Anda di halaman 1dari 42

Kejang Demam

Kompleks
dr. Marsya Yulinesia Loppies
BAB I LAPORAN KASUS
Identitas pasien

Nama An. AAB

Tanggal lahir 19 Februari 2022

Umur 09 bulan

Jenis kelamin Perempuan

Tanggal Masuk Rumah Sakit 02 Desember 2022

Ruangan Anak
Anamnesis
Diperoleh dari allo-anamnesis (Ibu Kandung)

 Keluhan Utama : Kejang

 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dibawa oleh orang tua dengan keluhan kejang yang
terjadi kurang lebih 4 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang terjadi
dirumah <5 menit, ibu pasien mengaku saat kejang mata mendelik ke
atas, kaku pada seluruh tubuh pasien dan kedua tangan mengepal.
Setelah pasien sadar, pasien menangis. Setelah kurang lebih 30 menit
pasien Kembali kejang dengan Gerakan yang sama berlangsung kurang
lebih 10 menit. Ibu pasien mengaku pasien pernah mengalami kejang
sebelumnya pada bulan september dan pasien sempat dirawat di RS.
Keluhan lain, ibu pasien juga mengeluhkan demam yang dirasakan sejak
kurang lebih 15 jam sebelum masuk rumah sakit, demam naik turun
yang disertai bertumbuhnya gigi pasien , menggigil (-). Pilek (-), batuk
(-), mual/muntah (-), makan/minum baik, BAK (+) baik, BAB (+) baik

 Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah dirawat dengan


keluhan serupa pada bulan September 2022

 Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang


Anamnesis
•Riwayat Kehamilan & Persalinan :
Selama hamil, ibu pasien mengaku tidak memeriksakan kehamilan baik ke dokter atau ke bidan. Ibu tidak pernah mendapat vitamin,
pil penambah darah dan imunisasi TT. Asupan nutrisi ibu selama hamil dirasa ibu cukup. Riwayat hipertensi dan diabetes selama
kehamilan (-), merokok selama kehamilan (-), konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan selama kehamilan (-), riwayat infeksi
selama kehamilan (-), riwayat trauma selama kehamilan (-), muntah (+).
Pasien lahir spontan dari ibu G2P1A0, pasien lahir spontan di rumah dan di tolong mama biang. Berdasarkan keterangan ibu, saat lahir
anak langsung menangis, kulit kemerahan, berat badan lahir (-), Panjang badan lahir (-), Lingkar kepala (-), bayi tidak dilakukan
antropometri. APGAR Score tidak dinilai, Ballard skor tidak dinilai. Bayi tidak diberikan suntikan vitamin k1 segera setelah lahir,
imunisasi HB0 belum diberikan.
•Riwayat Pemberian ASI :
Pasien mendapat ASI dan sufor sejak kecil, di usia 6 bulan pasien mulai diberikan MPASI.
•Riwayat Imunisasi :

Belum Tidak Belum Tidak Belum Tidak


Vaksin Jumlah Vaksin Jumlah Vaksin Jumlah
Pernah Tahu Pernah Tahu Pernah Tahu

BCG   X   Hib   X   Hep.A   X  

Hep.B   X   PVC   X   Varisela   X  

Polio   X   Influenza   X   HPV   X  

DPT   X   MMR   X   Lain-lain   X  

Campak   X   Tifoid   X   Lengkap   X  


Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis
a. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Composmentis

 Vital Sign
a. Nadi : 135 x/menit
b. Penapasan : 26 x/menit
c. Suhu : 37,7 °C
d. SpO2 : 97% room air
Antropometri
a. BB : 7 Kg
b. PB : 62 cm
c. LK : 44 cm
d. BB/U : 0 SD sd -2 SD (Normal)
e. PB/U : <-3 SD (Perawakan sangat
pendek/kerdil)
f. BB/PB : 1 SD (Normal)
g. LK/U : 1 SD (normocepal)
Kesimpulan: Gizi baik dengan perawakan pendek
Lab : Darah lengkap (02/12/2022)

  HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI HASIL

Eritrosit 4.99 x 106/mm3 4.0 – 5,5 Normal

Hemoglobin 11 g/dl 13.5 – 19.5 Menurun

Hematokrit 35% 36.0 – 50.0 Menurun

MCV 70.1 um3 82.0 – 92.0 Menurun

MCH 22 pg 27.0 – 31.0 Menurun

MCHC 31,4 g/DI 32.0 – 37.0 Menurun

Jumlah Trombosit 479 x 103/mm3 150 – 450 Meningkat

Jumlah Leukosit 19,7 x 103/mm3 6,0 – 10,0 Meningkat


Resume
Anak perempuan datang dibawa oleh orang tua dengan keluhan kejang yang terjadi kurang lebih 4 jam sebelum masuk rumah sakit,
kejang terjadi dirumah <5 menit, ibu pasien mengaku saat kejang mata mendelik ke atas, kaku pada seluruh tubuh pasien dan kedua tangan
mengepal. Setelah pasien sadar, pasien menangis. Setelah kurang lebih 30 menit pasien Kembali kejang dengan Gerakan yang sama
berlangsung kurang lebih 10 menit. Ibu pasien mengaku pasien pernah mengalami kejang sebelumnya pada bulan september dan pasien
sempat dirawat di RS. Keluhan lain, ibu pasien juga mengeluhkan demam yang dirasakan sejak kurang lebih 15 jam sebelum masuk rumah
sakit, demam naik turun yang disertai bertumbuhnya gigi pasien , menggigil (-). Pilek (-), batuk (-), mual/muntah (-), makan/minum baik,
BAK (+) baik, BAB (+) baik.

Selama hamil, ibu pasien mengaku tidak memeriksakan kehamilan baik ke dokter atau ke bidan. Ibu tidak pernah mendapat vitamin, pil
penambah darah dan imunisasi TT. Asupan nutrisi ibu selama hamil dirasa ibu cukup. Riwayat hipertensi dan diabetes selama kehamilan (-),
merokok selama kehamilan (-), konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan selama kehamilan (-), riwayat infeksi selama kehamilan (-),
riwayat trauma selama kehamilan (-), muntah (+).

Pasien lahir spontan dari ibu G2P1A0, pasien lahir spontan di rumah dan di tolong mama biang. Berdasarkan keterangan ibu, saat lahir
anak langsung menangis, kulit kemerahan, berat badan lahir (-), Panjang badan lahir (-), Lingkar kepala (-), bayi tidak dilakukan
antropometri. APGAR Score tidak dinilai, Ballard skor tidak dinilai. Bayi tidak diberikan suntikan vitamin k1 segera setelah lahir, imunisasi
HB0 belum diberikan. Pasien mendapat ASI dan sufor sejak kecil, di usia 6 bulan pasien mulai diberikan MPASI

Pada pemeriksaan fisik ditemukan status gizi bayi gizi baik dengan perawakan pendek, pemeriksaan head to toe dalam batas normal. Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan leukositosis dan anemia mikrositik hipokrom.
Diagnosis DD
Kejang Demam Kompleks + Febris et
causa Bacterial Infection + Anemia  Infeksi Intracranial
Ringan
 Gangguan elektrolit
Planning

 IVFD Dextrose D5 ¼ NS 700 mL/24


jam
 Injeksi Paracetamol 70 mg/6 jam
 Inj. Ceftriaxone 360 mg/12 jam/IV
 Injeksi Diazepam 1,4 mg.IV K/P bila
kejang
KIE : perawatan minimal 3 hari
Follow up
Hari/Tanggal/
SOA Planning
Tahun
S : Pasien tenang, minum ASI baik, demam (-) terakhir kemarin sore di - IVFD D5 ¼ NS 700 ml/24 jam
sertai kejang <5 menit, batuk (-), pilek (-), mual/muntah (-), BAB (+) 1x
tadi pagi konsistensi lunak warna hijau kekuningan, BAK (+). - Inj. Paracetamol 105 mg/4 jam/IV

O : KU : sedang - Inj. Ceftriaxone 360 mg/12 jam/IV

Nadi : 136 x/menit - Inj. Diazepam 1,4 mg/IV K/P bila


kejang
RR : 28 x/menit

Suhu : 36,8 oC

SpO2 : 96%
Sabtu, 03/12/2022
HP+1 BB: 7 kg

Pemfis : dalam batas normal 

A:

- Kejang demam kompleks

­- hiperpireksia et causa bacterial infection

 
Follow up
Hari/Tanggal/
SOA Planning
Tahun
S : Pasien tenang, minum ASI baik, demam (-), batuk (-), - IVFD D5 ¼ NS 700 ml/24 jam
pilek (-), mual/muntah (-), BAB (+) 1x tadi pagi
konsistensi lunak warna hijau kekuningan, BAK (+). - Inj. Paracetamol 105 mg/4
jam/IV
 O : KU : sedang
- Inj. Ceftriaxone 360 mg/12
Nadi : 136 x/menit jam/IV

RR : 28 x/menit - Inj. Diazepam 1,4 mg/IV K/P


bila kejang
Suhu : 36,8 oC
Minggu,
04/12/2022 SpO2 : 96%
HP+2
BB: 7 kg

Pemfis : dalam batas normal

A:

- Kejang demam kompleks

­- hiperpireksia et causa bacterial infection

 
Follow up
Hari/Tanggal/
SOA Planning
Tahun
S : Pasien tenang, minum ASI baik, demam (-) terakhir kemarin sore di - Cefixime 2 x 5 ml
sertai kejang <5 menit, batuk (-), pilek (-), mual/muntah (-), BAB (+) 1x
tadi pagi konsistensi lunak warna hijau kekuningan, BAK (+). - Paracetamol 3 x 4 ml

O : KU : sedang - ACC KRS

Nadi : 136 x/menit

RR : 28 x/menit

Suhu : 36,8 oC

SpO2 : 96%
Senin, 05/12/2022
HP+3 BB: 7 kg

Pemfis : dalam batas normal

A:

- Kejang demam kompleks

­- hiperpireksia et causa bacterial infection

 
Kejang demam anak
EPIDEMIOLOGI
Etiologi kejang demam ANAK
FAKTOR RESIKO KEJANG DEMAM ANAK
Klasifikasi kejang demam
Perbedaan KDS DAN KDK

KDS KDK

Tipe Kejang Umum Umum/Fokal

Durasi <15 menit >15 menit

Dalam 24 jam 1x >1x

Defisit Neurologis - ±

Riwayat Keluarga ± ±
DIAGNOSIS KEJANG DEMAM
DIAGNOSIS KEJANG DEMAM
DIAGNOSIS KEJANG DEMAM
PEMERIKSAAN PENUNJANG
tatalaksana kejang demam
Tatalaksana saat kejang

Pada umumnya kejang berlangsung singkat (rerata 4 menit) dan pada waktu pasien
datang, kejang sudah berhenti

Apabila saat pasien datang dalam keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk
menghentika
Dosis diazepam IV adalah kejangperlahan-lahan
0,2-0,5 mg/kg ada Diazepam intravena
dengan kecepatan 2 mg/mnt atau
dalam waktu 3-5 menit, dosis max 10 mg

Secara umum, penatalaksanaan kejang akut mengikuti alogaritma kejang


pada umumnya
Tatalaksana saat kejang

Obat yang praktis dan dapat diberika orangtua di rumah (prehospital) adalah diazepam rektal
Diazepam rektal 5 mg untuk anak
Dosis: 0,5-0,75 mg/kg 10 mg untuk BB ≥12 kg
dengan BB <12 kg

Bida belum berhenti, dapat diulang dengan interval waktu 5 menit, bila setelah 2x pemberian
diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke RS

Di RS dapat diberikan diazepam IV, jika kejang masih berlanjut, lihat alogaritma tatalaksana
status epileptikus

Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari indikasi terapi
antikonvulsan profilaksis
Pemberian obat pada saat demam

Antipiretik

● Tidak ditemukan bukti mengurangi


resiko kejang demam
● Dosis parasetamol: 10-15 mg/kg/x.
Tiap 4-6 jam
● Dosis ibuprofen: 5-10 mg.kg.x, 3-4x
seharu
Pemberian obat pada saat demam Antikonvulsan

● Antikonvulsan intermiten  Diberikan hanya saat


demam
● Profilaksis intermiten bila salah 1 faktor resiko:
● Kelainan neurologis berat (palse serebral)
● Berulang 4x/> dalam setahun
● Usia <6 bulan
● Kejang di suhu <39oC
● Episode kejang demam sebelumnya, suhu
meningkat cepat
● Diazepam oral 0,3 mg/kg/x atau rektal 0,5 mg/kg/x (5
mg untuk BB <12 kg; 10 mg untuk BB >12 kg), 3x
sehari
● Diazepam intermiten  48 jam pertama demam
Antikonvulsan
Pemberian obat pada saat demam
● Antikonvulsan rumat  Diberikan pada kasus
selektid dan jangka pendek
● indikasi:
● Kejang fokal
● Kejang lama > 15 menit
● Kalainan neurologi nyata sebelum dan
sesudah kejang
● Obat fenobarbital/asam valproat setiap hari
efektif dalam menurunkan resiko berulang
kejang
● Dosis asam valproat : 15-40 mg/kg/hari dibagi
dalam 2 dosisi
● Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
1. Yakinkan ortu bahwa kejang
demam umumnya prognosis
Edukasi orang tua

baik
2. Beritahu cara penangan kejang
3. Memberi informasi mengenai
kemungkinan kejang kembali
4. Pemberian obat profilaksis untuk
cegah berulangnya kejang tapi
harus ingat efek samping obat
Beberapa hal yang harus dikerjakan
bila anak kejang
● Tetap tenang dan tidak panik
● Longgarkan pakaian terutama di sekitar leher
● Bila anak tidak sadar  posisikan miring; bila muntah  bersihkan
● Bila lidah tergigit (jarang)  jangan masukan susatu kedalam mulut
● Ukur suhu, observasi dan catat bentuk dan lama kejang
● Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang
● Diazepam rektal bila kejang >5 menit. Jangan beri bila kejang berhenti. Hanya
boleh 1x oleh ortu
● Ke dokter/RS bila kejang ≥ 5 menit; suhu >40oC; kejang tidak berhenti dengan
diazepam rektal; kejang fokal; setelah kejang anak tidak sadar/ terdapat
kelumpuhan
BAB III Diskusi

Anamnesis
• kejang (2 kali, berulang kurang dari 24
jam, lama kejang 5 menit dan 10 menit,
setelah kejang pasien menangis)
• panas yang mendadak tinggi

Teori
Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :
• Kejang lama > 15 menit
• Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului
kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.5
Diskusi
Pemeriksaan Fisik
Kami dapatkan suhu 37,2oC per axiler. Tidak
didapatkan reflek patologis maupun meningeal
sign

Teori
Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures (1980), kejang demam
adalah suatu kejadian pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan
dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti
adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. 3 Kejang demam harus
dibedakan dengan epilepsi, yaitu ditandai dengan kejang berulang tanpa
demam.2 Definisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyakit saraf
seperti meningitis, ensefalitis atau ensefalopati. Bila anak berumur kurang dari 6
bulan atau lebih dari 5 tahun menaglami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain misalnya infeksi SSP atau epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada
kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi
Lekositosis 19.7 x 103/Ul sumber infeksi penyebab demam
Tatalaksana
Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu diberikan terapi cairan D5 ¼ NS 700
mL/24 jam untuk memenuhi kebutuhan cairan harian pasien, parasetamol 105
mg untuk mengatasi demam, kemudian diberikan juga ceftriazone 360
mg/12 jam/IV sebagai antibiotik untuk menangani infeksi bakteri.
Tatalaksana lain yaitu diazepam 1,4 mg/IV P.R.M jika terjadi kejang.
Pemberian diazepam ini digunakan sebagai obat potong kejang, antibiotik
karena adanya lekositosis.

Edukasi yang diberikan kepada keluarga mengenai penyakit ini adalah


bahwa kejang dapat timbul kembali jika pasien panas. Oleh karena itu,
keluarga pasien harus sedia obat penurun panas, termometer, dan kompres
hangat jika pasien panas. Dan perlu dijelaskan alasan pemberian obat rumatan
adalah untuk menurunkan resiko berulangnya kejang.
Daftar Pustaka
1. Arif Mansjoer., d.k.k,. 2000. Kejang Demam di Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapius FKUI. Jakarta.
2. Behrem RE, Kliegman RM,. 1992. Nelson Texbook of Pediatrics. WB
Sauders.Philadelpia.
3. Hardiono D. Pusponegoro, Dwi Putro Widodo dan Sofwan Ismail. 2006. Konsensus
Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta
4. Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis
Kesehatan Anak.Badan penerbit IDAI. Jakarta
5. Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Kejang Demam di Ilmu Kesehatan Anak 2. FKUI.
Jakarta.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai