Disusun Oleh :
KEVIN PAUL PASARIBU
(2204080)
JUDUL
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Bp. H dengan Diabetes Melitus di
Ruang C Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ini dengan baik. Asuhan
Keperawatan ini telah penulis susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal
ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Medikal
Bedah. Dalam proses penyusunan laporan ini penulis telah dibantu dan didukung
oleh berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Nurlia Ikaningtyas, S.Kep.,Ns. M.Kep.,Sp.Kep.MB.,PhD.,NS, selaku
Ketua STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Indah Prawesti, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners STIKES Bethesda Yakkun
Yogyakarta.
4. Bapak Ns. Yohanes Eko P.W , S.Kep selaku Pembimbing Klinik di Ruang
Flamboyan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang berbeda dari
kebanyakan penyakit lainnya dengan dua alasan penting. Pertama, seperti
halnya hipertensi, diabetes dapat merupakan pembunuh tersembunyi.
Yaitu karena hanya terdapat sedikit gejala, sampai tahap akhir penyakit,
dimana pada waktu tersebut biasanya sudah terlambat untuk memulihkan
kerusakan yang diakibatkan. Kedua, para penderita harus terlibat secara
aktif dalam pengobatannya (Michael, 2012), sehingga DM dapat di
perkirakan meningkat apabila penderita tidak ikut serta dalam kepatuhan
pengobatan.
DM sangat lazim dan telah diperkirakan bahwa pada tahun 2040 lebih dari
640 juta orang akan terpengaruh di seluruh dunia. (Paduch, Kronis, Sehat,
& Hidup, 2017)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Bethesda
2. Tujuan Khusus
Bethesda
Bethesda
B. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara penulis
A. Konsep Medis
1. Definisi
Gambar 2.1
(Wanennoor, 2014)
a. Kelenjar pankreas
eksokrin.
aktif
pankreatik polipeptida
berkurang.
c. Efek insulin:
lemak.
poliuria.
90 mL/100 ml. Orang yang berpuasa setiap pagi sebelum makan 120-140
mg/100 ml, setelah makan akan meningkat, setelah 2 jam kembali
ke tingkat normal. Sebagian besar jaringan dapat menggeser ke
penggunaan lemak dan protein untuk energi bila tidak terdapat
glukosa. Glukosa merupakan satu-satunya zat gizi yang dapat
digunakan oleh otak, retina, dan epitel germinativum.(Syarifuddin,
2013)
3. Etiologi
a. Diabetes Melitus
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi
dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik
biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor
lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
4. Manifestasi Klinis
Gejala yang lazim terjadi pada diabetes mellitus pada tahap awal
sering ditemukan sebagai berikut :
e. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas (glukosa-sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin.
Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga
menyebabkan pembentukkan katarak
5. KLASIFIKASI
sebagai berikut :
diturunkan.
pertama kehamilan.
Namun diabetes sebagian besar pada dasarnya diklasifikasikan menjadi DUA
tipe utama: Diabetes Tipe I (IDDM) dan Diabetes Tipe II (NIDDM). (Ullah
& Khan, 2016)
6. KOMPLIKASI
a. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia (kadar gula darah yang abnormal rendah)
terjadi apabila kadar glukosa darah turun dibawah 50 mg/dl.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau
preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat.
a. Pada Individu
Pola dan gaya hidup penderita akan berubah dengan adanya
penyakit ini, Gordon telah mengembangkan 11 pola fungsi kesehatan
yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan tersebut.
7. PENATALAKSANAAN
b. Pemeriksaan Vaskuler
c. Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda
asing, osteomelietus.
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah
Sewaktu), GDP (Gula Darah Puasa),
2) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya
kandungan glukosa pada urine tersebut.
Pathway/patoflowdiagram diabetus mellitus
Faktor genetic Kerusakan sel beta Kerusakan produksi insulin Gula dalam darah tidak dapat dibawa
Infeksi virus
Pengrusakan masuk dalam sel
imunologik
Glikosuria Batas melebihi ambang ginjal Hiperglikemia Anabolisme protein menurun
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, usia (DM Tipe 1 usia < 30 tahun. DM Tipe 2 usia > 30
b. Keluhan Utama
1) Kondisi Hiperglikemi
2) Kondisi Hipoglikemi
dengan baik.
aktivitas pasien.
keletihan.
berkepanjangan.
kebutuhan seks.
2. Diagnosa Keperawatan
Pokja SDKI DPP PPNI 2017 (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017):
menurun
1) Tromboflebitis
2) Diabetes mellitus
3) Anemia
6) Trombosis arteri
7) Varises
(D.0019)
metabolisme.
2) Parkinson
3) Mobius syndrome
4) Cerebral palsy
5) Cleft lip
6) Cleft palate
8) Kerusakan neuromuskular
9) Luka bakar
10) Kanker
11) AIDS
a. Definisi
b. Faktor risiko
a) Penyakit Addison
b) Trauma/perdarahan
c) Luka bakar
d) AIDS
e) Penyakit Crohn
f) Muntah
g) Diare
h) Kolitis ulseratif
(D.0129)
kulit
Hematoma
5) Intoleransi Aktivitas
a. Definisi
hari
Merasa lemah
1. Anemia
5. Aritmia
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan muskuloskeletal
potegenik.
b. Faktor risiko
1. AIDS
2. Luka bakar
4. Diabetes mellitus
5. Tindakan invasif
8. Kanker
9. Gagal ginjal
10. Imunosupresi
11. Lymphedema
12. Leukositopenia
3. Intervensi Keperawatan
Berikut adalah uraian tujuan dan kriteria hasil untuk intervensi
efektif
No
Tujuan Intervensi
1. setelah dilakukan intervensi 1.1 Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi
keperawatan maka diharapkan perfusi perifer, edema, pengisian kapiler,
perifer dapat meningkat. warna, suhu, ankle-brachial index)
Kriteria hasil : 1.2 Identifikasi faktor risiko gangguan
1. Denyut nadi perifer meningkat sirkulasi (mis.diabetes, perokok,
2. Sensai meningkat orang tua, hipertensi dan kadar
3. Penyembuhan luka meningkat kolestrol tinggi)
4. Warna kulit pucat menurun 1.3 Monitor panas, kemerahan, nyeri,
5. Nekrosis menurun atau bengkak pada ekstremitas
6. Pengisian kapiler cukup 1.4 Hindari pengukuran darah pada
membaik ekstremitas dengan keterbatasan
7. Turgor kulit cukup membaik perfusi
8. Tekanan darah cukup membaik 1.5 Informasikan tanda gejala darurat
yang harus dilaporkan (mis. rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)
No
Tujuan Intervensi
2. setelah dilakukan intervensi maka 2.1 Identifikasi status nutrisi
diharapkan status nutrisi dapat 2.2 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
membaik. nutrien
Kriteria hasil : 2.3 Monitor asupan makanan
1. Porsi makan yang dihabiskan 2.4 Monitor berat badan
cukup meningkat 2.5 Monitor adanya mual dan muntah
2. Pengetahuan tentang pilihan 2.6 Ajarkan diet yang di programkan
makanan yang sehat 2.7 Kolaborasi pemberian medikasi
3. Pengetahuan tentang pilihan sebelum makan (mis. pereda nyeri,
minuman yang sehat antiemetik), jika perlu
4. Perasaan cepat kenyang menurun
5. Berat badan cukup membaik
6. Indeks massa tubuh cukup
membaik
7. Nafsu makan membaik
c. Resiko Hipovolemi
No
Tujuan Intervensi
4. setelah dilakukan intervensi 4.1 Monitor karakteristik luka (mis.
keperawatan maka diharapkan drainase, warna, ukuran, bau)
integritas kulit dan jaringan dapat 4.2 Monitor tanda-tanda infeksi
meningkat. 4.3 Lakukan perawatan luka
Kriteria hasil : 4.4 Lakukan pembalutan luka sesuai
1. Perfusi jaringan cukup meningkat kondisi luka
2. Kerusakan jaringan menurun 4.5 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
3. Kerusakan lapisan kulit menurun perlu
4. Nyeri, perdarahan, kemerahan,
hematoma menurun
5. Nekrosis menurun
6. Sensasi dan tekstur membaik
Infeksi
No.
Tujuan Intervensi
6. setelah dilakukan intervensi 6.1 Monitor tanda dan gejala infeksi local
keperawatan maka diharapkan tingkat dan sistemik
infeksi menurun. 6.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah
Kriteria hasil : kontak dengan pasien dan lingkungan
1. Kebersihan tangan dan badan pasien
meningkat 6.3 Ajarkan cara mencuci tangan yang
2. Demam, kemerahan, nyeri, benar
bengkak menurun 6.4 Kolaborasi dengan pemberian
3. Kadar sel darah putih meningkat antibiotik
4. Integritas kulit normal
4. Implementasi Keperawatan
2011).
keperawatan berikutnya.
5. Evaluasi Keperawatan
a. S (Subjektif)
b. O (Objektif)
c. A (Analisis/assessment)
pengembangan tindakan
ditentukan.
layanan.
keperawatan, yaitu:
ditentukan.
Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian atau klien masih dalam proses
pencapaian tujuan jika klien
\
BAB III
PENGELOLAAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian: 16 Mei 2023 Pukul: 09.00 WIB Oleh: Kevin Paul
Pasaribu
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Bp. H
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Demangan
Status Perkawinan : kawin
Agama : Islam
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
Buang air besar BAB
a) Frekuensi : 1 kali
b) Waktu : pagi hari
c) Warna : coklat
d) Konsistensi : lembek
e) Posisi waktu BAB : jongkok
f) Penghantar untuk BAB : Tidak ada
g) Pemakaian obat : Tidak ada
h) Keluhan : Tidak
ada
i) Buang air kecil
(BAK)
a) Frekuensi (x/24 jam) : 3-4 kali
b) Jumlah (cc/24 jam) : kurang lebih 900-1200 cc
c) Warna : kuning
d) Bau : khas urine
e) Keluhan: Tidak ada
2) Selama sakit
Buang Air Besar (BAB)
a) Frekuensi : 10 kali
b) Waktu : pagi,siang,sore
c) Warna : kuning
d) Konsistensi : cair
e) Keluhan : tidak ada
f) Buang air kecil (BAK)
a) Frekuensi (x/24 jam) : 6 kali
b) Jumlah (cc/24jam) : 1200 cc
c) Warna : Kuning terang
d) Bau : khas urine
e) Alat bantu buang air kecil : Tidak ada
c. Pola Aktifitas istirahat-tidur
1) Sebelum sakit
a) Keadaan aktifitas
sehari-hari
Tabel 3
Aktifitas Pasien Sebelum Sakit
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat √
Tidur
Pindah √
Ambulasi √
Naik tangga √
Memasak √
Belanja √
Merapikan rumah √
Keterangan :
0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang
lain dan alat 4 =
tergantung total
b) Kebutuhan tidur
- Tidur siang : 1 – 2 jam
- Tidur malam : 6 jam
- Tidur malam yang diutamakan
- Kebiasaan pengantar tidur : Tidak ada
- Perangkat/alat yang selalu digunakan untuk tidur : Tidak ada
- Keluhan dalam hal tidur : Tidak ada
2) Selama Sakit
a) Keadaan Aktivitas
Tabel 4
Aktifitas Pasien Setelah Sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di TT √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan :
0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang
lain dan alat 4 =
tergantung total
b) Kebutuhan Tidur : 6 jam
c) Kebutuhan Istirahat : 2 jam
d. Pola Kebersihan Diri
1) Sebelum sakit
a) Kebersihan kulit
- Pasien mandi 3 x 1 hari
- Pasien mandi menggunakan sabun
- Keluhan: Tidak ada
b) Kebersihan rambut
- Kulit kepala bersih
- Keluhan: tidak ada
c) Kebersihan telinga
- Pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran
- Keluhan: Tidak ada
d) Kebersihan mata
- Mata pasien bersih
- Keluhan: Tidak ada
e) Kebersihan mulut
- Pasien menggosok gigi setiap mandi
- Keluhan: Tidak ada
f) Kebersihan kuku
- Kuku pasien bersih
- Keluhan: Tidak ada
e. Pola Pemeliharaan Kesehatan
1) Pasien tidak memiliki riwayat penyakit:
2) Penggunaan tembakau: sudah berhenti merokok sejak 4 tahun lalu saat
masih merokok 1 bungkus habis dalam 1-2 hari
3) NAPZA: Tidak
4) Alkohol: Tidak
f. Pola reproduksi-seksualitas
1) Pasien menikah
2) Keluhan : Tidak ada
g. Pola kognitif-persepsi/sensori
1) Keadaan mental : sadar
2) Berbicara :
a) Isi : Pasien dapat merespon dengan baik
b) Bahasa yang dikuasai : Bahasa indonesia
3) Kemampuan membaca : Tidak terkaji
4) Kemampuan berkomunikasi : pasien dapat berkomunikasi dengan baik
5) Kemampuan memahami informasi : pasien dapat memahami informasi
dari perawat dengan baik
6) Ketrampilan berinteraksi: pasien senang mengobrol
7) Pendengaran : pasien tidak memiliki gangguan pendengaran
8) Penglihatan : pasien tidak memiliki gangguan penglihatan
h. Pola Konsep Diri- persepsi diri
Tidak terkaji
i. Pola Mekanisme Koping
1) Pengambilan keputusan : pasien dan keluarganya
j. Pola Peran – Berhubungan
1) Sebelum sakit
Pasien menikah
2) Selama sakit
Pasien menikah
7) Leher
a) Bentuk leher simetris
b) Tidak terdapat pembesaran thyroid
8) Dada
a) Inspeksi
- Dada tampak simetris
- Tidak tedapat kelainan bentuk dada
b) Palpasi
- Tidak terkaji
c) Perkusi
- Tidak terkaji
d) Auskultasi
- Tidak terkaji
9) Punggung
Tidak terkaji
10) Abdomen
a) Inspeksi
- Warna kulit sawo matang, warna merata
- Perut simetris
b) Auskultasi
Tidak terkaji
c) Perkusi
Tidak terkaji
d) Palpasi
Tidak terkaji
11) Anus dan rectum
Tidak terkaji
12) Genetalia
Tidak terkaji
13) Ekstermitas
a) Atas
- Anggota gerak pasien lengkap
- Bentuk ekstermitas atas simetris
- Oedema : tidak ada
- Pasien terpasang infus pada ekstremitas kiri
- Kekuatan otot :
5 5
b) Bawah
- Anggota gerak bawah lengkap
- Oedema : tidak ada
- Kekuatan otot :
5 5
14) Refleks
a) Refleks fisiologis
- Tidak terkaji
b) Reflek patologis
- Tidak terkaji
c) Rangsang meningeal
- Tidak terkaji
4. Diagnostik Test
a. Pemeriksaan Laboratorium
-
b. Pemeriksaan Radiologi
-
c. Analisis Obat
B. Diagnosis Keperawatan
Kevin Paul
Pasaribu
2 Defisit perawatan Selasa
diri berhubungan 16 Mei 2023 I:
dengan kelemahan 09.00 WIB 1. Mengidentifikasi jenis
bantuan yang
dibutuhkan Kevin Paul
2. Memonitor kebersihan
09.05 WIB Pasaribu
tubuh (mis.
Rambut,kulit)
09.10 WIB 3. Menyediakan peralatan
mandi (mis.
Sabun,sikat gigi, Kevin Paul
09.15 WIB shampo) Pasaribu
4. Menjelaskan manfaat
mandi dan dampak
tidak mandi terhadap
14.00 WIB kesehatan
E:
S : Pasien mengatakan Kevin Paul
dibantu istri untuk lap Pasaribu
badan
O : Pasien berada di
tempat tidur
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1-4
E: Kevin Paul
14.00 WIB S:- Pasaribu
O : GDS pukul 11.00 WIB
206 mg/dl
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1-6
Nama pasien : Bp. H
Diagnosa medis : Diabetes Melitus
CP hari ke :2
E:
S : Pasien mengatakan
mandi masih di bantu oleh
istri
O: pasien tampak bersih
3 Resiko Infeksi Rabu 17 Mei
berhubungan dengan 2023 S:-
faktor risiko O : GDS pukul 11.00 WIB
206 mg/dl
A : masalah belum teratasi Kevin Paul
P : lanjutkan intervensi 1-6 Pasaribu
I:
09.00 WIB 1. Memonitor tanda dan
gejala infeksi lokal dan
sistematik
2. Membatasi jumlah
09.05 WIB
pengunjung
3. Mencuci tangan
09.10 WIB sebelum dan sesudah Kevin Paul
kontak dengan pasien Pasaribu
dan lingkungan pasien
4. Menganjurkan
09.15 WIB meningkatkan asupan
nutrisi
5. Menganjurkan
meningkatkan asupan
cairan
6. Melakukan kolaborasi
09.20 WIB pemberian antibiotik
( diberikan Ceftriaxon
1x 2 gr dan
esomeprazole )
Kevin Paul
14.00 WIB E: Pasaribu
S:-
O: pasien terpasang infus
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian ini,penulis akan meringkas hasil dari kasus kelolaan yang telah
dilakukan selama 3 hari di Ruang C pada Bp. H pasien dengan Diabetes Melitus.
Proses asuhan keperawatan yang diberikan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluai yang terurai sebagai berikut :
A. Pengkajian Keperawatan
Didapatkan hasil pengkajian bahwa Bp. H (49 tahun) mengatakan pasien
periksa rutin di Puskemas gondokusuman 1 kemudian hasil GDS pasien
tinggi yaitu 273 mg/dl setelah itu pasien dalam perjalan menuju rumah
adiknya pasien merasa menggigil sehingga oleh adik pasien, pasien
dibawa ke IGD RS Bethesda pada tanggal 15 Mei 2023 pada siang hari
kemudian pasien masuk ruang C dan pada saat di ruang C pasien
dilakukan pemeriksaan GDS ulang dan hasil masih tinggi yaitu 257 mg/dl
tangan sebelah kiri pasien terpasang infus dengan RL 20 tpm, Saat dikaji
pada tanggal 16 Mei 2023 jam 09.00 WIB pasien mengatakan keluhan
yaitu batuk, pasien terpasang infus pada tangan sebelah kiri dengan RL 20
tpm, dengan hasil pemeriksaan vital sign TD : 84/53 mmHg, nadi :
92x/menit, RR : 20x/menit, suhu 36,7℃, saturasi : 97%, dan pada pukul
11.00 WIB pasien dilakukan cek Gula Darah ulang dan di hasil masih
tinggi yaitu 206 mg/dl, kemudian pada tanggal 17 Mei 2023 saat dilakukan
pengkajian ulang pasien mengatakan sudah tidak ada keluhan dan
dilakukan pemeriksaan vital sign TD: 116/75 mmHg, Nadi: 77x/menit,
RR: 20x/menit, suhu 36,5℃, saturasi: 97%.
B. Diagnosa keperawatan
Daftar diagnosa yang dapat dirumuskan pada kasus Bp. S adalah sebagai
berikut :
1. Ketidakstabilan kadar glukosa berhubungan dengan
hiperglikemia
2. Defisit Perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan faktor risiko.
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses didalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan
dari semua tindakan keperawatan. Rencana keperawatan teori pada kasus
adalah :
PENUTUP
A. Kesimpulan
b/d kelemahan dan Resiko Infeksi b/d faktor risiko.. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama dua hari pada tanggal 16 Mei 2023 sampai dengan 17 Mei
B. Saran