Kompleks
dr. Marsya Yulinesia Loppies
BAB I LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Umur 09 bulan
Ruangan Anak
Anamnesis
Diperoleh dari allo-anamnesis (Ibu Kandung)
Pasien datang dibawa oleh orang tua dengan keluhan kejang yang
terjadi kurang lebih 4 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang terjadi
dirumah <5 menit, ibu pasien mengaku saat kejang mata mendelik ke
atas, kaku pada seluruh tubuh pasien dan kedua tangan mengepal.
Setelah pasien sadar, pasien menangis. Setelah kurang lebih 30 menit
pasien Kembali kejang dengan Gerakan yang sama berlangsung kurang
lebih 10 menit. Ibu pasien mengaku pasien pernah mengalami kejang
sebelumnya pada bulan september dan pasien sempat dirawat di RS.
Keluhan lain, ibu pasien juga mengeluhkan demam yang dirasakan sejak
kurang lebih 15 jam sebelum masuk rumah sakit, demam naik turun
yang disertai bertumbuhnya gigi pasien , menggigil (-). Pilek (-), batuk
(-), mual/muntah (-), makan/minum baik, BAK (+) baik, BAB (+) baik
Vital Sign
a. Nadi : 135 x/menit
b. Penapasan : 26 x/menit
c. Suhu : 37,7 °C
d. SpO2 : 97% room air
Antropometri
a. BB : 7 Kg
b. PB : 62 cm
c. LK : 44 cm
d. BB/U : 0 SD sd -2 SD (Normal)
e. PB/U : <-3 SD (Perawakan sangat
pendek/kerdil)
f. BB/PB : 1 SD (Normal)
g. LK/U : 1 SD (normocepal)
Kesimpulan: Gizi baik dengan perawakan pendek
Lab : Darah lengkap (02/12/2022)
Selama hamil, ibu pasien mengaku tidak memeriksakan kehamilan baik ke dokter atau ke bidan. Ibu tidak pernah mendapat vitamin, pil
penambah darah dan imunisasi TT. Asupan nutrisi ibu selama hamil dirasa ibu cukup. Riwayat hipertensi dan diabetes selama kehamilan (-),
merokok selama kehamilan (-), konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan selama kehamilan (-), riwayat infeksi selama kehamilan (-),
riwayat trauma selama kehamilan (-), muntah (+).
Pasien lahir spontan dari ibu G2P1A0, pasien lahir spontan di rumah dan di tolong mama biang. Berdasarkan keterangan ibu, saat lahir
anak langsung menangis, kulit kemerahan, berat badan lahir (-), Panjang badan lahir (-), Lingkar kepala (-), bayi tidak dilakukan
antropometri. APGAR Score tidak dinilai, Ballard skor tidak dinilai. Bayi tidak diberikan suntikan vitamin k1 segera setelah lahir, imunisasi
HB0 belum diberikan. Pasien mendapat ASI dan sufor sejak kecil, di usia 6 bulan pasien mulai diberikan MPASI
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status gizi bayi gizi baik dengan perawakan pendek, pemeriksaan head to toe dalam batas normal. Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan leukositosis dan anemia mikrositik hipokrom.
Diagnosis DD
Kejang Demam Kompleks + Febris et
causa Bacterial Infection + Anemia Infeksi Intracranial
Ringan
Gangguan elektrolit
Planning
Suhu : 36,8 oC
SpO2 : 96%
Sabtu, 03/12/2022
HP+1 BB: 7 kg
A:
Follow up
Hari/Tanggal/
SOA Planning
Tahun
S : Pasien tenang, minum ASI baik, demam (-), batuk (-), - IVFD D5 ¼ NS 700 ml/24 jam
pilek (-), mual/muntah (-), BAB (+) 1x tadi pagi
konsistensi lunak warna hijau kekuningan, BAK (+). - Inj. Paracetamol 105 mg/4
jam/IV
O : KU : sedang
- Inj. Ceftriaxone 360 mg/12
Nadi : 136 x/menit jam/IV
A:
Follow up
Hari/Tanggal/
SOA Planning
Tahun
S : Pasien tenang, minum ASI baik, demam (-) terakhir kemarin sore di - Cefixime 2 x 5 ml
sertai kejang <5 menit, batuk (-), pilek (-), mual/muntah (-), BAB (+) 1x
tadi pagi konsistensi lunak warna hijau kekuningan, BAK (+). - Paracetamol 3 x 4 ml
RR : 28 x/menit
Suhu : 36,8 oC
SpO2 : 96%
Senin, 05/12/2022
HP+3 BB: 7 kg
A:
Kejang demam anak
EPIDEMIOLOGI
Etiologi kejang demam ANAK
FAKTOR RESIKO KEJANG DEMAM ANAK
Klasifikasi kejang demam
Perbedaan KDS DAN KDK
KDS KDK
Defisit Neurologis - ±
Riwayat Keluarga ± ±
DIAGNOSIS KEJANG DEMAM
DIAGNOSIS KEJANG DEMAM
DIAGNOSIS KEJANG DEMAM
PEMERIKSAAN PENUNJANG
tatalaksana kejang demam
Tatalaksana saat kejang
Pada umumnya kejang berlangsung singkat (rerata 4 menit) dan pada waktu pasien
datang, kejang sudah berhenti
Apabila saat pasien datang dalam keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk
menghentika
Dosis diazepam IV adalah kejangperlahan-lahan
0,2-0,5 mg/kg ada Diazepam intravena
dengan kecepatan 2 mg/mnt atau
dalam waktu 3-5 menit, dosis max 10 mg
Obat yang praktis dan dapat diberika orangtua di rumah (prehospital) adalah diazepam rektal
Diazepam rektal 5 mg untuk anak
Dosis: 0,5-0,75 mg/kg 10 mg untuk BB ≥12 kg
dengan BB <12 kg
Bida belum berhenti, dapat diulang dengan interval waktu 5 menit, bila setelah 2x pemberian
diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke RS
Di RS dapat diberikan diazepam IV, jika kejang masih berlanjut, lihat alogaritma tatalaksana
status epileptikus
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari indikasi terapi
antikonvulsan profilaksis
Pemberian obat pada saat demam
Antipiretik
baik
2. Beritahu cara penangan kejang
3. Memberi informasi mengenai
kemungkinan kejang kembali
4. Pemberian obat profilaksis untuk
cegah berulangnya kejang tapi
harus ingat efek samping obat
Beberapa hal yang harus dikerjakan
bila anak kejang
● Tetap tenang dan tidak panik
● Longgarkan pakaian terutama di sekitar leher
● Bila anak tidak sadar posisikan miring; bila muntah bersihkan
● Bila lidah tergigit (jarang) jangan masukan susatu kedalam mulut
● Ukur suhu, observasi dan catat bentuk dan lama kejang
● Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang
● Diazepam rektal bila kejang >5 menit. Jangan beri bila kejang berhenti. Hanya
boleh 1x oleh ortu
● Ke dokter/RS bila kejang ≥ 5 menit; suhu >40oC; kejang tidak berhenti dengan
diazepam rektal; kejang fokal; setelah kejang anak tidak sadar/ terdapat
kelumpuhan
BAB III Diskusi
Anamnesis
• kejang (2 kali, berulang kurang dari 24
jam, lama kejang 5 menit dan 10 menit,
setelah kejang pasien menangis)
• panas yang mendadak tinggi
Teori
Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :
• Kejang lama > 15 menit
• Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului
kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.5
Diskusi
Pemeriksaan Fisik
Kami dapatkan suhu 37,2oC per axiler. Tidak
didapatkan reflek patologis maupun meningeal
sign
Teori
Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures (1980), kejang demam
adalah suatu kejadian pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan
dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti
adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. 3 Kejang demam harus
dibedakan dengan epilepsi, yaitu ditandai dengan kejang berulang tanpa
demam.2 Definisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyakit saraf
seperti meningitis, ensefalitis atau ensefalopati. Bila anak berumur kurang dari 6
bulan atau lebih dari 5 tahun menaglami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain misalnya infeksi SSP atau epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada
kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi
Lekositosis 19.7 x 103/Ul sumber infeksi penyebab demam
Tatalaksana
Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu diberikan terapi cairan D5 ¼ NS 700
mL/24 jam untuk memenuhi kebutuhan cairan harian pasien, parasetamol 105
mg untuk mengatasi demam, kemudian diberikan juga ceftriazone 360
mg/12 jam/IV sebagai antibiotik untuk menangani infeksi bakteri.
Tatalaksana lain yaitu diazepam 1,4 mg/IV P.R.M jika terjadi kejang.
Pemberian diazepam ini digunakan sebagai obat potong kejang, antibiotik
karena adanya lekositosis.