DIABETES MELLITUS
DIRUANG RENGGANIS
Disusun Oleh:
NIM : 14201.09.17029
PROBOLINGGO
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS
DIRUANG RENGGANIS
Bondowoso, hari….......tanggal…..bulan…...tahun……
Mahasiswa
……………………
…………………….. …..................................
Kepala Ruangan
……………………
I. Anatomi dan Fisiologi Pankreas
Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen dibelakang gaster didalam ruang
retroperitoneal. Disebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa diarah kronio – dorsal
dan bagian atas kiri kaput pankreas dihubungkan dengan corpus pankreas oleh leher
pankreas yaitu bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri dan
vena mesentrika superior berada dileher pankreas bagian kiri bawah kaput pankreas ini
disebut processus unsinatis pankreas. Pankreas terdiri dari dua jaringan utama yaitu :
1) Asinus, yang mengekskresikan pencernaan ke dalam duodenum.
2) Pulau Langerhans, yang tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya namun
sebaliknya mensekresi insulin dan glukagon langsung kedalam darah.
Pankreas manusia mempunyai 1 – 2 juta pulau langerhans, setiap pulau langerhans hanya
berdiameter 0,3 mm dan tersusun mengelilingi pembuluh darah kapiler.
Pulau langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yakni sel-alfa, beta dan delta. Sel beta
yang mencakup kira-kira 60 % dari semua sel terletak terutama ditengah setiap pulau dan
mensekresikan insulin. Granula sel B merupakan bungkusan insulin dalam sitoplasma sel.
Tiap bungkusan bervariasi antara spesies satu dengan yang lain. Dalam sel B , molekul insulin
membentuk polimer yang juga kompleks dengan seng. Perbedaan dalam bentuk bungkusan
ini mungkin karena perbedaan dalam ukuran polimer atau agregat seng dari insulin. Insulin
disintesis di dalam retikulum endoplasma sel B, kemudian diangkut ke aparatus golgi, tempat
ia dibungkus didalam granula yang diikat membran. Granula ini bergerak ke dinding sel oleh
suatu proses yang tampaknya sel ini yang mengeluarkan insulin ke daerah luar dengan
eksositosis. Kemudian insulin melintasi membran basalis sel B serta kapiler berdekatan dan
endotel fenestrata kapiler untuk mencapai aliran darah. Sel alfa yang mencakup kira-kira 25
% dari seluruh sel mensekresikan glukagon. Sel delta yang merupakan 10 % dari seluruh sel
mensekresikan somatostatin (Pearce, 2010).
Ada empat jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut yaitu:
1. Sel alfa mensekresi glukagon (meningkatkan kadar gula darah).
2. Sel beta mensekresi insulin (menurunkan kadar gula darah).
3. Sel delta mensekresi somatostatin (menghambat sekresi glukagon dan insulin).
4. Sel F mensekresi polipeptida pankreas (fungsi tidak jelas namun dilepaskan setelah
makan)
Kelenjar pankreas dalam mengatur metabolisme glukosa dalam tubuh berupa hormon-
hormon yang disekresikan oleh sel-sel dipulau langerhans. Hormon-hormon ini dapat
diklasifikasikan sebagai hormon yang merendahkan kadar glukosa darah yaitu insulin dan
hormon yang dapat meningkatkan glukosa darah yaitu glukagon. Insulin memiliki efek
fisiologis yaitu untuk menyediakan glukosa untuk sebagian sel tubuh, terutama untuk otot dan
adiposa melalui peningkatan aliran glukosa yang melewati membran sel dalam mekanisme
carrier (tidak memfasilitasi aliran glukosa ke jaringan otak, tubulus ginjal, mukosa usus, atau
sel-sel darah merah), memperbesar simpanan lemak dan protein dalam tubuh dengan cara
meningkatkan transpor asam amino dan asam lemak dari darah ke dalam sel dana
meningkatkan sintesis protein dan lemak serta menurunkan katabolisme protein dan lemak.
Insulin juga meningkatkan penggunaan karbohidrat untuk energi dengan memfasilitasi
penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen pada otot rangka dan hati, dan memeperbesar
cadangan glukosa berlebih dalam bentuk lemak pada jaringan adiposa (Sloane, 2013).
Sedangkan glukagon memiliki efek fisiologi yaitu meningkatkan penguraian glikogen
hati menjadi glukosa sehingga kadar glukosa darah meningkat dan meningkatkan sintesis
glukosa dari sumber non karbohidrat dalam hati.
Insulin sendiri kerjanya di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
1. Efek terhadap kadar glukosa darah
2. Efek glukagon
3. Hormon yang secara tidak langsung mempengaruhi sekresi insulin
Hormon pertumbuhan, ACTH, dan hormon gastrointestinal sepeti gastrin, sekretin,
dan kolesistokinin, semuanya menstimulasi sekresi insulin. Somastostatin yang
diproduksi oleh sel-sel delta pankreas dan hipotalamus, menghambat sekresi insulin
dan glukagon serta menghalangi arbsorpsi intestinal terhadap glukosa.
Fisiologi Insulin :
Hubungan yang erat antara berbagai jenis sel di pulau langerhans menyebabkan timbulnya
pengaturan secara langsung sekresi beberapa jenis hormon lainnya, contohnya insulin
menghambat sekresi glukagon, somatostatin menghambat sekresi glukagon dan insulin.
Insulin dilepaskan pada suatu kadar batas oleh sel-sel beta pulau langerhans. Rangsangan
utama pelepasan insulin diatas kadar basal adalah peningkatan kadar glukosa darah. Kadar
glukosa darah puasa dalam keadaan normal adalah 80-90 mg/dl. Insulin bekerja dengan cara
berkaitan dengan reseptor insulin dan setelah berikatan, insulin bekerja melalui perantara
kedua untuk menyebabkan peningkatan transportasi glukosa kedalam sel dan dapat segera
digunakan untuk menghasilkan energi atau dapat disimpan didalam hati.
glukoneogenesis
v
Terjadi hiperglikemia
Ketogenesis
Pelepasan o2
Osmotic diuresis
ph
Hipoksia perifer dehidrasi
hemokonsentrasi
Mual muntah
Nyeri
trombosis
Gangguan nutrisi eterosklerosisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Ekstremitas
ganggren
Gangguan integritas
kulit
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s 2010 textbook of medical – surgical
nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2010 (Buku asli diterbitkan
tahun 1996)
Moorhead, sue & marion Johnson dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) CV
Mocomedia .Elsevier
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2010
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2010
Pearce, C. E. 2000. An
atomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. PT Gramedia Pusaka Putra
PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011.
Semarang: PB PERKENI.Price & Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses
Penyakit. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
M. clevo, Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika
Syaifuddin. 2012. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan (Edisi 3). Jakarta: EGC.
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8. Singapore: Elsevier.