Anda di halaman 1dari 48

CASE REPORT

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG


DISUSUN OLEH :

Stevanio julio tadong oematan


1965050001

Pembimbing:
dr. Christine, Sp.A

ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
RS UKI
2020
Identitas Pasien
• Nama Lengkap : An. QN
• No. RM : 11204192
• Tanggal Lahir : 23 DESEMBER 2018
• Umur : 11 bulan 21 hari
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pendidikan : Belum Sekolah
• Alamat : Jl. Pondok Baru RT/RW 006/012, Kel. Pondok Bambu, Jakarta Timur
• Tanggal Masuk RS : 14 Desember 2019
• Tanggal Keluar RS : 17 Desember 2019
• Alloanamnesis dengan ibu kandung pasien pada tanggal 15 Desember
2019
• Keluhan Utama : Buang Air Besar Cair ± 3 hari SMRS
• Keluhan Tambahan : tidak ada
•Riwayat Penyakit Sekarang :

•Pasien datang dibawa oleh orangtuanya ke IGD RS UKI pada tanggal 14 Desember
2019 dengan keluhan buang air besar cair ± 3 hari SMRS. Ibu pasien mengaku bahwa
pasien sudah buang air besar cair sebanyak 4 kali dalam 1 hari ini, Buang air besar
cair disertai ampas sedikit, tidak disertai darah maupun lendir. Buang air besar
berwarna kuning kehijauan, tidak berbau busuk, dengan volume sekitar 1 gelas aqua
kecil. Pasien juga masih rewel saat dibawa ke IGD RS UKI, Ibu pasien mengaku pasien
masih mau untuk menyusui, tidak ada keluhan lainnya, keluhan pasien saat ini baru
pertama kali dirasakan oleh pasien dan riwayat imunisasi lengkap.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• - Riwayat Buang Air besar cair sebelumnya (-)
• - Tidak ada alergi makanan / obat

• Riwayat Penyakit Keluarga :


• Hipertensi, Diabetes, Jantung, Stroke, Ginjal, Asma, Kejang, dan TB
disangkal
• Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Pasien lahir normal di rumah bersalin dengan dibantu oleh bidan dan
dokter. Berat badan pasien saat lahir yaitu 2900 gram. Lalu ibu pasien
mengatakan panjang badan 49 cm dan lingkar kepala 30 cm ketika lahir.
Pasien langsung menangis saat baru lahir. Ibu pasien mengaku bahwa ketika
lahir, pasien lahir cukup bulan, pasien tidak mempunyai kelainan bawaan.

• Riwayat Lingkungan dan Sosial:


Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan seperti ini
• Riwayat Makanan:
Pasien masih mendapatkan ASI eksklusif
• Riwayat Tumbuh Kembang:
Pasien sudah bisa tengkurap, sudah bisa duduk, sudah bisa berdiri,
belum bisa bicara dan berjalan, sudah tumbuh gigi.
Riwayat Imunisasi :

Vaksin Dasar Umum lanjutan

BCG 0 bulan - -  -

DPT  2 bulan 3 bulan 4 bulan -

POLIO 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan -

CAMPAK 4 bulan -  -  -

HEPATITIS B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan -


Pemeriksaan Fisik
•Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
•Kesadaran : composmentis (GCS: E4M6V4)
 
Status Antropometri
•Berat Badan : 8.8 kg
•Tinggi Badan : 72 cm
 
Tanda Vital
•Tekanan darah : - mmHg
•Nadi: 132 kali/menit
•Suhu : 37,4 ºC
•Pernapasan: 30 kali/menit
•SpO₂ : 98%
Kepala dan Leher
• Kepala : Normochepali, rambut hitam pertumbuhan merata, ubun-
ubun besar menonjol
• Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil anisokor
refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+, palpebra normal
• Hidung : dalam batas normal
• Telinga : dalam batas normal
• Mulut : Mukosa bibir lembab
• Leher : Bentuk normal dan tidak ada pembesaran KGB
• Paru
• Inpeksi : Simetris
• Bentuk dada : Diameter anteroposterior > laterolateral
• Auskultasi : BND vesikuler, (-/-), Wheezing (-/-)
• Jantung
• Auskultasi : BJ 1 dan 2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)

• Abdomen
• Inspeksi : Tampak datar
• Auskultasi : Bising usus + 4x/ menit
• Palpasi : Supel, hepar tidak teraba membesar dan lien tidak teraba
membesar.
• Genitalia : Normal, tidak ada kelainan
• Ekstremitas : Akral dingin, CRT < 2 detik
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

Darah Perifer Hemoglobin 11* 14 – 16 g/dL

Lengkap Hematokrit 32.6* 40 – 48 %

Leukosit 8,7 5 – 10 ribu/uL

Trombosit 439* 150 – 400 ribu/uL

LED 40* < 20 mm/jam

MCV 73 82 – 92 /fL

MCH 25* 27- 31 pg

MCHC 34 32 – 36 g/dl

BASOFIL 0 0–1 %

EOSINOFIL 0 0–3 %

N BATANG 1* 2–5 %

N SEGMEN 51 50 -70 %

LIMFOSIT 42* 25 – 40 %

MONOSIT 6 2–8 %
RESUME
Pasien datang dibawa oleh orangtuanya ke IGD RS UKI pada tanggal 14
Desember 2019 dengan keluhan buang air besar cair ± 3 hari SMRS. Ibu
pasien mengaku bahwa pasien sudah buang air besar cair sebanyak 4 kali
dalam 1 hari ini, Buang air besar cair disertai ampas sedikit, tidak disertai
darah maupun lendir. Buang air besar berwarna kuning kehijauan, tidak
berbau busuk, dengan volume sekitar 1 gelas aqua kecil. Pasien juga masih
rewel saat dibawa ke IGD RS UKI, Ibu pasien mengaku pasien masih mau
untuk menyusui, tidak ada keluhan lainnya, keluhan pasien saat ini baru
pertama kali dirasakan oleh pasien dan riwayat imunisasi lengkap.
RESUME
Pasien lahir normal di rumah bersalin dengan dibantu oleh bidan dan
dokter. Tanda-tanda vital didapatkan nadi 132x/menit, suhu 37.4 C, RR
30x/menit, SpO2 98%. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
composmentis, crt < 2 detik, mukosa bibir lembab, mata tidak cekung, dan
konjungtiva anemis. Pemeriksaan Laboratorium didapatkan LED 40
mm/jam, Hb 11 mg/dL, Leukosit 8700 u/L, Trombosit 439000 u/L,
Hematokrit 32.6 %, g/dL, Natrium 135 mmol/L, Kalium 3,7mmol/L, clorida
100 mmol/L
• DIAGNOSA
Diare akut dehidrasi ringan sedang

• PENATALAKSANAAN
• IVFD : RL 30 tpm (mikro)
• Paracetamol syrup 80 mg (3 x 1) PO
• Zinc 20 mg (1 x 1) PO
FOLLOW UP PASIEN (15 Desember 2019)
Subjektif Objektif Assesment Planning
BAB cair (+), demam (+), KU : Tampak Sakit Sedang Diare akut dehidrasi IVFD : RL 30 tpm (mikro)
pasien rewel Kesadaran : composmentis ringan sedang
Nadi : 132 kali/menit Paracetamol syrup 80 mg (3 x 1)
RR: 45 kali/menit PO
Suhu : 38,0 ºC
SpO2 : 98% Zinc 20 mg (1 x 1) PO

BND vesikuler, BJ I reguler,


Rhonki (-), murmur (-),
supel,

LAB : GDS 93 mg/dL,


Golongan Darah AB/Rh (+)
FOLLOW UP PASIEN (16 Desember 2019)
Subjektif Objektif Assesment Planning
BAB lembek (+), demam KU : Tampak Sakit Sedang Konvulsif ec susp NS + Ca glukonas 10cc  550
(+), Kesadaran : Somnolen perdarahan cc/24 jam  5cc / jam
Nadi : 148 kali/menit intrakranial ec vit k - Puasa NGT
RR: 33 kali/menit deficiency bleeding - Vit K1 1mg IM
Suhu : 37,5 ºC - Ampisilin Sulbactam 2 x 150mg
SpO2 : 98% - Gentamicin 1 x 12 mg
Bronkovesikuler, BJ - Omeprazole 1 x 3 mg
I reguler, Rhonki (-), Wheezing - Bila kejang  Sibital loding dose
(-), supel, akral hangat
55,5 mg  2 x 10 mg (12 jam
kemudian)
EFFLORESENSI : Pada regio - Loading Nacl 0.9% 35 cc / 1 jam
1/3 distal krusis sinistra - PRC 50 cc + lasix 1.5mg
bagian medial tampak bula
kendur berjumlah multipel,
batas tegas, sebagian pecah
dengan dasar eritem akibat
pemberian Ca glukonas.
FOLLOW UP PASIEN (22 oktober 2019)
Subjektif Objektif Assesment Planning
BAB cair (-), demam (-). KU : Tampak sakit sedang Konvulsif ec susp NS + Ca glukonas 10cc  550
Kesadaran : Somnolen perdarahan cc/24 jam  5cc / jam
Nadi: 147 kali/menit intrakranial ec vit k - Puasa NGT
RR: 30 kali/menit deficiency bleeding - Ampisilin Sulbactam 2 x 150mg
Suhu : 36,9ºC - Gentamicin 1 x 12 mg
SpO2 : 98% - Omeprazole 1 x 3 mg
Bronkovesikuler, BJ - Bila kejang  Sibital loding dose
I reguler, Rhonki (-), Wheezing
(-), supel, akral hangat 55,5 mg  2 x 10 mg (12 jam
kemudian)
LABORATORIUM: - Loading Nacl 0.9% 35 cc / 1 jam
Hb 10.1 mg/dL, - PRC 50 cc + lasix 1.5mg
Leukosit 10.750/uL,
Trombosit 295000/uL,
Ht 29.4 %
Case Report
Diare akut dehidrasi ringan sedang
Definisi
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Epidemiologi

Diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25.2 % pada
anak usia 1-4 tahun

Pudjadi AH, Hegar B, Handryastuti S, et al. Pedoman Pelayanan Medis. Badan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Edisi
kedua. 2011.
Etiologi
• 6 golongan besar:
• 1. Infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit)
• 2. Malabsorpsi
• 3. Alergi
• 4. Keracunan
• 5. Imunodefisiensi
• 6. Penyebab lainnya
Klasifikasi
• Diare akut  < 14 hari
• Diare persisten / kronik  > 14 hari
Derajat Dehidrasi dalam Diare
Derajat Diare tanpa Diare Diare dehidrasi
Dehidrasi dehidrasi dehidrasi berat
ringan /
sedang
Bila terdapat dua tanda atau lebih
• 3 derajat dehidrasi:
• 1. Diare tanpa dehidrasi Keadaan Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai /
umum tidak sadar
• 2. Diare dengan dehidrasi
ringan/sedang Mata Tidak cekung cekung cekung
• 3. Diare dengan dehidrasi
berat Keinginan Normal, tidak Ingin minum Malas minum
untuk minum ada rasa haus terus, ada rasa
haus
Turgor Kembali Kembali Kembali
segera lambat sangat lambat
Anamnesis
• 1. Durasi diare, Frekuensi Diare dalam sehari, warna, lendir/darah
• 2. Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang
air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
• 3. Jumlah cairan yang masuk selama diare
• 4. Jenis makanan ydan minuman yang dikonsumsi selama diare,
mengonsumsi makanan yang tidak biasa
• 5. Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
Pemeriksaan Fisik
• 1. KU, Kesadaran, dan tanda vital
• 2. Tanda utama: KU  gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma,
rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
• 3. Tanda tambahan: Ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata,
mukosa bibir, mulut, dan lidah
• 4. Tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit 
Napas cepat (asidosis metabolik), kembung (hypokalemia), kejang
(hipo/hipernatremia).
• 5. Penilaian Derajat Dehidrasi
Pemeriksaan Penunjang
• 1. Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut  kecuali
ada tanda-tanda intoleransi laktosa / Amubiasis
• 2. Hal-hal yang dinilai dalam pemeriksaan tinja:
• Makroskopis  konsistensi, warna, lendir, darah, bau
• Mikroskopis  leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
• Kimia  pH, elektrolit (Na, K, HCO3)
Rencana Terapi Diare
• 1. Diare tanpa dehidrasi  Rencana Terapi A
• 2. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang  Rencana Terapi B
• 3. Diare dengan dehidrasi berat  Rencana Terapi C
Rencana Terapi A
Rencana Terapi A
Rencana Terapi B
Terapi Rencana B
Terapi Rencana C
Terapi Rencana C
5 Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS
DIARE)
• 1. Berikan Oralit
• 2. Tablet Zinc 10 hari berturut-turut
• 3. Teruskan ASI-makan
• 4. Berikan antibiotik secara selektif
• 5. Berikan nasihat pada ibu / keluarga
Oralit
• Campuran garam elektrolit (NaCl,
KCl, Trisodium sitrat hidrat, dan
glukosa anhidrat)
• Fungsi  mengganti elektrolit
yang terbuang saat diare
• Diberikan segera bila anak diare –
sampai diare berhenti
Oralit Lama vs Oralit Baru
• Oralit lama  mual dan muntah
• Bila stok oralit lama masih ada 
tetap bias digunakan
• Keuntungan:
• Mengurangi volume tinja hingga
25%
• Mengurangi mual-muntah hingga
30%
• Mengurangi secara bermakna
pemberian cairan melalui intravena
Zinc
• Fungsi  meningkatkan
kekebalan tubuh, mempercepat
penyembuhan , mencegah risiko
terulangnya diare selama 2-3
bulan setelah anak sembuh dari
diare
• Zinc diberikan satu kali sehari
selama 10 hari berturut-turut
meskipun diare sudah berhenti
Zinc
• Zinc aman dikonsumsi bersama oralit
• Tidak dianjurkan dilarutkan bersamaan  pemberian zinc dihentikan
bila diare berhenti
• Jika muntah  tetap diberikan dengan potongan lebih kecil sampai
satu dosis penuh
• Aturan pemberian Zinc:
• Balita umur < 6 bulan: ½ tablet (10mg)/hari
• Balita umur ≥ 6 bulan: 1 tablet (20mg)/hari
ASI
• ASI tidak menyebabkan diare  mencegah diare dan meningkatkan
system imunitas tubuh
• Anak < 2 tahun  kurangi susu formula, ganti dengan ASI
• Anak > 2 tahun  teruskan pemberisan susu formula
Antibiotik
• Antibiotik pada diare hanya diberikan jika ada indikasi  diare
berdarah, diare karena kolera dan diare yang disertai penyakit lain
• Antibiotik  resistensi kuman & membunuh flora normal tubuh,
gangguan fungsi ginjal, hati dan diare
• Tidak diberikan anti-diare  ↓ motilitas usus untuk mengeluarkan
kotoran atau racun, prolapses usus
• Resep antibiotik hanya boleh dikeluarkan oleh dokter
• Pada daerah terpencil, belum tersedia tenaga dokter  Bidan/perawat
boleh membuat resep antibiotik selama sudah mendapatkan pelatihan
tatalaksana diare seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Koreksi Gangguan Keseimbangan Asam Basa
& Elektrolit
• 1. HIPERNATREMIA (Na > 155 mEq/L)
• Pemberian dextrose 5% ½ salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari
10 mEq per hari  Edema otak
• 2. HIPONATREMIA (Na < 130 mEq/L)
• Rehidrasi dahulu  bila masih hiponatremia  koreksi Na
• = 125 – kadar Na serum x 0.6 x berat badan; diberikan dalam 24 jam
Koreksi Gangguan Keseimbangan Asam Basa
& Elektrolit
• 1. HIPERKALEMIA (K > 5mEq/L)
• Kalsium glukonas 10% sebanyak 0,5-1 ml/kg BB i.v secara perlahan-lahan
dalam 5-10 menit, monitor EKG
• 2. HIPOKALEMIA (K < 3,5 mEq/L)
• Bila kadar K 2,5 – 3,5  KCL 75 mEq/kgBB PO per hari dibagi dalam 3 dosis
• Bila kadar K < 2,5  KCL drip intravena
• Dosis 4 jam pertama : 3,5 – Kadar K terukur x BB x 0.4 + 2 mEq/KgBB/24 jam
• Dosis 20 jam berikutnya: 3,5 – kadar K terukur x BB x 0.4 + 1/6 x 2 mEq x BB
Edukasi
• Kembali ke Pusat Pelayanan Kesehatan bila  demam, tinja
berdarah, makan atau minum sedikit, diare makin sering, atau
belum membaik dalam 3 hari
• Langkah Promotif/Preventif:
• ASI tetap diberikan, kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan, BAB di
jamban, immunisasi campak, memberikan makanan penyapihan yang benar,
air minum bersih, selalu memasak makanan
Etiologi
1. Infeksi
2. Malabsorpsi
3. Alergi
4. Keracunan
5. Imunodefisiensi
6. Penyebab lainnya
JENIS DIARE
1. DIARE AKUT
2. DIARE KRONIK
DERAJAT DEHIDRASI DIARE
1. DIARE TANPA DEHIDRASI
2. DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
3. DIARE DEHIDRASI BERAT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai