Anda di halaman 1dari 6

EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)

MODEL KONSERVASI LEVINE DAN SWEDISH MASSAGE


THERAPY PADA PASIEN AKUT LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Palliative

Dosen Pengampu : M. Deri Ramadhan, S.Kep., Ners, M.Kep.

Disusun oleh :

Ani Nurcahyani 1119177


Keperawatan 3D

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT RAJAWALI BANDUNG

TAHUN 2022
EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)

1. PENDAHULUAN

Istilah “kanker anak” adalah yang paling sering digunakan untuk Penunjuk kanker yang
timbul pada anak-anak sebelum usia15 tahun (WHO, 2009). Menurut National Cancer
Institute (2009), ALL merupakan kanker yang menyerang sel darah putih yang sering terjadi
pada anak sekitar 68,9% dari semua kasus leukemia pada anak. Di Indonesia ALL
menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak yang menyebabkan kematian pada anak-
anak. Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) merupakan salah satu jenis leukemia dengan
karekteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang
mengakibatkan organomegali dan kegagalan organ (Nurarif& Kusuma, 2015). Pasien kanker
pediatric sering mengalami gejala yang merugikan,dan umumnya tidak mudah diketahui
secara dini karena berkembang secara lambat sampai stadium lanjut (Corwin, 2009; Landolt
&Vollrath, 2006). Adanya keganasan menimbulkan masalah keperawatan, antara lain:
Intoleransi aktivitas, Resiko tinggi infeksi, Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan,
Resiko cedera (perdarahan), Resiko kerusakan integritas kulit, Nyeri, Resiko kekurangan
volume cairan, Berduka, Kurang pengetahuan, Perubahan proses keluarga, Gangguan citra
diri / gambaran diri. Pada setiap kasus keganasan kanker, semua fungsi tubuh akan
terpengaruh dan kemampuan adaptasi tubuh terhadap gangguan yang terjadi juga akan
menurun. Adanya proliferasi sel kanker pada sistem tubuh dapat menekan pertumbuhan sel
normal yang kemudian berkompetisi dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi, sehingga
menyebabkan zat-zat pembentukan sel darah berkurang dan terjadi anemia. Berkurangnya zat
pembentukan darah yang berfungsi untuk mempertahankan sejumlah besar energi yang
digunakan untuk adaptasi. Ketidakmampuan dalam mempertahankan energi dalam waktu
yang lama mengakibatkan kelemahan umum atau fatigue pada anak. 2 Penatalaksanaan pada
ALL bersifat conservative therapy yang berarti suatu perawatan yang dilakukan untuk
menghindari prosedur operasi dan juga bersifat supportive care yang artinya perawatan yang
diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penyakit serius atau
mengancam kehidupan. Supportive care kadang disebut dengan perawatan paliatif dan
manajemen gejala, yang bertujuan untuk mencegah atau mengobati gejala penyakit, efek
samping yang disebabkan oleh pengobatan penyakit serius seperti kanker. Salah satu
intervensi supporotive care adalah terapi komplementer yang salah satunya adalah terapi
manipulatif dan system tubuh yang dikenal dengan massage therapy. Swedish massage
therapy merupakan pijit klasik dasar semua metode pijitan yang dikembangkan untuk
peningkatan kesehatan dan terapi membantu orang sakit.

2. TINJAUAN JURNAL
A. APLIKASI MODEL KONSERVASI LEVINE

Model konservasi menurut Levine bertujuan untuk meningkatkan adaptasi individu dan
mempertahankan keutuhan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Model ini
membantu perawat untuk berfokus pada pengaruh dan respon konservasi pada tingkat
individu. Perawat dapat mencapai tujuan model ini dengan mempertahankan empat prinsip
konservasi yaitu konservasi energi, konservasi integritas struktur, konservasi integritas
personal dan konservasi integritas sosial. Konservasi bertujuan agar individu dapat
mempertahankan kehidupan dan keutuhan melalui keseimbangan antara energi yang ada
dengan yang digunakan. Aplikasi model konservasi Levine dalam pemberian asuhan
keperawatan anak dengan kanker bertujuan untuk mempertahankan integritas dan
meningkatkan adaptasi terhadap gangguan yang terjadi. Pada keadaan fatique, perawat
berperan dalam memberikan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mempertahankan
keseimbangan energi, membantu proses penyembuhan dengan mencegah jumlah kerusakan
yang terjadi akibat penyakit, mendorong sikap yang positif serta mendorong aktivitas sosial.

Anak yang mengalami kelelahan fisik akan lebih sering labil, memperlihatkan perubahan
perilaku dan dapat berkembang menjadi depresi. Hal ini akan mempengaruhi keefektifan
pengobatan dan kualitas hidup anak. Oleh karena itu pengkajian adanya gejala fatigue pada
anak dengan kanker dan memberikan penanganan yang cepat serta tepat merupakan hal yang
penting untuk dilakukan. Melalui pendekatan model konservasi Levine, diharapkan klien
dapat mempertahankan kehidupan dan keutuhan dengan memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif bio-psiko-sosial dan kultural. B. Swedish Massage Therapy Terapi
komplementer dengan Swedish Massage Therapy menjadi pilihan yang direkomendasikan
khususnya pada ALL sebagai pengobatan pendamping mengatasi gejala kanker dan gejala
efek samping akibat kemoterapi, sehingga memperkuat kerja terapi utama pengobatan
kanker. Konsep Swedish Massage Therapy di Indonesia masih belum tersosialiasi dalam
penerapannya, bahkan sampai saat belum ada penelitian terkait pengaruh teknik
SwedishMassage Therapy terhadap penderita kanker dan atau penyakit yang berhubungan
dengan penyakit hematologi pada anakanak. Konsep Swedish Massage Therapy memiliki
keunggulan dimana sudah dilakukan penelitian tentang keefektifannya pada tingkat tertinggi
hierarchy of evidence, terapi ini dapat digunakan pada semua rentang usia,pada anak-anak
terapi ini dilakukan untuk stimulasi tumbuh kembang dan palliative care pada kondisi
penyakit terminal atau penyakit kronis, intervensi ini bersifat healing touch manipulasi tubuh
yang efektif dan efisien. Terapi ini juga mempunyai nilai budaya yang kental secara empiris,
dan yang terpenting terapi ini harus dilakukan oleh terapis yang teregistrasi dan bersertifikasi
dengan tingkatan kompetensi. Penelitian efektifitas terapi pijat yang dilakukan pada anak-
anak penderita kanker masih terbatas sehingga meskipun massage therapy menyediakan
pilihan yang menjanjikan untuk berbagai populasi pediatrik dengan kanker, tetapi masih
jarang 4 dimasukkan kedalam rencana perawatan pasien dan masih sedikitnya data fokus
populasi pasien onkologi dan hematologi. (Hughes et al.,2008;2015) Kata kunci: Model
Konservasi Levine, Leukemia, Swedish Massage Therapy

3. PEMBAHASAN

Menurut Chiang et al., anak akan memberikan perspekstif yang berbeda tentang fatigue
sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan. Anak yang lebih muda (< 9 tahun)
mengungkapkan bahwa fatigue mempengaruhi kemampuan mereka dalam aktivitas fisik.
Anak usia 10-12 tahun menjelaskan bahwa fatigue yang berat akan mempengaruhi aktivitas
harian mereka baik fisik ataupun psikososial dengan perubahan rutinitas harian, sekolah dan
penampilan. Remaja menggambarkan fatigue sebagai suatu keadaan yang sangat lelah dan
berbeda dengan kelelahan normal serta memberikan dampak yang sangat besar terhadap
aspek fisik, psikososial terutama perubahan rencana masa depan mereka dan penampilan diri.
Levine mengungkapkan bahwa perawat menggunakan keilmuan yang spesifik dan
kemampuan kreativitas untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien. Proses
keperawatan menggabungkan kemampuan ini, meningkatkan kemampuan perawat untuk
berfikir kritis terhadap pasiennya. Variasi tingkat fatigue yang dialami oleh sebagian besar
kasus adalah fatigue sedang dengan skala 4-6. Hanya satu anak yang mengalami fatigue
ringan. Selain ungkapan subjektif dari pasien, gejala fatigue dikaji dengan menggunakan
skala fatigue 0-10. Gejala fatigue juga dapat diukur dengan menggunakan childhood fatigue
scale (CSF). Instrumen ini dapat memberikan gambaran yang komplek tentang skor dan
tingkat fatigue yang dirasakan anak. Walaupun CSF telah diteliti memiliki validitas yang
cukup kuat dan reliabilitas yang baik untuk mengukur fatigue pada anak dengan kanker.
Namun peneliti tidak menggunakannya dalam mengkaji gejala fatigue pada semua kasus. Hal
ini disebabkan karena instrumen belum secara baku digunakan di Indonesia dan diperlukan
suatu uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur fatigue pada anak kanker di Indonesia.

Latihan fisik adalah salah satu intervensi yang direkomendasikan untuk mengatasi
fatigue. Intervensi latihan fisik sangat penting dan berperan dalam meningkatkan fungsi
jantung paru dan fungsi muskuloskeletal, yang dapat mencegah dampak jangka panjang pada
kebugaran fisik apabila dilakukan selama atau segera setelah pengobatan pada anak-anak
dengan diagnosis kanker. Intervensi latihan fisik dengan pendekatan model koservasi Levine
dikembangkan oleh Mock et al. Empat prinsip konservasi digunakan dalam memberikan
intervensi latihan fisik. Konservasi energi berfokus pada kesimbangan antara sumber energi
dengan energi yang digunakan. Konservasi integritas struktur lebih ditekankan pada proses
mempertahankan atau memperbaiki struktur tubuh. Struktur dan fungsi berhubungan dengan
proses psikopatologis yang dapat mengancam integritas struktur.ALL lebih sering ditemukan
pada anak anak (82%) daripada umur dewasa (18%). Pasien kanker pada anak sering
mengalami gejala yang merugikan umumnya tidak mudah diketahui secara dini dan
berkembang secara lambat sampai stadium lanjut. faktor kurang pengetahuan dari keluarga
serta lambatnya deteksi dini memungkinkan data insiden secara statistik mencapai puncaknya
umur 3–7 tahun dengan perbandingan angka kejadian ALL pada anak laki-laki lebih sering
daripada pada anak perempuan yang berusia diatas 1 tahun dengan awitan puncak di usia 2–6
tahun Peningkatan rerata kualitas hidup terjadi dari efektifitas terapi massage yang
mempunyai manfaat dan memengaruhi secara positif terhadap fungsi tubuh.

Adapun manfaat dari terapi massage diantaranya :

1. Penurunan masalah pada rasa sakit dan luka, mual akibat kemoterapi
2. Meningkatkan relaksasi
3. Menurunkan Heart rate dan tekanan darah
4. Menurunkan depresi dan meningkatkan kualitas tidur
5. Meningkatkan sirkulasi aliran darah
6. Membantu adekuat asupan nutrisi
Menurut peneliti keberhasilan intervensi SMT dalam meningkatkan kualita shidup anak
penderita kanker dipengaruhi oleh prognosis pasien dan dukungan dari keluarga. Berdasarkan
tabel 3 hasil uji statistik (Uji Mann-Whitney dan uji tindependent) diperoleh p = 0,000; maka
dapat disimpulkan pada alpha 5% terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai kualitas hidup
responden antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi yang artinya bahwa swedish
massage therapy mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan kualitas hidup
responden dalam mengurangi keluhan akibat gejala maupun efek samping kemoterapi, dan
juga membantu memperkuat kerja pengobatan kanker. Hasil ini diinterpretasikan bahwa
kelompok yang memiliki nilai rata-rata tinggi mempunyai kualitas hidup normal, sedangkan
kelompok yang memiliki nilai rata–rata rendah mempunyai kualitas hidup berisiko (at risk)
(Varni, 2002; Hullman, 2011).

4. SIMPULAN DAN SARAN

Model konservasi Levine sangat sesuai diaplikasikan pada anak dengan kanker yang
mengalami fatigue karena prinsip-prinsip konservasi pada model ini dapat memberikan
pedoman dalam mengidentifikasi masalah fatigue, menyusun rencana keperawatan untuk
meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan, dan mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan yang telah dilakukan. Fatigue disebabkan oleh faktor multidimensi, tidak hanya
karena masalah fisik tetapi juga masalah psikologis, emosional dan psikososial. Model
konservasi Levine lebih berfokus pada penanganan gangguan akibat penyakit dan belum
menekankan pada tindakan promotif dalammempertahankan kesehatan. Swedish massage
therapy dapat dilakukan pada penderita leukemia usia sekolah, dan menjadi salah satu pilihan
bagi orang tua dengan anak penderita leukemia untuk meningkatkan fungsi fisik dan fungsi
psikososial dan mengurangi efek samping regimen terapi sehingga dapat memperkuat kerja
terapi selama menjalani pengobatan kanker. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak
langsung terhadap peningkatan kualitas hidup terutama pada fungsi fisik, fungsi emosional
dan sosial anak penderita leukemia, sehingga swedish massage therapy ini bermanfaat
sebagai asuhan paliatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup anak akibat gejala kanker
dan efek pengobatan kanker dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, tenaga perawat
umumnya dan perawat anak, khususnya sebagai herapis, dimanapun dapat melakukan SMT
sehingga memerlukan pelatihan tentang terapi Swedish Massage pada anak dengan kanker,
hal ini mendukung perkembangan pelayanan perawat kepada masyarakat. Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai evidence based parctice dalam melakukan perawatan paliatif pada
anak dengan kanker, sehingga diharapkan kompetensi ini bisa dikembangkan dalam
pengajaran formal maupun kompetensi berkelanjutan untuk perawat anak, khususnya perawat
oncology di Indonesia, sebagai bekal dalam melakukan asuhan paliatif.
Referensi:

Hermalinda. (2012). Aplikasi Model Konservasi Levine Pada Anak Dengan kanker Yang
Mengalami Fatigue di Ruang Perawatan Anak.

Kulsum, D. U., Mediani, H. S., & Bangun, A. V. (2017). Pengaruh Swedish Massage
Therapy terhadap Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukimia Usia Sekolah. JKP, Volume 5
Nomer 2.

LAMPIRAN

(Jurnal Terlampir)

https://pdfcoffee.com/qdownload/2-ebpall-nuryanti-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai