Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KASUS

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER


(DHF) GRADE 1

Moh. Yahya Al-Hilal– 22004101087


Pembimbing : dr. Shirley Ferlina, M.Ked.Klin, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU PENYAKIT BEDAH
RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
MALANG
2021
01.
PENDAHULUA
N
01.
Virus dengue merupakan penyebab utama penyakit virus yang ditularkan melalui
artropoda di dunia dengan nyamuk Aedes sp. sebagai vektor utama.

LATAR
02.
Spektrum manifestasi klinis virus dengue : demam dengue (DD), demam berdarah
dengue (DBD), hingga dapat berkembang menjadi sindrom syok dengue (SSD).
BELAKANG

03.
Penyakit dengue → ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
Indonesia merupakan salah satu negara hiperendemik infeksi virus dengue.
04. Diperkirakan 50 juta infeksi virus dengue terjadi di seluruh dunia setiap tahun.

LATAR
05.
Sebagian besar (sekitar 90%) kasus terjadi pada anak-anak berusia kurang dari lima
tahun, dan sekitar 2,5% dari mereka yang terinfeksi meninggal dunia
BELAKANG

Tatalaksana bersifat simtomatis dan suportif.

06. Tatalaksana yang tepat dan segera dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas →
apabila berlebihan akan memperberat kondisi sakit
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENULISAN

Bagaimana diagnosis demam berdarah Mengetahui penegakan diagnosis demam


dengue (DBD) ditegakkan? berdarah dengue (DBD)

Bagaimana tatalaksana pada demam Mengetahui tatalaksana pada demam


berdarah dengue (DBD)? berdarah dengue (DBD)
02.
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. S

 Usia : 8 tahun 3 bulan

 Jenis kelamin : Perempuan

 Agama : Islam

 Suku : Madura

 Alamat : Banyuates

 Pekerjaan : Pelajar

 No. RM : 255***

 Tanggal pemeriksaan: 21 Januari 2022


IDENTITAS ORANG TUA

IDENTITAS AYAH IDENTITAS IBU

 Nama : Tn. S  Nama : Ny. N

 Usia : 40 tahun  Usia : 35 tahun

 Jenis kelamin : Laki-laki  Jenis kelamin : Perempuan

 Agama : Islam  Agama : Islam

 Suku : Madura  Suku : Madura

 Alamat : Banyuates  Alamat : Banyuates

 Pekerjaan : Nelayan  Pekerjaan : Ibu rumah tangga


 KELUHAN UTAMA :
Demam
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang dengan keluhan demam (+) tinggi yang muncul mendadak tanpa didahului dengan peningkatan
suhu secara perlahan sejak 5 hari yang lalu (Senin 17 Januari 2022). Demam tinggi terjadi selama 3 hari berturut-
turut (Senin, Selasa, Rabu) dan turun dengan pemberian obat penurun demam, namun ± 4 jam kemudian demam
kembali tinggi. Pada hari Kamis malam demam mulai turun namun disertai dengan berkeringat serta kedua tangan
dan kaki pasien terasa dingin. Selain keluhan demam, pasien juga mengeluhkan pusing (+) seperti cekot-cekot yang
muncul sewaktu-waktu pada kepala dan mata serta keluhan badan tidak enak seperti pegal pada seluruh tubuh (+).
Keluhan mimisan dan gusi berdarah (-) serta sesak (-) disangkal. Menurut keterangan orang tua, tidak didapatkan
munculnya bintik-bintik kemerahan (-) pada tubuh pasien selama pasien sakit.
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah ulu hati (+) dan mual (+). Mual dirasakan terus-menerus dan memberat
ketika makan. Mual disertai dengan muntah (+) sebanyak 3 kali berisi makanan yang dikonsumsi pasien pada hari
Kamis. Pasien dapat BAK (+) dengan lancar dalam jumlah yang banyak dan mengaku belum BAB (-) sejak hari
Selasa (hari ke-2 sakit). BAB terakhir tidak berwarna hitam (-) dengan konsistensi keras. Penurunan nafsu makan (+),
selama sakit pasien makan 3 kali sehari ± 3 sendok dan mengkonsumsi susu.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA

 Keluhan serupa (-)  Keponakan pasien MRS di

 Kejang (-) puskesmas satu minggu yang

 Asma (-) lalu dengan diagnosis DBD.

 Hipertensi (-)  Kejang (-)

 Diabetes Melitus (-)  Asma (-)

 Hipertensi (-)

 Diabetes Melitus (-)


RIWAYAT PENGOBATAN

Pada hari Selasa 18 Januari Pada hari Jum’at pagi 21 Januari 2022 (Hari ke-5 sakit), pasien di bawa ke
2022 (Hari ke-2 sakit), pasien PUSKESMAS Banyuates karena lemas, kedua tangan dan kaki terasa dingin
diperiksakan ke bidan dan serta kondisi pasien yang tidak kunjung membaik.
mendapatkan obat penurun Hasil Pemeriksaan :
demam. Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 99 kali/menit
Laju nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36.2oC
SpO2 : 97% room air
DARAH LENGKAP TATALAKSANA
Nilai
No Parameter Hasil Satuan Ket.
Rujukan
1. Hemoglobin (HGB) 14.9 gr/dl P : 11.0 – 15.0    Infus NaCl 170 cc/1 jam
2. Eritrosit (RBC) - 10 /µL
6
4.2 – 6.2  
3. Leukosit (WBC) 5.2 10 / µL
3
4.5 – 11    Injeksi Norages 300 mg
4. Trombosit 57 103/ µL 150 – 450 Menurun  Injeksi Omeprazole 20 mg
5. Hematokrit (HCT) - % 35 – 50  
RIWAYAT KEHAMILAN RIWAYAT KELAHIRAN
 Anak ke-3 dari kehamilan ke-  Pasien lahir pervaginam pada masa gestasi 38 minggu di bidan.
3  Segera setelah lahir → menangis kuat.
 ANC rutin di bidan
 Tidak didapatkan kelainan APGAR score : Tidak ada data
selama masa kehamilan Berat badan lahir : 2800 gram
 Hipertensi dan diabetes dan Panjang badan : Tidak ada data
riwayat MRS saat hamil Lingkar kepala : Tidak ada data
disangkal. Lingkar lengan : Tidak ada data
1.RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
2. Orang tua lupa mengenai usia anak saat mulai
bisa angkat kepala, tengkurap dan berbalik,
RIWAYAT IMUNISASI duduk, merangkak serta berbicara. Pasien

 Imunisasi dasar lengkap. mulai berjalan usia 11 bulan.

Usia Jenis Vaksin Lokasi Vaksin


0 bulan HB-0 Bidan RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
1 bulan BCG + Polio 1 Puskesmas  ASI eksklusif selama 3 bulan dan dilanjut dengan

2 bulan DPT-HB-Hib 1 + Polio 2 Puskesmas susu formula.

3 bulan DPT-HB-Hib 2 + Polio 3 Puskesmas  MPASI dimulai saat usia 6 bulan.

4 bulan DPT-HB-Hib 3 + Polio 4 Puskesmas


9 bulan Campak Puskesmas
DPT-HB-Hib 4 + Campak Puskesmas RIWAYAT ALERGI
18 bulan Makanan dan obat (-)
(lanjutan)
RIWAYAT KEBIASAAN
Sebelum sakit makan 2-3 kali/hari ditambah konsumsi
susu 1 kali/hari
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN
 Tekanan darah : 94/71 mmHg
 Nadi : 112 kali/menit
 Laju pernafasan : 24 kali/menit
 Suhu : 37.8oC
 SpO2 : 99% room air
DATA ANTROPOMETRI

 Berat badan : 24 kg

 Tinggi badan : 120 kg

 Lingkar kepala : 53 cm

 Lingkar lengan atas : 12 cm


STATUS GENERALISATA
Pemeriksaan Deskripsi
Kepala Bentuk dan ukuran normochepali
Rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Wajah Bentuk wajah simetris


Mata Bentuk : normal, kedudukan kedua bola mata simetris, eksoftalmus (-)
Konjungtiva : anemis (-/-), hiperemis (-/-), sekret (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Kornea : jernih (+/+)
Pupil : bulat simetris (+/+) ukuran (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+), isokor

Telinga Bentuk : normotia, simetris


Sekret : -/-
Hidung Bentuk : normal
Sekret (-)
Pernapasan cuping hidung (-)
Bibir Bentuk : labioschisis (-), palatoschisis (-)
Mukosa bibir : pucat (-), kering (-), sianosis (-)
STATUS GENERALISATA
Pemeriksaan Deskripsi
Lidah Bentuk dan ukuran : normal
Lidah kotor (-)
Tonsil Tonsil tidak membesar (T1/T1), Hiperemis (-)

Faring Hiperemis (-), uvula di tengah

Leher Bentuk : tidak ada kelainan


Pembesaran KGB (-)
JVP : normal
Pembesaran kelenjar parotis (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
STATUS GENERALISATA
Pemeriksaan Deskripsi
Thoraks Paru :
Inspeksi : Bentuk normal, simetris, pengembangan dada simetris (+), retraksi intercostae (-), penggunaan otot bantu nafas (-)
Palpasi : Taktil fremitus +/+
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung :
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis (-)
PalpasI : Tidak teraba ictus cordis, massa (-)
Perkusi : Pembesaran jantung (-)
Batas kiri atas : ICS II parasternal line sinistra
Batas kanan atas : ICS II parasternal line dekstra
Batas kiri bawah : ICS V mid clavicula line sinisra
Batas kanan bawah : ICS IV parasternal line dekstra
Auskultasi : BJ I/ II normal (tidak mengeras/melemah), murni reguler, bising sistole dan diastole (-), gallop (-)
STATUS GENERALISATA
Pemeriksaan Deskripsi
Abdomen Inspeksi : Datar (+)
Auskultasi : Bising usus terdengar normoperistaltik
Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-), hepatomegali (-)
Palpasi : Dinding perut : soufel (+), defans muscular (-), nyeri tekan abdomen pada regio epigastrium (+) dan hipokondria dextra (+)

Ekstremitas Capillary refill time (CTR) < 2 detik, akral teraba hangat pada ekstremitas superior dan inferior.
Tes torniquet (+)
DIAGNOSIS BANDING

 Demam dengue (DD)


 Demam berdarah dengue (DBD) derajat I
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Darah Lengkap
1. Hemoglobin (HGB) 16.2 gr/dl 11.0 – 14.5  
2. Eritrosit (RBC) 6.02 10 /µL
6
3.8 – 5.8  
3. Leukosit (WBC) 7.1 10 /µL
3
4.5 – 13.5  
4. Trombosit 66 103/µL 154 – 442 Menurun
5. Hematokrit (HCT) 45.4 % 37 – 54  
Hitung Jenis Leukosit
1. Neutrofil 30.8 % 40 – 70 Menurun

2. Limfosit 49.1 % 22 – 40 Meningkat PEMERIKSAAN DARAH


3. Monosit 17.7 % 4–8 Meningkat LENGKAP 21/01/2022
4. Eosinofil 0.2 % 2–4  

5. Basofil 2.2 % 0–1  


Index Eritrosit
1. MCV 75.4 fL 80 – 100  
2. MCH 26.9 pg 27 – 34  
3. MCHC 35.7 gr/dl 32 – 36  
4. RDW-CV 12.1 % 11 – 16  
 RESUME KASUS :

An. S datang ke IGD RSUD Syamrabu dengan keluhan demam (+) tinggi yang muncul mendadak sejak 5 hari yang lalu (Senin 17 Januari
2022). Demam tinggi terjadi selama 3 hari berturut-turut (Senin, Selasa, Rabu) dan pada hari Kamis malam (hari ke-4 sakit) demam
mulai turun namun disertai dengan berkeringat serta kedua tangan dan kaki pasien terasa dingin. Pada Jum’at pagi pasien di bawa ke
puskesmas lalu di rujuk ke RSUD Syamrabu pada sore hari karena didapatkan penurunan trombosit. Keluhan demam disertai dengan
pusing (+), nyeri pada area mata (+) dan pegal pada seluruh tubuh (+). Pasien juga mengeluhkan nyeri pada daerah ulu hati (+) dan
mual (+) terus-menerus yang disertai dengan muntah (+). Mimisan, gusi berdarah, sesak dan muncul bintik kemerahan di tubuh pasien
disangkal (-). Pasien dapat BAK (+) dengan lancar dalam jumlah yang banyak. BAB (-) sejak hari Selasa (hari ke-2 sakit). BAB terakhir
tidak berwarna hitam (-) dengan konsistensi keras. Penurunan nafsu makan (+) selama sakit. Satu minggu sebelumnya, keponakan pasien
yang tinggal serumah dengan pasien sempat dirawat di PUSKESMAS dengan diagnosis DBD.
Keadaan umum pasien tampak lemah dengan kesadaran compos mentis (GCS : 456). Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan
darah 94/71 mmHg, nadi 112 kali/menit, laju pernafasan 24 kali/menit, suhu aksial 37.8oC, dan SpO2 99% room air. Abdomen tampak
datar (+), tidak didapatkan hepatomegali (-) pada perkusi, namun didapatkan nyeri tekan pada regio epigastrium (+) dan hipokondria
dextra (+). Akral teraba hangat +/+ dengan CRT < 2 detik. Didapatkan pteki (+) pada lengan bawah atau pada regio antebrachii
sinistra saat dilakukan uji tourniquet/rumple leed.
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang darah lengkap pada hari Jum’at 21 Januari 2022 didapatkan penurunan jumlah trombosit (66
103/µL), penurunan jumlah neutrofil (30.8%), peningkatan jumlah limfosit (49.1%) dan monosit (16.7%).
DIAGNOSIS KERJA

 Demam berdarah dengue (DBD) derajat I


TATALAKSANA

 Infus RL 240 mL/1 jam

 Infus RD 5 168 mL/1 jam → 120 mL/1 jam

→ 72 mL/1 jam

 Infus Gelofusine 240 mL/1 jam

 Infus RD 5 170 mL/1 jam → 120 mL/1 jam

→ 70 mL/1 jam

 Infus RD 5 1200 mL/24 jam (maintenance)


Sabtu, 22 Januari 2022
S O A P
 Tangan dan kaki teraba hangat  KU : Lemah Demam berdarah dengue  Infus RD 5 1200 mL/24
 Demam (-)  GCS : 456 (DBD) derajat 1 (maintenance)
 Lemas (+) Pemeriksaan TTV :  Injeksi Ondansetron 1x3
 Pusing (-)  TD : 100/60 mmHg mg
 Mual (-), muntah (-)  HR : 102 x/menit  Injeksi Omeprazole
 Sesak (-)  RR : 24 x/menit 2x20 mg
 Nyeri ulu hati (+)  Suhu : 36.1 Co
 Dulcolax Supositoria 5
 Nyeri otot, persendian dan  BB : 24 kg mg
area mata (-) Pemeriksaan Fisik :  Pemeriksaan penunjang
 Mimisan (-), gusi berdarah (-)  Regio thoraks : DBN darah lengkap
 BAK (+) lancar, dalam jumlah  Regio abdomen : datar (+),
banyak perkusi timpani (+), nyeri
 BAB (-) tekan regio epigastrik (+) dan
 Makan (+) ± 3 sendok setiap hipokondria dextra (+)
makan.  Ekstremitas superior dan
 Minum susu (+) inferior : akral hangat (+),
CRT < 2 detik
Sabtu, 22 Januari 2022
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Darah Lengkap

1. Hemoglobin (HGB) 15.2 gr/dl 11.0 – 14.5  

2. Eritrosit (RBC) 5.73 106/µL 3.8 – 5.8  

3. Leukosit (WBC) 12.3 103/µL 4.5 – 13.5  

4. Trombosit 45 10 /µL
3
154 – 442 Menurun

5. Hematokrit (HCT) 42.7 % 37 – 54  

Hitung Jenis Leukosit

1. Neutrofil 20.9 % 40 – 70 Menurun

2. Limfosit 53.3 % 22 – 40 Meningkat

3. Monosit 23.6 % 4–8 Meningkat

4. Eosinofil 0.5 % 2–4  

5. Basofil 1.6 % 0–1  

Index Eritrosit

1. MCV 74.5 fL 80 – 100  

2. MCH 26.5 pg 27 – 34  

3. MCHC 35.5 gr/dl 32 – 36  

4. RDW-CV 11.9 % 11 – 16  
Minggu, 23 Januari 2022
S O A P
 Tangan dan kaki teraba hangat  KU : Sakit sedang Demam berdarah dengue  Infus RD 5 1200 mL/24
 Demam (-)  GCS : 456 (DBD) derajat 1 (maintenance)
 Lemas (-) Pemeriksaan TTV :  Injeksi Ondansetron 1x3
 Pusing (-)  TD : 103/70 mmHg mg
 Mual (-), muntah (-)  HR : 100 x/menit  Injeksi Omeprazole 2x20
 Sesak (-)  RR : 22 x/menit mg
 Nyeri ulu hati (+)  Suhu : 36.2 Co
 Pemeriksaan penunjang
 Nyeri otot, persendian dan area  BB : 24 kg darah lengkap
mata (-) Pemeriksaan Fisik :
 Mimisan (-), gusi berdarah (-)  Regio thoraks : DBN
 BAK (+) lancar, dalam jumlah  Regio abdomen : datar (+),
banyak perkusi timpani (+), nyeri
 BAB (+) berwarna kuning tekan regio epigastrik (+) dan
 Makan (+) ± 3 sendok setiap hipokondria dextra (+)
makan.  Ekstremitas superior dan
 Minum susu (+) inferior : akral hangat (+), CRT
< 2 detik
Minggu, 23 Januari 2022
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Darah Lengkap

1. Hemoglobin (HGB) 11.7 gr/dl 11.0 – 14.5  

2. Eritrosit (RBC) 4.31 106/µL 3.8 – 5.8  

3. Leukosit (WBC) 6.3 10 /µL


3
4.5 – 13.5  

4. Trombosit 29 103/µL 154 – 442 Menurun

5. Hematokrit (HCT) 32.4 % 37 – 54  

Hitung Jenis Leukosit

1. Neutrofil 26.5 % 40 – 70 Menurun

2. Limfosit 53.6 % 22 – 40 Meningkat

3. Monosit 17.2 % 4–8 Meningkat

4. Eosinofil 0.9 % 2–4  

5. Basofil 1.8 % 0–1  

Index Eritrosit

1. MCV 75.1 fL 80 – 100  

2. MCH 27.1 pg 27 – 34  

3. MCHC 36 gr/dl 32 – 36  

4. RDW-CV 12 % 11 – 16  
Senin, 24 Januari 2022
S O A P
 Tangan dan kaki teraba hangat  KU : Sakit sedang Demam berdarah dengue (DBD)  Infus dihentikan (Off infus)
 Demam (-)  GCS : 456 derajat 1  Pemeriksaan penunjang
 Lemas (-) Pemeriksaan TTV : darah lengkap
 Pusing (-)  TD : 100/60 mmHg
 Mual (-), muntah (-)  HR : 92 x/menit
 Sesak (-)  RR : 22 x/menit
 Nyeri ulu hati (-)  Suhu : 36.2oC
 Nyeri otot, persendian dan area  BB : 24 kg
mata (-) Pemeriksaan Fisik :
 Mimisan (-), gusi berdarah (-)  Regio thoraks : DBN
 BAK (+) lancar, dalam jumlah  Regio abdomen : cembung (+),
banyak perkusi timpani (+), nyeri tekan
 BAB (-) regio epigastrik (-) dan
 Makan (+) ± 5 sendok setiap hipokondria dextra (-), shifting
makan disertai makan buah- dullnes (+)
buahan (+)  Ekstremitas superior dan inferior :
 Minum susu (+) akral hangat (+), CRT < 2 detik
Senin, 24 Januari 2022
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Darah Lengkap

1. Hemoglobin (HGB) 12 gr/dl 11.0 – 14.5  

2. Eritrosit (RBC) 4.48 106/µL 3.8 – 5.8  

3. Leukosit (WBC) 4.1 103/µL 4.5 – 13.5  

4. Trombosit 32 103/µL 154 – 442 Menurun

5. Hematokrit (HCT) 33.3 % 37 – 54  

Hitung Jenis Leukosit

1. Neutrofil 32.3 % 40 – 70 Menurun

2. Limfosit 49.9 % 22 – 40 Meningkat

3. Monosit 13.5 % 4–8 Meningkat

4. Eosinofil 2.4 % 2–4  

5. Basofil 1.8 % 0–1  

Index Eritrosit

1. MCV 74.3 fL 80 – 100  

2. MCH 26.7 pg 27 – 34  

3. MCHC 35.9 gr/dl 32 – 36  

4. RDW-CV 11.6 % 11 – 16  
Selasa, 25 Januari 2022
S O A P
 Tangan dan kaki teraba hangat  KU : Sakit sedang Demam berdarah dengue  Pemeriksaan penunjang
 Demam (-)  GCS : 456 (DBD) derajat 1 darah lengkap
 Lemas (-) Pemeriksaan TTV :
 Pusing (-)  TD : 105/65 mmHg
 Mual (-), muntah (-)  HR : 92 x/menit
 Sesak (-)  RR : 22 x/menit
 Nyeri ulu hati (-)  Suhu : 36.4oC
 Nyeri otot, persendian dan area  BB : 24 kg
mata (-) Pemeriksaan Fisik :
 Mimisan (-), gusi berdarah (-)  Regio thoraks : DBN
 BAK (+) lancar, dalam jumlah  Regio abdomen : cembung (+), perkusi
banyak timpani (+), nyeri tekan regio epigastrik
 BAB (-) (-) dan hipokondria dextra (-), shifting
 Makan (+) ± 5 sendok setiap dullnes (+)
makan.  Ekstremitas superior dan inferior : akral
 Minum susu (+) hangat (+), CRT < 2 detik
Selasa, 25 Januari 2022
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Darah Lengkap

1. Hemoglobin (HGB) 11.7 gr/dl 11.0 – 14.5  

2. Eritrosit (RBC) 4.35 106/µL 3.8 – 5.8  

3. Leukosit (WBC) 5.4 103/µL 4.5 – 13.5  

4. Trombosit 78 103/µL 154 – 442 Meningkat

5. Hematokrit (HCT) 32.6 % 37 – 54  

Hitung Jenis Leukosit

1. Neutrofil 33.7 % 40 – 70 Menurun

2. Limfosit 50.9 % 22 – 40 Meningkat

3. Monosit 10.9 % 4–8 Meningkat

4. Eosinofil 2.8 % 2–4  

5. Basofil 1.6 % 0–1  

Index Eritrosit

1. MCV 74.9 fL 80 – 100  

2. MCH 26.9 pg 27 – 34  

3. MCHC 35.9 gr/dl 32 – 36  

4. RDW-CV 11.9 % 11 – 16  
03.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI INFEKSI VIRUS DENGUE

Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae melalui perantara nyamuk Aedes aegypti
atau Aedes albopictus.

Infeksi virus dengue mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi


yakni, demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengue
yang disertai renjatan atau sindrom syok dengue (SSD)
EPIDEMIOLOGI

Penyakit dengue terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis dengan sekitar Diperkirakan setiap tahun sekitar 50

2,5 miliyar penduduk yang mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit ini. juta manusia terifeksi virus dengue
yang 500.000 diantaranya
memerlukan rawat inap, dan hampir
90% dari pasien rawat inap adalah
anak-anak

Asia Tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 miliyar merupakan daerah
endemis. Indonesia, Bangladesh, India, Maladewa, Myanmar, Sri Lanka, Thailand,
dan Timor Leste termasuk negara hiperendemik infeksi virus dengue.
ETIOLOGI INFEKSI VIRUS DENGUE

Transmisi virus tergantung dari faktor biotik dan abiotik : Virus dengue
 Faktor biotik adalah faktor virus, vektor nyamuk, dan pejamu manusia  Virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae
 Faktor abiotik adalah suhu lingkungan, kelembaban, dan curah hujan  Komponen genetik : Ribonucleic Acid (RNA)
 Terdiri dari empat serotipe : DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4

Vektor : Stegomiya aegipty dan Stegomiya albopictus Pejamu : manusia


 mempunyai afinitas tinggi untuk menggigit manusia (antropofilik)  Kerentanan untuk timbulnya penyakit pada individu ditentukan oleh
 Dapat menggigit lebih dari satu indivitu (multiple-bite) untuk memenuhi status imun dan faktor genetik pejamu
kebutuhan nutrisinya
PATOGENESIS INFEKSI VIRUS DENGUE
Gigitan nyamuk Aedes sp ke manusia

Transmisi virus dengue ke aliran darah manusia

Virus akan menginfeksi sel dendritik

Interaksi sel dendritik dengan virus dengue menyebabkan pelepasan sitokin proinflamasi

Sel dendritik yang terinfeksi juga berperan sebagai APC yang akan bermigrasi ke kelenjar
getah bening dan mengaktivasi limfosit T CD4+ dan CD8+ (sel T)

Aktivasi sistem imun tersebut bertanggung jawab terhadap timbulnya tanda dan gejala
infeksi virus dengue
MANIFESTASI KLINIS INFEKSI VIRUS
DENGUE
DIAGNOSA LABORATORIUM INFEKSI VIRUS
DENGUE
ISOLASI VIRUS DETEKSI ANTIGEN VIRUS
 Metode inokulasi pada nyamuk, kultur sel nyamuk atau pada sel mamalia  Dengan pemeriksaan NS-1 antigen virus dengue (NS-1 dengue antigen)
 Isolasi virus hanya dapat dilakukan pada enam hari pertama demam  Terdeteksi sejak hari pertama demam dan menghilang setelah 5 hari,
sensitivitas tinggi pada 1-2 hari demam

DETEKSI ASAM NUKLEAT VIRUS DETEKSI SEROLOGI IG-G DAN IG-M ANTI DENGUE
 Dideteksi melalui pemeriksaan Reverse Transcriptase Polymerase Chain  Pada infeksi dengue primer, Ig-G anti dengue muncul lebih lambat
Reaction (RT-PCR) dibandingkan dengan Ig-M anti dengue.
 Hasil positif bila sediaan diambil pada enam hari pertama demam  Pada infeksi sekunder, Ig-G anti dengue muncul lebih cepat.
DIAGNOSA LABORATORIUM INFEKSI VIRUS
DENGUE
PARAMETER HEMATOLOGI NILAI HEMATOKRIT
 Hitung leukosit  Peningkatan hematokrit > 20%
 Nilai hematokrit
 Jumlah trombosit

HITUNG LEUKOSIT JUMLAH TROMBOSIT


Pada awal fase demam, hitung leukosit dapat normal atau dengan peningkatan  Trombositopenia < 100.000/µL dapat ditemukan pada DD dan selalu
neutrofil. Perubahan jumlah leukosit (<5000 sel/mm3) dan rasio antara ditemukan pada DBD
neutrofil dan limfosit (neutrofil < limfosit)  Umumnya ditemukan pada hari sakit ketiga sampai delapan dan kembali
normal saat fase kovalesens
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS
DEMAM DENGUE
 Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.
 Manifestasi perdarahan baik spontan, seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji torniquet positif.
 Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
 Dijumpai pada kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah.
 Leukopenia < 4000 sel/mm3
 Trombositopenia < 100.000/mm3
Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih tanda dan gejala
lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS
DEMAM BERDARAH DENGUE
 Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua).
 Manifestasi perdarahan baik spontan, seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji torniquet positif.
 Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
 Dijumpai pada kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah.
 Hepatomegali
 Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala:
1. Peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemeriksaan awal atau dari data populasi menurut usia.
2. Ditemukan adanya efusi pleura, asites.
3. Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
 Trombositopenia < 100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis DBD.
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS
WARNING SIGN
KLINIS :
 Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
 Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
 Muntah yang menetap
 Letargi, gelisah
 Perdarahan mukosa
 Pembesaran hati
 Akumulasi cairan
 Oliguria
LABORATORIUM :
 Peningkatan kadar hematokrit bersamaan dengan penurunan cepat jumlah trombosit
 Hematokrit awal tinggi
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS
SINDROM SYOK DENGUE (SSD) DEKOMPENSASI :
 Memenuhi kriteri diagnosi DBD  Takikardia
 Ditemukan tanda dan gejala syok hipovolemik baik yang terkompensasi  Hipotensi (sistolik dan diastolik turun)
maupun yang dekompensasi  Nadi cepat dan kecil
TERKOMPENSASI :  Pernapasan Kusmaull atau hiperpne
 Takikardia  Sianosis
 Takipnea  Kulit lembab dan dingin
 Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) <20 mmHg  Profoud shock: nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
 Waktu pengisian kapiler atau CRT <2 detik
 Kulit dingin
 Produksi urin (urine output) menurun, < 1 ml/kgBB/jam
 Anak gelisah
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS
Expanded Dengue Syndrome (EDS)
Memenuhi kriteria DD dan DBD baik disertai syok maupun tidak, dengan
manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan manifestasi klinis yang tidak
biasa, seperti tanda dan gejala:
 Kelebihan cairan
 Gangguan elektrolit
 Ensefalopati
 Ensefalitis
 Perdarahan hebat
 Gagal ginjal akut
 Haemolytic uremic syndrome (HUS)
 Gangguan jantung: gangguan konduksi, miokarditis, perikarditis
 Infeksi ganda
KRITERIA DIAGNOSIS LABORATORIUM
PROBABLE DENGUE CONFIRMED DENGUE
 Apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil pemeriksaan serologi anti  Apabila diagnosi klinis diperkuat dengan deteksi genome virus dengue
dengue. dengan pemeriksaan :
1. RT-PCR
2. Antigen dengue pada pemeriksaan NS1
3. Didapatkan serokonversi pemeriksaan IgG dan IgM (dari negarif
menjadi positif)
TRIASE
TATALAKSANA RAWAT INAP
Pengobatan DBD bersifat simtomatis dan suportif, terapi suportif berupa penggantian cairan yang merupakan pokok utama dalam tatalaksana DBD. penggantian
cairan ditujukan untuk mencegah timbulnya syok akibat adanya perembesan plasma saat memasuki fase kritis.
 TERAPI CAIRAN
Berikan cairan rumatan (maintenance)
JENIS CAIRAN :
 Cairan kristaloid isotonik seperti ringer laktat, ringer asetat, atau asering merupakan cairan pilihan untuk pasien DBD.
 Pemberian cairan hipotonik seperti NaCl 0.45% tidak dianjurkan, kecuali bagi pasien usia < 6 bulan.
JUMLAH CAIRAN :
 Volume cairan yang diberikan disesuaikan dengan berat badan (BB), kondisi klinis dan temuan laboratorium.
 Pada DBD → jumlah cairan yang diberikan diperkirakan sebesar pemberian cairan rumatan (maintenance) ditambah dengan perkiraan defisit cairan 5%.
TATALAKSANA RAWAT INAP

Rumatan +
BB Ideal (kg) Rumatan (mL) Defisit 5%
Kecepatan
(mL) Jumlah Cairan
(mL/kgBB/jam)
5 500 750
½ rumatan 1,5
10 1.000 1.500
Rumatan 3
15 1.250 2.000
Rumatan + Defisit 5% 5
20 1.500 2.500
Rumatan + Defisit 7% 7
25 1.600 2.850
Rumatan + Defisit 10% 10
30 1.700 3.200
TATALAKSANA RAWAT INAP
 ANTIPIRETTIK
 Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan bila suhu >38oC dengan interval 4-6 jam
 Hindari pemberian aspirin/NSAID/ibuprofen
 Lakukan kompres hangat
 PEMBERIAN NUTRISI
 Apabila pasien masih masih bisa minum, dianjurkan minum yang cukup, terutama cairan yang mengandung elektrolit
TATALAKSANA
SYOK
TERKOMPENSASI
TATALAKSANA
SYOK
DEKOMPENSASI
TANDA-TANDA PENYEMBUHAN
 Frekuensi nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas stabil
 Suhu badan normal
 Tidak dijumpai perdarahan baik eksternal maupun internal
 Nafsu makan membaik
 Tidak dijumpai muntah maupun nyeri perut
 Volume urin cukup
 Kadar hematorit stabil pada kadar basal
 Ruam konvalesens pada ekstremitas, ditemukan pada 20%-30% kasus
04.
PEMBAHASAN
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS
DEMAM BERDARAH DENGUE
 Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua).
 Manifestasi perdarahan baik spontan, seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, Diagnosis demam berdarah dengue

hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji torniquet positif. (DBD) derajat 1 ditegakkan
 Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital. berdasarkan kesesuaian antara gejala
 Dijumpai pada kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah. klinis, hasil pemeriksaan fisik, dan
 Hepatomegali hasil pemeriksaan penunjang pasien
 Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala: dengan kriteria diagnosis klinis
1. Peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemeriksaan awal atau dari data populasi menurut usia. demam berdarah dengue yang tertera
2. Ditemukan adanya efusi pleura, asites. pada boks B serta klasifikasi WHO
3. Hipoalbuminemia, hipoproteinemia tentang infeksi dengue dan tingkat
 Trombositopenia < 100.000/mm 3
keparahan DBD
Apabila ditemukan gejala demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis DBD.
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS

Diagnosis demam berdarah dengue


(DBD) derajat 1 ditegakkan
berdasarkan kesesuaian antara gejala
klinis, hasil pemeriksaan fisik, dan
hasil pemeriksaan penunjang pasien
dengan kriteria diagnosis klinis
demam berdarah dengue yang tertera
pada boks B serta klasifikasi WHO
tentang infeksi dengue dan tingkat
keparahan DBD
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS TEORI
 Demam tinggi yang muncul secara mendadak selama 3 hari berturut-turut  Manifestasi klinis infeksi virus dengue dimulai dengan demam tinggi,
 Selain itu, pasien mengeluhkan pusing, nyeri pada area mata, dan rasa pegal mendadak, kontinua, kadang bifasik, dan berlangsung antara 2-7 hari
pada tubuh.

TEORI TEORI
 Demam dapat disertai dengan mialgia, artralgia, mual, muntah, fotofobia,  Munculnya berbagai bentuk tanda dan gejala infeksi virus dengue
dan nyeri retroorbital pada saat mata digerakkan atau ditekan. disebabkan oleh pelepasan sitokin pro-inflamasi yang berlebih sebagai
 Gejala lain : nyeri epigastrik, nyeri abdomen difus, kadang disertai sakit bentuk pertahanan sistem imunitas terhadap virus dengue.
tenggorok
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS

AMNESIS TEORI
Pada hari ke-4 sakit, demam yang dialami pasien mengalami penurunan diikuti  Penurunan suhu merupakan tanda dimulainya fase kritis, dimana terjadi
dengan pengeluaran keringat serta tangan dan kaki terasa dingin. puncak kebocoran plasma yang dapat menyebabkan syok hipovolemi.

TEORI  Meskipun akral dingin merupakan salah satu tanda-tanda syok yang
 Ekstremitas pasien yang teraba dingin saat demam turun merupakan bentuk menunjukkan vasokontriksi perifer, namun tanda lain tidak didapatkan pada
gangguan ringan pada sistem sirkulasi akibat kebocoran plasma yang tidak pasien.
berat.  Hal ini didukung dengan hasil pemeriksaan fisik pada pasien.
 Kondisi ini juga dapat disertai dengan perubahan pada laju nadi dan tekanan
darah.
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK SINDROM SYOK DENGUE (SSD)
 Tekanan darah : 94/71 mmHg  Memenuhi kriteri diagnosi DBD
 Nadi : 112 kali/menit  Ditemukan tanda dan gejala syok hipovolemik baik yang terkompensasi
 Laju pernafasan : 24 kali/menit maupun yang dekompensasi
 Suhu : 37.8oC TERKOMPENSASI :
 SpO2 : 99% room air  Takikardia
 CRT : < 2 detik  Takipnea
 Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) <20 mmHg
 Waktu pengisian kapiler atau CRT >2 detik
 Kulit dingin
 Produksi urin (urine output) menurun, < 1 ml/kgBB/jam
 Anak gelisah
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK TEORI


 Manifestasi perdarahan pada pasien ditunjukkan melalui hasil uji torniquet  Manifestasi perdarahan baik spontan, seperti petekie, purpura, ekimosis,
yang positif. epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa
 Didapatkan 17 ptekie muncul dalam area 3 cm x 3 cm uji torniquet positif.

TEORI
 Perdarahan ringan pada kasus DD dan DBD terjadi karena rapuhnya
dinding kapiler sebagai akibat dari trombositopenia, infeksi virus dengue
pada sel endotel, dan peningkatan konsentrasi sitokin pro-inflamasi yang
mengganggu integritas pembuluh darah.
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP TEORI (PLASMA LEAKAGE)


 Nilai hematokrit (HCT) mencapai 45.4%.  Peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemeriksaan awal atau dari data
 Trombosit 60.000/µL (N: 154 – 442 x 103/µL). populasi menurut usia.
 Leukosit 7100/µL  Ditemukan adanya efusi pleura, asites.
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia

 Peningkatan HCT sebesar >20% tidak dapat dievaluasi berdasarkan hasil  Trombositopenia < 100.000/mm3
pemeriksaan karena tidak diketahui nilai HCT pasien dalam keadaan normal
 Sedangkan, pemeriksaan kadar albumin dan natrium tidak dilakukan pada
pasien.
05.
PENUTUP
KESIMPULAN

Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus melalui perantara nyamuk Aedes sp. dan menimbulkan spektrum manifestasi
klinis yang luas.

Diagnosis demam berdarah dengue (DBD) derajat 1 pada pasien ditegakkan


berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
menunjukkan kesesuaian dengan kriteria diagnosis DBD.
SARAN

Sebagai dokter umum, diperlukan pengetahuan terkait spektrum manifestasi klinis infeksi virus dengue serta pemeriksaan penunjang
yang diperlukan untuk dapat menegakkan diagnosis dan memberikan tatalaksana secara tepat dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadinegoro, S.R., Ismoedijanto Moedjidto, dan Alex Chairulfatah. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus

Dengue pada Anak. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

2. Martina, B.E., P. Koraka, and A.D. 2009. Osterhaus, Dengue virus pathogenesis: an integrated view. Clin Microbiol Rev. 22(4): p.

564-81.

3. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2018. Situasi Penyakit Demam Berdarah di Indonesia Tahun 2017.

4. WHO. 2011. Comprehensive Guideline for Prevention and Control of Dengue and Dengue Hemmorhagic Fever, Revised and

Expanded Edition.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai