Anda di halaman 1dari 36

Case Report

dr. Firdinand Nurdin, Sp. A., M.Kes., M.A.R.S


#TraditionalMedicineWorkshop

Identitas Pasien
Nama : Dafi Pratama
No. RM 435737
Tanggal Lahir : 25/07/2019
Umur : 3 tahun 28 hari
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Seputih Banyak
Tanggal Masuk RS : 22 Agustus 2022
Tanggal Pemeriksaan : 22 Agustus 2022

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

Anamnesa
Diambil secara alloanamnesis dengan nenek pasien

a. Keluhan Utama : Demam sejak 7 hari sebelum


masuk rumah sakit

b. Keluhan Tambahan : BAB cair

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

Anamnesa
Riwayat Penyakit Sekarang

Anak D rujukan dari klinik datang ke IGD RSUD Jend.


Ahmad Yani diantar oleh neneknya dengan keluhan
demam hari ke 7 disertai BAB cair.
Pada 7 hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien demam
tinggi, Demam sifatnya naik turun sepanjang hari, saat
dirumah suhu tubuh pasien mencapai 39ºC. Demam
tidak disertai dengan keluhan menggigil dan kejang.
BAB cair (-), muntah (-), BAK normal, jumlahnya
banyak dengan frekuensi seperti biasa. Terdapat
penurunan nafsu makan, namun minum dalam batas
normal. kemudian pasien dibawa oleh neneknya ke
puskesmas dan di berikan paracetamol sirup.
Pada 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien masih merasakan demam, dan hanya turun ketika minum obat.
Keluhan demam disertai BAB cair sebanyak 2X sehari, air lebih banyak dibanding ampas, lendir (-), darah (-).

Pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien demam tinggi, suhu mencapai 39ºC, BAB cair 3x sehari disertai
ampas, tanpa lendir mapun darah. Sehingga, keesokkan harinya, karena demam tidak kunjung turun, nenek
pasien membawa pasien ke klinik dan dilakukan tes darah. Didapatkan sedikit peningkatan pada leukosit.
Dikarenakan terdapat riwayat penyakit HIV pada kedua orang tua pasien sebelumnya, pasien dilakukan tes
serologi HIV dan didapatkan hasil positif, dan pasien langsung disarankan untuk ke RSUD Ahmad Yani.

Saat di IGD RSUD Ahmad Yani, suhu tubuh pasien 37,9ºC. setelah terpasang infus pasien diberikan cairan D5 ½
NS 6 tpm makro, injeksi paracetamol 90 mg extra. Selain itu, pasien di berikan zinc 1x1 cth dan Lbio 2x1
peroral.

Anamnesa
Riwayat Keluarga
Ibu dan Ayah pasien meninggal kaerena HIV aids.

Riwayat Ibu, Kehamilan dan Prenatal


Pemeriksaan di : Praktek dr kandungan
Frekuensi : Trimester I : 1x
Trimester II : 1x
Trimester III : 2x
Keluhan Selama Kehamilan : Tidak ada.
Obat yag dikonsumsi : Vitamin teratur, Asam folat tidak teratur, Obat lainnya (-)

Kesan : Ibu melakukan kontrol teratur dan cukup, namun meminum asam folat tidak teratur

Anamnesa
Riwayat Kelahiran
Lahir di : Bidan secara pervaginam
Cukup bulan / tidak : 38 minggu
Berat Badan 2700
Panjang Badan 49
Cacat : tidak ditemukan
Anak ke : 1

Kesan : Riwayat kelahiran dalam batas normal

Anamnesa
Riwayat imunisasi

Imunisasi Umur (Bulan)


Lahir 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hepatitis 0   1              
B
Polio 0 1 2              
BCG 1                  
DPT     1              
Campak                    

Kesan : Riwayat Imunisasi Tidak Lengkap


Riwayat Makanan
0-6 bulan : Sufor
6-18 bulan : sufor + MPASI
>18 bulan : sufor + MPASI

Kesan: Pemberian makanan anak sesuai dengan usia

Riwayat Perkembangan Pertumbuhan gigi : ± 15 bulan Tengkurap : ± 4 bulan


Duduk : ± 6 bulan
Berjalan : ± 18 bulan
Bicara : ± 20 bulan (berbicara 1-2 kata)

Kesan: Perkembangan anak sesuai usia


Riwayat Terapi
Saat di puskesmas, pasien diberikan paracetamol untuk penurun demam

Tanda – Tanda Vital


KU : Sakit Sedang
KS : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5 = 15
T : 38’C
TD : 89/50 mmHg
HR : 84x/mnt
RR : 26x/mnt
SpO2 : 97%

Status Gizi (Antropometri)


BB: 9 kg
PB: 79 cm
Status Gizi (Antropometri)
BB: 9 kg
PB: 79 cm

BB/U : Kurang dari -3 SD (Gizi Buruk)


TB/U : diantara -2 sd + 2 sd (panjang badan baik)
BB/TB : diantara -2 sd + 2 sd (gizi baik)
Status Generalis
Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh
Pucat : tidak pucat
Sianosis : tidak sianosis
Ikterus : tidak ikterus
Oedem : tidak oedem
Turgor : baik, segera kembali
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Status Generalis

Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh


Pucat : tidak pucat
Sianosis : tidak sianosis
Ikterus : tidak ikterus
Oedem : tidak oedem
Turgor : baik, segera kembali
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
- Kepala
Normocephal, rambut tidak lebat, rontok (-), wajah pucat (-), ubun-ubun tidak cekung dan tidak menonjol
- Mata
Conjungtiva palpebra anemis (-/-), Edema palpebra (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Telinga
Normotia, serumen (-), hiperemis (-), fistula (-), nyeri tekan tragus (-)
- Hidung
Simetris, PCH (-), epistaksis (-), secret (-), lesi (-)
- Bibir dan Rongga Mulut
sianosis (-), pucat (-), bibir kering (-), bibir sumbing, bibir kering (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher
Bentuk : simetris Trakea : di tengah, deviasi (-) KGB : tidak terdapat pembesaran.
- Thoraks
Ins : Pernafasan simetris, ictus cordis tidak terlihat, retraksi dinding dada (-), sianosis (-)
Pal : VF paru kanan = kiri, ictus cordis teraba
Per : Sonor pada seluruh lapang paru, batas jantung normal
Aus : Bunyi nafas vesikuler (+), ronki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I II regular, murmur (-), gallop (-)

- Abdomen
Ins : Simetris, distensi (-)
Aus : BU (+) Per : Timpani
Pal : Soepel, nyeri tekan superficial dan profundal (-), nyeri tekan flank (-), hepatosphlenomegali (-)

- Genitalia Eksterna
Jenis kelamin : Laki-Laki Lubang anus : Ada
- Thoraks
Ins : Pernafasan simetris, ictus cordis tidak terlihat, retraksi dinding dada (-), sianosis (-)
Pal : VF paru kanan = kiri, ictus cordis teraba
Per : Sonor pada seluruh lapang paru, batas jantung normal
Aus : Bunyi nafas vesikuler (+), ronki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I II regular, murmur (-), gallop (-)

- Abdomen
Ins : Simetris, distensi (-)
Aus : BU (+) Per : Timpani
Pal : Soepel, nyeri tekan superficial dan profundal (-), nyeri tekan flank (-), hepatosphlenomegali (-)

- Genitalia Eksterna
Jenis kelamin : Laki-Laki Lubang anus : Ada

- Extremitas
Akral hangat, sianosis (-/-), CRT <2s, edema (-), pergerakan aktif
- Pemeriksaan Penunjang Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Leukosit 15.31 103/µ L 5-10 Tinggi

Eritrosit 4.30 103/µL 4.37-5.63 Menurun

Hemoglobin 9.7 g/dL 14-18 Menurun


Hematokrit 30.0 % 41-54 Menurun
MCV 69.7 fL 80-92 Menurun
MCH 22.6 Pg 27-31 Menurun
MCHC 32.4 g/dL 32-36 Menurun
Trombosit 428 103/µ L 150-450 Normal

RDW 14.8 % 12,4-14,4 Tinggi


MPV 7.30 fL 7.3-9 Normal

GDS 120 Mg/d L <140 Normal


Pemeriksaan Laboratorium
Serologi HIV Positif

Diagnosa Banding
Suspect HIV + GEA Tanpa dehidrasi

Diagnosa Kerja
Suspect HIV + GEA Tanpa dehidrasi

Penatalaksanaan
IVFD D5% 1/4 NS 6 tpm makro
IV Ceftriaxone 2x400 mg
Oral paracetamol 3x1 cth
Zinc 1x1 cth
Lbio 2x1 sachet
Resume

An. Davi usia 3 tahun datang dengan keluhan demam hari ke 7 disertai BAB cair.
Demam sifatnya naik turun sepanjang hari, saat dirumah suhu tubuh pasien mencapai 39ºC.
Demam tidak disertai dengan keluhan menggigil dan kejang. Tiga hari SMRS pasien mengalami BAB cair
sebanyak 2X sehari, ampas (+), lendir, darah (-). Riwayat persalinan lahir secara pervaginam dengan BBL 2700
gram. Bayi menangis, tidak ada gangguan napas, sianosis, atau ikterus saat lahir, riwayat imunisasi tidak lengkap.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan dengan kesadaran compos mentis, suhu 38
C. pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit dan tes
serologi HIV positif. IVFD D5% 1/4 NS 6 tpm makro, IV Ceftriaxone 2x400 mg, Oral paracetamol 3x1 cth, Zinc
1x1 cth, Lbio 2x1 sachet.
Tempat/Waktu Subyektif Obyektif Assesment Planning
Follow Up  
 
Demam 7
hari BAB
KU:
Sakit
-febris
-GEA
- IVFD
D5%
  Cair 2x Sedang ½ NS 6
  KS: CM tpm
IGD TN: - PCT Fls
22 110x/menit 90
Agustus RR: mg
2022 26x/menit T: - Zinc 1x1
38’C SpO2: PO
97% -Lbio 2x1 PO

  Demam KU: -febris - IVFD


  (+) BAB Sakit -GEA D5%
Cair 2x Ringan ½ NS 6
Bangsal KS: CM tpm
23 TN: - IV
Agustus 129x/menit Ceftriaxo
2022 RR: ne 2x400
24x/menit T: gr
37,0’C Oral :
SpO2: 98% PCT 3x1
cth Zinc
3x1 Lbio
2x1
  Demam (-) KU: -febris - IVFD D5%
  BAB Cair Sakit -GEA ½ NS 6
Follow Up Bangsal (-) Ringan tpm Oral :
24 KS: CM Zinc
Agustus TN: 3x1
2022 95x/menit Lbio
RR: 3x1
22x/menit T:
36,9’C
SpO2: 97%
  Demam (-),
BAB cair
KU: Baik
KS: CM
-febris
- GEA
- IVFD D5%
½ NS X
Bangsal
(-) TN: tpm Oral :
25
65x/menit Zinc
Agustus
RR: 3x1
2022
22x/menit Lbio
T: 35,6’C 2x1
SpO2:
98%
Bangsal Pasien     - Lbio 2x1
25 dipulangka
Agustus n
2022
Saran Pemeriksaan

- Cek CD4
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang


ditularkan secara seksual (melalui hubungan seksual tanpa
pelindung), secara parenteral (melalui perlengkapan injeksi yang
digunakan bersama-sama atau melalui tranfusi darah/penerima
organ donor), atau dari ibu ke bayinya melalui penularan vertikal
(selama kehamilan, persalinan, atau menyusui).

(Elizabeth Haryanti. 2009).


Epidemiologi

Setiap hari terjadi 1800 infeksi baru pada anak umur kurang dari 15
tahun, 90% nya di Negara berkembang atau terbelakang dan
melalui penularan dari ibu ke anaknya.
(Akib, 2008)

13% kasus AIDS pada anak adalah penerima transfuse darah atau
komponennya, 5% diantaranya ternyata terinfeksi dalam
pengobatan hemophilia atau gangguan pembekuan darah yang lain.
(Akib, 2008)
Etiologi

Dikenal dua tipe HIV sebagai penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
Keduanya merupakan virus retrovirus dari famili lentivirus. Bila orang
menyebutkan HIV, umumnya yang dimaksud adalah HIV-1. Human
Immunodeficiency Virus-1 bertanggung jawab terhadap mayoritas infeksi
HIV di seluruh dunia.

Transmisi HIV dari ibu dengan HIV positif ke bayi disebut transmisi
vertikal dapat terjadi melalui plasenta pada waktu hamil (intrauterin),
waktu bersalin (intrapartum) dan pasca natal melalui air susu ibu (ASI).
(Suradi, 2003)
Klasifikasi\
berdasarkan manifestasi klinis
Manifestasi Klinis

Infeksi HIV yang mungkin pada anak, misalnya infeksi berulang seperti
pneumonia, oral thrush (terdapat eritem atau pseudomembran pada daerah
mulut, lidah dan pipi), parotitis kronik, limfadenopati generalisata, demam
berulang (>380c) lebih dari tujuh hari, herpes zoster, HIV dermatitis
(infeksi jamur di kulit, kuku atau kepala, diare persisten. Infeksi diperburuk
oleh gizi kurang atau buruk yang berakibat kehilangan berat badan secara
bertahap. Sementara itu infeksi yang khas HIV pada anak adalah
Pneumonia pneumosistis jiroveci, kandidosis esofagus, kriptokokosis
ekstrapulmoner dan infeksi salmonella invasif.
(Yunihastusti, Dkk., 2007)
Penegakan diagnosis

Menurut WHO, diagnosis HIV pada anak <18 bulan didasarkan pada
kriteria : tes virologi positif untuk HIV (atau komponennya, termasuk
antigen HIV-RNA, HIV-DNA, atau HIV p24). Tes virologi kedua
dilakukan tidak lebih dari empat minggu setelah kelahiran untuk
mengkonfirmasi diagnosis. (Suradi, 2003)

Diagnosis infeksi HIV pada anak >18 bulan dan orang dewasa didasarkan
pada : tes antibodi HIV positif, dan / atau tes virologi positif untuk HIV
(termasuk antigen HIV-RNA atau HIV-DNA atau HIV p24). Diagnosa
dikonfirmasi oleh tes antibodi dan / atau virologi yang telah dilakukan pada
kedua kalinya. (Suradi, 2003)
Kriteria pemberian
ART dengan kriteria
klinis
Regimen lini pertama yang di rekomendasikan untuk orang dengan HIV : 2
Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) + 1 Non-nucleoside
Reverse Transkriptase Inhibitor (NNRTI).

Dengan :
Langkah 1 : pilih 1 NRTI untuk dikombinasikan dengan 3TC (Lamivudin)
Obat dosis

Zidovudin (AZT) • <4 minggu : 4mg/kg/dosis, 2x/hari


• 4 minggu – 13 tahun : 180-240 mg/m2/dosis, 2x/hari
• Dosis maksimal : ≥13 tahun : 300 mg/dosis, 2x/hari
Stavudin (d4T) • <30 kg : 1 mg/kg/dosis, 2x/hari
• 30 kg atau lebih : 30 mg/dosis, 2x/hari
Abacavir (ABC) • <16 tahun atau <37,5 kg : 8 mg/kg/dosis, 2x/hari
• Dosis maksimal : >16 tahun atau >37,5 kg : 300 mg/dosis, 2x/hari
Dengan :
Langkah 2 : pilih 1 NNRTI

Obat NNRTI dosis

Nevirapine (NVP) • 15-30 hari : 5 mg/kg/dosis, 1x/hari selama seminggu, kemudian 160
mg/m2/dosis, 2x/hari, selama 2 minggu, kemudian 200 mg/m2/dosis,
2x/hari.
Efavirenz (EFV) • Kapsul (sirup)
• 10-25 kg : 200 mg 1x/hari
• 15-<20 kg : 250 mg 1x/hari
• 20-<25 kg : 300 mg 1x/hari
• 25-<33 kg : 350 mg 1x/hari
• 33-<40 kg : 400 mg 1x/hari
• Dosis maksimal :
• 40 kg : 600 mg
Pencegahan

Penularan HIV dari dari ibu ke bayi bisa dicegah melalui 4 cara, mulai saathamil, saat
melahirkan dan setelah lahir yaitu: penggunaan antiretroviral selama kehamilan, penggunaan
antiretroviral saat persalinan dan bayi yang baru dilahirkan, penggunaan obstetrik selama
selama persalinan, penatalksanaan selama menyusui (Huriyarti, 2014).
Pencegahan

Prognosis anak-anak pengidap HIV berbeda-beda sesuai stadium klinis dan terutama
persentase CD4 yang dimiliki sebelum mulai terapi ARV. Secara umum tercapainya stadium
ADIS pada anak lebih cepat pada orang dewasa.
Thank’s
www.traditionalmedicine.com

Anda mungkin juga menyukai