Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF PADA NY.

J
DENGAN DIABETES MELLITUS DI DUSUN GENENG,
PANGGUNGHARJO, SEWON, BANTUL

Disusun untuk memenuhi Tugas Individu Praktik Klinik Keperawatan Komprehensif


Dosen Pembimbing : Induniasih, S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh :
Risky Mery Amalia (P07120119005)

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

“ASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF PADA NY.J DENGAN


DIABETES MELLITUS DI DUSUN GENENG, PANGGUNGHARJO, SEWON,
BANTUL”.

Telah diperiksa dan disetujui pada


Hari :
Tanggal :
Tempat : Dusun Geneng, Panggungharjo, Sewon,
Bantul

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Induniasih, S.Kp, M.Kes Supri Windarti, AMK

Mahasiswa

Risky Mery Amalia


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin, kuasa dan perlindungan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Komprehensif Pada Ny.J dengan Diabetes
Mellitus di Dusun Geneng Panggungharjo Sewon Bantul”. Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan
Keluarga yang diberikan kepada kami oleh Ibu Induniasih, S.Kp, M.Kes agar kami
dapat mengetahui serta memahami cara menyusun askep dengan benar dan dapat
mengembangkan ilmu yang telah kami peroleh.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini
masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Mata
Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Keluarga yaitu selaku dosen pembimbing saya,
yang telah sangat membantu saya dalam proses pembuatan makalah ini mulai dari
pemilihan kasus hingga sampai makalah ini bisa dibuat, juga Ibu Pembimbing
Lapangan Ibu Supri Windarti, AMK. Ibu Kader Ibu Timur Sadani yang telah
memberikan banyak informasi dan dukungan tempat selama pengkajian dan tak lupa
kepada rekan-rekan satu tim saya yang telah memberikan masukan dan dukungan
kepada saya.

Bantul, 12 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi Diabetes Mellitus
b. Etiologi Diabetes Mellitus
c. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
d. Komplikasi Diabetes Mellitus
e. Penatalaksanaan Tumor Mammae
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkategorian Data
b. Pengkajian
c. Diagnosa
d. Skala Prioritas
e. Perencanaan
f. Pelaksanaan dan Evaluasi
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah salah satu bagian dari penyakit tidak
menular. Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
tingginya kadar gula darah akibat gangguan pada pankreas dan insulin. Empat
jenis penyakit tidak menular utama menurut WHO adalah penyakit
kardiovaskulair (Penyakit Jantung Koroner dan Stroke), Kanker, Penyakit
Pernafasan Kronis (Asma Dan Penyakit Paru Obstruksi Kronis), dan Diabetes
Mellitus (Depkes, 2021). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
mengatakan bahwa wawancara yang dilakukan terhadap responden yang
berumur ≥ 15 tahun didapatkan hasil prevalensi Diabetes Mellitus di
Indonesia yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5%. Diabetes Mellitus
terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1%. Prevalensi Diabetes Mellitus
yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI
Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Data
dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta jumlah penderita DM di kota
Yogyakarta pada tahun 2013 mencapai 13.850 jiwa dan pada tahun 2014
mencapai 50.837 jiwa.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Komprehensif pada klien dengan Diabetes
Mellitus Tipe II di Dusun Geneng Panggungharjo Sewon Bantul?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada klien
dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Dusun Geneng Panggungharjo
Sewon Bantul
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada klien dengan
Diabetes Mellitus Tipe II di Dusun Geneng Panggungharjo Sewon Bantul
diharapkan penulis mampu :
a. Memahami tentang konsep Asuhan Keperawatan komprehensif pada
klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II mulai pengkajian-evaluasi dan
pendokumentasian.
b. Melaksanakan asuhan keperawatan komprehensif pada klien dengan
Diabetes Mellitus Tipe II.

D. Manfaat

a. Bagi Puskesmas

Memberikan masukan bagi tim kesehatan di puskesmas dalam


memberikan Asuhan Keperawatan komprehensif pada klien dengan
Diabetes Mellitus Tipe II di Dusun Geneng Panggungharjo Sewon Bantul
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai penyambung Ilmu Asuhan Keperawatan komprehensif pada klien
dengan Diabetes Mellitus Tipe II sehingga dapat menambah referensi dan
acuan dalam memahami Asuhan Keperawatan.
c. Bagi Penulis
Memberikan pengetahuan dan memperbanyak pengalaman bagi penulis
dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan komprehensif
pada klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smeltzer dan
Bare, 2015) Diabetes melitus adalah sindroma gangguan metabolisme
dengan hiperglikemi kronik akibat defisiensi sekresi insulin atau
berkurangnya efektifitas biologis dari insulin yang disertai berbagai
kelainan metabolik lain akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah
( Rendy dan Margareth, 2012).
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat insufisiensi
fungsi insulin. Hal tersebut dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel beta langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan
oleh kurang responsifnya sel tubuh terhadap insulin (Sunaryati dalam
Masriadi, 2016).

B. Etiologi Diabetes Mellitus


a. Penyebab Diabetes Melitus berdasarkan klasifikasi menurut WHO
tahun 1995 adalah: DM Tipe I (IDDM: DM tergantung insulin).
1) Faktor genetik / herediter Faktor herediter menyebabkan
timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel beta terhadap
penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan
antibodi autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada
penghancuran sel-sel beta.
2) Faktor infeksi virus berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen
yang merupakan pemicu yang menentukan proses autoimun pada
individu yang peka secara genetik.
b. DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin = NIDDM) Terjadi paling
sering pada orang dewasa, dimana terjadi obesitas pada individu
obesitas dapat menurunkan jumlah resoptor insulin dari dalam sel
target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia
kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik yang biasa.
c. DM Malnutrisi
1) Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)
2) Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah
protein sehingga klasifikasi pangkreas melalui proses mekanik
(Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta
menjadi rusak. 17
3) Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD) Karena
kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel
Beta pankreas.
d. DM Tipe Lain
1) Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas dll
2) Penyakit hormonal Seperti: Acromegali yang meningkat GH
(growth hormon) yang merangsang sel-sel beta pankeras yang
menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.
3) Obat-obatan
a) Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan
streptozerin.
b) Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide,
phenothiazine dll.
C. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
Adanya penyakit diabetes mellitus ini pada awalnya seringkali tidak
dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Manifestasi klinis Diabetes
Melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Jika
hiperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka
timbul glikosuria. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik
yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) jika melewati ambang
ginjal untuk ekskresi glukosa yaitu ± 180 mg/dl serta timbulnya 18 rasa
haus (polidipsia). Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) mungkin akan
timbul sebagai akibat kehilangan kalori (Price dan Wilson, 2012).
Pasien dengan diabetes tipe I sering memperlihatkan awitan gejala
yang eksplosif dengan polidipsia, pliuria, turunnya berat badan, polifagia,
lemah, somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu.
Pasien dapat menjadi sakit berat dan timbul ketoasidosis, serta dapat
meninggal kalau tidak mendapatkan pengobatan segera. Terapi insulin
biasanya diperlukan untuk mengontrol metabolisme dan umumnya
penderita peka terhadap insulin. Sebaliknya pasien dengan diabetes tipe 2
mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun, dan diagnosis
hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan
melakukan tes toleransi glukosa.
Pada hiperglikemia yang lebih berat pasien tersebut mungkin
menderita polidipsia, poliuria, lemah dan somnolen. Biasanya mereka tidak
mengalami ketoasidosis karena pasien ini tidak defisiensi insulin secara
absolut namun hanya relatif. Sejumlah insulin tetap disekresi dan masih
cukup untuk mnenghambat ketoasidosis (Price dan Wilson, 2012).
Gejala dan tanda-tanda DM dapat digolongkan menjadi 2 yaitu gejala
akut dan gejala kronik (PERKENI, 2015) :
a. Gejala akut penyakit DM Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap
penderita, bahkan mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun sampai
saat tertentu. Permulaan 19 gejala yang ditunjukkan meliputi serba
banyak (poli) yaitu banyak makan (poliphagi), banyak minum
(polidipsi), dan banyak kencing (poliuri). Keadaan tersebut, jika tidak
segera diobati maka akan timbul gejala banyak minum, banyak
kencing, nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun dengan
cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah, dan bila
tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual.
b. Gejala kronik penyakit DM Gejala kronik yang sering dialami oleh
penderita DM adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti
tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal di kulit, kram, mudah mengantuk,
mata kabur, biasanya sering ganti kacamata, gatal di sekitar kemaluan
terutama pada wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
kemampuan seksual menurun, dan para ibu hamil sering mengalami
keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi
berat lahir lebih dari 4 kg .

D. Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien DM tipe 2 akan
menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi DM tipe 2 terbagi dua
berdasarkan lama terjadinya yaitu: komplikasi akut dan komplikasi kronik.(
PERKENI, 2015).
a. Komplikasi akut
1) Ketoasidosis diabetik (KAD) KAD merupakan komplikasi akut DM
yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi
(300-600 mg/dL), disertai dengan adanya tanda dan gejala asidosis
dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasmameningkat (300-320
mos/mL) dan terjadi peningkatan anion gap.
2) Hiperosmolar non ketotik (HNK) Pada keadaan ini terjadi
peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dL), tanpa
tanda dan gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat (330-
380 mOs/mL), plasma keton (+/-), anion gap normal atau sedikit
meningkat .
3) Hipoglikemia Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar
glukosa darah mg/dL. Pasien DM yang tidak sadarkan diri harus
dipikirkan mengalami keadaan hipoglikemia. Gejala hipoglikemia
terdiri dari berdebar-debar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar,
pusing, gelisah, dan kesadaran menurun sampai koma.

b. Komplikasi kronik
Komplikasi jangka panjang menjadi lebih umum terjadi pada
pasien DM saat ini sejalan dengan penderita DM yang bertahan hidup
lebih lama. Penyakit DM yang tidak terkontrol dalam waktu yang
lama akan menyebabkan terjadinya komplikasi kronik.
1). Neuropati Diabetes
Neuropati adalah kerusakan saraf sebagai komplikasi
serius akibat DM. Komplikasi yang tersering dan paling penting
adalah neuropati perifer, berupa hilangnya sensasi distal dan
biasanya mengenai kaki terlebih dahulu, lalu ke bagian tangan.
Neuropati berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan
amputasi. Gejala yang sering dirasakan adalah kaki terasa terbakar
dan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit di malam hari. Setelah
diagnosis DM ditegakkan, pada setiap pasien perlu dilakukan
skrining untuk mendeteksi adanya polineuropatidistal. Apabila
ditemukan adanya polineuropati distal, perawatan kaki yang
memadai akan menurunkan risiko amputasi. Semua penyandang
DM yang disertai neuropati perifer harus diberikan edukasi
perawatan kaki untuk mengurangi risiko ulkus kaki.
E. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas
hidup penderita diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :
1. Tujuan jangka pendek : menghilangkan keluhan DM, memperbaiki
kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2. Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa


darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid (mengukur kadar lemak
dalam darah), melalui pengelolaan pasien secara komprehensif. Pada
dasarnya, pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan disertai dengan
latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2 minggu). Bila setelah
itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar sasaran
metabolik yang diinginkan, baru dilakukan intervensi farmakologik dengan
obat - obat anti diabetes oral atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi.
Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, DM
dengan stres berat, berat badan yang menurun dengan cepat, insulin dapat
segera diberikan. Pada keadaan tertentu obat-obat anti diabetes juga dapat
digunakan sesuai dengan indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter.
Pemantauan kadar glukosa darah bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri
di rumah, setelah mendapat pelatihan khusus untuk itu (PERKENI, 2015).
Menurut Smeltzer dan Bare (2015), tujuan utama penatalaksanaan
terapipada Diabetes Mellitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar
glukosa darah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk
menghindari terjadinya komplikasi. Tatalaksana diabetes terangkum dalam 4
pilar pengendalian diabetes. Empat pilar pengendalian diabetes, yaitu :
1. Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit
diabetes. Dengan mengetahui faktor risiko diabetes, proses terjadinya
diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit diabetes, serta pengobatan
diabetes, penderita diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya
pengendalian diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya hidup sehat dan
pengobatan diabetes. Penderita perlu menyadari bahwa mereka mampu
menanggulangi diabetes, dan diabetes bukanlah suatu penyakit yang di
luar kendalinya. Terdiagnosis sebagai penderita diabetes bukan berarti
akhir dari segalanya. Edukasi (penyuluhan) secara individual dan
pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti
perubahan perilaku yang berhasil.
2. Pengaturan makan (Diit)
Pengaturan makan pada penderita diabetes bertujuan untuk
mengendalikan gula darah, tekanan darah, kadar lemak darah, serta
berat badan ideal. Dengan demikian, komplikasi diabetes dapat
dihindari, sambil tetap mempertahankan kenikmatan proses makan itu
sendiri. Pada prinsipnya, makanan perlu dikonsumsi teratur dan disebar
merata dalam sehari. Seperti halnya prinsip sehat umum, makanan untuk
penderita diabetes sebaiknya rendah lemak terutama lemak jenuh, kaya
akan karbohidrat kompleks yang berserat termasuk 24 sayur dan buah
dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan kalori yang
dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari penderita.
3. Olahraga / Latihan Jasmani
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga
membutuhkan aktivitas fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga
memiliki efek sangat baik meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh
penderita sehingga pengendalian diabetes lebih mudah dicapai. Porsi
olahraga perlu diseimbangkan dengan porsi makanan dan obat sehingga
tidak mengakibatkan kadar gula darah yang terlalu rendah. Panduan
umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan intensitas ringan-
selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara bertahap. Jenis
olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan,
berenang, bersepeda, berdansa, berkebun, dll. Penderita juga perlu
meningkatkan aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari, seperti lebih
memilih naik tangga ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga, sebaiknya
penderita diperiksa dokter sehingga penyulit seperti tekanan darah yang
tinggi dapat diatasi sebelum olahraga dimulai.
4. Obat / Terapi Farmakologi
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula
darah tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba
menerapkan gaya hidup sehat di atas. Obat juga digunakan atas
pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti pada
komplikasi akut diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah yang
terlampau tinggi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Hari/Tanggal : Selasa, 8 Februari 2022 Jam : 11.00WIB

Tempat : Rumah Ny.J Dusun Geneng RT.05 Panggungharjo, Sewon,

Bantul.

Oleh : Risky Mery Amalia

Sumber data : Pasien & Keluarga Pasien

Metode : Anamnesa, Observasi, & Pemeriksaan Fisik.

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Identitas Klien
a. Nama : Ny,J
b. Umur : 65 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan Terakhir : Tidak sekolah
f. Pekerjaan : Pedagang
g. Alamat : Geneng, Panggungharjo, Sewon,
Bantul
h. Suku / Kebangsaan : Jawa / Indonesia
i. Jumlah Anggota Keluarga: 2 orang
2. Daftar Anggota Keluarga
HUB. PEND
NO. NAMA UMUR AGAMA L/P PEKERJAAN
DGN. PAS .
1. Ny. J 65 Tahun Islam P Pasien - Pedagang

2. Tn. S 69 Tahun Islam L Suami - Buruh Tani

3. Anggota Keluarga yang Meninggal


NAMA ANGGOTA SEBAB TAHUN
NO. HUB.DGN.KK UMUR
KELUARGA KEMATIAN MENINGGAL
- - - - - -

4. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga


TINGGAL BERSAMA ORANG LAIN
NO NAMA TINGGAL BERSAMA
(TULISKAN)
1. Ny. J Tinggal Bersama Satu -
2. Tn.S rumah -
5. Genogram

Keterangan :
Laki-laki Tinggal serumah

Perempuan Meninggal

Pasien Pisah

6. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
Pola komunikasi yang dilakukan keluarga secara terbuka, bahasa yang
dipakai sehari-hari adalah bahasa jawa. Frekuensi komunikasi antar
anggota keluarga cukup baik.
b. Kekuatan keluarga
Kepala keluarga adalah Tn. S sebagai pengendali, dalam pengambilan
keputusan dilakukan musyawarah anggota keluarga.
c. Struktur peran keluarga
Peran kepala keluarga mencari nafkah dan Ny.J sebagai istri
membantu perekonomian keluarga dengan berjualan makanan seperti
sayur matang dan lauk pauk.
d. Nilai keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai
agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Norma
keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga
yang sakit periksa di klinik Laras Hati dan RS PKU.

7. Fungsi keluarga
a. Afektif
Kepala keluarga selalu memperhatikan dan merawat istrinya saat
sedang sakit dan rutin mengantar kontrol ke RS. Begitu pula
sebaliknya dua tahun yang lalu Tn.S mengalami jatuh terjerumus ke
gorong-gorong saat bekerja yang mengakibatkan dipasang plat di
betis.
b. Sosialisasi
Ny.J sudah lama tidak mengikuti arisan ibu-ibu di lingkugannya, tetapi
masih mengikuti majlis ta’lim di masjid dekat rumah. Tn. S dan Ny.J
akrab baik dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya.
c. Reproduksi
Pada Tn. S dan Ny. J fungsi reproduksinya bagus terbukti sudah
mempunyai 3 anak. Ny. J sudah menopause sejak usia 50 tahun lalu.
d. Ekonomi
Tn. S sebagai kepala keluarga bekerja sebagai buruh tani di sawah pak
kepala dusun. Sebelum sakit Ny. S juga membantu perekonomian
dengan berjualan di depan rumah setiap pagi.
e. Perawatan
Ny. J semenjak terkena DM menjalani program pengobatan dari RS.
Ny.S mengatakan bahwa sering mengantuk kalau di pagi hari. Keluhan
yang dirasakan seperti sering pusing dan gulanya tinggi. Setiap kontrol
selalu diantar suaminya ke RS. Pengambilan keputusan mengenai
tindakan kesehatan biasanya anggota keluarga diantar periksa di klinik
laras hati dan RS PKU.

8. Tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. S merupakan tahap VIII yaitu
keluarga dengan usia lanjut. Tn. S dan Ny.J sudah memasuki usia
lansia dan mereka juga saling merawat satu sama lain karena anak-
anaknya sudah berkeluarga sendiri.

b. Tugas perkembangan keluarga yang sudah dijalankan


Orang tua sudah mendidik anaknya hingga selesai pendidikan SMA
hingga sudah bekerja.

c. Tugas perkembangan keluarga yang belum dijalankan


Tugas keluarga yang belum dijalankan adalah masalah terkait
kepatuhan minum obat yang tidak dilaksanakan, Tn.S tidak membantu
mengingatkan istrinya yang sering lupa minum obat dan menyuntikkan
isulin setiap pagi dan sore sehingga sering tidak minum obat.
9. Hobby Masing- masing anggota keluarga
N NAMA HOBBY WAKTU TEMPAT MANFAAT
O
1. Tn. S Bercocok Fleksibel Sawah Aktivitas fisik
tanam menyehatkan
tubuh
2. Ny. J Memasak Pagi, sore Rumah Meningkatkan
kemampuan
memasak

10. Hubungan antar anggota keluarga


a. Hubungan Suami – Isteri : Harmonis
Hubungan suami istri terjadi secara harmonis. Hal ini dibuktikan
terjalin hubungan dan komunikasi yang baik antara keduanya. saling
merawat saat sedang sakit.
b. Hubungan orang tua – Anak : Harmonis
Hubungan orang tua anak terjadi secara harmonis. Hal ini dibuktikan
anak tidak kekurangan kasih sayang dan mendapatkan pendidikan
sampai lulus dan bekerja.
c. Hubungan Anak dengan Anak : Harmonis
Keluarga Tn. S hanya memiliki 3 anak dan sudah berkeluarga.
Ketiganya sering berkunjung ke rumah Ny.J.
d. Hubungan antar anggota baik dengan anggota keluarga dan keluarga
lain : Harmonis
Hubungan keluarga Tn. S dengan keluarga lainnya harmonis,
terkadang saling berkunjung kerumah.
11. Angota Keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
Pengambilan keputusan berada ditangan Tn. S sebagai kepala keluarga
dengan pertimbangan dari istrinya yaitu Ny. J atas mempertimbangkan
kondisi yang terjadi dalam keluarganya.

12. Kebiasaan Anggota Keluarga sehari-hari


a. Nutrisi
Frekuensi makan Ny.J sehari 3x dengan makanan pokok nasi, sayur
selalu ada setiap hari dengan 1 porsi piring rata setiap makan. Lauk pauk
seadanya, paling sering tempe tahu. Ny.J kurang suka makan jeroan,
minum teh manis 2x sehari bersamaan dengan obat. Makanan selingan
jajanan pasar yang dibeli ketika berbelanja ke pasar/warung.
- Cara Pengolahan makanan
Pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan yaitu
sebelum dimasak, bahan makanan terlebih dahulu dibersihkan
dan dicuci dengan air mengalir
- Variasi menu dalam seminggu :
Variasi pemilihan menu makanan dalam waktu seminggu
cukup bervariasi tergantung dengan ketersediaan bahan
masakan yang ada
- Cara Penyajian Makanan
Penyajian makanan dilakukan setelah selesai memasak dan
apabila terdapat sisa kelebihan makanan maka makanan
tersebut akan disimpan dan dipanaskan kemudian akan
disajikan lagi pada waktu makan selanjutnya.
- Cara makan di keluarga :
Keluarga terbiasa makan dengan lesehan dan tidak
menggunakan alat makan seperti sendok garpu dan memilih
langsung menggunakan tangan, penggunaan alat makan seperti
sendok garpu digunakan saat makanan yang dimakan berkuah
seperti sop.
- Suasana makan
Saat makan, keluarga membiasakan untuk berkumpul dan
bercakap-cakap.

Tabel : Makanan Pantang Keluarga


Nama Makanan Jenis
No Anggota Pantang Makanan Alasan
Keluarga Ada Tidak
1. Tn. S  - -
2. Ny. J  Jeroan tidak suka
jeroan

Tabel : Makanan Kesukaan Keluarga


Nama Makanan Jenis
No Anggota Kesukaan Makanan Alasan
Keluarga Ada Tidak
1. Tn. S  Sayur
2. Ny. J  Daging
b. Kebiasaan minum keluarga
Nama
Jenis Jumlah CC
No Anggota Ket
Mainuman Per Hari
Keluarga
1. Tn. S Air putih, kopi 1-2 Liter Cukup
2. Ny. J Air putih, teh 1-2 Liter Cukup

c. Pola istirahat
Nama Waktu Penggunaan Waktu
No Anggota Istirahat Istirahat Ket
Keluarga Cukup Kurang
1. Tn. S 22.00-05.00 √
2. Ny. J 21.00-04.00 √

d. Rekreasi
- Ny.J sudah jarang berekreasi tidak seperti waktu muda,
ekarang rekreasi hanya berkunjung ke rumah saudara/anak
saudara saja dengan suaminya

e. Pemanfaatan waktu senggang :


- Penggunaaan waktu senggang digunakan dengan cukup baik
dengan memasak dan kalau setelah jualan pagi jam 8 sering
tidur sampai siang karena capek
f. Pola Eliminasi
f.1. Miksi
No Nama Tempat Frekwensi Waktu Ket
Anggota
Keluarga
1. Tn. S WC 4-5 x/hari
2. Ny. J WC 5-7 x/hari

f.2. Defeksi
No Nama Tempat Frekwensi Waktu
Anggota
Keluarga
1. Tn. S WC 1 x/hari
2. Ny. J WC 1 x/hari

g. Hygiene Perorangan
Ny.J biasanya mandi 2x/hari pagi dan sore, selalu gosok gigi
dengan pasta gigi, Ny.J keramas 2 hari sekali dengan
shampoo. Selalu mencuci tangan sebelum makan. Mengganti
pakaian setiap hari serta memotong kuku jika sudah agak
panjang.
B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
1. Penghasilan
a. Penghasilan Utama
No Nama Pekerjaan Tempat kerja Waktu Pendapatan
rata-rata/bulan
1. Tn. S Buruh Tani Sawah Fleksibel kadang pagi Rp 800.000
kadang sore.

b. Penghasilan sampingan/tambahan
Terdapat penghasilan tambahan yang berasal dari hasil jualan Ny. J sekitar Rp
700.000/bulan

2. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat : anggota


Ny.J Berpartisipasi aktif dalam anggota majlis ta’lim di
lingkungannya. Tn.S sekarang hanya mengikuti arisan RT.
Hubungan keluarga dengan masyarakat harmonis, sering diberi
sembako oleh tetangga.

C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN


1. Rumah
a. Status Pemilikan
Keluarga Tn. S memiliki rumah sendiri yang dulu diberi oleh
Pak Kadus, yang terdiri dari 1 kamar terdapat ventilasi udara, ada
dapur teras, blandongan (toilet jaman dahulu) sekaligus ada
jamban di samping rumah dan sumur gali.
b. Dinding rumah
Dinding rumah keluarga Tn. S batu bata disemen dan berjarak
dengan rumah disebelahnya.

c. Lantai
Rumah keluarga Tn. S menggunakan lantai semen

d. Langit-langit
Langit-langit rumah menggunakan kayu

e. Atap Rumah
Atap rumah keluarga Tn.S memakai genting

f. Ventilasi ruangan
Ventilasi ruangan ada jendela kayu dan pintu-pintu. Jendela
dibuka mulai pagi dan ditutup kembali saat petang.

g. Penerangan
Penerangan menggunakan listrik

h. Ukuran rumah : 10 m²

2. Kebersihan rumah :
Kebersihan rumah keluarga Tn. S bersih, lingkungan pekarangan terlihat
bersih.

3. Sarana memasak
a.Bahan bakar untuk memasak menggunakan gas
b. Tempat penyimpanan peralatan dapur rak piring
c.Terdapat ventilasi atap dapur
d. Kebersihan dapur kurang, barang-barang tertata tidak rapi.

4. Sampah
Ada sarana membuang sampah yaitu di bak sampah. Sampah yang
terkumpul dibakar setiap harinya oleh Tn.S. sampah berasal dari rumah
tangga.
5. Sumber air
Sumber air sumur gali di sebelah rumah, kebersihan sumber air baik dan
tidak tercemar limbah, warna jernih, tidak berbau menyengat. Rasa
tawar, tidak asam maupun berbau besi. Jarak tempat sampah ke sumber
air lebih dari 10m.

6. Jamban keluarga :
Pemilikan jamban milik sendiri berada diluar rumah. Jamban terletak
didalam blandongan. Kebersihan cukup bersih karena selalu disikat oleh
Tn.S, jenis jamban jongkok.

6. Pembuangan Air Limbah


a. Jenis limbah : rumah tangga
b. Bak limbah : tidak, dibuang ke selokan
c. Konstruksi : permanen
d. Saluran limbah : tertutup
e. Jarak limbah dengan sumur : lebih dari 10 m
f. Letak : belakang rumah
g. Vektor : ada sejenis lalat, nyamuk.
h. Bau limbah : ada/tidak ; menguap/tidak
i. Kebersihan : cukup baik
7. Kandang ternak
Pemilikan : tidak ada

8. Halaman
Kepemilikan halaman 3x4 m Pemanfaatan ditaruh beberapa pot bunga
dan tanaman. Letak halaman di samping rumah.

9. Kamar mandi
Memiliki Kamar mandi namun Kamar mandi orang jaman dahulu yaitu
seperti blandongan yang di sampingnya ada penutup disertai atapnya
dari seng serta terdapat wc jongkok di dalamnya, depannya ada sumur
dan terletak di samping rumah

10. Lingkungan
Geografi rumah berada di desa. Suasana desa tenang dan orang-orang di
lingkungan yang ramah. Lingkungan tempat tinggal selama ini aman.

11. Fasilitas pendidikan : SD/SMP/PT


Jarak dari rumah : 1 Km

12. Fasilitas perdagangan : warung/toko


Jarak dari rumah : 5 meter (ada didepan rumah)

13. Fasilitas peribadatan : Masjid


Jarak dari rumah : 30 meter

14. Fasilitas kesehatan : Puskesmas


Jarak dari rumah : 0,5 km
15. Sarana hiburan : ada TV dan radio

16. Fasilitas Transportasi : ada sepeda motor dan sepeda

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Riwayat Kesehatan anggota keluarga
Orang tua tidak memiliki penyakit yang serius seperti DM,
ginjal, hipertensi, asma, hepatitis, dan lain sebagainya. Tn. S sebagai
kepala keluarga pernah operasi pemasangan platina di betis karena jatuh
2 tahun yang lalu. Istri Tn. S yaitu Ny. J memiliki riwayat DM semenjak
2006 sampai sekarang. Ny. J mengatakan bahwa sering merasa ngantuk
di pagi hari dan akhir-akhir ini merasa lelah dan sedikit pusing. Ny. J
mengatakan bahwa Gulanya tinggi Gula darahnya paling tinggi dulu
mencapai 600.

2. Kebiasaan memeriksakan diri


a. Waktu : rutin memeriksakan diri dan ikut posyandu lansia.
b. Tempat : ke Klinik laras hati dan RS PKU
c. Pemeriksaan fisik : (dilakukan saat pengkajian)
- BB : 57 kg
- TB : 155 cm
- IMT : 23,75 (Normal)
- TD : 138/75 mmHg
- HR : 88x / menit
- Glukosa : 457 mg/dl

3. Kebiasaan minum obat


a. Waktu : Ny.J minum obat pagi dan sore. Ny J mengatakan. Kalau
pagi sering lupa minum obat karena sibuk jualan dan kalau
pagi banyak kegiatan seperti ke pasar setelah jualan. Ke
pasar tidak setiap hari.
b. Asal obat yang diminum : Obat berasal dari RS PKU, obat diberikan
saat kontrol. Biasanya minum obat
menggunakan the hangat.
4. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Keluarga Berencana
Bukan pasangan usia subur, dahulu tidak pernah ikut KB.
5. Riwayat Kesehatan Mental-psikososial-spiritual
a. Memenuhi kebutuhan jiwa
- Pemenuhan rasa aman : terpenuhi
b. Pemenuhan status sosial
- Perasaan dilayani : ada, keluarga dan tetangga yang
selalu membantu
- Perasaan dibenci : tidak ada
- Perasaan diasingkan/dikucilkan : tidak ada

c. Riwayat kesehatan mental keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang pernah dirawat di RS Jiwa.

6. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga


NO N A M A KEGIATAN KET
MENJALANKAN
IBADAH
1 Tn.S Sholat dirumah dan
2 Ny.J mengaji
Sholat sering di masjid dan
mengaji di majlis ta’lim
7. Keadaan Kesehatan keluarga saat kunjungan
NO NAMA UMUR L/P KEADAAN KET
KESEHATAN
SAAT INI
1 Tn.S 69 L Sehat
2 Ny.J 65 P Kurang sehat DM

8. Daftar obat yang dikonsumsi keluarga


NO NAMA NAMA OBAT WAKTU
1 Tn.S - -
2 Ny.J 1. Irbesartan (tab) Pagi sesudah
2. Renapor (tab) makan (1x1 tab)
3. Galvus vildagliptin (tab)
4. Hydro Chlorotiazide (tab)
5. Insulin 20 unit

1. Herbesser (tab) Sore sesudah


2. Alpentin (tab) makan (1x1 tab)
3. Galvus vildagliptin (Tab)
4. Simvastatin (tab)
5. Insulin 24 unit

E. PENGKAJIAN 5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA


1. Mengenal masalah
Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami Ny.J yaitu
mengalami penyakit gula atau DM sejak 2006 lalu. Harus rutin kontrol
dan minum obat sesuai anjuran dokter di RS agar gula darah tetap
terkontrol.
2. Mengambil keputusan dengan tepat
Pengambilan keputusan yang dilakukan yaitu Tn.S membantu Ny.J
dalam program pengobatan DM yaitu selalu mengantar kontrol ke RS.
Tn.S selalu memberikan dukungan psikologis pada Ny.J dan sebaliknya.
Jika sudah waktunya kontrol biasanya Tn.J selalu mengingatkan Istrinya
untuk pergi bersama ke RS PKU.
3. Merawat anggota keluarga
Tn. S dan Ny.J selalu saling merawat satu sama lain jika ada yang
sedang mengalami sakit. Ny.J merawat dan membantu mobilisasi Tn.S
saat setelah operasi pemasangan platina di betis 2 tahun lalu. Tn. S juga
seperti itu merawat Ny.J jika sedang sakit, karena anaknya sudah tidak
tinggal bersama dan tidak mau merepotkan anak. Terkadang ketika
sedang sakit, anaknya pergi berkunjung untuk merawat.
4. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Keluarga sudah cukup baik dalam menjaga kebersihan lingkungan
rumah, juga terdapat ventilasi udara yang cukup. Lingkungan tidak
terdapat benda-benda yang mungkin dapat melukai kaki Ny.J. Sejak
awal DM sampai sekarang Ny.J belum pernah ada luka di kaki. Tn.S
juga menciptakan lingkungan yang bersih dengan rajin membakar
sampah, membersihkan halaman dan membersihkan tempat mandi.
5. Memanfaatkan sumber-sumber kesehatan
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yaitu Klinik laras hati dan
rumah sakit untuk periksa kesehatan. Keluarga memiliki Kartu
Indonesia Sehat yang dibuatkan anaknya ketika dulu Ny.J pertama kali
sakit DM dan dirawat di RS.
PENGELOMPOKAN DATA

KATEGORI SUB KATEGORI DATA


Fisiologis Nutrisi dan Cairan DS :
Ny. J mengatakan bahwa sering merasa
ngantuk di pagi hari dan akhir-akhir ini
merasa lelah dan sedikit pusing. Ny. J
mengatakan bahwa Gulanya tinggi

DO :
Ny. J terlihat lemas saat diajak berbincang-
bincang.

BB : 57 kg
TB : 155 cm
IMT : 23,75 (Normal)
TD : 138/75 mmHg
HR : 88x / menit
Glukosa : 457 mg/dl

DS :
Ny J mengatakan. Kalau pagi sering lupa minum
obat karena sibuk jualan dan kalau pagi banyak
kegiatan seperti ke pasar setelah jualan. Ke pasar
tidak setiap hari.
Tn.S tidak membantu mengingatkan istrinya
Penyuluhan dan yang sering lupa minum obat dan menyuntikkan
Perilaku
pembelajaran isulin setiap pagi dan sore sehingga sering tidak
minum obat.
Saat ditanya Ny.J belum minum obat pagi.
(Saat pengkajian 11.00 WIB)

DO :
-

ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Ketidakstabilan Hiperglikemia
Ny. J mengatakan bahwa sering Kadar Glukosa
merasa ngantuk di pagi hari dan Darah
akhir-akhir ini merasa lelah dan
sedikit pusing. Ny. J mengatakan (SDKI D.0027)
bahwa Gulanya tinggi Hal 71

DO :
Ny. S terlihat lemas saat diajak
berbincang-bincang.

BB : 57 kg
TB : 155 cm
IMT : 23,75 (Normal)
TD : 138/75 mmHg
HR : 88x / menit
Glukosa : 457 mg/dl

2. DS : Ketidakpatuhan Program terapi


Ny J mengatakan. Kalau pagi sering lama
lupa minum obat . Tn.S tidak (SDKI D.0114)
membantu mengingatkan istrinya Hal 252
yang sering lupa minum obat dan
menyuntikkan isulin setiap pagi dan
sore sehingga sering tidak minum
obat.
Saat ditanya Ny.S belum minum
obat pagi. (Saat pengkajian 11.00
WIB)

DO :
-

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Hiperglikemia dibuktikan dengan
Ny. J mengatakan bahwa sering merasa ngantuk di pagi hari dan akhir-akhir
ini merasa lelah dan sedikit pusing. Ny. J mengatakan bahwa Gulanya tinggi.
(SDKI D.0027 Hal 71)
2. Ketidakpatuhan b.d program terapi lama dibuktikan dengan Ny J mengatakan.
Kalau pagi sering lupa minum obat . Tn.S tidak membantu mengingatkan
istrinya yang sering lupa minum obat dan menyuntikkan isulin setiap pagi dan
sore sehingga sering tidak minum obat. (SDKI D.0114 Hal 252)

SKALA PRIORITAS MASALAH KESEHATAN : Ketidakstabilan kadar glukosa


darah b.d Hiperglikemia (SDKI D.0027 Hal 71)

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Ny. J mengatakan bahwa
sering merasa ngantuk di pagi
Aktual hari dan akhir-akhir ini merasa
lelah yang berlebihan, dan
kadang kalau mau jalan agak
berkunang-kunang dan sedikit
pusing. Ny. J mengatakan
bahwa Gulanya tinggi dan
sering merasa haus dan lapar.

2. Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Ny. J dan Tn. S memiliki KIS,


masalah dapat dekat dengan pelayanan
dirubah kesehatan, Ny.J mengikuti
posyandu lansia, tetapi
Sebagian kebiasaan lupa minum obat di
pagi hari harus dirubah.

3. Potensial 2 1 2/3x1=2/3 Ny.J sudah rutin kontrol DM


masalah untuk ke RS didampingi oleh suami
dicegah dan sudah mematuhi diit DM.,
tetapi Tn.S tidak membantu
Cukup mengingatkan mengenai waktu
minum obat Ny.J agar gula
darah tetap terkontrol.

4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Ny.J memiliki gula darah


masalah yang tinggi dan tidak stabil
dan sewaktu-waktu bisa
Masalah berat menjadi kondisi yang buruk
harus segera jika tidak terkontrol.
ditangani
Total 3 2/3

SKALA PRIORITAS MASALAH KESEHATAN : Ketidakpatuhan b.d program


terapi lama (SDKI D.0114 Hal 252)

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Ny.J menjalani pengobatan DM,
obat didapat dari RS saat
Aktual kontrol. Kalau pagi sering lupa
minum obat dan menyuntikkan
insulin.

2. Kemungkinan 2 2 2/2x2=2 Terdapat fasilitas layanan


masalah dapat kesehatan terdekat yaitu
dirubah puskesmas dan klinik laras hati.
Ny.J juga mengikuti posyandu
Mudah lansia setiap bulannya. Ny.J
butuh bantuan dari suaminya
untuk mengingatkan minum
obat agar tidak lupa karena
kalau pagi banyak kesibukan.

3. Potensial 3 1 3/3x1=1 Tn.S bersedia untuk


masalah untuk mengingatkan Ny.J mengenai
dicegah kepatuhan minum obat/program
pengobatan. Tn.S selalu
Tinggi mengantar Ny.J kontrol rutin ke
RS PKU.

4. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Kepatuhan minum obat pada


masalah Ny.J (klien DM) sangat perlu
dilakukan supaya gula darah
Masalah berat tetap terkontrol.
harus segera
ditangani
Total 5
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA PERENCANAAN KEPERAWATAN


TUJUAN INTERVENSI DAN RASIONAL
TINDAKAN
1. Ketidakpatuhan b.d Setelah dilakukan tindakan Dukungan kepatuhan program
program terapi lama keperawatan selama 3x pengobatan (SIKI I.12361 hal
kunjungan diharapkan 26)
(SDKI D.0114 Hal tingkat kepatuhan
252) meningkat ditandai dengan : Observasi :
1. Klien mampu 1. Identifikasi kepatuhan 1. Mengetahui kepatuhan klien
memahami manfaat menjalani program pengobatan dalam menjalani pengobatan
yang didapat ketika
patuh terhadap Terapeutik : 1. Klien dapat menjalankan
pengobatan 1. Buat komitmen menjalani
pengobatan secara kontinyu
2. Keluarga saling program pengobatan dengan
mengingatkan untuk baik 2. Mendapatkan dukungan keluarga
patuh pada program 2. Libatkan keluarga untuk sangatlah penting dalam keberhasilan
pengobatan mendukung program pengobatan klien
3. Klien minum obat pengobatan yang dijalani
tepat waktu sesuai
anjuran terapi medis. Edukasi : 1. Klien memahami program
1. Informasikan program pengobatan yg dijalani
pengobatan yang harus dijalani
(SLKI L.12110 Hal 142) 1. Mengetahui benefit atau
2. Informasikan manfaat yang manfaat apa yang akan
didapat jika teratur menjalani didapat jika teratur menjalani
program pengobatan pengobatan

37
2. Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hiperglikemia
glukosa darah b.d keperawatan selama 7x (SIKI I.03115 hal 180)
Hiperglikemia kunjungan diharapkan
kestabilan kadar glukosa Observasi :
(SDKI D.0027 Hal darah meningkat ditandai 1. Monitor kadar glukosa 1. Mengetahui kadar glukosa
71) darah sewaktu klien
dengan : dalam darah
1. Pusing menurun 2. Monitor tanda dan gejala 2. Mengetahui apakah tanda dan
2. Kadar glukosa hiperglikemia gejala yang sering muncul
dalam darah/GDS saat gula darah tinggi
normal Terapeutik :
(Tanpa puasa < 200 1. Ajarkan cara melakukan 1. Menurunkan kadar glukosa
mg/dl senam kaki diabetes darah, menguatkan otot kaki,
Puasa <126 mg/dl ) dan mencegah komplikasi
3. Klien dapat 2. Ajarkan Olahraga ringan 2. Klien tetap bugar dengan
melakukan untuk sehari-hari berolahraga
pengelolaan DM
dengan baik (diit, Edukasi :
olahraga dan patuh 1. Anjurkan kepatuhan 1. Klien dapat merasakan
minum obat ) terhadap diet dan manfaat jika menjalankan
olahraga diet DM
(SLKI L.03022 Hal 43) 2. Ajarkan pengelolaan 2. Mengetahui dan menerapkan
diabetes pengelolaan DM secara
mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian 1. Menurunkan dan mengontrol
insulin kadar gula darah klien

(Risky Mery)

38
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TANGGAL
DIAGNOSA PELAKSANAAN EVALUASI
& WAKTU
Selasa, 8 Februari 2022 Ketidakpatuhan b.d 1. Membuat komitmen S : Ny. J mengatakan mulai sekarang akan
11.00 WIB program terapi lama kepada Ny.J untuk patuh minum obat dengan air putih bukan teh lagi.
minum obat DM dari Ny.J mengatakan bahwa akan berusaha
rumah sakit PKU menyempatkan minum obat di pagi hari
2. Menganjurkan Ny.J untuk setelah berjualan dan sebisa mungkin mulai
minum obat menggunkan sekarang akan patuh minum obat.
air putih (bukan
teh/minuman lain) O : Ny.J tampak memahami jika obat
3. Menganjurkan Ny.J untuk harusnya diminum dengan air putih. Ny.J
menyempatkan minum terlihat antusias.
obat setiap pagi di sela
kesibukan berjualan A : Masalah ketidakpatuhan tercapai
sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
1. Libatkan suami Ny.J dalam kepatuhan
terapi obat.
2. Informasikan apa saja program terapi
DM yang harus dijalani.
3. Jelaskan manfaat jika patuh terapi
DM.

(Risky Mery)

Ketidakstabilan kadar 1. Mengecek Tanda-tanda S : Ny.J mengatakan minggu-minggu ini


39
glukosa darah b.d vital dan keluhan Ny.J sering pusing, biasanya tidak. Ny.J
Hiperglikemia saat ini. mengatakan akan ikut posyandu lansia dan
2. Menganjurkan untuk meminta untuk diantar karena tidak ada
mengikuti Posyandu motor. Ny.J menyetujui besok dicek GDS
lansia pada hari Jumat jam 11.00.
tanggal 11.
3. Melakukan kontrak untuk O:
pemeriksaan Gula Darah Tanda-tanda vital
Sewaktu (GDS). TD : 138/75 mmHg
HR : 88x / menit

A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa


darah belum tercapai.

P : Lanjutkan Intervensi
1. Cek GDS Ny.J

(Risky Mery)

Rabu, 9 Februari 2022 Ketidakstabilan kadar 1. Mengecek Gula Darah S : Ny.J mengatakan bahwa gula darahnya
11.00 WIB glukosa darah b.d Sewaktu (GDS) Ny.J sering tinggi, pernah sampai 600. kontrol
Hiperglikemia terakhir gulanya 472.

O:
Hasil GDS : 457 mg/dl

A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa


darah belum tercapai.

P : Lanjutkan Intervensi
40
1. Antarkan Ny.J pergi ke posyadu lansia
pada hari Jumat tanggal 11.

(Risky Mery)

Jumat, 11 Februari 2022 Ketidakstabilan kadar 1. Mengantar Ny.J pergi ke S : Ny.J mengatakan sudah tidak pusing
10.00 glukosa darah b.d posyandu lansia lagi, sudah minum obat pagi.
Hiperglikemia 1.
O:
Hasil TTV Posyandu Lansia :
TD : 140/69 mmHg
HR : 93x / menit

A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa


darah belum tercapai.

P : Lanjutkan Intervensi
1. Ajarkan Ny.J olahraga
ringan/peregangan untuk dilakukan
sehari-hari.

(Risky Mery)

Senin, 14 Februari 2022 Ketidakstabilan kadar 2. Mengajarkan Ny.J S : Ny.J mengatakan akan berusaha
11.00 glukosa darah b.d olahraga ringan untuk menyempatkan waktu untuk berolahraga.
Hiperglikemia
41
dilakukan sehari-hari O : Ny.J terlihat mengikuti kegiatan peregangan
(jalan-jalan pagi/sore dan yang diajarkan
peregangan anggota
gerak) A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa
darah tercapai sebagian.

P : Lanjutkan Intervensi
1. Cek GDS Minggu ke-2
2. Ajarkan cara melakukan senam kaki
Diabetes Mellitus

(Risky Mery)

Kamis, 17 Februari 2022 Ketidakpatuhan b.d 1. Melibatkan Tn. S sebagai S : Tn.S mengatakan mulai sekarang akan
11.00 program terapi lama suami (keluarga) agar bersedia mengingatkan istrinya untuk minum
selalu mendukung dan obat sesuai jadwalnya yaitu pagi dan sore. Ny.J
mengingatkan Ny.J dalam dan Tn. S mengatakan sudah paham mengenai
manfaat mematuhi program terapi DM dan
menjalani program
berusaha akan mematuhi mulai sekarang. Ny.J
pengobatan mengatakan akan mengurangi minuman manis
2. Menginformasikan seperti teh.
Kepada Ny.J dan Tn.S
program terapi DM yang O : Tn. S dan Ny.J terlihat antusias saat
harus dijalani (Terapi dijelaskan mengenai manfaat patuh program
obat, makanan, olahraga) terapi DM yang harus dijalankan.
3. Mengedukasi Ny.J dan
Tn.S tentang manfaat jika A : Masalah ketidakpatuhan tercapai sebagian
mematuhi program
pengobatan DM sesuai P : Lanjutkan Intervensi
1. Tetap anjurkan Ny.J untuk minum obat
42
anjuran Dokter RS. menggunakan air putih
2. Ajarkan cara mudah untuk mengingat
minum obat.

(Risky Mery)

Ketidakstabilan kadar 1. Mengajarkan Ny.J senam S : Ny.J mengatakan bahwa akan melakukan
glukosa darah b.d kaki Diabetes Mellitus senam kaki sewaktu-waktu saat senggang, dan
Hiperglikemia 2. Mengecek Gula Darah olahraga ringan yang diajarkan kemarin.
Sewaktu (GDS) Minggu
O : Ny.J mengikuti gerakan senam kaki Diabetes
ke-2
Mellitus yang diajarkan
Hasil GDS : 302 mg/dl

A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa


darah tercapai sebagian.

P : Lanjutkan Intervensi
1. Anjurkan Ny.J untuk patuh program Diet
untuk DM dan terapi obat.

(Risky Mery)

Senin, 21 Februari 2022 Ketidakpatuhan b.d 1. Menganjurkan klien S : Ny.J mengatakan bahwa sudah minum obat
09.00 WIB program terapi lama untuk minum obat dengan air putih. Tadi pagi juga sudah minum
menggunkan air putih obat, sekarang suami juga sudah mengingatkan
untuk minum obatnya sejak dianjurkan penulis.
43
(bukan teh/minuman lain) Ny.J berusaha untuk kedepannya akan terus
2. Menganjurkan dan patuh pada terapi DM.
membantu Ny.J untuk
menulis di kertas O : Ny.J terlihat menempelkan kertas yang
tulisannya jadwal minum obat di dinding
mengenai jadwal minum
dimana Ny.J sering beristirahat setelah
obat dan ditempelkan di berjualan.
dinding.
A : Masalah Ketidakpatuhan tercapai
seluruhnya.

P : Hentikan Intervensi.

(Risky Mery)

Ketidakstabilan kadar 1. Mengecek Gula Darah S : Ny.J mengatakan sudah paham diit untuk
glukosa darah b.d Sewaktu (GDS) Minggu penderita DM. Ny.J akan berusaha untuk
Hiperglikemia ke-3 menaati program pengobatan yang akan dibantu
2. Mengedukasi Ny.J suaminya. Ny. J mengatakan sudah minum obat
menurut jadwal, sekarang suami mengingatkan
mengenai diit yang
juga untuk minum obat. Ny.J mengatakan kalau
dilakukan untuk penderita ada waktu longgar sering melakukan peregangan
DM. seperti yang diajarkan. Sekarang setiap sore
3. Menganjurkan Ny.J untuk jalan-jalan, karena kalau pagi jualan.
melakukan secara rutin
kegiatan-kegiatan
olahraga, peregangan, O : Ny.J terlihat antusias saat dijelaskan
latihan senam kaki yang mengenai program terapi DM.
sebelumnya sudah Hasil GDS : 289 mg/dl
diajarkan.
44
A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa
darah tercapai sebagian.

P : Lanjutkan Intervensi
1. Tetap Anjurkan selalu taat diit DM dan
terapi obat
2. Anjurkan melakukan secara rutin
kegiatan-kegiatan olahraga, peregangan,
latihan senam kaki yang sebelumnya
sudah diajarkan.

(Risky Mery)

45
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Laporan tugas Praktik Klinik Keperawatan Komprehensif ini memberikan
gambaran tentang bagaimana asuhan keperawatan komprehensif pada klien
dengan Diabetes Mellitus di Dusun Geneng Panggungharjo Sewon Bantul
pada tanggal 7 Februari hingga 25 Februari 2022 dari mulai pengkajian
hingga tahap evaluasi.

Setelah dilakukan pengkajian dengan cara wawancara, observasi dan


pemeriksaan pada kasus Ny.S ditemukan 2 diagnosa keperawatan prioritas
yaitu :
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Hiperglikemia
dibuktikan dengan Ny. J mengatakan bahwa sering merasa
ngantuk di pagi hari dan akhir-akhir ini merasa lelah yang
berlebihan, dan kadang kalau mau jalan agak berkunang-
kunang dan sedikit pusing. Ny. J mengatakan bahwa
Gulanya tinggi.

2. Ketidakpatuhan b.d program terapi lama dibuktikan dengan


Ny J mengatakan. Kalau pagi sering lupa minum obat . Tn.S
tidak membantu mengingatkan istrinya yang sering lupa
minum obat dan menyuntikkan isulin setiap pagi dan sore
sehingga sering tidak minum obat.

Setelah dilakukan Asuhan keperawatan total selama 6 kali pertemuan mulai


hari Selasa 8/2/2022 sampai Hari Senin, 21/2/2022 hasil tindakan untuk
mengatasi masalah keperawatan yang dialami klien yaitu :
a. Masalah ketidakpatuhan tercapai seluruhnya dengan ditandai bahwa Ny.J
mengatakan bahwa sudah minum obat dengan air putih. Tadi pagi juga

46
sudah minum obat, sekarang suami juga sudah mengingatkan untuk
minum obatnya sejak dianjurkan penulis. Ny.J berusaha untuk
kedepannya akan terus patuh pada terapi DM.
b. Masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah tercapai sebagian dengan
ditandai Ny. J mengatakan selama diingatkan dan dijelaskan mengenai
manfaat patuh pengobatan meningkatkan semangat untuk bisa sembuh
dan agar gula juga tidak tinggi terus. Ny.J mengatakan kalau ada waktu
longgar sering melakukan peregangan seperti yang diajarkan. Sekarang
setiap sore jalan-jalan, karena kalau pagi jualan. Gula darah sudah turun
dari 457 mg/dl menjadi 289 mg/dl (masih diatas normal).

B. SARAN

Laporan tugas Praktik Klinik Keperawatan Komprehensif ini


diharapkan dapat menambah informasi dan keterampilan khusus dalam
menangani masalah keperawatan serta menerapkan asuhan keperawatan
komprehensif pada klien dengan Diabetes Mellitus di Dusun Geneng
Panggungharjo Sewon Bantul.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mengajukan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Penderita DM sebaiknya selalu patuh akan diit dan program terapi itu
adalah kunci keberhasilan untuk sembuh dari DM.
2. Bagi Pelayanan posyandu lansia (Program Puskesmas) sebaiknya
dilakukan pengecekam gula darah, kolesterol maupun asam urat secara
berkala.
3. Bagi penulis, penulis dapat mengembangkan penerapan asuhan
keperawatan komprehensif untuk menangani masalah DM.

47
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

48
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Melakukan Pemeriksaan Tanda-tanda vital

2. Melakukan Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS)

49
3. Mengantar ke Posyandu Lansia

4. Melakukan Edukasi tentang DM

50
5. Mengajarkan Senam Kaki DM

51

Anda mungkin juga menyukai