LATAR
02.
Spektrum manifestasi klinis virus dengue : demam dengue (DD), demam berdarah
dengue (DBD), hingga dapat berkembang menjadi sindrom syok dengue (SSD).
BELAKANG
03.
Penyakit dengue → ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
Indonesia merupakan salah satu negara hiperendemik infeksi virus dengue.
04. Diperkirakan 50 juta infeksi virus dengue terjadi di seluruh dunia setiap tahun.
LATAR
05.
Sebagian besar (sekitar 90%) kasus terjadi pada anak-anak berusia kurang dari lima
tahun, dan sekitar 2,5% dari mereka yang terinfeksi meninggal dunia
BELAKANG
06. Tatalaksana yang tepat dan segera dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas →
apabila berlebihan akan memperberat kondisi sakit
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENULISAN
Agama : Islam
Suku : Madura
Alamat : Banyuates
Pekerjaan : Pelajar
No. RM : 255***
Hipertensi (-)
Pada hari Selasa 18 Januari Pada hari Jum’at pagi 21 Januari 2022 (Hari ke-5 sakit), pasien di bawa ke
2022 (Hari ke-2 sakit), pasien PUSKESMAS Banyuates karena lemas, kedua tangan dan kaki terasa dingin
diperiksakan ke bidan dan serta kondisi pasien yang tidak kunjung membaik.
mendapatkan obat penurun Hasil Pemeriksaan :
demam. Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 99 kali/menit
Laju nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36.2oC
SpO2 : 97% room air
DARAH LENGKAP TATALAKSANA
Nilai
No Parameter Hasil Satuan Ket.
Rujukan
1. Hemoglobin (HGB) 14.9 gr/dl P : 11.0 – 15.0 Infus NaCl 170 cc/1 jam
2. Eritrosit (RBC) - 10 /µL
6
4.2 – 6.2
3. Leukosit (WBC) 5.2 10 / µL
3
4.5 – 11 Injeksi Norages 300 mg
4. Trombosit 57 103/ µL 150 – 450 Menurun Injeksi Omeprazole 20 mg
5. Hematokrit (HCT) - % 35 – 50
RIWAYAT KEHAMILAN RIWAYAT KELAHIRAN
Anak ke-3 dari kehamilan ke- Pasien lahir pervaginam pada masa gestasi 38 minggu di bidan.
3 Segera setelah lahir → menangis kuat.
ANC rutin di bidan
Tidak didapatkan kelainan APGAR score : Tidak ada data
selama masa kehamilan Berat badan lahir : 2800 gram
Hipertensi dan diabetes dan Panjang badan : Tidak ada data
riwayat MRS saat hamil Lingkar kepala : Tidak ada data
disangkal. Lingkar lengan : Tidak ada data
1.RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
2. Orang tua lupa mengenai usia anak saat mulai
bisa angkat kepala, tengkurap dan berbalik,
RIWAYAT IMUNISASI duduk, merangkak serta berbicara. Pasien
Berat badan : 24 kg
Lingkar kepala : 53 cm
Jantung :
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis (-)
PalpasI : Tidak teraba ictus cordis, massa (-)
Perkusi : Pembesaran jantung (-)
Batas kiri atas : ICS II parasternal line sinistra
Batas kanan atas : ICS II parasternal line dekstra
Batas kiri bawah : ICS V mid clavicula line sinisra
Batas kanan bawah : ICS IV parasternal line dekstra
Auskultasi : BJ I/ II normal (tidak mengeras/melemah), murni reguler, bising sistole dan diastole (-), gallop (-)
STATUS GENERALISATA
Pemeriksaan Deskripsi
Abdomen Inspeksi : Datar (+)
Auskultasi : Bising usus terdengar normoperistaltik
Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-), hepatomegali (-)
Palpasi : Dinding perut : soufel (+), defans muscular (-), nyeri tekan abdomen pada regio epigastrium (+) dan hipokondria dextra (+)
Ekstremitas Capillary refill time (CTR) < 2 detik, akral teraba hangat pada ekstremitas superior dan inferior.
Tes torniquet (+)
DIAGNOSIS BANDING
Darah Lengkap
1. Hemoglobin (HGB) 16.2 gr/dl 11.0 – 14.5
2. Eritrosit (RBC) 6.02 10 /µL
6
3.8 – 5.8
3. Leukosit (WBC) 7.1 10 /µL
3
4.5 – 13.5
4. Trombosit 66 103/µL 154 – 442 Menurun
5. Hematokrit (HCT) 45.4 % 37 – 54
Hitung Jenis Leukosit
1. Neutrofil 30.8 % 40 – 70 Menurun
An. S datang ke IGD RSUD Syamrabu dengan keluhan demam (+) tinggi yang muncul mendadak sejak 5 hari yang lalu (Senin 17 Januari
2022). Demam tinggi terjadi selama 3 hari berturut-turut (Senin, Selasa, Rabu) dan pada hari Kamis malam (hari ke-4 sakit) demam
mulai turun namun disertai dengan berkeringat serta kedua tangan dan kaki pasien terasa dingin. Pada Jum’at pagi pasien di bawa ke
puskesmas lalu di rujuk ke RSUD Syamrabu pada sore hari karena didapatkan penurunan trombosit. Keluhan demam disertai dengan
pusing (+), nyeri pada area mata (+) dan pegal pada seluruh tubuh (+). Pasien juga mengeluhkan nyeri pada daerah ulu hati (+) dan
mual (+) terus-menerus yang disertai dengan muntah (+). Mimisan, gusi berdarah, sesak dan muncul bintik kemerahan di tubuh pasien
disangkal (-). Pasien dapat BAK (+) dengan lancar dalam jumlah yang banyak. BAB (-) sejak hari Selasa (hari ke-2 sakit). BAB terakhir
tidak berwarna hitam (-) dengan konsistensi keras. Penurunan nafsu makan (+) selama sakit. Satu minggu sebelumnya, keponakan pasien
yang tinggal serumah dengan pasien sempat dirawat di PUSKESMAS dengan diagnosis DBD.
Keadaan umum pasien tampak lemah dengan kesadaran compos mentis (GCS : 456). Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan
darah 94/71 mmHg, nadi 112 kali/menit, laju pernafasan 24 kali/menit, suhu aksial 37.8oC, dan SpO2 99% room air. Abdomen tampak
datar (+), tidak didapatkan hepatomegali (-) pada perkusi, namun didapatkan nyeri tekan pada regio epigastrium (+) dan hipokondria
dextra (+). Akral teraba hangat +/+ dengan CRT < 2 detik. Didapatkan pteki (+) pada lengan bawah atau pada regio antebrachii
sinistra saat dilakukan uji tourniquet/rumple leed.
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang darah lengkap pada hari Jum’at 21 Januari 2022 didapatkan penurunan jumlah trombosit (66
103/µL), penurunan jumlah neutrofil (30.8%), peningkatan jumlah limfosit (49.1%) dan monosit (16.7%).
DIAGNOSIS KERJA
→ 72 mL/1 jam
→ 70 mL/1 jam
Darah Lengkap
4. Trombosit 45 10 /µL
3
154 – 442 Menurun
Index Eritrosit
2. MCH 26.5 pg 27 – 34
4. RDW-CV 11.9 % 11 – 16
Minggu, 23 Januari 2022
S O A P
Tangan dan kaki teraba hangat KU : Sakit sedang Demam berdarah dengue Infus RD 5 1200 mL/24
Demam (-) GCS : 456 (DBD) derajat 1 (maintenance)
Lemas (-) Pemeriksaan TTV : Injeksi Ondansetron 1x3
Pusing (-) TD : 103/70 mmHg mg
Mual (-), muntah (-) HR : 100 x/menit Injeksi Omeprazole 2x20
Sesak (-) RR : 22 x/menit mg
Nyeri ulu hati (+) Suhu : 36.2 Co
Pemeriksaan penunjang
Nyeri otot, persendian dan area BB : 24 kg darah lengkap
mata (-) Pemeriksaan Fisik :
Mimisan (-), gusi berdarah (-) Regio thoraks : DBN
BAK (+) lancar, dalam jumlah Regio abdomen : datar (+),
banyak perkusi timpani (+), nyeri
BAB (+) berwarna kuning tekan regio epigastrik (+) dan
Makan (+) ± 3 sendok setiap hipokondria dextra (+)
makan. Ekstremitas superior dan
Minum susu (+) inferior : akral hangat (+), CRT
< 2 detik
Minggu, 23 Januari 2022
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Darah Lengkap
Index Eritrosit
2. MCH 27.1 pg 27 – 34
3. MCHC 36 gr/dl 32 – 36
4. RDW-CV 12 % 11 – 16
Senin, 24 Januari 2022
S O A P
Tangan dan kaki teraba hangat KU : Sakit sedang Demam berdarah dengue (DBD) Infus dihentikan (Off infus)
Demam (-) GCS : 456 derajat 1 Pemeriksaan penunjang
Lemas (-) Pemeriksaan TTV : darah lengkap
Pusing (-) TD : 100/60 mmHg
Mual (-), muntah (-) HR : 92 x/menit
Sesak (-) RR : 22 x/menit
Nyeri ulu hati (-) Suhu : 36.2oC
Nyeri otot, persendian dan area BB : 24 kg
mata (-) Pemeriksaan Fisik :
Mimisan (-), gusi berdarah (-) Regio thoraks : DBN
BAK (+) lancar, dalam jumlah Regio abdomen : cembung (+),
banyak perkusi timpani (+), nyeri tekan
BAB (-) regio epigastrik (-) dan
Makan (+) ± 5 sendok setiap hipokondria dextra (-), shifting
makan disertai makan buah- dullnes (+)
buahan (+) Ekstremitas superior dan inferior :
Minum susu (+) akral hangat (+), CRT < 2 detik
Senin, 24 Januari 2022
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Darah Lengkap
Index Eritrosit
2. MCH 26.7 pg 27 – 34
4. RDW-CV 11.6 % 11 – 16
Selasa, 25 Januari 2022
S O A P
Tangan dan kaki teraba hangat KU : Sakit sedang Demam berdarah dengue Pemeriksaan penunjang
Demam (-) GCS : 456 (DBD) derajat 1 darah lengkap
Lemas (-) Pemeriksaan TTV :
Pusing (-) TD : 105/65 mmHg
Mual (-), muntah (-) HR : 92 x/menit
Sesak (-) RR : 22 x/menit
Nyeri ulu hati (-) Suhu : 36.4oC
Nyeri otot, persendian dan area BB : 24 kg
mata (-) Pemeriksaan Fisik :
Mimisan (-), gusi berdarah (-) Regio thoraks : DBN
BAK (+) lancar, dalam jumlah Regio abdomen : cembung (+), perkusi
banyak timpani (+), nyeri tekan regio epigastrik
BAB (-) (-) dan hipokondria dextra (-), shifting
Makan (+) ± 5 sendok setiap dullnes (+)
makan. Ekstremitas superior dan inferior : akral
Minum susu (+) hangat (+), CRT < 2 detik
Selasa, 25 Januari 2022
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Darah Lengkap
Index Eritrosit
2. MCH 26.9 pg 27 – 34
4. RDW-CV 11.9 % 11 – 16
03.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI INFEKSI VIRUS DENGUE
Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae melalui perantara nyamuk Aedes aegypti
atau Aedes albopictus.
Penyakit dengue terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis dengan sekitar Diperkirakan setiap tahun sekitar 50
2,5 miliyar penduduk yang mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit ini. juta manusia terifeksi virus dengue
yang 500.000 diantaranya
memerlukan rawat inap, dan hampir
90% dari pasien rawat inap adalah
anak-anak
Asia Tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 miliyar merupakan daerah
endemis. Indonesia, Bangladesh, India, Maladewa, Myanmar, Sri Lanka, Thailand,
dan Timor Leste termasuk negara hiperendemik infeksi virus dengue.
ETIOLOGI INFEKSI VIRUS DENGUE
Transmisi virus tergantung dari faktor biotik dan abiotik : Virus dengue
Faktor biotik adalah faktor virus, vektor nyamuk, dan pejamu manusia Virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae
Faktor abiotik adalah suhu lingkungan, kelembaban, dan curah hujan Komponen genetik : Ribonucleic Acid (RNA)
Terdiri dari empat serotipe : DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
DETEKSI ASAM NUKLEAT VIRUS DETEKSI SEROLOGI IG-G DAN IG-M ANTI DENGUE
Dideteksi melalui pemeriksaan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Pada infeksi dengue primer, Ig-G anti dengue muncul lebih lambat
Reaction (RT-PCR) dibandingkan dengan Ig-M anti dengue.
Hasil positif bila sediaan diambil pada enam hari pertama demam Pada infeksi sekunder, Ig-G anti dengue muncul lebih cepat.
DIAGNOSA LABORATORIUM INFEKSI VIRUS
DENGUE
PARAMETER HEMATOLOGI NILAI HEMATOKRIT
Hitung leukosit Peningkatan hematokrit > 20%
Nilai hematokrit
Jumlah trombosit
Apabila ditemukan gejala demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis DBD.
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS
WARNING SIGN
KLINIS :
Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
Muntah yang menetap
Letargi, gelisah
Perdarahan mukosa
Pembesaran hati
Akumulasi cairan
Oliguria
LABORATORIUM :
Peningkatan kadar hematokrit bersamaan dengan penurunan cepat jumlah trombosit
Hematokrit awal tinggi
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS
SINDROM SYOK DENGUE (SSD) DEKOMPENSASI :
Memenuhi kriteri diagnosi DBD Takikardia
Ditemukan tanda dan gejala syok hipovolemik baik yang terkompensasi Hipotensi (sistolik dan diastolik turun)
maupun yang dekompensasi Nadi cepat dan kecil
TERKOMPENSASI : Pernapasan Kusmaull atau hiperpne
Takikardia Sianosis
Takipnea Kulit lembab dan dingin
Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) <20 mmHg Profoud shock: nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
Waktu pengisian kapiler atau CRT <2 detik
Kulit dingin
Produksi urin (urine output) menurun, < 1 ml/kgBB/jam
Anak gelisah
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS
Expanded Dengue Syndrome (EDS)
Memenuhi kriteria DD dan DBD baik disertai syok maupun tidak, dengan
manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan manifestasi klinis yang tidak
biasa, seperti tanda dan gejala:
Kelebihan cairan
Gangguan elektrolit
Ensefalopati
Ensefalitis
Perdarahan hebat
Gagal ginjal akut
Haemolytic uremic syndrome (HUS)
Gangguan jantung: gangguan konduksi, miokarditis, perikarditis
Infeksi ganda
KRITERIA DIAGNOSIS LABORATORIUM
PROBABLE DENGUE CONFIRMED DENGUE
Apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil pemeriksaan serologi anti Apabila diagnosi klinis diperkuat dengan deteksi genome virus dengue
dengue. dengan pemeriksaan :
1. RT-PCR
2. Antigen dengue pada pemeriksaan NS1
3. Didapatkan serokonversi pemeriksaan IgG dan IgM (dari negarif
menjadi positif)
TRIASE
TATALAKSANA RAWAT INAP
Pengobatan DBD bersifat simtomatis dan suportif, terapi suportif berupa penggantian cairan yang merupakan pokok utama dalam tatalaksana DBD. penggantian
cairan ditujukan untuk mencegah timbulnya syok akibat adanya perembesan plasma saat memasuki fase kritis.
TERAPI CAIRAN
Berikan cairan rumatan (maintenance)
JENIS CAIRAN :
Cairan kristaloid isotonik seperti ringer laktat, ringer asetat, atau asering merupakan cairan pilihan untuk pasien DBD.
Pemberian cairan hipotonik seperti NaCl 0.45% tidak dianjurkan, kecuali bagi pasien usia < 6 bulan.
JUMLAH CAIRAN :
Volume cairan yang diberikan disesuaikan dengan berat badan (BB), kondisi klinis dan temuan laboratorium.
Pada DBD → jumlah cairan yang diberikan diperkirakan sebesar pemberian cairan rumatan (maintenance) ditambah dengan perkiraan defisit cairan 5%.
TATALAKSANA RAWAT INAP
Rumatan +
BB Ideal (kg) Rumatan (mL) Defisit 5%
Kecepatan
(mL) Jumlah Cairan
(mL/kgBB/jam)
5 500 750
½ rumatan 1,5
10 1.000 1.500
Rumatan 3
15 1.250 2.000
Rumatan + Defisit 5% 5
20 1.500 2.500
Rumatan + Defisit 7% 7
25 1.600 2.850
Rumatan + Defisit 10% 10
30 1.700 3.200
TATALAKSANA RAWAT INAP
ANTIPIRETTIK
Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan bila suhu >38oC dengan interval 4-6 jam
Hindari pemberian aspirin/NSAID/ibuprofen
Lakukan kompres hangat
PEMBERIAN NUTRISI
Apabila pasien masih masih bisa minum, dianjurkan minum yang cukup, terutama cairan yang mengandung elektrolit
TATALAKSANA
SYOK
TERKOMPENSASI
TATALAKSANA
SYOK
DEKOMPENSASI
TANDA-TANDA PENYEMBUHAN
Frekuensi nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas stabil
Suhu badan normal
Tidak dijumpai perdarahan baik eksternal maupun internal
Nafsu makan membaik
Tidak dijumpai muntah maupun nyeri perut
Volume urin cukup
Kadar hematorit stabil pada kadar basal
Ruam konvalesens pada ekstremitas, ditemukan pada 20%-30% kasus
04.
PEMBAHASAN
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS
DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua).
Manifestasi perdarahan baik spontan, seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, Diagnosis demam berdarah dengue
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji torniquet positif. (DBD) derajat 1 ditegakkan
Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital. berdasarkan kesesuaian antara gejala
Dijumpai pada kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah. klinis, hasil pemeriksaan fisik, dan
Hepatomegali hasil pemeriksaan penunjang pasien
Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala: dengan kriteria diagnosis klinis
1. Peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemeriksaan awal atau dari data populasi menurut usia. demam berdarah dengue yang tertera
2. Ditemukan adanya efusi pleura, asites. pada boks B serta klasifikasi WHO
3. Hipoalbuminemia, hipoproteinemia tentang infeksi dengue dan tingkat
Trombositopenia < 100.000/mm 3
keparahan DBD
Apabila ditemukan gejala demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis DBD.
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS TEORI
Demam tinggi yang muncul secara mendadak selama 3 hari berturut-turut Manifestasi klinis infeksi virus dengue dimulai dengan demam tinggi,
Selain itu, pasien mengeluhkan pusing, nyeri pada area mata, dan rasa pegal mendadak, kontinua, kadang bifasik, dan berlangsung antara 2-7 hari
pada tubuh.
TEORI TEORI
Demam dapat disertai dengan mialgia, artralgia, mual, muntah, fotofobia, Munculnya berbagai bentuk tanda dan gejala infeksi virus dengue
dan nyeri retroorbital pada saat mata digerakkan atau ditekan. disebabkan oleh pelepasan sitokin pro-inflamasi yang berlebih sebagai
Gejala lain : nyeri epigastrik, nyeri abdomen difus, kadang disertai sakit bentuk pertahanan sistem imunitas terhadap virus dengue.
tenggorok
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS
AMNESIS TEORI
Pada hari ke-4 sakit, demam yang dialami pasien mengalami penurunan diikuti Penurunan suhu merupakan tanda dimulainya fase kritis, dimana terjadi
dengan pengeluaran keringat serta tangan dan kaki terasa dingin. puncak kebocoran plasma yang dapat menyebabkan syok hipovolemi.
TEORI Meskipun akral dingin merupakan salah satu tanda-tanda syok yang
Ekstremitas pasien yang teraba dingin saat demam turun merupakan bentuk menunjukkan vasokontriksi perifer, namun tanda lain tidak didapatkan pada
gangguan ringan pada sistem sirkulasi akibat kebocoran plasma yang tidak pasien.
berat. Hal ini didukung dengan hasil pemeriksaan fisik pada pasien.
Kondisi ini juga dapat disertai dengan perubahan pada laju nadi dan tekanan
darah.
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK SINDROM SYOK DENGUE (SSD)
Tekanan darah : 94/71 mmHg Memenuhi kriteri diagnosi DBD
Nadi : 112 kali/menit Ditemukan tanda dan gejala syok hipovolemik baik yang terkompensasi
Laju pernafasan : 24 kali/menit maupun yang dekompensasi
Suhu : 37.8oC TERKOMPENSASI :
SpO2 : 99% room air Takikardia
CRT : < 2 detik Takipnea
Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) <20 mmHg
Waktu pengisian kapiler atau CRT >2 detik
Kulit dingin
Produksi urin (urine output) menurun, < 1 ml/kgBB/jam
Anak gelisah
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS
TEORI
Perdarahan ringan pada kasus DD dan DBD terjadi karena rapuhnya
dinding kapiler sebagai akibat dari trombositopenia, infeksi virus dengue
pada sel endotel, dan peningkatan konsentrasi sitokin pro-inflamasi yang
mengganggu integritas pembuluh darah.
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS
Peningkatan HCT sebesar >20% tidak dapat dievaluasi berdasarkan hasil Trombositopenia < 100.000/mm3
pemeriksaan karena tidak diketahui nilai HCT pasien dalam keadaan normal
Sedangkan, pemeriksaan kadar albumin dan natrium tidak dilakukan pada
pasien.
05.
PENUTUP
KESIMPULAN
Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus melalui perantara nyamuk Aedes sp. dan menimbulkan spektrum manifestasi
klinis yang luas.
Sebagai dokter umum, diperlukan pengetahuan terkait spektrum manifestasi klinis infeksi virus dengue serta pemeriksaan penunjang
yang diperlukan untuk dapat menegakkan diagnosis dan memberikan tatalaksana secara tepat dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadinegoro, S.R., Ismoedijanto Moedjidto, dan Alex Chairulfatah. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus
Dengue pada Anak. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
2. Martina, B.E., P. Koraka, and A.D. 2009. Osterhaus, Dengue virus pathogenesis: an integrated view. Clin Microbiol Rev. 22(4): p.
564-81.
3. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2018. Situasi Penyakit Demam Berdarah di Indonesia Tahun 2017.
4. WHO. 2011. Comprehensive Guideline for Prevention and Control of Dengue and Dengue Hemmorhagic Fever, Revised and
Expanded Edition.
TERIMA KASIH