Anda di halaman 1dari 30

Asuhan keperawatan

DISUSUN OLEH:

DIVANI MANDASARI

(NIM:13404322071)

AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA BANDA ACEH


Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
jua kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan ini
dengan baik. maka pada hari ini makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN”terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi kemajuan selanjutnya. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan
oleh karenanya, penulis dengan rendah hati menerima masukan, saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

PENULIS
DAFTAR ISI

BAB PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah.

C. Tujuan dan manfaat asuhan keperawatan.

BAB II PEMBAHASAN.
A.Asuhan keperawatan pada pasien Hiperemesis Gravidarum

2.1 Pengertian..

2.2 Diagnosis Keperawatan.

2.3 Perencanaan.

2.4 Evaluasi.

B.Asuhan Keperawatan Sistem perkemihan

2.1 Pengkajian Sistem Perkemihan

2.2 Pemeriksaan Subyektif..

C. Asuhan Keperawatan Jiwa.

2.1 Pengertian asuhan keperawatan jiwa (Ansietas)..

2.2 Asuhan keperawatan pada pasien gangguan kecemasan......

2.3 implementasi

2.4 Evaluasi..

D.Asuhan Keperawatan Pasien Post Operasi (hernia)

2.1 Pengertian

2.2 diagnosa keperawatan

2.3 Implementasi keperawatan

2.4 Evaluasi
E. Asuhan Keperawatan Pasien Stroke

2.1 Pengertian..

2.2 Diagnosis Keperawatan.

2.3 Perencanaan.

2.4 Evaluasi.

(Asuhan Keperawatan, 2022)


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang


Keperawatan menyatakan asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi
dengan klien dan lingkunganuntuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian dalam merawat dirinya (Pemerintah Republik Indonesia, 2014).
Asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yaitu suatu metode
sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien
dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan
spiritual yang optimal melalui tahapan pengkajian keperawatan, indentifikasi
diagnosa keperawatan, penentuan perencanaan keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan serta mengevaluasinya (Suarli & Yahya, 2012)

B. RUMUSAN MASALAH
 BAGAIMANA ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP PASIEN
DIABETES MELITUS?
 BAGAIMANA ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI?
 BAGAIMANA ASUHAN TERHADAP PASIEN DENGAN
PENDERITA ANEMIA?
 BAGAIMANA ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP PASIEN
PENDERITA DIARE?
 BAGAIMANA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE?

C. TUJUAN
Tujuan asuhan keperawatan adalah sebagai alat komunikasi antara klien,
keluarga, tim perawat dan tim kesehatan lain sehingga terbentuk komunikasi
yang baik dalam perawatan klien, sebagai tanggung jawab dan tanggung
gugat perlindungan klien dalam pelayanan dan keamanan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan, sebagai informasi statistik acuan
perencanaan kebutuhan sarana prasarana dan sumber daya manusia di masa
mendatang, sebagai sarana pendidikan yang dapat dijadikan media belajar
bagi mahasiswa dan bahan penelitian dalam pengembangan ilmu
keperawatan, sebagai sumber data dalam audit keperawatan untuk alat ukur
dalam penilaian kinerja perawatan, sebagai dokumen yang bisa dijadikan
aspek legal dan bukti autentik bagi perawat ketika menghadapi masalah
hukum, sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan
keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A.Asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus

2.1 Pengertian

Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolise glukosa yang disebabkan oleh


gangguan dalam tubuh. Tubuh manusia tidak menghasilkan cukup insulin dalam
tubuhnya, sehingga menyebabkan kelebihan glukosa dalam darah . Diabetes
Mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati . Diabetes Mellitus adalah
sekelompok kelainan metabolic yang diakibatkan oleh adanya kenaikan kadar
glukosa darah dalam tubuh/hiperglikemia, kadar glukosa darah secara normal
berkisar 70-120 mg/dL. Diagnosis Diabetes Mellitus ditemukan apabila
Glukosa sewaktu ≥200mg/dL, atau Glukosa puasa ≥126mg/dL. Dan disertai
gejala klasik diabetes mellitus yaitu Poliuria, polydipsia, dan polifagia
(Smeltzer, Hinklie & Cheever, 2010; Kumar, Abbar & Aster, 2013).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus adalah


penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemik yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penururnan sensitivitas insulin
dan ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi
fungsi insulin.

2.2 Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan langkah kedua dari proses keperawatan yang


menggambarkan penilaian kritis tentang respon individu, keluarga kelompok
maupun masyarakat terhadap msalah kesehatan baik aktual maupun potensial.
Dimana perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengatasinya.
Dengan demikian asuhan keperawatan dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan (Sumijatun, 2010). Adapun diagnosa yang mungkin muncul pada
klien diabetes mellitus menurut Nurarif, dkk (2015), Ernawati (2013) dan
Nanda (2018-2020) sebagai berikut :

1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


gangguan keseimbangan insulin, makan dan aktivitas jasmani

3. Resiko Syok berhubungan dengan ketidak mampuan elektrolit kedalam sel


tubuh, hipovolemia

4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan


jaringan (nekrosis luka ganggrene) 37

5. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jaringan,proses penyakit


(Diabetes Mellitus)

6. Retensi urine berhubungan dengan inkomplit pengosongan kandung kemih,


sifingter kuat dan poliuri

7. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan


sirkulasi darah perifer, proses penyakit (DM)

8. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan gejala polyuria dan


dehidrasi

9. Keletihan

2.3 Perencanaan

Rencana intervensi

Kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan
hasil yang diperkirakan diterapkan dan diintervensi keperawatan dipilih untuk
mencapai tujuan tersebut merupakan penjelasan dari perencanaan menurut
Potter dan Perry (2011). Adapun perencanaan yang didapat pada Nurarif,
Kusuma (2015) dan Doenges (2012) diantaranya :

a. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Factor resiko : tingkat perkembangan,


asupan diet, pemantauan glukosa darah tidak tepat, kurang kepatuhan pada
rencana manajemen diabetic (misal, rencana tindakan), manajemen
medikasi, tingkat aktivitas fisik, status kesehatan, stress.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan keseimbangan insulin, makan dan aktivitas jasmani
Batasan karakteristik : kram abdomen,nyeri abdomen, berat badan 20% atau
lebih dibawah berat badan ideal, kerapuhan kapiler, kehilangan rambut
berlebih, kurang makanan, kurang informasi, kurang minat pada makanan,
cepat kenyang setelah makan sariawan rongga mulut.
c. Resiko Syok berhubungan dengan ketidak mampuan elektrolit kedalam sel
tubuh, hipovolemia Factor resiko : hipotensi, hipovolemi, hipoksemia,
hipoksia, infeksi, sepsis, sindrom respons inflamasi sistemik
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan
jaringan (nekrosis luka ganggrene) Batasan karakteristik : kerusakan
jaringan (mis, kornea membrane mukosa, kornea, integument, atau
subcutan), kerusakan jaringan. Factor yang berhubungan : gangguan
sirkulasi, iritan zat kimia, defisit cairan, kelebihan cairan, hambatan
mobilitas fisik, kurang pengetahuan, factor mekanik, factor nutrisi, radiasi,
suhu ektrim
e. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jaringan,proses penyakit
(Diabetes Mellitus) Factor-faktor resiko : diabetes mellitus, obesitas,
pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan pathogen,
pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat, kerusakan integritas
kulit(pemasangan kateter intravena, prosedur invasif), trauma jaringan.
f. Retensi urine berhubungan dengan inkomplit pengosongan kandung kemih,
sifingter kuat dan poliuri Batasan karakteristik : distensi abdomen, menetes,
dysuria, sering berkemih , berkemih sedikit, sensasi kandung kemih penuh
g. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
sirkulasi darah perifer, proses penyakit (DM) Batasan karakteristik : tidak
ada nadi, perubahan fungsi motoric, perubahan karakteristik kulit (warna,
elastisitas, rambut, kelembapan, sensasi, suhu) , indek ankle brachial
h. Resiko ketidak seimbangan elektrolit berhubungan dengan gejala polyuria
dan dehidrasi Factor resiko : defisiensi volume cairan , kelebihan volume
cairan , daire, disfusi endokrin, gangguan mekanisme regulasi (missal :
diabetes mellitus), disfungsi gunjal, efek samping obat, muntah.
i. Keletihan Batasan karakteristik : gangguan karakteristik, penurunan
performa, kuranng minat terhadap sekitar, mengantu, peningkatan keluhan
fisik, kurang energy, dan mengatakan perasaan lelah. Faktoe yang
berhubungan : psikologis : ansietas, depresi, stress. Fisiologis : anemia,
peningkatan kelemahan fisik, malnutrisi, kehamilan. Lingkungan :
kelembapan, suhu, cahaya, kebersihan. Situasional : pristiwa hidup negative,
pekerjaan.
2.4 Implementasi keperawatan

Terdapat lima tahapan pada implementasi menurut Potter dan Perry (2011),
diantaranya: mengkaji ulang klien, menelaah dan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan yang sudah ada, mengidentifikasi bantuan, mengimplementasikan
intervensi keperawatan dan mendokumentasikan intervensi.

2.5 Evaluasi Keperawatan

Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan


yang diberikan. Pada evaluasi yang penulis lakukan pada pasien 1 berdasarkan
kriteria yang penulis susun terdapat 3 diagnosa keperawatan yang telah teratasi
dengan baik sesuai rencana yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis, gangguan mobilitas fisik, dan risiko infeksi. Sedangkan,
pada pasien 2 berdasarkan kriteria yang penulis susun terdapat 1 diagnosa
keperawatan yang telah teratasi dengan baik sesuai rencana yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
B.ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian /
mortalitas (Trianto, 2014).

2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien


terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut (Nurarif,
2015) dengan hipertensi :

a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload

b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia

c. Kelebihan volume cairan d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

e. Ketidakefektifan koping

f. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

g. Resiko cedera

h. Defisiensi pengetahuan

i. Ansietas

2.3 Implementasi Keperawatan


Jenis Implementasi Keperawatan Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis
implementasi keperawatan, yaitu:

a. Independent Implementations adalah implementasi yang diprakarsai sendiri


oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya sesuai
dengan kebutuhan,
misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL),
memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan
yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan
psiko-sosio-kultural, dan lain-lain.

b. Interdependen/Collaborative Implementations Adalah tindakan keperawatan


atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan
lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal 47 pemberian obat oral, obat
injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain.

c. Dependent Implementations Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan


dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya,
misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada pasien sesuai dengan diit yang telah
dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari
bagian fisioterapi.

2.4 Evaluasi keperawatan

Adapun tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
keperawatan pada tahap evaluasi meliputi:

1) Tujuan tercapai/masalah teratasi : jika klien menunjukan perubahan sesuai


dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

2) Tujuan tercapai sebagian/masalah sebagian teratasi : jika klien menunjukan


perubahan sebagian dari kriteria hasil yang telah ditetapkan.

3) Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi : jika klien tidak 50 menunjukan


perubahan dan kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah/diagnosa
keperawatan baru
C. ASUHAN KEPERAWATAN PENDERITA ANEMIA

2.1 Pengertian

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan


komponendarah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darahmerah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999). Anemia adalah istilah yang
menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dankadarhemoglobin dan
hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia
adalahberkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin danvolumepacked red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis
atau penyakit, melainkanmerupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh dan perubahanpatotisiologis yang mendasar yang
diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaanfisik dan informasi
laboratorium

2.2 Asuhan keperawatan pasien anemia

1) Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;
penurunansemangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuktidurdan istirahat lebih banyak. Standar Asuhan
Keperawatan|8Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja
atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya. Kelemahan otot, danpenurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak
tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda
lain yang menunujukkan keletihan.

2) Sirkulasi Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya


perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja
jantung berlebihan). Riwayat endokarditisinfektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi). Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan
diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia :
abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataranatau depresi
gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik(DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien
kulit hitam, pucat dapat tampaksebagai keabu-abuan). Kulit seperti
berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemonterang (AP). Sklera : biru
atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan
aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku :
mudahpatah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut :
kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).

3) Integritas ego Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi


pilihan pengobatan, misalnyapenolakan transfusi darah. Tanda : depresi.

4) Eleminasi Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen,


sindrommalabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar,
melena. Diare atau konstipasi. Penurunanhaluaran urine. Tanda : distensi
abdomen.

5) Makanan/cairan Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet


protein hewani rendah/masukanproduk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut
atau lidah, kesulitan menelan (ulkus padafaring). Mual/muntah,
dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidakpernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanahliat,
dan sebagainya (DB). Standar Asuhan Keperawatan Tanda : lidah tampak
merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitaminB12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilangelastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi).
Bibir : selitis, misalnyainflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).

6) Neurosensori Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus,


ketidak mampuanberkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin. Tanda :
peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak
mampuberespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina
(aplastik, AP). Epitaksis: perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunanrasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

8) Pernapasan Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada


istirahat dan aktivitas. Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9) Keamanan Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,.


Riwayat terpajanpadaradiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.
Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas.
Transfusi darah sebelumnya. Gangguanpenglihatan, penyembuhan luka
buruk, sering infeksi. Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat
malam, limfadenopati umum. Petikiedan ekimosis (aplastik).

10) Seksualitas Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya


menoragia atau amenore (DB). Hilanglibido (pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

2.3 Diagnosa Keperawatan


1. Risiko ketidak efektifan Perfusi jaringan perifer b/d penurunan
konsentrasi Hbdandarah, suplai oksigen berkurang Standar Asuhan
Keperawatan

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang


kurang, anoreksia

3. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik

4. Resiko infeksi

5. Resiko gangguan integritas kulit b/d keterbatasan mobilitas


2.4 Implementasi Keperawatan

1. Berikan instruksi pada orang tua tentang cara cara melindungi anak dari
infeksi

a. Batasi kontak dengan agens terinfeksi

b. Identifikasi tanda dan gejala infeksi

2. Berikan instruksi pada orang tua untukmemantau tanda tanda komplikasi

3. Berikan instruksi pada orang tua tentang pemberian obat

a. Pantau respon terapeutik anak

b. Pantau adanya respon yang tidak menguntungkan

4. Berikan informasi tentang system penunjang masyarakat kepada anak


dankeluargauntuk adaptasi jangka panjang a. Masuk kembali ke sekolah b.
Kelompok orang tua c. Kelompok anak dansaudara kandungnya d. Nasehat
keuangan
D.ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP PASIEN DIARE

2.1 Pengertian

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
( biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari (DEPKES 2011). Menurut WHO
diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
buang air besar yang lebih dari biasanya, 3 kali sehari atau lebih mungkin dapat
disertai muntah atau tinja yang berdarah ( simatupang 2004). Jadi dapat
diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak nomal yaitu lebih dari tiga
kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung
atau usus (Titik lestari 2016)

2.2 Diagnosis keperawatan

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien diare menurut


NANDA Internasional (2015), adalah sebagai berikut:

a. Diare berhubungan dengan parasit, psikologis, proses infeksi,


inflamasi, iritasi, malabsorbsi.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan


aktif, kegagalan mekanisme regulasi.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan faktor biologis, faktor psikologis, ketidakmampuan mencerna
makanan, ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien.

d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi atau sering


BAB, perubahan status cairan, perubahan pigmentasi, perubahan turgor,
penurunan imunologis.

e. Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan diare,


intoleransi makanan, malnutrisi.
f. Resiko syok berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit.

g. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi, peningkatan laju


metabolisme, penyakit. h. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
(sering BAB).

i. Ganguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit,


kurang kontrol situasi.

j. Anisetas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan,


gejala terkait penyakit.

k. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kurang


sumber pengetahuan

2.3 Implementasi keperawatan

Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan 44 sesudah pelaksaan
tindakan, serta menilai data yang baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan keperawatan antara lain:

a. Kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal.

b. Kemampuan menilai data baru.

c. Kreativitas dan inovasi dalam membuat modifikasi rencana tindakan.

d. Penyesuaian selama berinteraksi dengan klien.

e. Kemampuan mengambil keputusan dalam memodifikasi pelaksanaan.

f. Kemampuan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan serta efektivitas


tindakan.
2.4 Evaluasi

Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan


tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan yaitu pada komponen kognitif, afektif, psikomotor,
perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik ( Olfah & Ghofur, 2016)
E. Asuhan Keperawatan Pasien Stroke

2.1 Pengertian

stroke adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena


penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke
hemoragik). Kondisi ini menyebabkan area tertentu pada otak tidak
mendapat suplai oksigen dan nutrisi sehingga terjadi kematian sel-sel otak.
Stroke merupakan keadaan darurat medis, karena tanpa suplai oksigen dan
nutrisi, sel-sel pada bagian otak yang terdampak bisa mati hanya dalam
hitungan menit. Akibatnya, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak
tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik.

2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan tidak berfungsinya


kegagalan menggerakkan anggota tubuh

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan otak

3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan infak


serebral

4. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan penumpukan


sekret

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


anoreksia

6. Gangguan perubahan persepsi berhubungan dengan ketidakmampuan


mencium, membau dan mengecap

7. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan pada anggota


gerak
2.3 Implementasi Keperawatan

1. Mempertahankan keamanan klien


Keamanan adalah fokus utama perawat dalam melakukan suatu
tindakan. Dalam hal ini, jika seorang perawat dalam melakukan
suatu tindakan membahayakan pasien maka hal tersebut akan
dianggap sebagai pelanggaran etika standar keperawatan
profesional, tetapi itu juga merupakan tindakan hukum yang dapat
menuntut perawat tersebut.

2. Memberikan asuhan yang efektif


Asuhan yang efektif merupakan asuhan yang harus sesuai dengan
apa yang dilakukan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki
seorang perawat maka akan semakin efektif asuhan yang diberikan
kepada pasien.

3. Memberikan asuhan seefisien mungkin


Asuhan yang efisien merupakan asuhan yang diberikan perawat
menggunakan waktu yang sebaik mungkin sehingga dapat
menyelesaikan masalah

2.4 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan yang intelektual dalam melengkapi sebuah


proses keperawatan yang menandakan dalam keberhasilan dari diagnosis
keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Dalam tahap
evaluasi memungkinkan bagi seorang perawat untuk memonitor kealpaan
yang terjadi selama pengkajian, analisis, perencanaan dan implementasi
evaluasi (Nursalam, 2008)
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan


suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
untuk klien.
Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan
untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan
dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan.
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik
keperawatan yang harus dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk
membantu perawat melakukan validasi mutu dan mengembangkan
keperawatan.

3.2 SARAN

Penulis menyarankan agar semua perawat dan tenaga medis lainnya bekerja
sesuai etik serta bekerja secara kolaborasi dengan menjadikan keamanan dan
keselamatan pasien sebagai prioritas utama sehingga berbagai bentuk kelalaian
dapat di hindari atau di minimalisir.
Puji syukur alhamdulillah
kami panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan
pengetahuan
sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-
teman yang telah
berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya
sehingga asuhan
keperawatan ini
bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga
asuhan keperawatan ini
bisa menambah
pengetahuan para
pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami
memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang
bersifat membangun demi
terciptanya asuhan
keperawatan
selanjutnya yang lebih baik
lag

Anda mungkin juga menyukai