BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Agar dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal maka dikembangkan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat yang
Dengan demikian perawatan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam semua
upaya tersebut diatas. Dalam upaya perawatan ini perawat melaksanakan suatu asuhan
keperawatan dengan memperhatikan klien secara menyeluruh baik fisik, mental, sosial
maupun spiritual, dimana perawat harus selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan
dalam proses pertumbuhan dan pemulihan klien dengan gangguan sistem endokrin khususnya
Diabetes Melitus.
Diabetes Mellitus menimbulkan gangguan multi sistem dan merupakan suatu penyakit
yang banyak ditemukan di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah
klien dengan Diabetes Mellitus yang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut. Menurut catatan di ruang perawatan Interna Atas Perjan RS DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar Jumlah yang dirawat dari September sampai Desember 2001
sebanyak 15 orang dan dari Januari sampai Agustus 2002 sebanyak 36 Orang.
Diabetes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik, maka akan mengakibatkan
timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh
Mengingat resiko dari Diabetes Mellitus tersebut maka tindakan perawatan yang
Penyembuhan penyakit Diabetes Mellitus tidak hanya dengan pengobatan saja, tapi
yang lebih penting adalah diet yang baik, olah raga yang teratur, dan juga pendidikan bagi
B. Batasan Masalah
Pada penulisan karya tulis ini, penulis membatasi ruang lingkup masalah hanya pada
asuhan keperawatan yang diberikan pada satu klien yang dirawat di ruang perawatan Interna
Atas Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan gangguan sistem endokrin :
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kasus Diabetes Mellitus sangatlah
penting, karena itulah sehingga penulis membatasi masalah hanya pada asuhan keperawatan
Diabetes Mellitus yang dirawat di ruang perawatan Interna atas Perjan RS DR. Wahidin
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Diabetes Mellitus.
D. Manfaat Penulisan
3. Bahan bacaan.
E. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Kasus
a. Wawancara
Untuk mendapatkan data lebih lengkap tentang masalah yang timbul pada
b. Observasi
3. Studi Dokumenter
Data-data yand didapat dari status klien di ruangan catatan perawatan, instruksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1995).
defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner dan Sudarta,
1999).
dikontrol (WHO).
Adam).
dengan kelenjar ludah, panjang kira-kira 15 cm berat 60 – 100 gram. Letak pada
b. Badan pankreas merupakan bagian utama organ itu letaknya sebelah lambung dan
c. Ekor pankreas adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya
menyentuh lympa.
Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa, beta dan
delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat pewarnaannya. Sel beta
mengekresi insulin, sel alfa mengekresi glukagon, dan sel-sel delta mengekresi
somatostatin.
a. Fungsi eksokrin, dilaksanakan oleh sel sekretori lobula yang membentuk getah
pancreas berisi enzim dan elektrolit. Jenis-jenis enzim dari pancreas adalah :
1.) Amylase ; menguraikan tepung menjadi maltosa atau maltosa dijadikan
monosakarida.
amino.
3.) Lipase ; menguraikan lemak yang sudah diemulsi menjadi asam lemak dan
gliserol gliserin.
b. Fungsi endokrin atau kelenjar tertutup berfungsi membentuk hormon dalam pulau
Oleh karena itu hormon insulin yang dihasilkan pulau langerhans langsung diserap ke
dalam kapiler darah untuk dibawa ke tempat yang membutuhkan hormon tersebut.
Dua hormon penting yang dihasilkan oleh pancreas adalah insulin dan glukagon
1). Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin
terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan
disulfide. Sekresi insulin diatur oleh glukosa darah dan asam amino yang
glukosa yang di absorbsi dari usus dan kemudian disimpan dalam hati
hypoglikemia berat.
2). Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau
merupakan protein kecil mempunyai berat molekul 3842 dan terdiri dari 29 rantai
asam amino.
b.) Peningkatan glukogenesis
efek yang jelas berlawanan pada sekresi glukagon dibandingkan pada sekresi
insulin, yaitu penurunan glukosa darah dapat menghasilkan sekresi glukagon, bila
jumlah yang sangat banyak yang cepat memobilisasi glukosa dari hati. Jadi
3. Patofisiologi
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga
efek utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan glukosa
oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300
sampai 1200 mg/hari/100 ml. (2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes
Mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita
Diabetes Mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi
glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna
mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap
menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180
mg%.
telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak,
8
kadar asam aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat
4. Klasifikasi
yang dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita
b. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDOM),
yang dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua
yaitu :
1.) Non obesitas
2.) Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas, tetapi
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
c. Diabetes Mellitus type lain
diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan
lain-lain.
5. Etiologi
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan
pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahuo bahwa Diabetes
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a. Faktor genetik
Diabetes Mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga
1.) Infeksi
2.) Nutrisi
a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.) Malnutrisi protein
3.) Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
4.) Hormonal
katekolamin meningkat
10
6. Gambaran Klinik
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis
yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga penderita
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar).
d. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan
kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama
mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
e. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi)
7. Penatalaksanaan
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi
dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Penyuluhan kesehatan awal dan
8. Komplikasi
a. Akut
1.) Hypoglikemia
2.) Ketoasidosis
3.) Diabetik
b. Kronik
diabetic.
3.) Neuropati diabetic.
kesehatan yang optimal dalam melakukan proses terapeutik maka perawat melakukan
1. Pengkajian
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan,
keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola
kegiatan sehari-hari.
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, pnea
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas
bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c. Eliminasi
d. Nutrisi
e. Neurosensori
Sakit kepala, mengatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi,
letargi, koma dan bingung.
f. Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
g. Respirasi
h. Keamanan
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten
pada pria.
13
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus yaitu :
informasi.
3. Rencana Keperawatan
perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat
Intervensi :
takikardia.
2.) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
cairan pengganti.
Tujuan :
Intervensi :
1.) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien.
kebutuhan terapeutik.
etnik/kultural.
pulang.
15
sel.
Tujuan :
terjadinya infeksi.
Intervensi :
infeksi nosokomial.
sendiri.
memobilisasi sekret.
Tujuan :
Intervensi :
kebutuhannya.
paha/kaki.
gangguan keseimbangan.
17
Tujuan :
yang diinginkan.
Intervensi :
melakukan aktivitas.
secara fisiologis.
toleransi.
Tujuan :
Intervensi :
pemecahan masalah.
kemampuan koping.
3.) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri
sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang
dilakukannya.
4.) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri
sendiri.
informasi.
Tujuan :
tindakan.
19
Intervensi :
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
e. Apakah kelelahan dapat diatasi dan produksi energi dapat dipertahankan sesuai
kebutuhan ?
sendiri ?
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Register : 05 37 92
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Alamat : Daya
21
b. Identitas Penanggung
Nama : Ny. NR
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SMP
Penghasilan : -
Hubungan : Istri
2. Riwayat Kesehatan
disertai sakit seluruh badan, tungkai bawah kiri dan kanan, terasa
lalu)
Genogram 3
generasi
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
3. Pemeriksaan Fisik
c. Kesadaran : Komposmentis
d. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
23
e. Kepala
Inspeksi :
Palpasi :
f. Muka
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi :
4.) Pupil : Isokor
Palpasi :
h. Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
- Tidak ada rasa nyeri tekan pada sinus maxillaris, etmoidalis, frontalis.
i. Telinga
Inspeksi :
j. Rongga mulut
Inspeksi :
2.) Gusi : - Berwarna merah
k. Leher
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi :
Palpasi :
Auskultasi
Perkusi
- Batas paru ICS 3, 4, 5 sisi dada kiri dengan bunyi resonan ke pekak
- Batas paru-paru hati ICS 6 dada sebelah kanan dari resonan ke pekak
- Batas paru-paru dengan lambung ICS 8 sisi sebelah kiri bunyi
resonan
m. Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi
resonan ke pekak.
Auskultasi
n. Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
- Bunyi tympani : Pada kwadran kiri atas, bawah, sisi kanan atas bunyi
pekak.
Palpasi :
o. Ekstremitas
1.) Ekstrimitas atas
Inspeksi :
Palpasi
Perkusi
2.) Ekstrimitas bawah
Inspeksi :
- Nampak luka pada kaki kanan (ibu jari)/kaki warna luka hitam
28
Palpasi
Perkusi
4. Pemeriksaan Diagnostik
SGOT 23 Normal : Lk < 38
SGPT 10 Normal : Lk < 41
a. Nutrisi
1.) Kebiasaan
2.) Setelah sakit
b. Eliminasi
Kebiasaan
- Frekwensi : 5 – 6 x/hari
- Warna : Kuning
- Bau : Pesing
Perubahan selama di Rumah sakit
Kebiasaan
- Frekwensi : 1 x/sehari
- Warna : Kuning
- Konsistensi : Lunak
30
Perubahan selama di RS
Kebiasaan :
e. Personal hygiene
Kebiasaan :
- Mandi 2 x sehari.
8. Kegiatan Keagamaan
Perawatan
Pengobatan
- Pletal 2 x 1 tablet/hari
- Neurosambe 1 x 1 tablet/hari
B. KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif
- Klien menyatakan riwayat DM sudah 3 tahun dan orang tuanya juga menderita
DM.
Data Obyektif
- Terapi insulin 25 – 10 – 10
32
- Tanda-tanda vital :
N : 80 x/menit P : 20 x.menit
C. ANALISA DATA
N
O DATA ETIOLOGI MASALAH
Energi berkurang
33
N
O DATA ETIOLOGI MASALAH
Kelemahan
Data obyektif :
( ½ – ¼ porsi) di hati
Penurunan BB
tidak adekuat
- Ada riwayat DM
N
O DATA ETIOLOGI MASALAH
(ibu jari)
Osmolaritas meningkat
dirawat
D. PRIORITAS MASALAH
Data Subyektif :
Data Obyektif :
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
Data subyektif :
Data obyektif :
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pem-batasan diet dan therapi insulin
ditandai dengan :
Data subyektif : -
Data obyektif :
- Ada riwayat DM
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
Data subyektif : -
Data obyektif :
E. RENCANA KEPERAWATAN
aktifitasnya dilakukan
pentingnya personal
perencanaan makan
Dengan pemberian
39
S, N, P). selanjutnya.
5. Penatalaksanaa antiseptik
Chlin-damycin, pencegahan
40
dapat
mengisap/menyerap
Untuk tanda-tanda
infeksi bisa
dimanifestasikan
dengan pening-katan
Antibiotik dapat
menghambat atau
membunuh kuman.
41
F. CATATAN PERKEMBANGAN
NO
NO HARI/ PAR
. JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
TGL AF
DX
melakukan sendiri.
09.50 : Masalah
personal per-orangan.
Hasil : Keluarga/klien
10.00 melaksanakannya.
Memberikan penyuluhan
NO
NO HARI/ PAR
. JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
TGL AF
DX
perlunya menga-tasi
darah
Hasil : GDS :
: Klien
- Klien tidak
ti-dak pucat.
pe-rencanaan makanan : Masalah
NO
NO HARI/ PAR
. JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
TGL AF
DX
melaksanakan.
mg/dl
hupoglikemia : Masalah
hypoglikemia.
10.30
dihabiskan
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
10.15
Mengkaji tanda-tanda
NO
NO HARI/ PAR
. JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
TGL AF
DX
: Nampak
pinggir luka.
N : 80 x/menit
dan 5
Chlindamycin 3 x 500
mg/hari
Metronidazole 3 x 500
mg/hari
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesenjangan dalam suatu asuhan keperawatan atau proses keperawatan adalah adanya
Dalam asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn. R dengan gangguan sistem
memudahkan dalam memahami kesenjangan yang terjadi, maka penulis membahas sebagai
berikut :
A. Pengkajian
Pengkajian yang ditemukan pada kasus ini terdapat kesenjangan yaitu pasien
tidak mengalami gejala utama pada Diabetes Mellitus, yaitu poliuri, polipagi, tetapi klien
hanya mengeluh kelemahan tubuh, kurang nafsu makan dan berat badan menurun.
Tidak ditemukan ketiga gejala utama diatas mungkin disebabkan karena adanya
B. Perencanaan
Pada kasus ini penulis mengangkat/ temukan empat diagnosa keperawatan, tetapi
secara umum yang termuat dalam teori keadaan pasien Diabetes Mellitus ada tujuh
informasi.
Pada kasus ini penulis menemukan dua diagnosa keperawatan yang tidak ada pada teori
yaitu :
Hal ini diangkat karena klien tidak mampu melakukan aktifitasnya sendiri.
Hal ini diangkat karena pemberian terapi insulin yang terus menerus tanpa
Pada kasus ini penulis tidak mengangkat diagnosa utama yaitu kekurangan volume
cairan karena pada pasien tidak ditemukan adanya gejala-gejala deficit volume
ketidak berdayaan serta kurang pengetahuan, tidak ditemukan dalam tinjauan kasus,
hal ini disebabkan karena klien sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit
selama 1 bulan sehingga kondisi penyakit klien sudah mulai membaik.
C. Pelaksanaan
pada rencana yang telah dibuat terlebih dahulu. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang
berdasarkan teoritis ada yang belum terlaksana, semua ini disebabkan karena
keadaan/sifat klien yang berbeda dan jenis perawatan yang dilaksanakan di ruang
perawatan disesuaikan dengan keadaan dan sarana serta fasilitas yang tersedia.
47
D. Evaluasi
Dalam teori pada evaluasi yang ditentukan adalah keadaan atau kriteria
Sedangkan dua diagnosa resiko yang diangkat, selama pelaksanaan studi kasus,
insulin.
Hal ini dapat dicapai karena klien dan keluarga sangat kooperatif dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan dan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan
lain, dan untuk mempertahankan agar kedua diagnosa resiko tersebut tidak menjadi
BAB V
Setelah menyelesaikan studi kasus pada klien Tn. R dengan gangguan sistem
Makassar, dengan bertitik tolak pada pembahasan bab sebelumnya maka penulis dapat
A. Kesimpulan
antara pasien satu dengan yang lain. Pada umumnya data dan gejala yang
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang merupakan
hal yang sangat berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan dan juga
B. Saran-saran
ada maka klien perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga perlu melakukan
darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja sama dalam hal ini.
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan perawat,
3. Untuk masa yang akan datang, penulis mengusulkan jika memungkinkan bahwa
dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk penulisan karya tulis ini perlu
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokronegoro, Prof. dr. Ph.D, Hendra Utama,1999, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Edisi III, EGC. Jakarta.
Boedi Sarwono, 1984, Segi Praktis Diagnostik Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson, 1995, Patofisiologi, Edisi IV, EGC. Jakarta.