OLEH :
PALOPO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang “Askep Keperawatan Keluarga” tepat padawaktunya. Makalah ini saya buat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Saya menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sebagai penyusun sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk penyempurnaan
penyusunan makalah saya ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu, dalam mengatasi masalah ini peran keluarga sangat diperlukan karena
keluarga juga memiliki tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggota sehingga
memahami masalah kesehatan anggotanya antara satu dengan lainya sehingga mampu
memberi dampak positif salah satunya dengan merawat dan mencari pelayanan kesehatan
untuk kesehatan yang sempurna.Sehingga agar keluarga mampu menjalankan tugas dan
perannya perlu dilakukan suatu tindakan yaitu asuhan kepewatan keluarga pada penderita
diabetes mellitus agar dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepata setiap anggota
keluarga dalam memelihara kesehatan keluarganya.
C. Tujuan
3. Untuk memahami konsep asuhan keperawatan keluarga pada diabetes mellitus.
D. Manfaat
3. Dapat memahami konsep asuhan keperawatan keluarga pada diabetes mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN
Diabetes militus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.Kelaianan pada sekresi/ kerja insulin
tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah.
World health organization (WHO) sebelum telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatu
yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat, tetapi secara umum
dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari
sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi
insulin.
Klasifikasi yang di tentukan oleh National Diabetes Data Group of The National Institutes of
Health, sebagai berikut :
3. Anatomi fisiologis
Prankreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah
panjang kira-kira 15cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 69-90gr.
Terbentang pada veterbra lumbalis I dan II dibelakang lambung,
2) Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya
dibelakang lambung dan didepan vertebra lumbalis pertama.
Pulau langerhans terdiri atas: sel- sel yang menghasilkan glukagon ,sel- sel
beta yang menghasilkan insulin ,glukagon dan insulin mengatur kadar gula
darah. Insulin adalah hormon hipoglikemik (menurunkan gula darah)
sedangkan glukagon bersifat hiperglikemik (meningkatkan gula darah).Selain
ini ada sel-sel delta yang menghasilkan somastostatin yang menghambat
pelepasan insulin dan glukagon. Selain itu sel F menghasilkan polipeptida
dan pankreatik yang berperan mengatur fungsi eksokrin pankreas.
(Tambayong, 2001)
Fisiologis dari diabetes mellitus adalah jumlah glukosa yang diambil dan
dilepaskan oleh hati dan dipergunakan oleh jaringan perifer tergantung dari
keseimbangan fisiologis beberapa hormon antara lain:
a. Hormon yang dapat merendahkan kadar gula darah yaitu insulin. Kerja
insulin yaitu merupakan hormon yang menurunkan glukosa darah dengan
cara membantu glukosa darah masuk kedalam sel
DM dapat disebabkan oleh banyak faktor Noer (1996) menyebutkan bahwa ada 4 penyebab
terjadinya DM, yaitu faktor keturunan, fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang
berkurang, kegemukan atau obesitas, perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan
resistensi insulin. Faktor keturunan dapat menjadi penyebab yang mengambil penaran paling
penting dalam terjadinya DM karena pola familiar yang kuat ( keturunan ) mengakibatkan
terjadinya kerusakan sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Sehingga terjadi
kelainan dalam sekresi insulin maupunkerja insulin (long, 1996).Fungsi sel pankreas dan
sekresi insulin yang berkurang dapat terjadi karena insulin diperlukan untuk, transport
glukosa, asam amino, kalium dan fosfat yang melintasi membrane sel untuk metabolisme
intraseluler. Jika terjadi kekurangan insulin akibat kerusakan fungsi sel pankreas akan
menyebabkan gangguan pada metabolisme karbohidrat asam amino, kalium dan fosfat (long,
1996).
Etiologi pada DM telah dijabarkan oleh para ahli, yaitu berkaitan dengan
fungsi organ dan berbagai faktor resiko yang mendahului. Mansjoer (1996: 588).
Menyatakan bahwa insulin dipenden diabetes militus ( IDDM), atau DM yang
tergantung pada insulin ( tipe 1 ) disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans
akibat proses autoimmune. Sedangkan non insulin diabetes militus ( NIDDM ) atau tipe
II disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah
turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengamnilan glukosa oleh jaringan
veriver dan ferifer dan untuk menghambat produksi gluokosa oleh hati.Sel beta tidak
mampu mengimbangi resistenisi insulin ini sepenuhnya (terjadi defisiensi relative
insulin). Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya DM, diantaranya :
Biasanya dialami oleh non kulit putih, pada masyarakat amerika angka kejadian
NIDDM adalah 1:3, sedangkan pada populasi umum adalah 1:200 (long,1996).
e. Proses radang atau infeksi pada kasus pancreatitis akan terjadi hambatan sekresi
insulin.
f. Faktor obesitas, jumlah reseptor insulin menurun pada orang yang kegemukan
g. Pada keadaan tertentu misalnya pada wanita pada masa kehamilan atau karena efek
dari obat-obatan tertentu (Long,1996).
5. Patofisiologi diabetes melitus
Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang
terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti
pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang
mengeluarkan hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa
darah.Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci
yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel
glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga.Diabetes melitus merupakan penyakit
yang disebabkan oleh adanya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut.
Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu :
a. Rusaknya sel-sel β pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia tertentu,
dll).
b. Kadar glukosa yang meninggi ke tingkat dimana jumlah glukosa yang difiltrasi
melebihi kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorpsi akan menyebabkan glukosa
muncul pada urin, keadaan ini dinamakan glukosuria.
c. Glukosa pada urin menimbulkan efek osmotik yang menarik H2O
bersamanya.Keadaan ini menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuria
(sering berkemih).
d. Cairan yang keluar dari tubuh secara berlebihan akan menyebabkan dehidrasi, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena volume
darah turun mencolok. Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki dapat
menyebabkan kematian karena penurunan aliran darah ke otak atau menimbulkan
gagal ginjal sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak adekuat.
e. Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat
perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstrasel yang hipertonik.
Akibatnya timbul polidipsia (rasa haus berlebihan) sebagai mekanisme kompensasi
untuk mengatasi dehidrasi.
f. Defisiensi glukosa intrasel menyebabkan “sel kelaparan” akibatnya nafsu makan
(appetite) meningkat sehingga timbul polifagia (pemasukan makanan yang
berlebihan).
g. Efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak menyebabkan penurunan sintesis
trigliserida dan peningkatan lipolisis. Hal ini akan menyebabkan mobilisasi besar-
besaran asam lemak dari simpanan trigliserida. Peningkatan asam lemak dalam
darah sebagian besar digunakan oleh selsebagai sumber energi alternatif karena
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.
h. Efek insulin pada metabolisme protein menyebabkan pergeseran netto kearah
katabolisme protein. Penguraian protein-protein otot menyebabkan otot rangka lisut
dan melemah sehingga terjadi penurunan berat badan (Sherwood, 2001).
Bila insulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel
dengan akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat
kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes mellitus
tipe 1.Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih
banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor
insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada
keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya
(insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang
masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar
glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan DM
tipe 1, bedanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, kadar insulin juga
tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih
tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di
samping penyebab di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di
dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme energi.
a. Poliuri (banyak buang air kecil), frekuensi buang air kecil meningkat termasuk pada
malam hari.
Kriteria diagnosa yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun
1980 dan 1985 masih digunakan, meskipun semenjak itu telah ditarik dan diperbaiki
oleh American Diabetes Association (ADA) melalui komite ahli tentang diagnosa dan
penggolongan diabetes mellitus 1997. Kriteria yang dimaksud sebagaiberikut :
a. WHO : Kadar glukosa atau gula dengan atau yang melampaui 11.1 mmol/1
dalamplasma darah vena yang diambil sampelnya secara acak. (atau 10.1 mmol/1
jikaseluruh darah vena diambil sampelnya), atau kadar gula puasa dengan atau yang
melampaui 7.8 mmol/1 dalam plasma darah vena. (Atau 6.7 mmol/1 jika
seluruhdarah vena diambil sampelnya).
b. ADA :Kadar glukosa dengan atau yang melampaui 11.1 mmol/1 dalam
plasmadarah vena yang diambil sampelnya secara acak, ditambah dengan gejala-
gejaladiabetes, atau kadar gula puasa dengan atau yang melampaui 7.0 mmol/1
dalamplasma sampel darah vena. (Puasa dinyatakan sebagai tanpa makan atau
minumyang mengandung kalori-kalori selama 6-10 jam sebelumnya, biasanya
semalam)(Mc Wright, 2008).
Diagnosa pasti DM apabila ada gejala khas serta keluhan yang tersebut diatas
ditambah kadar glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa125
mg/dl pada dua kali pemeriksaan yang berbeda.
3) Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi kalau kadar gula dalam darah turun dibawah
50-60 mg/dl keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian priparat insulin atau
preparat oral berlebihan, konsumsi makanan terlalu sedikit
b. Komplikasi kronik Efek samping diabetes militus pada dasarnya terjadi pada semua
pembuluh darah diseluruh bagian tubuh atau angiopati diabetik dibagi menjadi 2:
a) Penyakit jantung koroner Akibat diabetes maka aliran darah akan melambat
sehingga terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya
keseluruh ubuh sehingga tekanan darah akan naik. Lemak yang menumpuk
dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis)
dengan resiko penyakit jantung koroner atau stroke.
b) Pembuluh Darah Kaki Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf –saraf
sensorik keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan ganggren. Infeksi dimulai dari celah-
celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel-sel kuku kaki yang menebal
dan kalus demikian juga pada daerah-daerah yang terkena trauma.
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan dengan obat
golongan lain, yaitu biguanid, inhibitoralfa glukosidase atau insulin. Obat
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan produksi insulin oleh sel-
sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan utama para penderita DM tipe II
dengan berat badan berlebihan. Obat-obatan yang beredar dari kelompok ini
adalah : Glibenklamida (5mg/tablet), Glibenklamida mikronised
(5mg/tablet), Glikasida (80mg/tablet), Glikuidon (30mg/tablet).
d) Insulin
1) Diet
2) Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin
bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan,
memperkuat jantung, dan mengurangi stress. Bagi pasien DM melakukan
olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga yang
berat-berat.
9. pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah GDS >200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam
post prandial >200 mg/dl
Kultur pus untuk mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan
antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Militus
1) Identitas kepala keluarga yang meliputi : Nama, umur, agama, suku,
pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor telepon.
2) Komposisi keluargaterdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan kepala
keluarga, imunisasi, ststus pendidikan dan umur.
3) Genogram adalah symbol – symbol yang dipakai dalam pembuatan genogram
untuk menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatannya adalah sebagai
berikut : anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri, umur anggota
keluarga ditulis pada symbol laki – laki atau perempuan, tahun dan penyebab
kematian ditulis disebelah symbol laki – laki atau perempuan., paling sedikit
disusun tiga generasi.
Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga : yang dikaji adalah asal
suku bangsa tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut
terkait kesehatan, tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang
secara etnis bersifat homogen), kegiatan – kegiatan keagamaan, social, budaya,
rekreasi, pendidikan (apakah kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/
budaya keluarga, kebiasaan – kebiasaan diet dan berbusana ( tradisional atau
modern), sruktur kekuasaan tradisional atau modern, penggunaan jasa – jasa
perawatan kesehatan keluarga dan praktisi, penggunaan bahasa sehari – hari
1) Karakteristik rumah yang meliputi :gambar tipe tempat tinggal (rumah,
apartemen, sewa kamar, dll) apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa
rumah ini, denah rumah termasuk gambarkan kondisi rumah (baik interior
maupun eksterior rumah). Interior rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar
( kamar tamu, kamar tidur, dll), penggunaan- penggunaan kamar tersebut dan
bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot.
Apakah penerangan ventilasi, pemanas.apakah lantai, tangga, susunan dan
bangunan yang lain dalam kondisi yang adekuat. Jelaskan. Di dapur, amati
suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, pengamanan untuk kebakaran
jelaskan. Dikamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet ada tidaknya sabun
dan handukJelaskan kamar mandi terkesan bersih, lantai dari keramik, bak
mandi dikuras 2 kali dalam seminggu dan tidak terdapat jentik-jentik
nyamuk.Kaji pengaturan tidur didalam rumah Apakah pengaturan tersebut
memadai bagi para anggota keluarga, dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya. Jelaskkan. Amati
keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan serangga-
serangga kecil (khususnya didalam dan atau masalah-masalah sanitasi yang
disebabkan oleh binatang-binatang piharaan jelaskan.Kaji perasaan-perasaan
subyektif keluarga terhadap rumah .Apakah keluarga menganggap rumahnya
memadai bagi mereka.Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga
meraskan privasi mereka memadai. Jelaskan.Evaluasi ada dan tidak adanya
bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah atau lingkungan. Evaluasi adekusi
pembuangan sampah jelaskan.Kaji perasaan puas atau tidak puas dari anggota
keluarga secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah jelaskan.
Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah keluarga yang sehat, fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologi atau dukungan dari keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
masyarakat setempat dengan megkaji siapa penolong keluarga pada saat
keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktivitas-aktivitas
keluarga (sebutkan lembaga formal atau informal; informal: ikatan keluarga,
temean-teman dekat, tetangga; formal: lembaga resmi pemerintah maupun
swasta/LSM ) dan informal, yaitu tetangga
Menjelaskan peran dari masing – masing anggota baik secara formal maupun
informal dan siapa yang menjadi model peran dalam keluarga dan apakah ada
konflik dalam pengaturan peran yang selama ini dijalani.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan.
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, tahu budaya,dan perilaku.
1) Stresor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan waktu
penyelesaian dalam waktu kurang lebih
3) Strategi koping yang digunakan dalam menghadapi masalah yang dihadapi.
1) Status kesehatan umum yang meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara
bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa
tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada
kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
Pemeriksaan darah GDS >200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl
dan dua jam post prandial >200 mg/dl
h) Harapan keluarga adalah keinginan keluarga terhadap masalah kesehatan dan
mengungkapkan keluhannya terhadap petugas kesehatan.
2. Diagnosa
Dalam menentukan juga dilakukan sebuah scoring pada diagnose yang akan diangkat
mengenai tentang sifat masalah, kemungkinan dapat diubah, potensial masalah dicegah,
dan menonjolnya masalah. Diagnosa yang muncul dalam keperawatan pada keluarga
penderita diabetes mellitus adalah:
No Diagnosa Keperawatan
1 Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
Kelas 4 : Kognisi
4 Domain 2 : Nutrisi
Kelas 4 : Metabolisme
5 Domain 4 : Aktivitas / Is
tirahat
Menurut NANDA, NIC – NOC (2013) asuhan keperawatan yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut :
a. Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh (00002)
NOC :
Kriteria hasil :
NIC :
Tindakan :
a) Ajarkan pasien dan keluarga dalam memilih makanan yang sesuai dengan
kebutuhan.
b) Sarankan kepada klien dan keluarga mengkonsumsi makanan kaya protein
f) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori pasien dan keluarganya.
NOC :
Kriteria hasil :
b) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar.
c) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat.
NIC
Tindakan :
a) Berikan pengakuan tentang perbedaan rasa tau etnis pada awal perawatan
kepada keluarga.
EB : Menunjukkan rasa hormat dan mengakui perbedaan rasa tau etnis dapat
meningkatkan komunikasi dan hubungan dengan klien sehingga promosi
kesehatan tentang hasil pengobatan dapat berjalan dengan baik ( Rust et al,
2006).
e) Berikan penilaian tentang perawatan diri pasien maupun keluarga yang dapat
mempengaruhi penyakit.
EBN : Orang – orang dan lingkungan rumah dapat berinteraksi dengan cara
pengobatan utama untuk masalah kesehatan (Rossel, 2006)
f) Gunakan metode pengajaran yang peka akan budaya, adat istiadat, nilai yang
berkembang dalam lingkungan pasien dan gaya hidup pasien untuk
menjelaskan ptofisiologis dari penyakit yang diderita kepada keluarga.
EB : program pendidikan yang focus pada konteks budaya telah terbukti lebih
efektif dari pada program pendidikan umum
c. Diagnosa :Ketidakefektifan management kesehatan keluarga (00080)
NOC :
Kriteria hasil :
NIC :
Tindakan :
c) Dukung keluarga dalam meningkatkan nilai, minat, dan tujuan keluarga.
d) Bantu anggota keluarga dalam mengklarifikasi apa yang mereka harapkan
dan butuhkan satu dengan lainnya.
e) Berikan informasi penting, advokasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.
NOC :
Kriteria hasil :
NIC :
Tindakan :
NOC :
Kriteria hasil :
NIC :
Tindakan :
PENUTUP
a. kesimpulan
b. Saran
Diabetes mellitus penyakit yang diam – diam sangat memberikan pengaruh besar
pada penderita hingga keluarganya yang dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu
diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga yang tepat sesuai
dengan kebutuhan tubuh pasien dan keluarganya.Serta kepada setiap anggota keluarga
diharapkan mampu memahami dan mengerti setiap anggota keluarganya untuk dapat
menciptakan keluarga yang sehat dan wellness. Dan bagi mahasiswa keperawatan
diharapkan mampu mempelajari dan memahami kebutuhan pasien dan keluarganya yang
menderita diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA