Anda di halaman 1dari 30

Evidence Based Nursing (EBN)

Gangguan Sistem Hematologi (DHF)

Dosen Pengampu :
Naylil Mawadda Rohma, S.Kep.,Ns., M.Kep.

Disusun Oleh :
1. Eriya Paranita Sari (22632229)
2. Fajria Noor Sapta (22632235)
3. Riza Ardiansyah (22632224)
4. Edi Kasturi (22632214)
5. Danang Asfahani (22632232)
6. Ayu Kristiana (22632135)
7. Arif Mukhtari (22632236)
8. Susilowati (22632230)
9. Yuli Dwi Wahyuni (22632213)
10. Ahmad Kholisun N (22632209)
11. Sutarwi (22632234)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022
ANALISA JURNAL PICO

PENGARUH JUS KURMA TERHADAP PENINGKATAN KADAR TROMBOSIT


PADA PASIEN DBD

No. Kriteria Jawaban Pembenaran & Critical Thinking


1. P = Problem Ya Penyakit Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aides aegypti dan Aides
albopictus (Fathi & Wahyuni, 2005). Angka
kejadian demam berdarah dengue di Indonesia
cenderung mengalami kenaikan dan
penyebarannyapun semakin meluas. Peningkatan
jumlah penderita terjadi periodik setiap 5 tahun.
Semula diperkirakan bahwa penyakit DBD hanya
terjadi di daerah perkotaan saja tetapi ternyata juga
ditemukan dipelosok pedesaan.
2. I = Intervensi Ya Pada beberapa manajemen trombositopeni banyak
sekali yang menganjurkan di masyarakat dengan
peningkatan nutrisi yang adekuat dengan
memberikan diet TKTP dan penambahan cairan dan
elektrolit yang baik dengan rasional bahwa nutrisi
yang baik akan meningkatan pertahanan tubuh
dalam melawan ketidakseimbangan metabolisme
darah dalam hal ini hemopoesis dan pembentukan sel
megakarosit sehingga pembentukan trombosit dapat
cepat terjadi dengan hasil yang benar-benar
maturasi. Salah satu pemberiannya ada yang
menganjurkan dengan jus jambu, fermentasi beras
dan juga pemberian jus kurma.
3. C= Ya Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Comparation/ eksperimental invitro dengan rancangan pre test and
Perbandingan post test with control group design melalui
pemeriksaan kadar trombosit darah Pre dan Post hari
ke-3 pada kelompok perlakuan dan kelompok
control setelah pemberian jus kurma pada pasien
DBD di RSU Bunda. Pengambilan sampel dengan
cara random sampling yang berjumlah 60 orang yang
terdiri dari 30 orang kelompok perlakuan dan 30
orang kelompok kontrol. Karakteristik responden
yaitu kelompok umur, jenis kelamin dan kadar
trombosit.
4. O= Ya Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSU
Outcome/ Bunda, menunjukkan nilai ratarata kadar trombosit
Hasil Akhir darah pre pada kelompok perlakuan adalah lebih
kecil dengan rata-rata kadar trombosit darah pre pada
kelompok kontrol, nilai rata – rata kadar trombosit
darah pre pada kelompok perlakuan lebih kecil dari
kadar trombosit darah post 3 hari, nilai rata – rata
kadar trombosit darah pre kelompok kontrol lebih
kecil dari nilai rata-rata kadar trombosit darah post 3
hari dan Pemberian jus kurma efektif dalam
meningkatkan trombosit darah pasien DBD pada
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol
(p=0,039).
Penelusuran informasi limiah untuk mencari "evidence"

Literatur-literatur yang digunakan dalam tugas Evidence Based Practice ini didapatkan
dari:

1. Jurnal ilmiah

2. Situs web: Google Schoolar

3. Rentang jurnal 5 tahun terakhir (2018-2022)

Dengan menggunakan kata kunci “Jus Kurma” dan “Dengue Hemorhagic Fever”.

Penelaahan terhadap bukti ilmiah (evidence)

A. DIAGNOSIS
Dengue Hemorhagic Fever (DHF)
B. TERAPI
Jus Kurma
C. PROGNOSIS
Kurma (phoenix dactylifera) pohonnya semacam palm yang tumbuh dan
berbuah di negeri arab, irak dan sekitarnya. Banyak ditemukan di padang pasir
(kering) dan bisa mencapai tinggi 30-35 meter, mulai berbunga setelah umur
6-16 tahun, ada dua jenis jantan dan betina dengan bentuk bunga lebih besar
untuk yang berjenis jantan. Buah kurma berbentuk lonjong dengan ukuran 2-
7.5 cm dengan warna yang bermacam-macam antara coklat gelap, kemerahan,
kuning muda dan berbiji. Buah kurma meliki menzat-zat berikut Gula
(campuran glukosa, sukrosa, dan fruktosa), protein, lemak, serat, vitamin A,
B1, B2, B12, C, potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga, magnesium, sulfur,
fosfor, dan beberapa enzim yang dapat berperan dalam penyembuhan berbagai
penyakit (Rahmawan, 2006).
D. HARM
Dukungan gizi yang tidak adekuat selama di rumah sakit akan mengakibatkan
meningkatnya morbiditas dan mortalitas serta memperpanjang lama rawat inap
(Keele, Neil & Joels, 2004).
1. Apakah kajian ini penting? Ya
2. Apakah penelitian ini valid? Ya
3. Apakah penelitian ini berlaku untuk populasi pasien saya? Ya
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Budi Utomo No. 10, Telp. (0352) 481124 Ponorogo – 63471

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. S


DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
DI RUANG DARWIS
I. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 48 Th
No. Register : 642167
Agama : Islam
Alamat : Dukuh Jomblang 04/01, Kel. Pupus,
Kec.Lembeyan, Kab. Magetan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal masuk RS : 18 Desember 2022 (12:15)
Diagnosa Medis : DHF
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 47 Th
Agama : Islam
Alamat : Dukuh Jomblang 04/01, Kel. Pupus,
Kec. Lembeyan, Kab. Magetan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien : Istri
II. KELUHAN UTAMA
Keluarga pasien mengatakan demam 4 hari, mual, muntah.
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien merupakan rujukan dari Klinik Budi Asih dengan Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF) dibawa ke IGD RSU Muhammadiyah Ponorogo pada tanggal 18
Desember 2022 jam 12.15 WIB. Kemudian pasien dipindahkan ke Ruang Darwis
Pada Tanggal 18 Desember 2022 jam 12.45. pada saat pengkajian pada tanggal 18
Desember 2022 jam 15.00 pasien mengeluh pusing, demam, mual, muntah, serta
nyeri di persendian, Hasil laboratorium menunjukkan bahwa Trombosit pasien
rendah 30.000, Leukosit 4.100, Hemoglobin 15,8. Keadaan umum baik, GCS : 456,
TD : 110/80 mmHg, N : 78x/ mnt, RR : 20x/mnt, S : 39,8°C, SPO2 : 98%
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien Mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit berat sebelumnya seperti DM,
Hepatitis, dan lainnya.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Pasien mengatakan Keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien
dan tidak ada yang menderita penyakit menular ataupun keturunan
VI. GENOGRAM KELUARGA Tn. S

Tn. S
Keterangan:

: Laki- laki : Status Perkawinan

: Perempuan : Hubungan darah

: Pasien : Meninggal

: Tinggal Serumah

VII. PEMERIKSAAN FISIK FOKUS


KU lemah
Kesadaran: compos mentis
GCS : E :4, M:6, V:6 = 16
TTV: TD : 110/80 mmHg, Nadi : 78x/mnt, Suhu : 39,8°C, RR : 20x/mnt, SpO2 :
98%,.
BB Sebelum sakit : 80 Kg
BB Sesudah sakit : 79 Kg
TB: 173
1. B1 Breath (Pernafasan)
Inspeksi: didapatkan bentuk dada normal, pergerakan dada simetris, tidak
terdapat otot bantu nafas tambahan, irama nafas regular, pasien tidak sesak nafas,
pasien tidak batuk, tidak ada sputum, tidak ada sionasis, kemampuan aktivitas
tidak terbatas, RR : 20x/mnt, SPO2 : 98%
Perkusi: terdapat suara sonor.
Auskultasi tidak ada suara tambahan
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
2. B2 Blood (Kardiovaskular)
Inspeksi: Tidak terdapat oedem, tidak dapat perdarahan.
Palpasi: Iktus cordis teraba pada ICS 4-5 mit clavicula sinistra, tidak terdapat
nyeri dada, irama jantung regular, CRT < 2 detik, akral teraba hangat, kering,
merah, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tekanan darah : 110/80
mmHg, Nadi : 78x/mnt. Pasien mengalami peningkatan suhu yaitu 39,8°C Pada
Auskultasi: Terdapat bunyi jantung S1 S2 tunggal, tidak ada bunyi jantung
tambahan.
Masalah Keperawatan : Hipertermia SDKI (D.0130)
3. B3 Brain (Persyarafan)
Inspeksi: keadaan umum pasien lemah, kesadaran compos mentis, GCS : 456,
bentuk kepala bulat simetris dan tidak ada kelainan, tidak ada paralisis,bentuk
hidung simetris, septum terletak di tengah, tidak ada polip, bentuk mata simetris
dan tidak ada kelainan, reaksi pupil isokor, reflek cahaya +/+, konjungtiva tidak
anemis, sklera putih, lapang pandang pasien baik, bentuk telinga simetris, tidak
ada kelainan pada telinga, kebersihan telinga bersih, tidak ada alat bantu
pendengaran, lidah bersih, tidak ada kesulitan menelan, cara berbicara pasien
jelas dan lancar.
Palpasi: kaku kuduk (-), babinski (+). Pada pemeriksaan perkusi triceps (+/+),
biceps (+/+), patella (+/+), dan achilles (+/+).
a. Nervus I (Olfakturius) Sifat nya sensorik mensarafi hidung membawa
ransangan aroma (Bau-bauan) dari aroma rongga hidung ke otak. Pasien
mampu mencium bau minyak kayu putih.
b. Nervus II (Optikus) Sifatnya sensorik mensarafi bola mata membawa
ransangan penglihatan ke otak. Pasien mampu tisu jarak 30 cm.
c. Nervus III (Okulomotorius) Sifatnya motorik mensarafi otot-otot orbital
(Otot penggerak bola mata) atau sebagai pembuka bola mata. Pasien mampu
menggerakkan bola mata ke kanan dan ke kiri.
d. Nervus IV (Trochlear) Sifatnya motorik mensarafi otot-otot orbital sebagai
pemutar bola mata. Pasien mampu menggerakkan bola mata ke atas dan ke
bawah.
e. Nervus V (Tigeminus) Sifatnya majemuk (sensorik-motorik) bertanggung
jawab untuk mengunyah. Sensorik : pasien mampu merasakan sentuhan
tangan. Motorik : pasien mampu menggertakkan gigi.
f. Nervus VI (Abdusen) Sifatnya motorik, sebagai pemutar bola mata kea rah
luar. Pasien mampu melihat ke segala arah.
g. Nervus VII (Facial) Sifatnya majemuk (sensorik motorik) sebagai mimik
wajah dan menghantarkan rasa pengecap, asam, asin, dan manis. Sensorik :
pasien mampu merasakan rasa. Motorik : pasien mampu tersenyum.
h. Nervus VIII (Vestibulokokhlearis) Sifatnya sensorik, saraf kranial ini
mempunyai 2 bagian sensoris yaitu audiotori dan vestibular yang berperan
sebagai penerjemah. Pasien mampu mendengar dengan baik.
i. Nervus IX (Glosofharyngeal) Berperan dalam menelan dan respon sensori
terhadap rasa pahit di lidah. Pasien mampu menelan.
j. Nervus X (Vagus) Sifatnya majemuk (sensorik motorik) mensarafi faring,
laring,dan palatung. Pasien mampu menelan
k. Nervus XI (Asesoris) Sifatnya motorik, saraf ini bekerja sama dengan vagus
untuk memberi informasi ke otot laring dan faring. Otot bantu pernafasan
sternokleidomastoideus tidak teraba dan terlihat.
l. Nervus XII (Hippoglosal) Sifatnya motorik, mensarafi otot-otot lidah. Pasien
mampu menjulurkan lidah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
4. B4 Bladder (Perkemihan dan Genetalia)
Inspeksi: pasien tidak terpasang urine kateter, frekuensi urine sebelum masuk
rumah sakit 4-5x/hari, dengan jumlah urine ± 300 ml dalam 24 jam, warna
kuning, sesudah masuk rumah sakit 3x/hari, dengan jumlah urine 400 ml dalam
24 jam, warna kuning.
Palpasi: tidak ada distensi pada area kandung kemih.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
5. B5 Bowel (Pencernaan)
Inspeksi: mulut tampak bersih, membran mukosa kering, tidak terdapat gigi
palsu, tidak ada kelainan pada faring.
Pola nutrisi SMRS : pasien menyukai semua jenis makanan dan porsi makan 3x
sehari
Pola nutrisi MRS : Pasien mengatakan mual dan muntah. Pasien makan 3x sehari
kurang lebih 2-3 sendok, tidak terpasang NGT, minum air putih 500 ml/hari.
Tidak ada nyeri telan, perut cembung, tidak ada kelainan pada abdomen, tidak
ada kelainan pada rectum dan anus.
Pola eliminasi SMRS : pola BAB pasien 1x/hari dengan konsistensi cair, warna
kecoklatan, pola BAK 6-8 x/hari berwarna kuning jernih
Pola eliminasi MRS: Pola BAB saat pengkajian pasien blm BAB sejak kemarin,
Pola BAK dari pagi-sore hari sudah BAK 6 x.
Palpasi: tidak teraba pembesaran pada lien, tidak ada nyeri tekan abdomen. Pada
auskultasi bising usus 15x/mnt.
Masalah Keperawatan : Defisit Nutrisi SDKI (D.0019)
6. B6 Bone (Muskuluskeletal & Integumen)
Inspeksi: rambut dan kulit kepala tampak bersih, warna kulit sawo matang,
turgor kulit memerah dan muncul bercak-bercak merah di tangan serta terasa
hangat. Terdapat nyeri pada otot persendian dengan skala 3.
P : saat bergerak
Q : cekot-cekot
R : Kepala, otot persendian seluruh badan.
S:3
T : hilang timbul.
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut SDKI (D.0077), Risiko Perdarahan
SDKI (D.0012)
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode Ket
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 15.8 13.2-17.3 G/dl Colorimetric
Hematokrit 45.7 40-52 % Impedance
Leukosit 4.1 3.8-10.6 Impedance
Trombosit 30 150-440 x10^3/ul Impedance KL
Eritrosit 5.81 4.4-5.9 x10^3/ul Impedance
Indeks Eritrosit x10^3/ul
MCV 78.7 80-100 Impedance L
MCH 27.2 26-34 fl Impedance
MCHC 34.6 32-36 pg Impedance
RDW-CV 10.4 11.5-14.5 g/dl Impedance L
Hitung Trombosit %
MPV 9.5 6.5-12 Impedance
PDW 21.3 9-17 fl Impedance H
Hitung Jenis %
Lymfosit % 27.9 20-40 Impedance
Monosit % 11.9 2-8 % Impedance H
Neutrophil% 56.3 50-70 % Impedance
Eosinofil% 3.3 2-4 % Impedance
Basofil% 0.6 0-1 % Impedance
KIMIA KLINIK %
Gula Darah
Glukosa Darah Acak 124.70 <140 GOD-PAP
(2022-12-18 mg/dl
16:58:42)
Fungsi Hati 148 0-50 IFCC H
SGOT 152 0-50 u/l IFCC H
SGPT u/l
Fungsi Ginjal 1.68 0.7-1.4 Jaffe H
Creatinin 47 10-50 mg/dl Modif-Barhelot
Ureum 3.6 3.4-7.0 mg/dl colorimetric
Asam Urat mg/dl
IX. TERAPI MEDIS
- Santagesic 3x1
- Ranitidin 2x1
- Ondancentron 3x1
- Paracetamol 3x500 mg
- Infus RL 20tpm
X. DATA ANALISA
Nama :Tn. S No. Reg. : 642167
Umur : 48 th
No. Tanggal Data Penyebab Masalah
1. 18-12-22 DS : Px mengatakan Proses infeksi virus Hipertermi
badannya demam dengue
tinggi
DO:
- Kulit merah
- Kulit terasa
hangat
- S: 39,8°C
- N: 78 x/mnt
- TD: 110/80
MmHg
- RR: 20 x/mnt
2. 18-12-22 DS: pasien Gangguan koagulasi Risiko Perdarahan
mengatakan adanya ditandai dengan
bintik merah di trombositopeni
kedua tangan
DO:
- Leukosit : 4.100
- Hemoglobin :
15.8g/dl
- Hematocrit :
45.7 %
- Trombosit
:30.000
3. 18-12-22 DS: Pasien Virus dengue Nyeri akut
mengatakan nyeri
persendian di
seluruh tubuh
DO:
- Px tampak
meringis
kesakitan
- Px berbaring
ditempat tidur
P: saat bergerak
Q: cekot-cekot
R: Kepala, seluruh
badan
S: 3
T: Hilang timbul
4. 18-12-22 DS: Pasien Psikologis Defisit Nutrisi
mengatakan mual (keengganan untuk
dan muntah makan)
DO:
- Pasien tampak
lemah
- Membran
mukosa kering
- Px terlihat mual
- Porsi makan
hanya 2-3
sendok
- BB: 79
- HB: 15.8
- Trombosit:
30.000

XI. DAFTAR MASALAH/DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

(Disusun berdasarkan Prioritas Masalah)

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.


2. Pendarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi ditandai dengan
trombositopeni
3. Nyeri akut berhubungan dengan Virus Dengue
4. Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk makan)

XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama :Tn. S No. Reg. : 642167


Umur : 48 th
No. Diagnosa Luaran Intervensi

Keperawatan Dan Kriteria hasil

1. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor penurunan suhu


berhubungan dengan keperawatan dalam waktu3x24 tubuh
proses infeksi virus jam suhu dalam batas normal 2. Jelaskan mengenai
dengue. kriteria hasil : penyakitnya dan
a. Suhu tubuh 36°-37°C peningkatan suhu pada
b. Pasien merasa nyaman. pasien
3. Berikan kompres air jika
suhu meningkat
4. Anjurkan tirah baring
5. Sarankan untuk memakai
pakaian yang longgar
6. Kolaborasi cairan dan
elektrolit IV
2. Pendarahan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda – tanda
berhubungan dengan keperawatan 1 x 24 jam perdarahan
gangguan koagulasi diharapkan tingkat perdarahan 2. Monitor tanda – tanda
ditandai dengan menurun . vital
trombositopeni 3. Anjurkan klien untuk
Kriteria hasil : Tanda-tanda
banyak istirahat
vital dalam batas normal,
4. Anjurkan klien untuk
jumlah trombosit klien
meningkatkan cairan dan
meningkat, dan tidak terjadi
nutrisi
epitaksis, melena, dan
5. Berikan penjelasan pada
hematemesis
keluarga untuk segera
melaporkan jika ada
tanda – tanda
perdarahan.
6. Kolaborasi : pantau hasil
periksaan laboratorium
terutama trombosit,
hematokrit dan
hemoglobin.
3. Nyeri akut Tujuan : Setelah dilakukan 1. Observasi lokasi,
berhubungan dengan Tindakan keperawatan dalam karakteristik, durasi,
Virus Dengue waktu3x24 jam nyeri frekuensi, kualitas,
menurun. intensitas nyeri
Kriteria hasil : 2. Jelaskan pada pasien
a. Pasien menyatakan nyeri tentang rasa nyeri yang
menurun. timbul
b. Pasien tidak gelisah. 3. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

4. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi


faktor psikologis keperawatan selama 3x24 jam 2. Identifikasi alergi dan
(keengganan untuk diharapkan status nutrisi intoleransi makanan,
makan). membaik. identifikasi makanan yang
Kriteria hasil: di sukai
1. Porsi makanan yang 3. Monitor asupan makanan
disediakan oleh RS 4. Monitor berat badan.
dihabiskan 5. sajikan makanan secara
2. Nafsu makan membaik menarik dan suhu yang
3x/ sehari habis sesuai
3. Berat badan membaik 6. berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi, makanan tinggi
kalori dan tinggi protein,
berikan suplemen makanna
jika perlu.
7. kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentuka jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
di butuhkan.
XIII. TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama :Tn. S No. Reg. : 642167
Umur : 48 th
No. Waktu Tindakan TT Catatan Perkembangan TT
DX (SOAP)
(Tgl&Jam)

1 18-12-22 1. Memberikan EY 18-12-22 (21.00) EY


kompres air DX 1
(15.10)
R: px terpasang S: Px mengatakan masih
kompres demam

1,2 (15.15) 2. Menganjurkan EY O:


pasien untuk tetap - TD : 120/80 mmHg
tirah baring - N : 75x/mnt
ditempat tidur& - S : 37,9°C
banyak istirahat - SPO2 : 98%
R: Px paham anjuran - RR : 20x/mnt
px - GCS : 456
1 (15.17) 3. Menyarankan untuk EY - Terpasang infus RL
menggunakan A : Masalah teratasi EY
pakaian yg longgar Sebagian.
R: Keluarga px P : Intervensi dilanjutkan
mengerti saran
perawat DX 2
1 (15.50) EY
4. Monitoring Suhu S: Px mengatakan lemas
tubuh px O: EY
R: S: 38,5°C - Ku: lemah
5. Memberikan - Trombosit: 30.000
1 (16.00) kolaborasi EY A : Masalah belum teratasi.
Paracetamol P : Intervensi dilanjutkan
R:Paracetamol
masuk melalui IV DX 3
6. Memberikan S: Px mengeluh nyeri di
3 (16.00) kolaborasi EY otot persendian.
Santagesic untuk O:
mengurangi nyeri - Ku: lemah, px
R: Santagesic masuk tampak gelisah
melalui IV P: saat bergerak
7. Memberikan Q: cekot-cekot EY
4 (16.00) EY
kolaborasi R: Kepala, seluruh
ondancetron, badan
ranitidine S: 3
R: Ondancetron T: Hilang timbul
masuk melalui IV A : Masalah belum teratasi.
3 (16.05) 8. Menjelaskan pada EY P : Intervensi dilanjutkan
px tentang rasa nyeri
yg timbul DX 4
R: Kx paham yg S: px mengatakan porsi
dijelaskan perawat makan tidak habis, mual.
9. Memonitoring O: - porsi makan hanya
4 (18.20) EY
asupan makanan px habis ¼ porsi
R: px hanya makan - Mukosa bibir
¼ porsi kering
10. Memonitor TTV - BB: 79
1,2 (19.10) EY
pasien - IMT: 26
R: TD: 120/80 A : Masalah belum teratasi.
MmHg, RR: 20 P : Intervensi dilanjutkan
x/m,N: 75x/m, S:
37,9°C, SPO2: 98%
2 (19.15) 11. Menganjurkan px EY
untuk meningkatkan
cairan dan
nutrisinya (minum
jus/sari kurma)
R: Kx paham
anjuran perawat
12. Memberikan
2 (19.20) EY
penjelasan kpd
keluarga mengenai
tanda-tanda
perdarahan
R: Keluarga paham
yg dijelaskan
perawat

3 19-12-22 1. Monitoring nyeri EY 19-12-22 (21.00)


pasien DX 1
(15.30)
R:P: waktu S: Px mengatakan sudah EY
bergerak, Q: nyut- tidak demam
nyutan,R: kepala O:
&seluruh badan, S: - TD : 120/80 mmHg
3, T: hilang timbul - N : 80x/mnt
1 (15.40) 2. Monitoring Suhu EY - S : 36,9°C
tubuh px - SPO2 : 99%
R: S: 37,8°C - RR : 20x/mnt
3. Memberikan - GCS : 456
3 (16.00) kolaborasi EY A : Masalah sudah teratasi.
Santagesic untuk P : Intervensi dihentikan
mengurangi nyeri
R: Santagesic masuk DX 2
melalui IV S: Px mengatakan lemas
O:
4 (16.00) 4. Memberikan EY - Ku: lemah EY
kolaborasi - Terdapat petekie
ondancetron, - Trombosit: 29.000
ranitidine A : Masalah belum teratasi.
R: P : Intervensi dilanjutkan
Ondancetron&raniti
dine masuk melalui DX 3 EY
IV S: Px mengeluh nyeri di
5. Memonitoring otot persendian.
4 (18.15) EY
asupan makanan px O:
R: px hanya makan - Ku: lemah, px
¼ porsi tampak gelisah
6. Mengingatkan lg px P: saat bergerak
2 (18.17) EY
untuk meningkatkan Q: cekot-cekot
minum air putih dan R: Kepala, seluruh
minum jus/sari badan
kurma S: 3
R: Kx paham T: Hilang timbul
anjuran perawat A : Masalah belum teratasi.
7. Memonitor TTV P : Intervensi dilanjutkan
1,2 (18.45) EY
pasien EY
R: TD: 120/80 DX 4
MmHg, RR: 20 S: px mengatakan porsi
x/m,N: 80x/m, S: makan tidak habis, mual.
36,9°C, SPO2: 99% O: - porsi makan hanya
habis ¼ porsi
- Mukosa bibir
kering
- BB: 79
- IMT: 26
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
2 20-12-22 1. Memonitoring EY 21-12-22 (07.00)
tanda-tanda DX 2
(21.20)
perdarahan S: Px mengatakan msh EY
R: Terdapat petekie lemas

3 (21.22) 2. Mengobservasi rasa EY O:


nyeri - Ku: lemah
R: P: saat bergerak, - Terdapat petekie
Q: cekot-cekot, R: - Trombosit: 44.000
Kepala, seluruh A : Masalah teratasi
badan, S: 3, T: sebagian. EY
Hilang timbul P : Intervensi dilanjutkan
3 (23.00) 3. Memberikan EY
kolaborasi DX 3
Santagesic untuk S: Px mengeluh masih
mengurangi nyeri merasa nyeri di otot
R: Santagesic masuk persendian.
melalui IV O:
4 (23.00) EY
4. Memberikan - Ku: lemah
kolaborasi P: saat bergerak
ondancetron Q: cekot-cekot
R: Ondancetron R: Kepala, seluruh
masuk melalui IV badan
Monitor TTV S: 3 EY
5. Monitoring TTV T: Hilang timbul
2 (04.45) EY
R: TD: 110/80 A : Masalah belum teratasi.
mmHg, N:80 x/m, P : Intervensi dilanjutkan
RR: 20 x/m, S:
36,3°C DX 4
2 (06.10) 6. Monitoring hasil Lab EY S: px mengatakan porsi
makan tidak habis, mual.
R: Trombosit: O: - porsi makan hanya
44.000 habis ½ porsi
7. Memonitoring - Mukosa bibir
4 (06.30) asupan makanan px EY kering
R: px hanya makan - BB: 79
½ porsi - IMT: 26
4 (06.31)
8. Mengingatkan px A : Masalah teratasi
untuk banyak minum sebagian
air putih dan jus P : Intervensi dilanjutkan
EY
kurma
R: px sdh minum jus
kurma
EFFICACY & EFFECTIVENESS

A. EFFICACY
Khasiat buah kurma antara lain untuk mempercepat pemulihan kondisi saat sakit
demam berdarah (Djunaedi, 2006).
Asupan nutrisi dan energi selama di rumah sakit merupakan faktor penting dalam
penatalaksanaan pengobatan di rumah sakit. Jus kurma dan diit rumah sakit
merupakan makanan yang mampu meningkatkan status nutrisi pasien yang
mengalami kekurangan kadar trombosit darah (Duma, Darmawansyah & Arsin,
2007).
Pada penderita DBD dianjurkan diberikan cairan dan elektrolit per oral, jus buah,
sirup, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2
hari (Kawthalkar, 2006)
Bahan-bahan utama yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah Asam
folat, vitamin B12, besi, kobalt, magnesium, Cu, Zn, Asam amino, vitamin C, B
kompleks, dan lain-lain. Untuk itu pemberian jus kurma dapat meningkatkan
kadar trombosit darah Menurut Rakhmawan (2006) buah kurma yang
mengandung zatzat gula (campuran glukosa, sukrosa, dan fruktosa), protein,
lemak, serat, vitamin A, B1, B2, B12, C, potasium, kalsium, besi, klorin,
tembaga, magnesium, sulfur, fosfor, dan beberapa enzim yang cukup lengkap
nutrisinya dan mudah di metabolisme oleh tubuh besar dari buah buahan lainnya
(Handita, 2010).
B. EFFECTIVENESS
Hasil pemberian jus kurma pada Tn. S terdapat efektifitas peningkatan
Trombosit pada hari ke 3 di RS. Sehingga pemberian jus kurma dapat dijadikan
alternative diit yang relatif tidak mahal untuk meningkatkan kadar trombosit
darah.
Jurnal Keperawatan Vol.8 No.1, Januari 2018

PENGARUH JUS KURMA TERHADAP PENINGKATAN KADAR TROMBOSIT


PADA PASIEN DBD

Rianti Anita Aritonang1


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan HangTuah Tanjungpinang
riantianita_tpi@gmail.com

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue dapat mengakibatkan penurunan trombosit pada hari ke-3 sampai
ke-7 dengan penurunan trombosit hingga kurang dari atau sama dengan 100.000/ul yang
dapat menyebabkan perdarahan amnormal atau bahkan kematian. Buah kurma mengandung
zat-zat pembentuk sel-sel darah yaitu vitamin B12, Besi, Kobalt, magnesium, Cu,Zn, asam
amino, Vitamin C, dan vitamin B komplek. Penelitian ini menganalisa efektifitas pemberian
jus kurma dalam meningkatkan trombosit pada pasien demam berdarah dengue di RSUD
Kota Tanjungpinang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental invitro dengan
rancangan pre test dan post test with control group design, Pengambilan sampel dengan cara
random sampling yang berjumlah 30 orang kelompok perlakuan dan 30 orang kelompok
kontrol. Analisis yang digunakan dengan uji paired t-test dan t-test 2nd independent.
Berdasarkan uji t test 2nd independent terdapat perbedaan kadar trombosit darah antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol selama post 3 hari dengan nilai p = 0.039.
Pemberian jus kurma efektif dalam peningkatan kadar trombosit darah pasien demam
berdarah dengue di RSUD Kota Tanjungpinang.

Kata kunci : Pemberian jus kurma, Peningkatan trombosit, Demam Berdarah


Dengue

ABSTRACT

Dengue fever reduced the levels of trombocytes until 100.000/ul on day 3 to day 7 whick
caused abnormal bleeding to death. Dates contained substances that formed blood cells such
as vitamin B12, Iron, cobalt, magnesium, Cu,Zn, amino acids, vitamin C, and B Complek.
This research is to analyze the effectiveness Phoenix Dactylifera Juice to Improve
Trombocytes of Dengue Hemorrhagic Fever patients at Public Hospital Kota
Tanjungpinang. This research used experimental invitro design with pre and post test design
and control group. Random sample, the independent variables: Give Phoenix Dactylifera
Juice to Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) patients, dependent variable: Trombocytes of
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) patients. The result of t-test 2nd independent, that
obtained by the difference of thrombocytes level between treatment group and control group
for post 3 days with p=0.039. The details show that the Phoenix Dactylifera Juice to Improve
Trombocytes of Dengue Hemorrhagic Fever patients meaningfully.

Key word : Phoenix Dactylifera juic , improve thrombocytes, Dengue hemorrhagic


Fever

p-ISSN : 2086 - 9703 e-ISSN : 2621 - 7694


798
Jurnal Keperawatan Vol.8 No.1, Januari 2018

PENDAHULUAN pertahanan tubuh dalam melawan


ketidakseimbangan metabolisme darah
Angka kejadian demam berdarah dengue dalam hal ini hemopoesis dan
di Indonesia cenderung mengalami pembentukan sel megakarosit sehingga
kenaikan dan penyebarannyapun semakin pembentukan trombosit dapat cepat terjadi
meluas. Peningkatan jumlah penderita dengan hasil yang benar-benar maturasi.
terjadi periodik setiap 5 tahun. Semula
diperkirakan bahwa penyakit DBD hanya Salah satu pemberiannya ada yang
terjadi di daerah perkotaan saja tetapi menganjurkan dengan jus jambu,
ternyata juga ditemukan dipelosok fermentasi beras dan juga pemberian jus
pedesaan. Kejadian demam berdarah kurma. Khasiat buah kurma antara lain
dengue di Kota Tanjungpinang sejak untuk mempercepat pemulihan kondisi
bulan Januari sampai dengan Mei 2015 saat sakit demam berdarah (Djunaedi,
sebanyak 237 warga kota Tanjungpinang 2006). Kurma (phoenix dactylifera)
yang terjangkit DBD. pohonnya semacam palm yang tumbuh
dan berbuah di negeri arab, irak dan
Penyakit Demam Berdarah (DBD) adalah sekitarnya. Banyak ditemukan di padang
penyakit yang disebabkan oleh virus pasir (kering) dan bisa mencapai tinggi
dengue yang ditularkan melalui gigitan 30-35 meter, mulai berbunga setelah umur
nyamuk Aides aegypti dan Aides 6-16 tahun, ada dua jenis jantan dan betina
albopictus (Fathi & Wahyuni, 2005). dengan bentuk bunga lebih besar untuk
Tanda dan gejala Penyakit DBD, demam yang berjenis jantan. Buah kurma
mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab berbentuk lonjong dengan ukuran 2-7.5
yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu cm dengan warna yang bermacam-macam
hati disertai tanda perdarahan dikulit antara coklat gelap, kemerahan, kuning
berupa bintik perdarahan, lebam/ruam muda dan berbiji. Buah kurma meliki
(Hadinegoro, 2001). menzat-zat berikut Gula (campuran
glukosa, sukrosa, dan fruktosa), protein,
Kadang-kadang mimisan, berak darah, lemak, serat, vitamin A, B1, B2, B12, C,
muntah darah, kesadaran menurun atau potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga,
shock. DBD menyebabkan magnesium, sulfur, fosfor, dan beberapa
Trombositopenia pada hari ke-3 sampai enzim yang dapat berperan dalam
ke-7 dan ditemukan penurunan trombosit penyembuhan berbagai penyakit
hingga 100.000 /mmHg dan (Rahmawan, 2006). Penelitian ini
hemokonsentrasi, meningkatnya bertujuan mengetahui Pengaruh jus kurma
hematrokit sebanyak 20% atau lebih terhadap peningkatan kadar trombosit
(Deiana, 2007). pada pasien DBD di RSUD Kota
Tanjungpinang.
Pada beberapa manajemen trombositopeni
banyak sekali yang menganjurkan di METODE PENELITIAN
masyarakat dengan peningkatan nutrisi
yang adekuat dengan memberikan diet Penelitian ini merupakan penelitian
TKTP dan penambahan cairan dan eksperimental invitro dengan rancangan
elektrolit yang baik dengan rasional pre test and post test with control group
bahwa nutrisi yang baik akan meningkatan design melalui pemeriksaan kadar

p-ISSN : 2086 - 9703 e-ISSN : 2621 - 7694


799
Jurnal Keperawatan Vol.8 No.1, Januari 2018

trombosit darah Pre dan Post hari ke-3


pada kelompok perlakuan dan kelompok Laki-laki 22 36,6
control setelah pemberian jus kurma.
menilai seberapa besar kenaikan angka perempuan 38 63,4
trombosit setelah pemberian jus kurma
pada hari ke-3 pada kelompok perlakuan Jumlah 60 100
dan kelompok kontrol (yang tidak
diberikan jus kurma) pada pasien DBD di Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
Rumah Sakit Umum Bunda. Pengambilan responden pada kelompok perlakuan
sampel dengan cara random sampling mayoritas berjenis kelamin perempuan
yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari (63,4 %). Hasil uji homogenitas
30 orang kelompok perlakuan dan 30 didapatkan data based on mean p(sig)
orang kelompok kontrol. Variabel bebas 0.361>0.05, yang memiliki arti bahwa
adalah pemberian jus kurma pada pasien data yang diolah adalah data homogen. Uji
DBD dan variabel terikat trombosit dalam normalitas didapatkan data based on mean
darah Analisis yang digunakan adalah p (sig) 0.861>0.05, yang memiliki arti
deskriptif dengan uji paired t-test dan t- bahwa datayang diolah adalah data
test 2nd independent berdistribusi normal.

HASIL DAN BAHASAN Table 3. Kadar trombosit darah pre


pada kelompok perlakuan dan
Tabel 1. Distribusi Kelompok kelompok kontrol pada pasien DBD di
Umur pada Kelompok Perlakuan (jus RSUD Kota Tanjungpinang
kurma) pada Pasien DBD di RSUD
Kota Tanjungpinang. Perlakuan Kontrol
Kelompok Jumlah Prosentase Tro Ju Rata Tro Ju Rata
Umur (th) (n) (%) mbos mla - mbos mla -
it /Ul h Rata it /Ul h Rata
15-30 26 43,3 1000 12 754 1000 9 889
0- org 33.3 0- org 33.3
31-45 20 33,3 7000 3 7000 3
46-60 14 23,3 0 0

Jumlah 60 100 7000 13 7000 11


0- org 0- org
Berdasarkan tabel distribusi 1000 1000
frekuensi responden pada kelompok 00 00
perlakuan mayoritas berumur 15- 30 (43,3
%). 1000 5 1000 10
00- org 00- org
Tabel 2. Karakteristik responden 2000 2000
bedasarkan jenis kelamin pada Pasien 00 00
DBD di RSUD Kota Tanjungpinang.
Kelompok Jumlah Prosentase
Umur (th) (n) (%)

p-ISSN : 2086 - 9703 e-ISSN : 2621 - 7694


800
Jurnal Keperawatan Vol.8 No.1, Januari 2018

4. Kadar trombosit darah post hari-3 Pemberian jus kurma dapat meningkatkan
pada kelompok perlakuan dan kadar trombosit darah dibandingkan
kelompok kontrol pada pasien DBD di hanya diberikan asupan nutrisi dari rumah
RSUD Kota Tanjungpinang sakit saja pada pasien DBD yang memiliki
selisih 22900.00/ul, walaupun keduanya
Mea Std. T P memberikan efek yang sama terhadap
n devia Va peningkatan kadar trombosit darah
tion lue (Deiana, 2007). Dianjurkan pemberian
cairan dan elektrolit per oral, jus buah,
Kada 1152 4220 - 0.0 sirup, susu, disamping air putih,
r 00.00 9.167 2.1 39 dianjurkan paling sedikit diberikan selama
trom 10 2 hari (Kawthalkar, 2006).
bosit
Post Bahan-bahan utama yang diperlukan
3 untuk pembentukan darah adalah Asam
hari folat, vitamin B12, besi, kobalt,
magnesium, Cu,
Kada 9230 4183 - 0,5 Zn, Asam amino, vitamin C, B kompleks,
r 0.00 8.895 61 41 dan lain-lain. Untuk itu pemberian jus
trom 90 kurma dapat meningkatkan kadar
bosit trombosit darah Menurut Rakhmawan
3 (2006) buah kurma yang mengandung zat-
hari zat gula (campuran glukosa, sukrosa, dan
kontr fruktosa), protein, lemak, serat, vitamin A,
ol B1, B2, B12, C, potasium, kalsium, besi,
klorin, tembaga, magnesium, sulfur,
fosfor, dan beberapa enzim yang cukup
lengkap nutrisinya dan mudah di
metabolisme oleh tubuh
Asupan nutrisi dan energi selama di rumah besar dari buah buahan lainnya (Handita,
sakit merupakan faktor penting dalam 2010).
penatalaksanaan pengobatan di rumah
sakit. Jus kurma dan diit rumah sakit Kandungan zat besinya yang tinggi
merupakan makanan yang mampu membantu pembentukan haemoglobin
meningkatkan status nutrisi pasien yang yang dapat membantu mengangkut
mengalami kekurangan kadar trombosit oksigen lebih besar sehingga membantu
darah (Duma, Darmawansyah & Arsin, mempercepat metabolisme dalam sel.
2007).
Peningkatan metabolism ini akan
Dukungan gizi yang tidak adekuat selama meningkatkan produksi energi yang
di rumah sakit akan mengakibatkan berguna untuk memperhankan sel agar
meningkatnya morbiditas dan mortalitas tidak rusak dan membangun kembali sel
serta memperpanjang lama rawat inap yang rusak (Cahyo, 2010).
(Keele, Neil & Joels, 2004). Kurma
mengandung nutrisi yang berguna bagi
tubuh dan kandungan glukosanya lebih

p-ISSN : 2086 - 9703 e-ISSN : 2621 - 7694


801
Jurnal Keperawatan Vol.8 No.1, Januari 2018

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Hasil penelitian menunjukkan: nilai rata- Cahyo.A. (2010). Sejuta Khasiat Susu
rata kadar trombosit darah pre pada Unta & Sari Kurma.Sabil,Semarang.
kelompok perlakuan adalah lebih kecil Deiana.M.(2007).Korelasi antara
dengan rata-rata kadar trombosit darah pre Trombositopenia dengan
pada kelompok kontrol, nilai rata – rata Hemokonsentrasi sebagai Faktor
kadar trombosit darah pre pada kelompok Predisposisi terjadinya Syok pada
perlakuan lebih kecil dari kadar trombosit Pasien Demam Berdarah Dengue.
darah post 3 hari, nilai rata – rata kadar Skripsi S1 Kedokteran.Fakultas
trombosit darah pre kelompok kontrol Kedokteran Universitas Diponegoro
lebih kecil dari nilai rata-rata kadar Semarang
trombosit darah post 3 hari dan Pemberian Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang
jus kurma efektif dalam meningkatkan (2015).Profil Kesehatan Kota
trombosit darah pasien DBD pada Tanjungpinang.
kelompok perlakuan dengan kelompok Departemen Kesehatan Republik
kontrol (p=0,039). Pemberian jus kurma Indonesia.(2005).Pencegahan dan
merupakan salah satu tambahan diet Pemberantasan Demam Berdarah
alternatif dalam meningkatkan kadar Dengue di Indonesia. Dep.Kes.RI.
trombosit darah pasien Demam Berdarah. Jakarta
Pasien berhak mengetahui dan Djunaedi.D.(2006).Demam Berdarah
mendapatkan alternative diit yang relatif dengue[DBD]Epidemiologi,
tidak mahal yang dapat meningkatkan Imunopatologi,Patogenesis,
kadar trombosit darah. Diagnosis dan Penatalaksanaan.
Hasil penelitian ini dapat Fathi.K.S.&Wahyuni CU.(2005).Peran
dikembangkan sebagai wawasan ilmu Faktor Lingkungan dan Perilaku
pengetahuan di lingkungan akademis terhadap Penularan Demam
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi Berdarah Dengue di Kota Mataram,
pasien, sehingga menjadi acuan sebagai Jurnal Kesehatan Lingkungan
alternatif untuk meningkatkan status HanditaLK.(2010).Manfaatkurma.http://y
nutrisi pasien yang mengalami penyakit ulieee.wordpress.com/2010/05/07ma
DBD. Hasil penelitian ini dapat nfaat-kurma/. Diakses:20 Juni 2015
dikembangkan lebih lanjut untuk Hoffbrand,AV.,Pettit,J.E.,&Moss,P.A.H.(
membuktikan keefektifan jus kurma 2005).Kapita
dengan diit yang diberikan dari rumah SelektaHematologi.Edisi
sakit dengan cara menilai asupan makanan 4.EGC.Jakarta
dari pasien dengan metode food recall Kandun.(2000).Manual Pemberantasan
atau dengan metode Comstock sehingga Penyakit
dapat meminimalkan faktor bias Menular.Infomedika.Jakarta
penelitian. Perlu dilakukan penelitian Kawthalkar,S. (2006). Essential of
kadar gizi pada berbagai jenis kurma Haematology. Jaepee Brother
sehingga bisa menentukan kurma jenis Medical Publisher (P) LTD. New
yang lebih bagus dan tepat untuk Delhi.
meningkatkan trombosit pada pasien Keele.A.Neil.E.&Joels N.(2004).Samson
Demam Berdarah Dengue. Wright’s Applied Physiology,13th

p-ISSN : 2086 - 9703 e-ISSN : 2621 - 7694


802
Jurnal Keperawatan Vol.8 No.1, Januari 2018

edition.Oxford University Press.New


Delhi.
Rahmawan Z.(2006). Kupas Tuntas
Kurma Berdasarkan Al-Quran,As-
SunahAsh-Shahihah dan Tinjauan
Medis Modern.Penerbit Media
Tarbiyah, Bogor

p-ISSN : 2086 - 9703 e-ISSN : 2621 - 7694


803

Anda mungkin juga menyukai