Anda di halaman 1dari 47

CASE BASED

DISCUSSION

DEMAM DENGUE

Pembimning: dr. I Wayan Suradhipa, M.Biomed, Sp.A


KELOMPOK
2
1. Annisa (019.06.0007)
2. Gentani Mayang Sari (019.06.0030)
3. Putu Pani Damayanthi (019.06.0080)
PENDAHULUA
N

Infeksi virus Dengue merupakan infeksi arbovirus yang paling luas


penyebarannya di negara tropis termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh
genus Flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4, yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Ae.
Albopictus.
Spektrum klinis bervariasi mulai dari “undifferentiated febrile illness” yang
ringan, demam dengue (DB) dan demam berdarah dengue (DBD) termasuk sindroma
syok dengue (DSS) dengan angka kematian yang masih cukup tinggi.
Gejala klasik dari demam dengue adalah gejala demam tinggi mendadak,
kadang-kadang bifasik (saddle back fever), nyeri kepala, nyeri otot, sendi dan tulang
belakang, nyeri belakang bola mata, mual, muntah dan timbulnya ruam.
DEMAM DENGUE
DEFINISI
Demam dengue atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti
ETIOLOGI

Penyebab penyakit adalah virus Dengue. Sampai saat ini dikenal ada 4 serotype virus yaitu
(Sukohar, 2020);

1. Dengue 1 (DEN 1)
2. Dengue 2 (DEN 2)
3. Dengue 3 (DEN 3)
4. Dengue 4 (DEN 4)
CARA
EPIDEMIOLOGI PENULARAN

Demam Dengue atau Demam Terdapat tiga faktor


Berdarah Dengue (DBD) dapat dijumpai yang memegang peranan
di hampir setiap belahan dunia pada penularan infeksi virus
teristimewa di Negara tropik dan dengue, yaitu manusia,
subtropik. Penyakit DBD perdana virus dan vektor perantara.
ditemukan di Indonesia di Kota
Surabaya tahun 1968. Setiap tahun
terdapat kenaikan jumlah warga Kota
Manado yang terjangkit penyakit
Demam Berdarah Dengue, tahun 2009-
2018, prevalensi DBD meningkat
sebesar 741 kasus atau rata-rata
peningkatan sebesar 185 kasus
pertahun.
Patogenesis
Manifestasi Klinis

Masa inkubasi abtara 13-15 hari, tetapi rata-rata 5-8 hari. Gejala klinik
timbul secara mendadak berupa:
- Suhu tinggi
- Nyeri pada otot dan tulang
- Mual
- Kadang-kadang muntah
- Batuk tingan
- Sakit kepala
- Nyeri otot (otot perut)
- Mata (pembengkakan, lakrimasi, fotofobia)
- Ruam (muncul hari 3-6)
Faktor Risiko

- Pertumbuhan penduduk yang cepat


- Mobilisasi penduduk
- Kemiskinan
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Jarak antar rumah
- Keberadaan tempat penampungan
air
Diagnosis
WHO membuat kriteria diagnose DBD ditegakkan jika memenuhi 2 kriteria klinis ditambah dengan 2
kriteria laboratorium dibawah ini :
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan
Laboratorium 2. Pemeriksaan Darah Lengkap

pemeriksaan khusus dengan Pemeriksaan darah lengkap bertujuan


mengambil bahan atau sampel dari untuk mengetahui jumlah setiap komponen
penderita (pasien), yang bisa berupa penyusun darah. Adapun salah satu
urine (air kencing), darah, sputum pemeriksaan penunjang tersebut yang
(dahak), dan sebagainya untuk biasanya dilakukan untuk melihat pasien
menentukan diagnosis atau terdiagnosa demam berdarah dengue,
membantu menentukan diagnosis yaitu dengan pemeriksaan darah lengkap
penyakit bersama dengan tes dengan parameter yaitu hemoglobin
penunjang dan pemeriksaan lainnya (HGB), hematokrit (HCT), leukosit (WBC),
yang diperlukan. trombosit (PLT), eritrosit (RBC), MCV,
MCH, dan MCHC
TATALAKSANA

Pada dasarnya penatalaksanaan demam dengue/demam


berdarah dengue bersifat simtomatis dan suportif yaitu mengatasi
kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas
kapiler dan perdarahan.
Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase demam
pasien dianjurkan :
a) Tirah baring, selama masa demam
b) Obat antipiretik atau kompres hangat bila diperlukan.
c) Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, susu
disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
d) Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematocrit sampai fase
Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes
aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
yang tepat, yaitu:

A. Lingkungan
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD
B. Biologis
adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang
C. Kimiawi
disebut dengan ”3M Plus”, yaitu menutup, menguras,
menimbun.
IDENTITAS PASIEN
Nama IDGDA

Jenis Kelamin Laki- Laki

Tempat Tanggal Lahir Bangli/ 2 Desember 2009

Usia 13 Tahun 7 Bulan 17 Hari

Suku/ Bangsa Bali/ Indonesia

Agama Hindu

Ruangan Jempiring

Tanggal MRS 13/07/2023

Tanggal Pemeriksaan 17/07/2023 (17.30 WITA)


Anamnesi
s Utama
Keluhan Demam

Pasien merupakan seorang anak laki-laki berumur 13 tahun 17 bulan 17 hari yang diantar oleh
kedua orangtuanya dalam keadaan sadar ke IGD RSU Bangli pada hari Kamis, 13 Juli 2023 dengan
keluhan utama demam yang dialami sejak 1 hari SMRS (Rabu, 12 Juli 2023). Keluhan demam
dikatakan timbul mendadak pada siang menjelang sore hari setelah pasien melakukan kerja bakti di
belakang sekolahnya. Saat dilakukan pengukuran suhu tubuh dirumah didapatkan suhu 39 oC lalu
pasien sempat di kompres hangat pada bagian ketiak dan perut tetapi hingga sore menjelang malam
demamnya tidak kunjung turun kemudian ayah pasien memberikan pasien obat penurun panas.
Demam sempat dikatakan menurun tetapi tidak pernah mencapai suhu dibawah 38 oC. Pada siang
hari SMRS (Jumat, 13 Juli 2023) pasien kembali mengalami demam kemudian malam harinya pasien
diantar ke IGD kemudian dilakukan pengukuran suhu tubuh mencapai 39,2oC.
Keluhan lain berupa sakit kepala seperti kliyengan dikeluhkan pasien muncul sejak pasien
mengalami demam. Keluhan sakit kepala dirasakan terus menerus dan memberat ketika pasien
beranjak dari tempat tidur. Tidak ada faktor yang memperingan keluhan. Kemudian pasien juga
mengeluh mual yang dirakan semenjak MRS (Jumat, 13 Juli 2023). Keluhan mual muncul ketika
pasien makan sehingga pasien mengatakan hanya berani makan sedikit-sedikit. Selain itu pasien
juga mengeluh mengalami perih di kedua matanya yang dirasakan sejak pasien mengalami demam.
Perih pada matanya tidak berkurang saat beristirahat dari bermain gadget. Keluhan batuk, pilek, nyeri
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.


Riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus,
gangguan jantung, ginjal, penyakit kongenital, asma, kejang, dan
penyakit kronis lainnya disangkal oleh pasien.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga

Keluhan serupa : disangkal


Asma : ayah dan nenek pasien
Penyakit jantung : ayah dan kakek pasien mengalami hipertensi, ayah
pasien juga dikatakan pernah dilakukan pemeriksaan dan dikatakan
mengalami jantung koroner sejak 8 tahun yang lalu sampai saat ini
masih rutin kontrol di RS serta ayah pasien memiliki Riwayat vertigo
dan alergi dingin, serta nenek pasien memiliki Riwayat asma.
Kejang : disangkal
Anamnesis
Riwayat Kehamilan dan
Persalinan
Diagnosa kehamilan : G1P1AO
ANC : setiap bulan di bidan dan 3 kali kontrol di
dokter kandungan
Jenis persalinan : normal
Penolong persalinan : bidan dan dokter kandungan
Usia kehamilan : 38-39 minggu
Keadaan setelah lahit : segera menangis
BBL : 3.450 gram
PBL : 50 cm

Riwayat
Alergi/Operasi/Transfusi
Riwayat alergi obat, makanan, operasi, dan transfusi disangkal.
Anamnesi
s
Riwayat Imunisasi Riwayat Nutrisi
Hepatitis B : kali ASI : 0-2 tahun
BCG : 1 kali Susu formula : 2-4 tahun
Polio : 3 kali Bubur saring : 6-11 bulan
DPT : 3 kali Makanan dewasa : 1 tahun-sekarang
Hib : 3 kali
IPV :-
Status Gizi/Antropometri
Campak :-
JE :-  BB : 60 kg
PCV :-
 TB : 155 cm
Kesan : imunisasi pada pasien lengkap  IMT : 25
berdasarkan usia pasien dan sesuai
rekomendasi kemenkes Kesan : Kelebihan berat badan
Anamnesis
Riwayat Tumbuh
Kembang

Motorik kasar : Tengkurap usia 3 bulan, duduk usia 6 bulan, berdiri


usia 9 bulan, berjalan usia 11 bulan
Motorik halus : Memegang benda usia 4 bulan, memindahkan
benda usia 6 bulan
Bahasa : Mulai mengoceh usia 3 bulan, mengucap 1 kata usia
12 bulan, Menyusun kalimat usia 15 bulan
Personal Sosial : Mulai mengenali orang lain usia 3 bulan, bermain
tepuk tangan usia 5 bulan
Kesan : tumbuh kembang sesuai usia
Anamnesis
Riwayat
Pribadi/Sosial/Lingkungan

Pasien merupakan anak pertama yang lahir dari kehamilan kembar


(gemelli) dan pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara yang
tinggal bersama keluarga besar di lingkungan yang cukup bersih,
cukup padat, dan cukup banyak nyamuk yang hidup di halaman
rumahnya tetapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup
serta pasien tidak memiliki hewan peliharaan yang berbulu baik itu
kucing ataupun anjing.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital (17/07/2023)

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Suhu tubuh : 37,3oC
Frekuensi nadi : 90 x/menit
Respiration rate : 22 x/menit
Saturasi oksigen : 95%
Tekanan darah : 117/66 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Status GeneralisKepala Normocephalix

Mata Simetris (+/+), mata cekung (+/+), edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (+/+), injeksi
konjungtiva (-/-), injeksi silier (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek pupil (+/+), pupil bulat isokor
(+/+)

THT Telinga: Simetris (+/+), secret (-/-), deformitas (-/-), hiperemis (-/-), nyeri
tarik aurikula (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Hidung: Simetris (+/+), nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), konka
edema (-/-)
Tenggorokan: faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) tidak ada riwayat operasi
(tonsilektomi)
Mulut Sianosis (-), mukosa kering (-), mukosa bibir pucat (-), lidah kotor (-)

Leher Pembesaran KGB (-/-), Pembesaran tiroid (-)

Thorax Cor
Inspeksi: iktus cordis tidak tampak
Palpasi: iktus cordis teraba pada ICS 5 MCL Sinistra
Auskultas: S1S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Thorax Pulmo
Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi: fremitus taktil simetris (+/+)
Auskultasi: vesikuler (+/+), wheezing (-),rhonki (-)
Abdomen Inspeksi: sikatrik (-), hiperemis (-), distensi (-)
Palpasi: nyeri tekan (---/+--/---)
Auskultasi: peristaltik (+/+
Ekstremitas Akral hangat, edema (-/-), CRT< 2 detik

Kulit Ikterus (-), ptekie (-), purpura (-), turgor kulit kembali cepat

Genitalia Tidak di evaluasi


RESUME
Pasien anak laki-laki berumur 13 tahun 17 bulan 17 hari yang diantar oleh kedua
orangtuanya dalam keadaan sadar ke IGD RSU Bangli pada hari Rabu, 12 Juli 2023 dengan
keluhan utama demam yang dialami sejak 1 hari SMRS (Selasa, 11 Juli 2023). Keluhan
demam dikatakan timbul mendadak pada siang menjelang sore hari setelah pasien
melakukan kerja bakti di belakang sekolahnya. Keluhan lain berupa sakit kepala seperti
kliyengan dikeluhkan pasien muncul sejak pasien mengalami demam. Keluhan sakit kepala
dirasakan terus menerus dan memberat ketika pasien beranjak dari tempat tidur. Kemudian
pasien juga mengeluh mual yang dirakan semenjak MRS (Rabu, 12 Juli 2023). Keluhan mual
muncul ketika pasien makan sehingga pasien mengatakan hanya berani makan sedikit-
sedikit. Selain itu pasien juga mengeluh mengalami perih di kedua matanya yang dirasakan
sejak pasien mengalami demam. Perih pada matanya tidak berkurang saat beristirahat dari
bermain gadget. Keluhan batuk, pilek, nyeri menelan, pegal pada persendian disangkal oleh
pasien.
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan diperoleh :
Pada status present diperoleh suhu tubuh 37,3oC, frekuensi nadi 90 x/menit, respiration
rate 22 x/menit, saturasi oksigen 95%, dan tekanan darah 117/66 mmHg. Pada pemeriksaan
status generalis diperoleh konjungtiva anemis (+/+) dan nyeri tekan pada regio epigastrium,
serta organ lain dalam batas normal.
Usulan Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN URINALISIS DAN SEDIMEN URIN
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
PEMERIKSAAN WIDAL
Pemeriksaan Urinalisis dan Sedimen Urin
(12/07/2023)
Pemeriksaan Darah Lengkap
16/07/2023
Pemeriksaan Widal/Imuno-Serologi
15/07/2023

Parameter H/L Hasil Unit Ref Range

TYPE H POSITIF : 1/80 Negatif

TYPE O POSITIF : 1/80 Negatif

Paratyphi AO POSITIF : 1/80 Negatif

Paratyphi AH POSITIF : 1/80 Negatif


Diagnosis Kerja

Demam Dengue
Tatalaksana
a. Rencana Diagnostik
• Pemeriksaan Darah Lengkap tanggal 18 Juli 2023
b. Rencana Terapi
• MRS bed rest
• Diet seimbang
• IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro
• Paracetamol flash (injeksi) 4 x 60 cc (dosis paracetamol 10-15 mg/kgBB,
sediaan 100 cc (1000 mg), pemberian = 60-90 cc)
• Ondancentron (injeksi) 3 x 4 mg (k/p) (pemberian = BB > 40 kg diberikan
dosis tunggal 4 mg)
• Ranitidine (injeksi) 2 x 1 ampul (pemberian = 1 ampul 2 mL = 50 mg,
dosis 4-8 mg/kgBB atau rumatan 2-4 mg/kgBB)
• Curcuma (PO) 1 x 1 tablet
c. Rencana Edukasi
• Menjelaskan kepada keluarga mengenai kondisi pasien dan diagnosis
pasien.
• Menjelaskan kepada orang tua pasien untuk melakukan pencegahan
penyakit melalui kegiatan pemberantasan nyamuk.
• Menjelaskan indikasi rawat inap kepada orang tua pasien
• Menjelaskan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit
yang dialami oleh pasien.
Follow Up Pasien
S : Demam (-), sakit kepala (-), makan minum (+), BAB (+),
BAK (+), mual (-)
Status Present :
•Keadaan umum : Tampak sakit ringan
•Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
•Suhu tubuh : 36oC
•Frekuensi nadi : 73 x/menit
•Respiration rate : 20 x/menit
•Saturasi oksigen : 97%
•Tekanan darah : 114/71 mmHg
Status Generalis :
 Kepala Normocephali
 Mata Simetris (+/+), mata cekung (+/+), edema palpebra (-/-), konjungtiva
anemis (-/-), injeksi konjungtiva (-/-), injeksi silier (-/-), sklera ikterik (-/-),
reflek pupil (+/+), pupil bulat isokor (+/+)

 Telinga Simetris (+/+), secret (-/-), deformitas (-/-), hiperemis (-/-), nyeri tarik
aurikula (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)

 Hidung Simetris (+/+), nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), konka edema (-/-)

 Mulut dan Bibir sianosis (-), mukosa bibir kering (-), mukosa bibir pucat (-), lidah
Tenggorok kotor (-), faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) tidak ada riwayat operasi
an (tonsilektomi)
 Leher Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)
 Thorax Pulmo
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris, retraksi subcostal (-)
Palpasi : fremitus taktil simetris (+/+)
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-), rhonki (-)
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS 5 MCL sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : Inspeksi : sikatrik (-), hiperemis (-), distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : nyeri tekan (---/---/---)
 Genitalia Tidak di evaluasi
 Ekstremitas Akral hangat (++/++), edema (--/--), CRT <2 detik
 Kulit Ikterus (-), ptekie (-), purpura (-), turgor kulit
kembali cepat
A: Demam Dengue
 Diet seimbang
 IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro
 Paracetamol flash (injeksi) 4 x 60 cc (dosis paracetamol 10-15 mg/kgBB,
sediaan 100 cc (1000 mg), pemberian = 60-90 cc)
 Ondancentron (injeksi) 3 x 4 mg (k/p) (pemberian = BB > 40 kg diberikan
dosis tunggal 4 mg)
 Ranitidine (injeksi) 2 x 1 ampul (pemberian = 1 ampul 2 mL = 50 mg,
dosis 4-8 mg/kgBB atau rumatan 2-4 mg/kgBB)
 Curcuma (PO) 1 x 1 tablet
Hematologi

MCV L 75.1 fL 82-100

MCHC H 35.7 g/dL 31.6-35.4

PLT L 111 10*3/uL 150-350


PEMBAHASAN
Pada kasus ini diagnosis Demam Dengue ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien mengeluh mengalami demam,
sakit kepala, perih pada kedua matanya, dan mual. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang diperoleh
berupa, pada status present pasien sudah tidak mengalami peningkatan suhu tubuh, pada status
generalis di mata konjungtiva anemis (+/+), nyeri tekan regio epigastrium, serta organ lain dalam
batas normal. Pada pemeriksaan penunjang untuk Darah Lengkap pada tanggal 16 Juli 2023
diperoleh kadar WBC rendah (2.88) menunjukkan adanya leukopenia, Neutrofil rendah (1.53), MCV
rendah (75.7), PLT rendah (101), dan PCT rendah (0.09). Kemudian tanggal 17 Juli 2023 diperoleh
MCV rendah (75.3), MCHC sedikit meningkat (35.6), RDW# rendah (69), PLT rendah (18), dan PCT
rendah (0.059) serta saat follow up pada tanggal 18 Juli 2023 diperoleh kadar MCV rendah (75.1),
MCHC sedikit meningkat (35.7), dan PLT rendah (111).
PEMBAHASAN
Diagnosis Demam Dengue ditegakkan berdasarkan klasifikasi menurut WHO, yaitu kasus probable Dengue
ketika pasien memiliki riwayat tinggal atau sehabis berpergian ke daerah endemis Dengue, dengan kriterianya
meliputi demam yang diikuti oleh kriteria mual, muntah, ruam, nyeri sendi, tes tourniquet (+), leukopenia, maupun
adanya tanda warning sign. Pada pasien mengalami kondisi demam selama ± 6 hari dengan suhu tubuh yang tidak
pernah mencapai suhu dibawah 38oC, mengalami mual, dan diperoleh leukopenia dari hasil pemeriksaan penunjang.

Pada hasil anamnesis pasien mengalami demam setelah melakukan kerja bakti berupa memindahkan
batu ke belakang sekolah, dimana diketahui bahwa di belakang sekolah pasien merupakan tempat yang minim
pencahayaan, terdapat banyak pohon yang rindang, dan kotor karena dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah
dan juga sisa-sisa pembangunan sekolah. Pasien mengatakan ditempat ini ia kerap dikerumuni nyamuk
dan dikatakan ia juga kerap digigit nyamuk, karena saking seringnya pasien lupa dimana saja lokasi ia
digigit nyamuk. Demam yang dialami itu tidak pernah mencapai suhu dibawah 38o C selama ± 6 hari
PEMBAHASAN
Tatalaksana yang diberikan kepada pasien berupa rawat inap atau bed rest, diet
seimbang, IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro, Paracetamol flash (injeksi) 4 x 60 cc (dosis
paracetamol 10-15 mg/kgBB, sediaan 100 cc (1000 mg), pemberian = 60-90 cc),
Ondancentron (injeksi) 3 x 4 mg (k/p) (pemberian = BB > 40 kg diberikan dosis tunggal 4
mg), Ranitidine (injeksi) 2 x 1 ampul (pemberian = 1 ampul 2 mL = 50 mg, dosis 4-8 mg/kgBB
atau rumatan 2-4 mg/kgBB), dan Curcuma (PO) 1 x 1 tablet. Pasien di rawat inap untuk
mengevaluasi demam yang dialami terus-menerus dan memantau ada tidaknya warning sign
yang muncul.
PENUTUP
Pada kasus ini penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis sudah cukup menggali
kondisi pasien yang mengarah pada Demam Dengue dengan dasar sacred seven dan
fundamental four, lalu pemeriksaan fisik yang dilakukan sudah cukup untuk menelusuri
adanya kondisi kelainan secara klinis pada pasien, dan pemeriksaan penunjang yang sudah
cukup sesuai, meskipun pada pemeriksaan penunjang baiknya dilengkapi dengan
pemeriksaan yang menunjang untuk Demam Dengue seperti pemeriksaan NS 1 yang
diperiksa pada hari ke-3 pasien mengalami demam ataupun pemeriksaan serologi dengue
yaitu IgM dan IgG anti-dengue pada hari ke-5 pasien mengalami demam. Kemudian untuk
tatalaksana yang diberikan kepada pasien ini juga sudah cukup sesuai dengan kepustakaan.
Thanks
Any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai