubungan menstruasi.
atau kronis dan status Penggunaan
sedang hamil. gizi/Indeks kontrasepsi
Kriteria inklusi Masa Tubuh hormonal tidak
adalah kadar (IMT) dengan berpengaruh
TSH2,00 siklus terhadap
µIU/mL, menstruasi ketidakteraturan
periode tidak siklus
penelitian bermakna, nilai menstruasi.
antara Februari p=0,508.
sampai Hubungan
Desember kecemasan
2013. Jumlah dengan siklus
sampel yang menstruasi
dikumpulkan tidak
45 orang dan bermakna, nilai
yang p=0,552.
memenuhi Hubungan
syarat 43, penggunaan
berdasakan kontrasepsi
rumus hormonal
lameshow dengan siklus
minimal menstruasi
sampel 40 bermakna, nilai
p=0,034. Uji
secara
multivariate
tidak
berpengaruh
hipertiroid,
usia, IMT,
kecemasan,
dan kontrasepsi
hormonal
terhadap siklus
menstruasi.
2. Hubungan Status Rotua Dinarta 2021 Jenis Populasi Penelitian ini Berdasarkan
Hipertiroid dengan Sihombing 1 , penelitian ini sebesar 290 mendapatkan hasil penelitian
Tingkat Depresi Usia Sancka Stella 2 , mengunakan orang hasil mengenai yang telah
Dewasa Tengah di Lannasari 3 jenis penelitian menggunakan data dilakukan yaitu
Komunitas Pita Tosca korelasional. Teknik Simple karakteristik Hubungan
Wilayah DKI Jakarta Random responden Status
Sampling berupa jenis Hipertiroid
dengan kelamin, status dengan Tingkat
penentuan pendidikan, Depresi Usia
jumlah sampel status Dewasa Tengah
menggunakan perkawinan di Komunitas
rumus slovin, dan status Pita Tosca
didapatkan pekerjaan. Wilayah DKI
sampel Jenis kelamin Jakarta Tahun
sejumlah 74 responden 2021 pada 74
orang. sebagian besar responden maka
yaitu wanita dapat
dengan jumlah disimpulkan
67 responden bahwa: hampir
(90, 5%). seluruh
Sedangkan responden yang
responden mengalami
yang berjenis hipertiroid
kelamin laki- berjenis kelamin
laki berjumlah wanita yaitu
7 responden sebanyak
dengan 97.3%. Status
presentase perkawinan dan
(9,5%). Hal ini status pekerjaan
sejalan dengan tidak
hasil mempunyai
penelitiannya hubungan
Sari et al statistik
bahwa terhadap
hipertiroid kejadian
lebih banyak hipertiroid.
terjadi pada Responden
wanita dengan kadar
dikarenakan tiroid lebih dari
wanita normal
memiliki (hipertiroid)
hormon hampir setengah
estrogen yang mengalami
lebih banyak depresi sedang
daripada laki- yaitu dengan
laki sehingga persentase
hormon 40,5%. Ada
estrogen hubungan status
menyebabkan hipertiroid
hormon tiroid dengan tingkat
tidak dapat depresi usia
bekerja secara dewasa
maksimal.10 menengah di
komunitas Pita
Tosca wilayah
DKI Jakarta
Tahun 2021
yaitu dengan p-
value = 0,030.
3. KECEMASAN DAN Diah Yunitawati1*, 2016 Penelitian ini Sampel Persentase Berdasarkan
GANGGUAN FUNGSI Leny Latifah1 dilakukan pada penelitian subjek yang pembahasan
TIROID PADA 1Balai Litbang pasien-pasien adalah wanita menderita diatas, dapat
WANITA USIA GAKI Magelang yang datang usia subur hipertiroid disimpulkan
SUBUR Kavling Jayan, berkunjung ke yang adalah 33.3%, bahwa terdapat
Borobudur Klinik Litbang berkunjung ke hipotiroid perbedaan
Magelang *e-mail: GAKI klinik. Jumlah sebesar 7.3%, kecemasan pada
itadiah@yahoo.com Magelang subjek dan eutiroid penderita
pada tahun sebanyak 507 59.4%. ganggu- an
2013. orang. Sebagian besar tiroid, yaitu
jumlah ini subjek antara
diperoleh dari mengalami hipertiroid,
sampel yang tingkat eutiroid, dan
memenuhi kecemasan hipotiroid.
syarat kriteria sedang dan Penderita
inklusi dan berat dan lebih hipertiroid lebih
eksklusi. banyak pada rentan
Kriteria inklusi usia diatas 36 mengalami
dalam tahun. Uji masalah
penelitian ini statistik kecemasan.
adalah wanita terhadap usia
usia subur subjek
yang datang ke menunjukkan
klinik pada tidak ada
tahun 2013 dan perbedaan
merasa yang signifikan
memiliki antara
masalah kelompok
dengan hipertiroid,
penyakit tiroid eutiroid, dan
hipotiroid.
Hasil uji
Anova
menunjukkan
bahwa
kelompok
hipertiroid
memiliki skor
kecemasan
yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
kelompok
eutiroid.
b) Kajian Literatur
1. Hasil Literatur

Dari Hasil Penelitian Prihatin Broto Sukandar*1 , Diah Yunitawati 1, Nur Ihsan1 (2015)
yang berjudul “HUBUNGAN STATUS HIPERTIROID DENGAN SIKLUS MENSTRUASI
PENDERITA HIPERTIROID DI KLINIK LITBANG GAKI MAGELANG” didapatkan hasil
bahwa Hasil penelitian 16 (37,2%) penderita hipertiroid mengalami siklus menstruasi tidak
teratur dan 27 (62,8%) siklus menstruasinya teratur. Hubungan hipertiroid dengan siklus
menstruasi tidak bermakna, (p=0,414). Hubungan usia dengan siklus menstruasi tidak
bermakna nilai p=0,331. Hubungan status gizi/Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan siklus
menstruasi tidak bermakna, nilai p=0,508. Hubungan kecemasan dengan siklus menstruasi
tidak bermakna, nilai p=0,552. Hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan siklus
menstruasi bermakna, nilai p=0,034. Uji secara multivariate tidak berpengaruh hipertiroid,
usia, IMT, kecemasan, dan kontrasepsi hormonal terhadap siklus menstruasi.

Dari Hasil Penelitian Rotua Dinarta Sihombing 1 , Sancka Stella 2 , Lannasari 3 (2021)
yang berjudul “Hubungan Status Hipertiroid dengan Tingkat Depresi Usia Dewasa Tengah
di Komunitas Pita Tosca Wilayah DKI Jakarta” didapatkan hasil penelitian bahwa Penelitian
ini mendapatkan hasil mengenai data karakteristik responden berupa jenis kelamin, status
pendidikan, status perkawinan dan status pekerjaan. Jenis kelamin responden sebagian besar
yaitu wanita dengan jumlah 67 responden (90, 5%). Sedangkan responden yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 7 responden dengan presentase (9,5%). Hal ini sejalan dengan
hasil penelitiannya Sari et al bahwa hipertiroid lebih banyak terjadi pada wanita dikarenakan
wanita memiliki hormon estrogen yang lebih banyak daripada laki-laki sehingga hormon
estrogen menyebabkan hormon tiroid tidak dapat bekerja secara maksimal.10.

Dari Hasil Penelitian Diah Yunitawati1*, Leny Latifah1 1Balai Litbang GAKI Magelang
Kavling Jayan, Borobudur Magelang *e-mail: itadiah@yahoo.com (2016) yang berjudul
“KECEMASAN DAN GANGGUAN FUNGSI TIROID PADA WANITA USIA SUBUR”
didapatkan hasil penelitian bahwa Persentase subjek yang menderita hipertiroid adalah
33.3%, hipotiroid sebesar 7.3%, dan eutiroid 59.4%. Sebagian besar subjek mengalami
tingkat kecemasan sedang dan berat dan lebih banyak pada usia diatas 36 tahun. Uji statistik
terhadap usia subjek menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
hipertiroid, eutiroid, dan hipotiroid. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa kelompok
hipertiroid memiliki skor kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
eutiroid.

2. Analisis Literatur

Dari hasil 3 kajian jurnal yang didapatkan bahwa pada pasien Hipertiroid dengan
Diagnosa keperawatan Kurang Pengetahuan mengenai kondisi, prognisis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. Berpengaruh dan bisa
dilakukan dengan mengidentifikasi sumber stress.

3. Lampiran Materi

Depresi adalah gangguan kejiwaan pada sesorang dengan gejala wajah murung, selalu
merasa sedih, merasa tertekan, mengalami suasana hati yang naik turun dan adapula gejala
anxious stress atau yang dikenal dengan tekanan kecemasan. Penderita yang mengalami
depresi akan mengalami perasaan yang bimbang, selalu merasa waswas, tidak dapat fokus
karena merasakan kegelisahan atau kekhawatiran yang berkepanjangan, Diagnosa depresi
dapat ditegakkan apabila sesorang mengalami perasaan sedih, tidak memiliki harapan dan
merasa tidak berharga selama 2 minggu bahkan lebih.

Dampak dari depresi adalah seseorang itu selalu merasa kesepian, tidak memiliki harapan
dan keinginan untuk melakukan sesuatu dengan baik, tidak dapat tidur dan akibatnya
seseorang itu akan menunjukkan perasaan yang sangat sensitif seperti mudah tersinggung,
rasa sedih terus menerus, dan pola makan yang tidak teratur.

Depresi mempunyai beberapa tingkatan, yaitu depresi ringan, depresi sedang dan depresi
berat, dimana ciri ciri dengan depresi ringan adalah kehilangan minat, cepat lelah, aktivitas
terganggu, sulit berkonsentrasi, tidak dapat melakukan aktivitas sosial yang dapat
berlangsung selama 14 hari , depresi sedang memiliki ciri kurangnya kepercayaan diri, selalu
merasa bersalah, sulit tidur ,dan tidak memiliki gambaran atau pandangan mengenai masa
depan. Depresi berat mempunyai gejala klinis lebih parah, adanya kecenderungan melakukan
aktivitas bunuh diri, halusinasi dan waham.

Anda mungkin juga menyukai