Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

Disusun oleh:
Nama: Emanuel Rahateen
Nim: A1C221043
Kelas: 3B

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
Latar Belakang...........................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................5
PENUTUP...................................................................................................................12
KESIMPULAN………………………………………………………………………12
SARAN……………………………………………………………………… ……..12
LITERASI...................................................................................................................13
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadidarat Tuhan Yang Maha Esa karna
atas rahmat dan karunianya penuils dapat menyelesaikan makalah ini tapat pada
waktunya.Terbatasnya kemampuan dan pengalamam penulis miliki, menyebabkan
banyaknya hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Berakat bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan- kesulitan tersebut dapat di atasi.

Terimakasih sebelumnya dan sesudahnya kami ucapakan kepada Dosen dan


teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materil, sehingga makalah ini terselsaikan dalam waktu yang di tentukan. Kami
menyadari sekali,didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangannya, baik dari segi tata Bahasa maupun tulisan. Peulis mohon
maaf apabila dalam penulisan karya tulis terdapat kesalahan-kesalahan baik yang
disegaja maupun tidak sengajah, saran dan kritik sangat diperlukan guna
penyempurnakan karya tulis ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah salah satu profesi pelaku pemberi pelayanan


kesehatan, memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan
profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
ilmu dan kiat keperawatan (Nursalam, 2008). Tenaga perawat mempunyai
kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan
dirumah sakit, karena pelayanan yang di berikannya berdasarkan pendekatan
bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dan dilaksanakan
selama 24 jam dan berkesinambungan, hal ini merupakan kelebihan tersendiri
dibanding profesi kesehatan lainnya (DepKes RI, 2005).
Proses keperawatan adalah suatu cara atau metode yang sistematis
dalam memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dan
bekerjasama dengan pasien (induvidu, keluarga, masyarakat) yang bertujuan
untuk mengidentifikasi masalah keperawatan dengan melakukan pengkajian,
menentukan diagnosa, merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang
telah diberikan dengan berfokus pada pasien, berorientasi pada tujuan yang
telah ditetapkan bersama. Tujuan umum dari proses keperawatan adalah
peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Adanya proses keperawatan akan
menciptakan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas dengan
indikator teratasinya semua masalah yang terkait dengan kebutuhan dasar
manusianya klien.
Kualitas pelayanan ditentukan oleh manajemen asuhan keperawatan.
Pelaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses
keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien, antara pasien dan perawat
berhubungan secara langsung dalam pengelolaan asuhan keperawatan
(Muhlisin, 2008) Dokumentasi keperawatan merupakan aspek penting yang
perlu ditingkatkan. Dokumentasi asuhan keperawatan mencakup pernyataan
dan pelaporan tentang pengkajian (pengumpulan data), diagnosis
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, tindakan dan evaluasi
keperawatan.
Dokumentasi yang efektif menjamin kesinambungan pelayanan, menghemat
waktu, dan meminimalisasi resiko kesalahan (Potter & Perry, 2009).
BAB II
PEMBAHASAN

Perawat adalah petugas kesehatan dengan waktu kerja tertinggi yang


memberikan 24 jam pelayanan terus menerus, melakukan kolaborasi dengan tim
kesehatan lain, oleh karena hal tersebut dapat menyebabkan risiko terjadinya cidera
(Kusumapraja, 2011). Keterlibatan banyak profesi selain tenaga perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan dapat menimbulkan atau berisiko terjadi cidera jika
dilakukan tidak dengan komunikasi dan koordinasi yang tepat, cidera dapat dihindari
jika perawat selalu menjaga hubungan baik dengan sesama perawat dan petugas
kesehatan lainnya, dan menjaga keharmonisan di lingkungan kerja atau suasana hati
untuk mencapai pelayanan kesehatan (Nursalam, 2014).
Proses keperawatan adalah suatu cara atau metode yang sistematis dalam
memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dan bekerjasama
dengan pasien (induvidu, keluarga, masyarakat) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan
diagnosa, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan dengan berfokus pada
pasien, berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tahapan proses
keperawatan menurut Craven dan Hirnle bahwa proses keperawatan memiliki enam
fase yaitu: pengkajian, diagnosa, tujuan, rencana tindakan, implementasi, dan
evaluasi. Kemudian teori lain menyatakan bahwa proses keperawatan adalah sarana
atau alat yang digunakan oleh seorang perawat dalam bekerja dan tata cara
pelaksanaannya tidak boleh dipisah-pisah antara tahap pertama, kedua, ketiga dan
seterusnya. Tahap pertama pengkajian, tahap kedua menegakkan diagnosa
keperawatan, tahap ketiga menyusun rencana keperawatan yang mengarah kepada
penanganan diagnosa keperawatan, tahap keempat diimplementasikan dan tahap
kelima atau tahap terakhir adalah dievaluasi. Orientasi dari pelayanan asuhan
keperawatan adalah pada pencapaian tujuan asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan baru dapat dikatakan berhasil dan selesai jika semua
tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan dalam perencanaan keperawatan
telah tercapai. Pendapat beberapa ahli tentang proses keperawatan sebagai berikut.
1. Menurut Florence Nightingale menyatakan bahwa tindakan dalam asuhan
keperawatan harus selalu terpisah dari tindakan medis. Tugas pokok Anda
sebagai perawat adalah memenuhi kebutuhan dasar manusianya klien dan
menata lingkungan keperawatan menjadi lingkungan yang adekuat untuk
pemulihan kondisi klien.
2. Yura and Walsh (1983) yang menyebutkan proses keperawatan terdiri atas 4
tahap. Perkembangan selanjutnya pada tahun 1982 melalui National Council
of State Boards of Nursing menyatakan bahwa proses keperawatan terdiri atas
5 tahap pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Perbedaan keperawatan Komunitas Dari Disiplin Keperawatan Lain
Keperawatan kesehatan komunitas pada awalnya bekerja di sektor
pemerintahan seperti Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan dan puskesmas
tetapi dalam perkembangannya perawat komunitas juga bekerja di setting
lainnya misal pusat layanan kesehatan mandiri, organisasi home care maupun
organisasi kemasyarakatan lainnya. Menurut Institute of Medicine (IOM)
tahun 2003 mendefinisikan Keperawatan Kesehatan Komunitas sebagai
layanan keperawatan profesional yang diberikan oleh perawat yang telah
memeperoleh pendidikan keperawatan komunitas atau disiplin lain yang
berkaitan dan bekerja untuk meningkatkan derajat kesehatan yang berfokus
pada masyarakat.
Keperawatan kesehatan komunitas dibedakan dari spesialis keperawatan
lainnya berdasarkan delapan prinsip di bawah ini :
1. Klien atau unit keperawatan adalah populasi. Walaupun perawat
komunitas memberikan asuhan pada individu, keluarga dan kelompok
tetapi tanggung jawab dominan tetap pada populasi keseluruhan.
2. Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau
populasi keseluruhan. Perawat kesehatan komunitas mengidentifikasi
kemungkinan menemukan individu yang kebutuhannya tidak sesuai
dengan prioritas kesehatan yang menguntungkan bagi populasi
keseluruhan.
3. Proses yang digunakan oleh perawat komunitas termasuk bekerja dengan
klien sebagai mitra yang sejajar Tindakan perawat kesehatan komunitas
harus menggambarkan kesadaran dari kebutuhan yang komprehensif dari
kesehatan dalam kemitraan dengan komunitas dan populasi meliputi
perspektif, prioritas dan nilai dari populasii dalam menginterpretasikan
data, kebijakan dan memutuskan program serta memilih strategi yang
sesuai untuk dilakukan.
4. Pencegahan primer adalah prioritas dalam memilih tindakan yang sesuai
Pencegahan primer meliputi promosi strategi kesehatan dan proteksi
kesehatan.
5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan sehat, kondisi sosial dan
ekonomi pada populasi yang berkembang merupakan fokus utama.
Intervensi keperawatan kesehatan komunitas meliputi pendidikan,
pengembangan masyarakat, perencanaan sosial, kebijakan pengembangan
serta enforcement. Dan intervensi tersebut akan berkembang ketika kita
bekerja dengan komunitas dan berakibat pada hukum, peraturan,
kebijakan dan prioritas dana. Advokasi pada komunitas untuk
menciptakan kondisi sehat merupakan bagian penting dari praktik
keperawatan kesehatan komunitas.
Contoh kasus yang pernah terjadi:
Melansir laman Syracruse, pada tahun 2009 di St. Joseph's Hospital and
Medical Center, New York, Amerika Serikat (AS), seorang perempuan
yang masih hidup mau diambil organnya untuk transplantasi. Para ahli
bedah mengira perempuan tersebut sudah meninggal. Untungnya,
perempuan tersebut membuka matanya sebelum pembedahan dilakukan.
Selain itu, mengutip BBC, seorang ahli bedah saraf dan tim di Kenyatta
National Hospital, Kenya, salah membedah pasien. Disebutkan bahwa
mereka sudah membedah otak pasien karena berdasarkan catatan terdapat
penggumpalan darah. Namun, setelah dibedah, tidak ditemukan apa pun
dalam otak pasien.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata tim medis salah melihat data
pasien. Pasien tersebut sebetulnya cuma membutuhkan pengobatan untuk
kepalanya yang bengkak.
Analisis penyebab: Kelalaian perawat untuk memastikan apakah pasien
tersebut sudah meninggal atau belum.
Penyelesaian: Perawat memiliki peran yang paling dominan dalam
mencegah terjadinya kesalahan dalam pengobatan, termasuk pelaporan
insiden, mendidik diri sendiri dan perawat lain tentang penting
komunikasi, memberikan rekomendasi untuk perubahan prosedur dan
kebijakan serta keterlibatan dalam melakukan identifikasi permasalahan
(Ramsey, 2013).Informasi tentang keselamatan pasien perlu diketahui oleh
semua perawat yang memberikan asuhan keperwatan hal tersebut
berfungsi untuk mencegah perawat melakukan tindakan yang dapat
menyebabkan cidera pada pasien.

20 Teori Keperawatan Menurut Para Ahli:


1. Florence Nightingale
Pencetus perkembangan dunia keperawatan moderen dan penemu teori lingkungan
“Environmental Theory“.
Mendefinisikan keperawatan sebagai tindakan memanfaatkan lingkungan pasien
untuk membantunya dalam pemulihan.
Keperawatan harus memperhatikan lingkungan perawatan pasien seperti udara
segar, cahaya, suhu, kebersihan, dan ketenangan untuk meningkatkan pemulihan
Mengidentifikasi bahwa ada 5 faktor lingkungan: udara segar, air bersih, drainase
yang efisien, kebersihan atau sanitasi, dan cahaya atau sinar matahari langsung.
2. Hildegard E. Peplau
Penemu teori hubungan interpersonal (Theory of Interpersonal Relations)
Teori ini menekankan pada hubungan perawat-klien sebagai dasar praktik
keperawatan.
Mendefinisikan keperawatan sebagai “proses interpersonal dari interaksi
terapeutik antara individu yang sakit atau membutuhkan layanan kesehatan dan
perawat dididik untuk mengenali dan merespon kebutuhan bantuan kepada
individu”
Membantu perawat dan pelayanan kesehatan untuk mengembangkan lebih banyak
intervensi terapeutik dalam menajamen klinis
3. Virginia Henderson
Peran perawat untuk membantu individu yang sakit atau sehat dalam memperoleh
kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar.
Berfokus pada pentingnya meningkatkan kemandirian pasien untuk mempercepat
proses penyembuhan di rumah sakit’
Menekankan kebutuhan dasar manusia dan bagaimana perawat dapat membantu
memenuhi kebutuhan tersebut.
“Perawat diharapkan melaksanakan rencana terapeutik medis, namun tindakan
keperawatan mandiri adalah hasil kreativitas perawat dalam merencanakan
perawatan”
4. Faye Gelnn Abdellah
Keperawatan didasarkan pada seni (art) dan science (sains) yang membentuk
sikap, kompetensi, dan keterampilan dari masing-masing perawat untuk
membantu individu yang sakit atau sehat dan mengatasi masalah kesehatan
mereka.
5. Ida Jean Orlando
Keperawatan didasarkan pada seni (art) dan science (sains) yang membentuk
sikap, kompetensi, dan keterampilan dari masing-masing perawat untuk
membantu individu yang sakit atau sehat dan mengatasi masalah kesehatan
mereka.
6. Dorothy E. Johnson
Menemukan Model Sistem Perilaku (Behavioral System Model).
Teori ini mendefinisikan keperawatan sebagai regulasi eksternal yang bertindak
untuk menjaga integrasi perilaku pasien pada tingkat yang optimal dalam kondisi
di mana perlaku tersebut merupakan ancaman terhadap kesehatan fisik atau sosial.
7. Martha Rogers
Dalam teorinya Theory of Human Beings didefinisikan keperawatan sebagai seni
dan sains yang humanistik dan kemanusiaan (humanistic and humanitarian)
Seorang pasien tidak dapat dipisahkan dari lingkungan kesehatan dan pengobatan.
8. Dorothea E. Orem
Self-Care Theory, Rogers menejelaskan bahwa keperawatan sebagai tindakan
membantu orang lain dalam penyediaan dan pengelolaan perawatan diri untuk
mempertahankan.
Berfokus pada kemampuan setiap individu untuk melakukan perawatan diri (self-
care).
9. Imogene King’s
Conceptual system and middle-range theory of goal attainment.
Keperawatan adalah tindakan reaksi dan interaksi di mana perawat dan klien
saling berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan.
10. Betty Neuman
System Model mendefinisikan keperawatan sebagai profesi unik yang berkaitan
dengan semua variabel yang mempengaruhi respons individu terhadap stres.
11. Jean Watson
 Pelopor lahirnya Philosophy and Theory of Transpersonal Caring / Theory of
Human Caring
 Caring adalah inti dari praktik keperawatan dan meningkatkan kesehatan lebih
baik daripada pengobatan medis sederhana.
 Berfokus pada promosi kesehatan, serta pengobatan terhadap penyakit.
 Bagaimana perawat merawat pasien mereka, dan bagaimana caring tersebut dapat
berkembang menjadi rencana yang lebih baik untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit dan memulihkan kesehatan.

12. Katharine Kolcaba


Theory of Comfort
 Kenyamanan pasien terdapat dalam tiga bentuk: kelegaan, kemudahan, dan
transedensi. Kenyamanan dapat terjadi dalam empat konteks yakni fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial budaya.
 Kenyamanan adalah penangkal stres yang melekat dalam situasi perawatan
kesehatan. Perwat akan merasa lebih puas dengan perawatan yang diberikan.
13. Lydia E. Hall
 Mengembangkan Care, Cure, Core Theory yang juga dikenal sebagai “Three Cs
of Lydia Hall”
 Hall mendefinisikan keperawatan sebagai partisipasi dalam care (perawatan), core
(inti), dan cure (penyembuhan) dari proses perawatan pasien, di mana CARE
adalah satu-satunya fungsi perawat, sedangkan CORE dan CURE dilakukan
anggota tim kesehatan lainnya.
 CARE mendefinisikan peran utama perawat profesional, CORE adalah pasien
yang menerima asuhan keperawatan, CURE adalah aspek keperawatan yang
melibatkan pemberian obat-obatan.
14. Joyce Travelbee
 Teorinya Human-to-Human Relationship menyatakan bahwa tujuan
keperawatan adalah untuk membantu dan mendukung individu, keluarga atau
komunitas untuk mencegah atau mengatasi penyakit dan penderitaan pasien.
 Keperawatan dicapai melalui hubungan human-to-human.
 Teorinya memperluas teori hubungan interpersonal dari Peplau dan Orlando.
15. Kathryn E. Barnard
 Mengembangkan the Child Health Assessment Model (model penilaian kesehatan
anak)
 Fokus untuk meningkatkan kesehatan bayi dan keluarganya.
 Ia menemukan tentang interaksi parent-child (orang tua-anak) sebagai prediktor
penting perkembangan kognitif.

16. Marilyn Anne Ray


 Mengembangkan the Theory of Bureaucratic Caring
 “Peningkatan keselamatan pasien, pengendalian infeksi, pengurangan kesalahan
pemberian obat, dan kualitas keperawatan secara keseluruhan, tidak akan terjadi
tanpa pengetahuan dan pemahaman tentang organisasi yang kompleks seperti
politik dan ekonomi.
 Menyajikan pandangan berbeda tentang bagaimana organisasi kesehatan dan
fenomena keperawatan saling terkait sebagai keseluruhan dan bagian dalam
sistem.

17. Patricia Benner


 Caring, Clinical Wisdom, dan Ethics in Nursing Practice
 Caring ditanamkan dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai kebutuhan
manusia
18. Madeleine M. Leininger
 Trascultural Nursing Theory
 Trancultural nursing sebagai bidang studi dan praktik substantif yang berfokus
pada nilai-nilai, keyakinan, dan praktik perawatan budaya komparatif dari
individu atau kelompok budaya yang sama atau berbeda dengan tujuan
menyediakan praktik asuhan keperawatan yang spesifik budaya dan universal
dalam mempromosikan kesehatan untuk membantu manusia yang mengalami
masalah kesehatan dengan pendekatan secara budaya.
 Berfokus pada fakta bawa berbagai budaya memiliki perilaku perawatan yang
berbeda dan unik, serta memiliki nilai, keyakinan, dan pola perilaku kesehatan dan
lingkungan yang berbeda.
19. Phil Barker
 Barker’s Tidal Model of Mental Health Revovery digunakan dalam
perawatan kesehatan mental.
 Berfokus pada proses asuhan keperawatan dasar, dapat diterapkan secara
universal, dan merupakan panduan praktis untuk psikiatri dan keperawatan
kesehatan mental.
20. Cheryl Tatano Beck
 Postpartum Depression Theory
 “The birth of a baby is an occasion for joy-or so the saying goes ….., but for some
women, joy is not an option”
 Memberikan bukti untuk memahami dan mencegah depresei pascapartum

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan proses penyembuhan


klien/pasien juga bergantung pada lingkungan di sekitar untuk memudahkan dalam
proses penyembuhan.
B. SARAN

Sebagai seorang perawat profesional harus dapat melihat mana kebutuhan yang harus
di prioritaskan untuk penyembuhan klien. Penulis berharap sebagai tenaga kesehatan
(perawat) harus lebih menjalin rasa saling percaya antara perawat dan klien agar
tindakan yang di berikan dapat meyakinkan klien bawasanya perawat tersebut
mempunyai keahliaan di bedang kesehatan untuk memberikan pengobatan yang
komperensif untuk penyembuhan klien tersebut.

LITERASI
 Anggraeni, Dewi. (2016). Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap
Sikap Melaporkan Insiden pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Tk. II dr. Soperaoen. Jurnal Aplikasi Manajamen, 14 (2):309-321.
 Cahyono. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik
Kedokteran Cetakan Ke 5. Yogyakarta: Kanisius.
 Idris, Herawati. (2017). Dimensi Budaya Keselamatan Pasien. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 8(1):1-9.

Anda mungkin juga menyukai