Disusun Oleh:
Nim : 19216004
PRODI S1 KEPERAWATAN
Jl. Aria Santika No.40A, Margasari, Kec. Karawaci Kota Tangerang, Banten
No.Telp (021)55726558 Fax.(021)5921132
Kode Pos 15114
2021/2022
MODEL KONSEPTUAL JIWA MENURUT BETTY NEUMAN
Model konseptual didefinisikan sebagai kumpulan konsep yang umum dan abstrak
dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu. Model konseptual digunakan sebagai
kerangka konsep kerja yang mengarahkan suatu pandangan keperawatan dalam tindakan
yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan, menjadikan perawat peka terhadap apa yang
terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan.
Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep
holistik dan pendekatan sistem terbuka (Marriner & Tomey, 1994 dikutip dalam Potter &
Perry, 1999).
Model Betty Neuman bisa diterapkan dalam konteks pelayanan multidisiplin yang
menguatkan terlaksananya Interprofessional Collaboration sebagai upaya untuk mencegah
fragmentasi dalam pemberian pelayanan untuk klien sehingga model ini dapat bekerja dengan
baik dalam tatanan pelayanan yang berbasis multidisiplin. Kesehatan ibu dan anak menjadi
salah satu perhatian penting dalam bidang kesehatan. Anak sehat merupakan modal dasar
hadirnya generasi yang berkualitas. Untuk itu memerlukan pemenuhan gizi yang optimal
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Namun pada kenyataaannya, satu dari tiga
anak atau sekitar 8 juta anak mengalami pertumbuhan tak maksimal yang diakibatkan oleh
berbagai kondisi kekurangan gizi. Tapi harus diingat bersama bahwa permasalahan di system
pelayanan kesehatan dapat tertangani dengan baik jika melibatkan seluruh profesi kesehatan
dalam Interprofessional Collaboration.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa artikel mengenai aplikasi health
system dalam Interprofessional collaboration pada penanganan gizi buruk. Penelitian ini
menggunakan desain literature review dengan melakukan penelusuran literatur di
beberapa database, yakni Proquest, EBSCO, dan Sciencedirect. Artikel yang digunakan
dengan rentang publikasi tahun 2005-2016.
Model keperawatan menurut Betty Neuman disebut juga dengan The Neuman Health
Care System. Model Neuman menggambarkan peran dan fungsi perawat yang bersifat
menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi) dalam satu system yang terbuka
yang merupakan rangkaian dari input, proses dan output.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Peningkatan kejadian
hipertensi akan meningkatkan gangguan fisik yang dialami pasien akibat keluhan gejala yang
dirasakan akibat peningkatan tekanan darah. Gangguan fisik akan memungkinkan seseorang
dengan kondisi tidak stabil untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang akan mempengaruhi
kualitas hidup. Gangguan fisik pada hipertensi dapat dilihat dan diamati dengan pendekatan
Health Care System Modals.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional sebagai metode. Sampel
penelitian ini adalah 73 orang penderita Hipertensi. Variabel bebas adalah gejala hipertensi
yang diukur dengan kuesioner Gejala Hipertensi. Variabel terikat adalah kualitas hidup yang
diukur dengan kuesioner Short Form (sf-36). Hasil: Penelitian ini menggunakan uji korelasi
peringkat sperma (Rho). Uji korelasi menunjukkan hasil hubungan antara gejala hipertensi
dengan kualitas hidup memiliki nilai signifikansi 0,001, sehingga nilai alpha < 0,050. H0
yang tidak meyakinkan ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan: Ada hubungan antara gejala
hipertensi dengan kualitas hidup. Kesimpulan dari peneliti ini menunjukkan bahwa semakin
banyak keluhan tentang gejala hipertensi gangguan akan cenderung memiliki kualitas hidup
yang buruk.
Perkembangan emosional pada anak usia preschool dipengaruhi oleh berbagai faktor,
saat ini anak usia preschool sering kali terpapar oleh gadget. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan emosional pada anak usia
preschool. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Probability sampling dengan
menggunakan Cluster sampling.
Sampel penelitian sebanyak 104 responden dengan dua tempat penelitian di TK Al-
Fitroh dan TK Budi Mulya Surabaya. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
penggunaan gadget yang telah diuji validitas dan reabilitas. Perkembangan emosional yang
diukur menggunakan kuesioner SDQ (Strenght Difficulties Questionnaire). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa intensitas dan sikap penggunaan gadget pada anak usia preschool
sebagian besar dalam kategori sedang. Perkembangan emosional pada anak usia preschool
sebagian besar dalam kategori borderline.
Hasil uji Spearma’s rho diperoleh nilai ρvalue=0,000 (ρ<0,05) dengan nilai OR=
-0,363 yang berarti memiliki hubungan rendah terkait penggunaan gadget dengan
perkembangan emosional pada anak usia preschool. Penggunaan gadget pada anak usia
preschool seharusnya dikontrol dan pendampingan. Orang tua dapat mengalihkan perhatian
bermain gadget dengan mengenalkan permainan tradisional karena dapat menstimulasi untuk
mengembangkan keterampilan emosi terhadap anak.
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup.
Dampaknya akan dirasakan oleh pasien dan keluarganya, bahkan masyarakat di sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teori Betty Neuman dalam penilaian lansia dengan
diabetes di Desa Margalaksana, Kecamatan Garut. Desain penelitian ini adalah deskriptif
analitik, dengan sampel 94 lansia berusia > 45 tahun. Hasil penerapan teori Betty Neuman
dalam penilaian lansia dengan diabetes, meliputi lima aspek: perkembangan, fisiologis,
psikologis, sosial budaya dan spiritual. (Permenkes RI No. 43 2019, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar, M., Irwan, M., Fakultas, D., Kesehatan, I., & Sulawesi, U. (2021). Literatur
Review : Aplikasi Model Health Care System Dalam. Bina Generasi : Jurnal
Kesehatan, 12(2), 42–47.