Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERCULOSIS

PARU DI RUANG IHSAN RS BINA SEHAT KABUPATEN JEMBER

APLIKASI KLINIS KEPERAWATAN (AKK)

Oleh:

Fera Feroneka

NIM 182310101140

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL DAN BEDAH

Nama Mahasiswa : Fera Feroneka

NIM : 182310101140

Tempat Pengkajian : Ruang Ihsan

Tanggal : 30-11-2021

I. Identitas Klien

Nama : Tn. Edi Mulyono No. RM : 455637


Tanggal lahir : 24 Desember 1976 Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 29-11-2021
Pendidikan : SD Tanggal Pengkajian : 30-11-2021
Alamat : Jln. Raya Desa Sumber Informasi : Rekam medis dan keluarga
Langkap 2/5 pasien
Bangsalsari
II. Riwayat Kesehatan

1. Diagnosa Medik
TB Paru
2. Keluhan Utama:
Nyeri pada benjolan punggung, lemas dan pusing
3. Riwayat penyakit sekarang:
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya pada tanggal 17 November
2021 pasien dibawa ke IGD RS Bina Sehat dengan keluhan utama nyeri dada
dan keluhan tambahan yaitu batuk, penurunan berat badan, keringat dingin
dan nyeri pada benjolan di punggung. Kemudian pasien telah dirawat di RS
selama 5 hari dan dinyatakan boleh pulang pada tanggal 22 November 2021.
Pada tanggal 29 November 2021, pasien datang kembali ke IGD dan
dipindahkan ke Ruang rawat inap Ihsan RS. Bina Sehat dengan keluhan
lemas. Pasien dilakukan observasi tanda tanda vital dengan hasil kesadaran
komposmentis GCS 15 E4 V5 M6; tekanan darah 100/50 mmHg; nadi 90
x/menit; frekuensi pernapasan 20x/menit; suhu 36,7OC; SpO2 98%.
Kemudian setelah dilakukan pengkajian pada pasien tanggal 30 November
2021 didapatkan hasil kesadaran pasien komposmentis GCS 4 E5 V5 M6;
tekanan darah 100/70 mmHg; nadi 104 kali/menit; frekuensi pernapasan 22
kali/menit; suhu 36,7°C, SpO2 96%. Pasien terpasang Infus. Pasien
mengatakan bahwa terasa nyeri dan panas pada benjolan di punggung pasien
dengan skala nyeri 6 dan berwarna biru keunguan. Dada pasien terasa sesak
diakibatkan nyeri pada benjolan. Terdapat edema pada ekstremitas. Pasien
tidak dapat tidur terlentang dan pasien mengatakan sedikit pusing serta sesak
pada saat banyak bergerak.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a) Penyakit yang pernah dialami:
TB Paru, DM
b) Alergi (obat, makanan, dll):
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan
dan obat-obatan.
c) Imunisasi:
Pasien mengatakan tidak ingat mengenai riwayat imunisasi pasien
d) Kebiasaan/pola hidup/life style:
Keluarga pasien mengetakan biasa mengkonsumsi makanan daging, tahu
dan sayur-sayuran terkadang pasien juga memakan makanan manis.

e) Obat-obat yang digunakan:


Keluarga mengatakan sebelumnya apabila sakit pasien membeli obat
tanpa resep dokter. Sekarang pasien hanya menggunakan obat yang
diresepkan dokter.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit TB Paru.

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
X : Meninggal
: Tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan

1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan


Keluarga pasien mengatakan jika sedang sakit biasanya pasien langsung
berobat ke klinik atau ke dokter terdekat.
Interpretasi :
Pasien memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah
sakit)
Antropometry
Saat Sebelum sakit
BB : 50
TB : 158
BB 50
IMT = 2 = = 20,0
TB 1,58 x 1,58

Saat dirumah sakit


BB : 35
TB : 158
BB 35
IMT = 2 = = 14,5
TB 1,58 x 1,58

Interpretasi :
Indeks masa tubuh pasien mengalami penurunan saat sakit
Biomedical sign :
Tanggal: 29-11-2021 18:37:00
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Imunochromatography NEGATIF Negatif
Erytrosit 4,53 uL L: 4,5-5,0
Hematokrit 39,2 % L: 40,0-50,0
Hemoglobin 13,3 g/dL L: 13,0-18,0
Leukosit 20,7 uL 4,3-10,8
Trombosit 562.000 uL 150.000-400.000
SGOT 15 U/I *5-34
SGPT 16 U/I Dewasa: 10-35
Baru Lahir: 7-40
Creatinin 0,98 mg/dl L: 0,7-1,4
Urea 40,2 mg/dl 10-50
Glukosa Sewaktu 505 mg/dl <200

Tanggal: 29-11-2021 19:58:44


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Glukosa sewaktu 322 mg/dl <200
Interpretasi :
Nilai hematokrit, leukosit, trombosit, GDS melebihi batas normal.

Clinical Sign :
Keadaan umum pasien nampak lemas, terpasang infus, pada saat
pengkajian kesadaran komposmentis GCS 15 (E4 ; V5 ; M6 ). Dengan
clinical sign sebagai berikut:
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 104x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,7oC
GCS : E4V5M6

Diet Pattern (intake makanan dan cairan):


Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi makan 3 x/hari 3 x/hari
Porsi makan Satu piring Satu Piring
Diet Nasi dan lauk Makanan
pauk bertekstur halus
Nafsu makan Baik Baik
Minum ± 1000-1500cc / 24 jam ± 1600 / 24 jam
Interpretasi :
Saat sakit pasien mendapatkan diet makanan berstektur halus, serta pasien lebih
banyak meminta minum

3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)


BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 5-6x/ hari Menggunakan popok
Jumlah Belum terkaji Belum terkaji
Warna Kuning Kuning
Bau Khas urine Khas urine
Karakter Cair Cair
BJ - -
Alat bantu Tidak menggunakan Tidak menggunakan
alat bantu alat bantu
Kemandirian Mandiri Dibantu keluarga
(mandiri/dibantu)
Lainnya - -
Interpretasi:
Setelah sakit pasien menggunakan popok untuk BAK.
Interpretasi:
BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 1 x/hari Mulai dari MRS buang
air besar 1x
Jumlah Belum terkaji Belum terkaji
Warna Coklat Coklat
Bau Bau khas feses Bau khas feses
Karakter Padat Padat
Alat bantu Tidak Menggunakan popok
menggunakan alat
bantu
Kemandirian Mandiri Dibantu oleh keluarga
(mandiri/dibantu)
Lainnya - -
Setelah sakit pasien buang air besar 1 kali.

4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum sakit pasien dapat beraktivitas, saat di rumah sakit pasien
melakukan di aktivitas di area tempat tidur saja seperti duduk di samping
tempat tidur.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √

Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas,


3: dibantu alat, 4: mandiri

Status Oksigenasi :
- RR : 22 kali/menit
- SpO2 : 96 %

Fungsi kardiovaskuler :

- TD : 100/70 mmHg
- N : 104 x/menit
- CRT : < 2 detik
Terapi oksigen :
Tidak terpasang terapi oksigen
Interpretasi :
Pasien dibantu petugas atau keluarga dalam beberapa pola aktivitasnya,
status oksigenasi baik, fungsi kardiavaskuler baik, dan pasien tidak
terpasang terapi oksigen.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 7-8 jam 4-5 jam
Gangguan tidur Tidak ada Pasien terbangun
apabila
punggungnya terasa
nyeri, dan sesak
Keadaan bangun Segar Lemah
Tidur
Lain-lain - -
Interpretasi :
Pasien terganggu tidurnya apabila nyeri dan merasa sesak.
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Pasien dapat menjawab dan mengingat dengan baik, tetapi perlu adanya
pengulangan kata lebih keras.
Fungsi dan keadaan indera :
Pasien dapat merespon dengan baik.
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami fungsi dan keadaan indera pendengaran baik.
7. Pola persepsi diri
- Gambaran diri : Pasien merasa kalau tidak ada masalah dengan bentuk
tubuh pasien
- Ideal diri : Pasien tidak terganggu dan merasa pasrah dengan
kemungkinan yang akan terjadi.
- Harga diri : Pasien mengatakan percaya pasien akan sembuh
- Peran Diri : Pasien berperan sebagai seorang suami, ayah, dan kakek
- Identitas Diri : Pasien dapat menyebutkan nama dan alamatnya.
8. Pola seksualitas & reproduksi
- Pola seksualitas : Pasien tidak mengalami hambatan pada pola
seksualitas dan pasien tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang
penuh dari anggota keluarganya
- Fungsi reproduksi : pasien memiliki satu anak perempuan
Interpretasi :
Pola seksualitas dan reproduksi baik.
9. Pola peran & hubungan
Saat dirumah sakit pasien dijaga oleh istrinya. Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien memiliki hubungan baik dengan siapa saja.
Interpretasi :
Pola peran dan hubungan pasien tidak terganggu
10. Pola manajemen koping-stress
Pasien mengatakan jika ada masalah biasanya akan diceritakan pada istri
atau anaknya

Interpretasi :
Pola manajemen koping stress pasien baik
11. Sistem nilai & keyakinan
Pasien beragama Islam
Interpretasi :
Sistem nilai dan keyakinan tidak terganggu

IV. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum:
Keadaan umum pasien cukup dengan kesadaran komposmentis GCS 15 (E4;
V5 ; M6 ).
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 100/70 mm/Hg
- Nadi : 104 X/mnt
- RR : 22 X/mnt
- Suhu : 36,70C
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi : Tidak ada permasalahan, kepala simetris dan persebaran
rambut merata
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : Tidak ada permasalahan ,Pandangan mata kabur,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, sklera
kemerahan, tidak ada lesi sekitar mata, pupil 2mm/2mm
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran pada
telinga , bentuk daun telinga normal dan posisi simetris, ,
tidak terdapat serumen yang keluar dari telinga, tidak ada
tanda-tanda peradangan, dan pasien tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
4. Hidung
Inspeksi : Tidak ada permasalahan, Bentuk hidung normal dan posisi
simetris, tidak ada sekret keluar dari lubang hidung, tidak
ada benjolan, tidak ada tanda-tanda peradangan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

5. Mulut
Inspeksi : Tidak ada permasalahan, Bentuk mulut normal simetris,
mukosa bibir kering, warna bibir pucat,
Palpasi : Tidak ada nyerit tekan
6. Leher
Inspeksi : Tidak ada permasalahan, Bentuk leher simetris, tidak ada
tanda-tanda peningkatan tekanan vena jugularis, tidak ada
pembesaran tiroid..
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
7. Dada
Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan ictus cordis teraba.
Perkusi : Pekak dan batas jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung normal, suara S1/S2 normal
Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pengembangan paru simetris,
terdapat penggunaan otot bantu pernapasan
Palpasi : Fremitus pada dada sebelah kiri lebih lemah
Perkusi : Redup pada lapang paru sebelah kiri.
Auskultasi : Suara nafas ronki atau wheezing
8. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris
Auskultasi : Tidak ada permasalahan
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak terdapat massa.
9. Genetalia dan Anus
Inspeksi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak terkaji
10. Ekstremitas
5 5

5 5

Ekstremitas atas
Inspeksi : Bentuk normal simetris, Ekstermitas atas tidak terdapat
jejas, tidak terdapat deformitas, terpasang infus pada tangan
sebelah kanan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 ; 5

Ekstremitas bawah
Inspeksi : Bentuk normal simetris, Ekstermitas bawah tidak terdapat
jejas, tidak terdapat deformitas.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 ; 5

11. Kulit dan kuku


Kulit
Inspeksi : Kulit berwarna sawo matang, tidak terdapat
hiperpigmentasi
Palpasi : turgor kulit baik, tidak terdapat pitting edema
Kuku
Inspeksi : Warna kuku sedikit pucat, kondisi kuku normal (tidak ada
retak atau pecah), tidak ada lesi atau peradangan.
Palpasi : CRT < 2 detik

12. Keadaan lokal


Keadaan umum pasien cukup.

V. Terapi

1. Infus Ringer Laktat 7 TPM


2. Topazol 1 x 1 gr
3. Cefoperazon 3 x 1 gr
4. Antrain 3 x 1
5. Metronidazol 3 x 500 mg
V. Terapi

NO Jenis Terapi Farmako dinamik dan Dosis Rute Indikasi dan Kontra Efek samping Implikasi
farmako kinetic Indikasi keperawatan

1 Infus Ringer Farmakologi ringer 7 TPM IV Indikasi mengembalikan Efek samping yang Perawat
Laktat laktat sama dengan keseimbangan elektrolit dapat terjadi adalah memberikan
cairan isotonik lainnya, pada dehidrasi. rasa panas, flebitis obat dengan
yaitu dengan mengganti (radang pada prinsip 7 benar
Tidak terdapat
cairan pada pembuluh darah
kontraindikasi absolut
kompartemen vena), dan infeksi
terhadap penggunaan
ekstraseluler. pada daerah
ringer laktat. Namun,
Kompartemen penyuntikan
penggunaannya
ekstraseluler mencakup
bersamaan dengan
33% dari total cairan
ceftriaxone dilaporkan
tubuh, sedangkan
dapat menimbulkan
kompartemen
presipitasi pada aliran
intraseluler mencakup
darah, sehingga tidak
sekitar 67%. Tonisitas
disarankan..
cairan dan gradien
osmotik akan
menentukan pergerakan
cairan di dalam
kompartemen tubuh.
Ringer laktat adalah
cairan isotonik yang
mengandung air dan
elektrolit, biasanya
digunakan untuk
menggantikan cairan
ekstraseluler yang
hilang.

2 Topazol Topazol adalah obat 1 x 1 gr IV Topazol digunakan untuk Efek Samping yang Perawat
yang mengandung zat mengobati sindrom mungkin terjadi memberikan
aktif Pantoprazole, Zollinger-Ellison, adalah: obat dengan
berbentuk serbuk penyakit refluks gastro- prinsip 7 benar
injeksi yang diproduksi esofagus, tukak lambung. 1 Mual, muntah,

oleh Bernofarm. diare, konstipasi,


Kontraindikasi: perut kembung,
Topazol digunakan
Tidak boleh digunakan sakit perut,
untuk mengobati
bersamaan dengan pencernaan yang
sindrom Zollinger-
rilpivirine dan atazanavir. terganggu, mulut
Ellison (tumor pada
pankreas atau pada
kering
duodenum), penyakit
2 Kelelahan,
refluks gastro-esofagus
malaise
(asam lambung naik
3 Peningkatan
kembali ke esofagus),
enzim hati
tukak lambung.
4 Gatal biduran
Pantoprazole bekerja
5 Arthralgia (nyeri
dengan cara
sendi), mialgia
mengurangi produksi
nyeri otot)
asam lambung.
6 Sakit kepala,
pusing, vertigo
7 Insomnia
8 Ruam, gatal.

3 Cefoperazon 3 x 1 gr IV Indikasi:  Efek Samping:  Perawat


Cefoperazone adalah
Infeksi saluran napas Hipersensitivitas: memberikan
obat antibiotik yang
bawah dan atas, infeksi kemerahan obat dengan
digunakan untuk
saluran urin, peritonitis, makulopapular, prinsip 7 benar
mengatasi infeksi
kolesistitis, kolangitis, urtikaria, eosinofilia,
bakteri. Cefoperazone
dan infeksi intra abdomen dan demam. Efek
hanya tersedia dalam
lainnya, septikemia, pada darah:
bentuk injeksi.
infeksi kulit dan jaringan penurunan neutrofil
Obat antibiotik sefalosp
kulit, infeksi tulang dan (neutropenia),
orin generasi III ini
sendi. penyakit inflamasi pengurangan
bekerja dengan cara
pelvis, endometritis, hemoglobin dan
mengganggu
gonore, dan infeksi hematokrit,
pembentukan dinding
saluran genital lainnya. eosinofilia transient,
sel bakteri, sehingga
Kontraindikasi:  hipoprotombinemia;
akan membunuh dan
Alergi terhadap antibiotik Hati: penurunan
menghambat
golongan sefalosporin. kadar alkali
perkembangan bakteri
fosfatase, SGOT, dan
penyebab infeksi.
SGPT; Saluran
Cefoperazone hanya
cerna: Altered bowel
dapat mengatasi infeksi
habit (loose
bakteri dan tidak bisa
stools dan diare),
menangani infeksi virus,
efek ini akan hilang
seperti flu.
jika terapi
dihentikan; Reaksi
lokal: flebitis dan
rasa nyeri pada
tempat penyuntikan.

4 Antrain Farmakologi Antrain 3x1 IV Antrain Injeksi Efek samping Perawat


injeksi mengandung digunakan untuk Antrain Injeksi memberikan
bahan aktif metamizole meredakan nyeri parah meliputi: Hipotensi obat dengan
sodium yang dan demam serta spasme atau tekanan darah prinsip 7 benar
merupakan obat anti otot pencernaan, rendah. Nyeri dada.
inflamasi non steroid terutama nyeri, demam Mual, muntah dan
(OAINS) yang dan spasme pasca rasa tidak nyaman di
memiliki efek operasi. pencernaan.
meredakan nyeri Peradangan pada
(analgetik), meredakan area yang disuntik.
spasme dan Pusing atau vertigo.
menurunkan demam
(antipiretik).

5 Metronidazol Farmakologi 3x500 IV Indikasi metronidazole Efek samping yang Perawat


metronidazole adalah adalah untuk kondisi- terjadi umumnya memberikan
sebagai amubisida, kondisi seperti bakterial hanya bersifat obat dengan
bakterisida, dan vaginosis, trikomoniasis, sementara, dan prinsip 7 benar
trikomonasida. giardiasis, kembali normal
Eliminasi terutama dracunculiasis, Clostridiu setelah obat
melalui urine. m difficile colitis, dan dihentikan, seperti
Farmakodinamik infeksi Entamoeba mual, muntah, sakit
metronidazole dimulai histolytica. kepala, insomnia,
dari konversi molekul Metronidazole pusing, mengantuk,
menjadi bentuk radikal dikontraindikasikan pada dispepsia atau
bebas short-lived nitros kondisi berikut: timbul ruam pada
o oleh reduksi Alergi, atau kulit. Penggunaan
intraseluler. Konversi riwayat alergi terhadap per oral bisa
ini terjadi di dalam nitroimidazole lainnya menyebabkan mulut
sitoplasma bakteri, atau Kehamilan menjadi kering dan
organela spesifik trimester pertama.  Meski timbul metallic taste.
protozoa, dan belum ada bukti ilmiah
menyebabkan obat pada manusia dan masih
menjadi aktif terhadap kontroversi, namun pada
kuman yang memiliki hewan percobaan
metabolisme anaerob. menunjukkan efek
Namun, obat juga teratogenik pada fase
efektif terhadap kuman organogenesis.
yang bersifat
mikroaerofili,
seperti Helicobacter
pylori.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium

A. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal: 29-11-2021 18:37:00
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Imunochromatography NEGATIF Negatif
Erytrosit 4,53 uL L: 4,5-5,0
Hematokrit 39,2 % L: 40,0-50,0
Hemoglobin 13,3 g/dL L: 13,0-18,0
Leukosit 20,7 uL 4,3-10,8
Trombosit 562.000 uL 150.000-400.000
SGOT 15 U/I *5-34
SGPT 16 U/I Dewasa: 10-35
Baru Lahir: 7-40
Creatinin 0,98 mg/dl L: 0,7-1,4
Urea 40,2 mg/dl 10-50
Glukosa Sewaktu 505 mg/dl <200

Tanggal: 29-11-2021 19:58:44


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Glukosa sewaktu 322 mg/dl <200
Interpretasi :
Nilai hematokrit, leukosit, trombosit, GDS melebihi batas normal.

B. Pemeriksaan Penunjang
1) EKG
2) Foto Thorax
Hasil Pemeriksaan:
Cor: Besar dan bentuk normal
Pulmo: Corakan vascular meningkat. Tak tampak infiltrate Trachea di
tengah, Sinus costophrenicus kanan kiri tajam, Hemidiafragma kanan
kiri tampak normal: Gambaran Bronchitis

3)
ANALISA DATA

Tanggal/Jam : 16-11-2021

No DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH Paraf


1. DS : Benjolan Nyeri Akut
1. dipunggung (D.0077)

dan panas pada benjolan
Reaksi Inflamasi
α
di punggung. Fera

DO : Produksi mediator
nyeri meningkat
1. Skala nyeri 6

2. Pasien tampak meringis Terasa Nyeri &
3. Benjolan dipunggung panas

berwarna biru keunguan
Nyeri Akut
4. TTV
TD: 100/70
S: 36,7
N: 104
2. DS: TB Paru aktif Intoleransi
1. Pasien mengeluh lemas ↓ Aktivitas
Reaksi infeksi (D.0056)
2. Pasien mengatakan

α
sedikit pusing serta sesak Fera
Reaksi sistematis
pada saat banyak ↓
Kelemahan
bergerak.

Intoleransi Aktivitas
DO:
1. Pasien nampak lemah
2. TTV
TD: 100/70
S: 36,7
N: 104
3. DS: Benjolan Gangguan

1. Pasien mengeluh dipunggung Pola Tidur

nyeri dan panas pada  (D.0055) α


Fera
benjolan di Reaksi Inflamasi

punggung 

2. Pasien mengatakan Produksi mediator


nyeri meningkat
terasa sesak 
diakibatkan nyeri Terasa nyeri & panas
pada benjolan.

3. Pasien tidak dapat Nyeri Akut
tidur terlentang dan 
pasien mengatakan Gangguan Pola
sedikit pusing serta Tidur
sesak pada saat
banyak bergerak.
DO:
1. Skala nyeri 6
2. Pasien tampak
meringis
3. Benjolan
dipunggung
berwarna biru
keunguan
4. TTV
TD: 100/70
S: 36,7
N: 104
Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa (Problem- Tanggal Tanggal Keterangan


. Etiologi-Signs/Symptomps) Perumusan Pencapaian

1 Nyeri Akut b.d Benjolan 30-11-2021 1-12-2021 Fera


dipunggun d.d skala nyeri 6
2 Intoleransi Aktivitas b.d 30-11-2021 1-12-2021 Fera
Kelemahan d.d merasa lemas
3 Gangguan Pola Tidur b.d nyeri 30-11-2021 1-12-2021 Fera
akut d.d Pasien tidak dapat
tidur terlentang
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tanggal/Jam : Selasa, 30-11-2021

No DIAGNOSA (Dx) TUJUAN (SMART) DAN INTERVENSI Paraf


KRITERIA HASIL
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri (1.08238)
selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri Observasi α
dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi skala nyeri Fera
2. Identifikasi faktor yang memperberat dan
Kontrol Nyeri(L.08063) memperingan nyeri
Indikator Skor Skor yang 3. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
saat ingin diberikan
ini dicapai Terapeutik
Melaporkan 5 1 1. Berikan teknik nonfarmakologis
nyeri untuk mengurangi rasa nyeri
terkontrol 2. Kontrol lingkungan yang
Keterangan: memperberat nyeri
1. Menurun 3. Posisikan klien senyaman mungkin
2. Cukup menurun 4. Fasilitasi istirahat tidur
3. Sedang Edukasi
4. Cukup meningkat 1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
5. Meningkat 2. Ajarkan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Indikator Skor Skor yang Kolaborasi
saat ingin Kolaborasi pemberian analgesik
ini dicapai
Keluhan 1 5
Nyeri
Keterangan:
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun

2. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Energi I. 05178


selama 1x24 jam diharapkan pasien α
dapat toleransi terhadap aktivitas Observasi: Fera
dengan kriteria hasil:
Tingkat Keletihan(L.01001) 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
Indikator Skor Skor yang kelelahan
saat ingin 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
ini dicapai 3. Monitor pola dan jam tidur
Kemampuan 1 5
melakukan Terapeutik:
aktivitas
rutin 4. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Keterangan:
1. Menurun Edukasi
2. Cukup menurun
3. Sedang 5. Anjurkan tirah baring
4. Cukup meningkat 6. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
5. Meningkat kelelahan tidak berkurang
7. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Gangguan Pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Tidur (I. 05174)
Tidur selama 1 x 24 jam pasien menunjukkan α
kriteria hasil: 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur Fera
2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
1. Pola tidur pasien kembali normal tidur ( mis. Kopi, the, alcohol. Makan mendekti waktu
2. Menurunnya tingkat nyeri tidur, minum banyak air sbelum tidur)
3. Menurunnya tingkat keletihan 4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
atau kelemahan 5. Tetapkan jadwal tidur rutin
Edukasi Aktivitas:
1. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik /
olahraga secara rutin
2. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
3. Ajarkan cara mengindentifikasi kebutuhan istirahat
(mis. Kelelahan , sesak napas saat aktivitas)
4. Atur suhu ruangan yang sesuai
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal/Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf


Rabu, 1 Desember 2021 1 1 Mengidentifikasi skala nyeri S : - pasien mengatakan nyeri dan panas
Pukul 14.00
2 Memberikan teknik nonfarmakologis
pada benjolan di punggungnya
Ɣ
untuk mengurangi rasa nyeri
3 Mengkontrol lingkungan yang O : - Terdapat benjolan dengan warna Fera
memperberat nyeri
ungu kebiruan
4 Memposisikan klien senyaman
mungkin - Luas benjolan sebesar
5 Mengajarkan terapi nonfarmakologis
telapak tangan
untuk mengurangi rasa nyeri
6 Mengkolaborasi pemberian analgesik - Skala nyeri 6
TD :
S:
N:
A : Nyeri Akut, Intoleransi aktivitas dan
Gangguan pola tidur teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

2 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi


tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
5. Menganjurkan tirah baring
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap

3 1 Mengidentifikasi pola aktivitas dan


tidur
2 Mengidentifikasi faktor pengganggu
tidur
3 Identifikasi makanan dan minuman
yang mengganggu tidur
4 Menganjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
5 Mengajarkan cara mengindentifikasi
kebutuhan istirahat (mis. Kelelahan ,
sesak napas saat aktivitas)
6 Mengatur suhu ruangan yang sesuai
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Hari / No. DX EVALUASI PARAF


Tanggal
Rabu 1 1 S : Pasien mengatakan benjolan pada punggung masih terasa panas dan nyeri
Desember O : Skala nyeri 5 α
2021 A: Intervensi efektif, masalah nyeri akut belum teratasi Fera
P: Lanjutkan intervensi manajemen nyeri
Rabu 1 2 S:
Desember 1. Klien mengatakan masih belum bisa toleransi dalam aktivitas α
2021 O: Fera
1. Pasien masih tambak lemah
2. TD:
3. S:
4. N:
A: Intervensi efektif, masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Rabu 1 3 S:
Desember 1. Klien mengatakan tidur belum nyenyak karena rasa nyeri masih ada α
2021 2. Klien mengatakan sepakat jam 9 malam akan memulai tidur Fera
O:
1. Klien tampak kooperatif dengan mengikuti apa yang dianjurkan
A: Intervensi efektif, masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai