Anda di halaman 1dari 6

PAPER

MODUL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

MENURUT BETTY NEUMAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas keperawatan jiwa 2

Dosen Pembimbing : Ns. Ayu Pratiwi, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:

Nama : Ahmad Arif

Nim : 19216004

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI

Jl. Aria Santika No.40A, Margasari, Kec. Karawaci Kota Tangerang, Banten
No.Telp (021)55726558 Fax.(021)5921132
Kode Pos 15114

2021/2022
MODEL KONSEPTUAL JIWA MENURUT BETTY NEUMAN

Model keperawatan di Indonesia sudah semakin berkembang seiring berkembangnya


ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan menyesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan terhadap pasien. Model keperawatan sangat penting untuk menunjang
pelayanan kesehatan. Ilmu keperawatan merupakan disiplin keilmuan spesifik yang
berorientasi pada layanan keperawatan.

Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada perkembangan


filosofi, praktik keperawatan yang terus meluas. Ilmu keperawatan membentuk suatu susunan
yang mengatur hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan model konseptual
dan teori–teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian layanan keperawatan secara
komprehensif. Pengembangan model konsep keperawatan perlu dikerjakan untuk memajukan
disiplin ilmu pengetahuan keperawatan. Antara model dan teori ada suatu kesamaan dalam
pengertian, namun sebenarnya berbeda dalam beberapa hal diantaranya pada tingkat
abstraknya. (Mukhtar et al., 2021)

Model konsep keperawatan merupakan cara pandang secara menyeluruh perawat


dalam menganalisa atau meramalkan fenomena yang berkaitan dengan masalah pelayanan
keperawatan. Model keperawatan tersebut memberikan petunjuk bagi organisasi perawat
untuk mendapatkan informasi sehingga perawat cepat tanggap terhadap apa yang sedang
terjadi dan tindakan apa yang paling sesuai.

Model konseptual didefinisikan sebagai kumpulan konsep yang umum dan abstrak
dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu. Model konseptual digunakan sebagai
kerangka konsep kerja yang mengarahkan suatu pandangan keperawatan dalam tindakan
yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan, menjadikan perawat peka terhadap apa yang
terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan.

Model konseptual biasanya dikembangkan melalui tiga tahap yaitu


konseptual/formulasi, formalisasi model dan validasi, prosesnya dapat dilakukan secara
empiris atau intuitif, deduktif atau induktif. Model konseptual menggambarkan asumsi,
keyakinan, nilai dari pengembang model terhadap fenomena yang diamati. Model konseptual
terdiri dari enam unit yaitu apa tujuan keperawatan, bagaimana konseptualisasi klien, apa
peran sosial perawat, apa masalah/kesukaran sumber, apa intervensi yang dilakukan dan
konsekuensi yang diinginkan (Peterson & Bredow, 2004).
Model konseptual jiwa ada beberapa teori yang di kemukakan oleh para ahli,
salah satunya adalah Betty Neuman yang terdiri dari konsep health care system atau
yang dimaksud dengan konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang
ditunjukkan kepada penekanan terhadap penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal dengan sasaran pelayanan yakni komunitas.

Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep
holistik dan pendekatan sistem terbuka (Marriner & Tomey, 1994 dikutip dalam Potter &
Perry, 1999).

Model konseptual dan teori keperawatan menggambarkan bermacam-macam


paradigma yang berasal dari metaparadigma disiplin keperawatan. Oleh karena itu,
meskipun masing-masing tokoh teori keperawatan memiliki pendapat atau konsep yang
berbeda tentang metaparadigma namun dalam teori mereka 4 konsep metaparadigma ada
di masing-masing teori model. Perbedaan ini hanya disebabkan pada salah satu
komponen metaparadigma. (Mardiyah, 2018)

Model Betty Neuman bisa diterapkan dalam konteks pelayanan multidisiplin yang
menguatkan terlaksananya Interprofessional Collaboration sebagai upaya untuk mencegah
fragmentasi dalam pemberian pelayanan untuk klien sehingga model ini dapat bekerja dengan
baik dalam tatanan pelayanan yang berbasis multidisiplin. Kesehatan ibu dan anak menjadi
salah satu perhatian penting dalam bidang kesehatan.  Anak sehat merupakan modal dasar
hadirnya generasi yang berkualitas. Untuk itu memerlukan pemenuhan gizi yang optimal
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Namun pada kenyataaannya, satu dari tiga
anak atau sekitar 8 juta anak mengalami pertumbuhan tak maksimal yang diakibatkan oleh
berbagai kondisi kekurangan gizi. Tapi harus diingat bersama bahwa permasalahan di system
pelayanan kesehatan dapat tertangani dengan baik jika melibatkan seluruh profesi kesehatan
dalam Interprofessional Collaboration.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa artikel mengenai aplikasi health
system dalam Interprofessional collaboration pada penanganan gizi buruk. Penelitian ini
menggunakan desain literature review dengan melakukan penelusuran literatur di
beberapa database, yakni Proquest, EBSCO,  dan Sciencedirect. Artikel yang digunakan
dengan rentang publikasi tahun 2005-2016.
Model keperawatan menurut Betty Neuman disebut juga dengan The Neuman Health
Care System. Model Neuman menggambarkan peran dan fungsi perawat yang bersifat
menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi) dalam satu system yang terbuka
yang merupakan rangkaian dari input, proses dan output.

Model sistem Neuman merupakan suatu model keperawatan dalam sistem pelayanan


kesehatan yang mempertimbangkan manusia secara utuh dengan inti sentral faktor-faktor
survival, lini pertahanan, dan resistensi terhadap stressor serta drain.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Peningkatan kejadian
hipertensi akan meningkatkan gangguan fisik yang dialami pasien akibat keluhan gejala yang
dirasakan akibat peningkatan tekanan darah. Gangguan fisik akan memungkinkan seseorang
dengan kondisi tidak stabil untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang akan mempengaruhi
kualitas hidup. Gangguan fisik pada hipertensi dapat dilihat dan diamati dengan pendekatan
Health Care System Modals.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional sebagai metode. Sampel
penelitian ini adalah 73 orang penderita Hipertensi. Variabel bebas adalah gejala hipertensi
yang diukur dengan kuesioner Gejala Hipertensi. Variabel terikat adalah kualitas hidup yang
diukur dengan kuesioner Short Form (sf-36). Hasil: Penelitian ini menggunakan uji korelasi
peringkat sperma (Rho). Uji korelasi menunjukkan hasil hubungan antara gejala hipertensi
dengan kualitas hidup memiliki nilai signifikansi 0,001, sehingga nilai alpha < 0,050. H0
yang tidak meyakinkan ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan: Ada hubungan antara gejala
hipertensi dengan kualitas hidup. Kesimpulan dari peneliti ini menunjukkan bahwa semakin
banyak keluhan tentang gejala hipertensi gangguan akan cenderung memiliki kualitas hidup
yang buruk.

 Perkembangan emosional pada anak usia preschool dipengaruhi oleh berbagai faktor,
saat ini anak usia preschool sering kali terpapar oleh gadget. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan emosional pada anak usia
preschool. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Probability sampling dengan
menggunakan Cluster sampling.
Sampel penelitian sebanyak 104 responden dengan dua tempat penelitian di TK Al-
Fitroh dan TK Budi Mulya Surabaya. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
penggunaan gadget yang telah diuji validitas dan reabilitas. Perkembangan emosional yang
diukur menggunakan kuesioner SDQ (Strenght Difficulties Questionnaire). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa intensitas dan sikap penggunaan gadget pada anak usia preschool
sebagian besar dalam kategori sedang. Perkembangan emosional pada anak usia preschool
sebagian besar dalam kategori borderline.

Hasil uji Spearma’s rho diperoleh nilai ρvalue=0,000 (ρ<0,05) dengan nilai OR=
-0,363 yang berarti memiliki hubungan rendah terkait penggunaan gadget dengan
perkembangan emosional pada anak usia preschool. Penggunaan gadget pada anak usia
preschool seharusnya dikontrol dan pendampingan. Orang tua dapat mengalihkan perhatian
bermain gadget dengan mengenalkan permainan tradisional karena dapat menstimulasi untuk
mengembangkan keterampilan emosi terhadap anak.

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup.
Dampaknya akan dirasakan oleh pasien dan keluarganya, bahkan masyarakat di sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teori Betty Neuman dalam penilaian lansia dengan
diabetes di Desa Margalaksana, Kecamatan Garut. Desain penelitian ini adalah deskriptif
analitik, dengan sampel 94 lansia berusia > 45 tahun. Hasil penerapan teori Betty Neuman
dalam penilaian lansia dengan diabetes, meliputi lima aspek: perkembangan, fisiologis,
psikologis, sosial budaya dan spiritual. (Permenkes RI No. 43 2019, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyah, S. (2018). Modul Ajar Konsep Dasar Keperawatan. 70.


http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/665/1/MODUL AJAR KONSEP DASAR
KEPERAWATAN II.pdf

Mukhtar, M., Irwan, M., Fakultas, D., Kesehatan, I., & Sulawesi, U. (2021). Literatur
Review : Aplikasi Model Health Care System Dalam. Bina Generasi : Jurnal
Kesehatan, 12(2), 42–47.

Permenkes RI No. 43 2019. (2019). No Title‫س‬. ペインクリニック学会治療指針2, 2, 1–


13.

Anda mungkin juga menyukai