H DENGAN DIAGNOSIS
OLEH :
NURHIDAYANTI, S.Kep
NIM:70900122028
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.w.t, karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan
asuhan keperawatan dengan kasus DIABETES MELITUS TIPE 2 ini dengan baik
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai masalah medis dengan DIABETES
MELITUS TIPE 2. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan yang telah penulis
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
yang membacanya. Sekiranya laporan pendahuluan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ..........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
A. Defenisi ......................................................................................
B. Etiologi .....................................................................................
C. Patofisiologi ...............................................................................
D. Manifestasi Klinis ......................................................................
E. Penatalaksanaan .........................................................................
F. Pemeriksaan penunjang .............................................................
G. Komplikasi ................................................................................
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian .................................................................................
B. Klasifikasi Data .........................................................................
C. Kategorisasi Data .......................................................................
D. Analisa Data ..............................................................................
E. Diagnosis ...................................................................................
F. Intervensi ..................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian .................................................................................
B. Klasifikasi Data .........................................................................
C. Kategorisasi Data .......................................................................
D. Analisa Data ..............................................................................
E. Diagnosis ...................................................................................
F. Intervensi ..................................................................................
G. Implementasi ............................................................................
H. Evaluasi .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Defenisi
Diabetes mellitus dalam bahasa Indonesia adalah sirkulasi darah
madu. Kata sirkulasi darah madu digunakan karena pasien diabetes mellitus
mengalami peningkatan kadar gula darah, termanefestasi juga dalam air seni.
Ginjal tidak dapat lagi menahan kadar gula darah yang tinggi. Istilah diabetes
mellitus berasal dari bahasa Yunani yaitu Diabetes artinya mengalir terus
dan mellitus berarti madu atau manis.
Diabetes Melitus (DM) yaitu penyakit metabolik berupa kumpulan
gejala akibat meningkatnya jumlah kadar gula dalam darah (hiperglikemia)
yang disebabkan karena kelainan sekresi pada insulin, kerja insulin atau
bahkan keduanya. Hiperglikemia menyebabkan gula darah menjadi tertumpuk
di dalam darah sehingga gagal untuk masuk ke dalam sel. Kegagalan itu
akibat dari berkurangnya jumlah hormon insulin atau bahkan cacat fungsi
insulin. DM tipe 2 merupakan DM yang disebabkan karena penurunan jumlah
insulin yang di produksi (Brunner & Suddarth, 2014; World Health
Organization, 2016).
B. Klasifikasi
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
komponen dalam penatalaksan DM yaitu:
a. Diet
Syarat diet hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
4) Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita
Prinsip diet DM, adalah:
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis: boleh dimakan/ tidak
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan diabetes
mellitus berdasarkan buku Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) adalah:
1. Masalah: Intoleransi Aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
b. Batasan Karakteristik
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
1.Mengeluh nyeri 1.Tampak meringis
2.Bersikap protektif (mis.waspada, posisi
menghindari nyeri)
3.Gelisah
4.Frekuensi nadi meningkat
5.Sulit tidur
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1.Tekanan darah meningkat
2.Pola napas berubah
3.Nafsu makan berubah
4.Proses berpikir terganggu
5.Menarik diri
6.Berfokus pada diri sendiri
7.Biaforesis
c. Penyebab
1) Agen Pencedera fisiologis (mis.inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen Pencedera kimiawi (mis.terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen Pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
3. Masalah: Nyeri Kronis
a. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3
bulan.
b. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1.Mengeluh nyeri 1.Tampak meringis
2.Merasa depresi (tertekan) 2.Gelisah
3. Tidak mampu menuntaskan aktivitas
Subjektif Objektif
1.Merasa takut mengalami cedera 1.Bersikap protektif (mis.posisi mengindari
berulang nyeri)
2.Waspada
3.Pola tidur berubah
4.Anoreksi
5.Fokus menyendiri
6.Berfokus pada diri sendiri
c. Penyebab
1) Kondisi muskuluskeletal kronis
2) Kerusakan sistem saraf
3) Penekanan saraf
4) Infiltrasi tumor
4. Masalah: Defisit Nutrisi
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
b. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1.Berat badan menurun minimal 10% di
bawah rentang ideal
Subjektif Objektif
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2. Kran/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
c. Penyebab
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4) Peningkatan kebutuhan metabolism
5) Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (mis. stress, keenggangan untuk makan)
5. Masalah: Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
a. Definisi
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran
mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi
dan/atau ligament).
b. Batasan Karakteristik
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
c. Penyebab
1) Perubahan sirkulasi
2) Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
3) Kekurangan/kelebihan volume cairan
4) Penurunan mobilitas
5) Bahan kimia iritatif
6) Suhu lingkungan yang ekstrim
7) Faktor mekanis (mis.penekanan pada tonjolan tulang, gesekan) atau
faktor elektris (elektrodiatermi, energi listrik bertegangan tinggi)
8) Efek samping terapi radiasi
6. Masalah: Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
a. Definisi
Risiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal
b. Faktor risiko
1) Kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes
2) Ketidakefektifan pemantauan glukosa darah
3) Kurang patuh pada rencana manajemen diabetes
4) Manajemen medikasi tidak terkontrol
5) Kehamilan
c. Kondisi Klinis Terkait
1) Diabetes mellitus
2) Ketoasidosis diabetic
3) Hipoglikemia
4) Diabetes gestasional
5) Penggunaan kortikosteroid
6) Nutrisi Parenteral Total (NPT)
7. Masalah: Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
a. Definisi
Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit
b. Faktor risiko
1) Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air)
2) Kelebihan volume cairan
3) Gangguan mekanisme regulasi (mis. diabetes)
4) Efek samping prosedur
5) Diare
c. Kondisi Klinis Terkait
1) Gagal ginjal
2) Anoreksia nervosa
3) Diabetes mellitus
4) Penyakit Chron
8. Masalah: Risiko Infeksi
a. Definisi
Berisiko mengalami peningkatan organisme patogenik.
b. Faktor Risiko
1) Penyakit kronis (misalnya diabetes mellitus)
2) Efek prosedur invasif
3) Malnutrisi
4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
c. Kondisi Klinis Terkait
1) AIDS
2) Luka bakar
3) Penyakit paru obstruksi kronis
4) Diabetes mellitus
9. Masalah: Risiko Intoleransi Aktivitas
a. Definisi
Beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktifitas
sehari-hari
b. Faktor Risiko
1) Gangguan sirkulasi
2) Ketidakbugaran status fisik
3) Riwayat intoleransi aktifitas sebelumnya
4) Tidak berpengalaman dengan suatu aktifitas
5) Gangguan pernapasan
c. Kondisi Klinis Terkait
1) Anemia
2) Gagal jantung kongesif
3) Penyakit katup jantung
4) Aritmia
5) Penyakit paru obstruktif (PPOK)
6) Gangguan musculoskeletal
C. Intervensi
Intervensi keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus berdasarkan
buku Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) dan Luaran keperawatan berdasarkan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018) yaitu:
1. Masalah: Intoleransi Aktivitas
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi selama …x… jam, diharapkan toleransi
aktivitas meningkat dengan Kriteria hasil:
a. Frekuensi nadi menurun
b. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
c. Kecepatan berjalan meningkat
d. Jarak berjalan meningkat
e. Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
f. Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
g. Keluhan lelah menurun
h. Dispnea saat aktivitas menurun
i. Dispnea setelah aktivitas menurun
j. Perasaan lemah menurun
k. Aritmia saat aktivitas menurun
l. Aritmia setelah aktivitas menurun
m. Sianosis menurun
n. Tekanan darah membaik
o. Frekuensi napas membaik
Intervensi Keperawatan Rasional
Manajemen Energi
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang -Untuk menghindari terjadinya letih
mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional -Untuk mengetahui status kelelahan klien
dan tingkat emosi
- Monitor pola dan jam tidur - Untuk mengetahui kualitas tidur pasien
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan -Untuk mengetahui tingkat kemampuan
selama melakukan aktivitas klien
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah -Agar klien merasa nyaman
stimulus (misalnya cahaya, suara,
kunjungan)
- Lakukan latihan gerak pasif dan/atau aktif -Melatih ekstermitas pasien untuk berlatih
-Berikan aktivitas distraksi yang dalam batas aman
menenangkan -Distraksi bermanfaat dalam memberikan
-Fasilitasi duduk di tempat tidur, jika tidak ketenangan
berpindah atau berjalan -Pemenuhan aktivitas klien
Edukasi
-Anjurkan tirah baring -Aktivitas yang berlebihan akan
-Anjurkan melakukan aktivitas secara memperburuk keadaan klien
bertahap - Meningkatkan kemampuan klien dalam
-Ajarkan strategi koping untuk mengurangi melakukan aktivitas
kelelahan -Manifestasi koping maladaptif mungkin
Kolaborasi dapat meningkatkan kelelahan
-Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara -Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
meningkatkan asupan makanan membantu memilih makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan tubuh klien
Manajemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
-Untuk mengetahui keadaan umum klien
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Untuk memudahkan tindakan
- Identifikasi skala nyeri
selanjutnya
- Untuk memudahkan dalam pemberian
- Identifikasi respon nyeri non verbal
intervensi
- Untuk memudahkan dilakukan
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
intervensi
memperingan nyeri
-Mengetahui persepsi klien mengenai
-Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
nyeri
tentang nyeri
-Mengetahui sejauh mana nyeri
-Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
mempengaruhi kualitas hidup klien
hidup
khususnya aktivitas sehari-hari
-Monitor keberhasilan terapi komplementer
-Memantau sejauh mana keberhasilan
yang sudah diberikan
terapi yang diberikan
-Monitor efek samping analgetik
-Untuk mengetahui efek samping
pemberian analgetik
Teraupetik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
-Untuk membantu menurunkan nyeri
mengurangi rasa nyeri (mis.TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin)
-Kontrol lingkungan yang memperberat rasa -Untuk menghindari terjadinya
nyeri (mis.suhu ruangan, pencahayaan, memperberat nyeri
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur - Mengoptimalkan pasien untuk istirahat
-Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri -Untuk menentukan strategi meredakan
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri nyeri
Manajemen Nutrisi
Observasi
-Identifikasi status nutrisi -Pengkajian penting dilakukan untuk
mengetahui status nutrisi klien sehingga
dapat menentukan intervensi yang
diberikan
-Identifikasi makanan yang disukai -Untuk dapat berselera dalam makanan
-Monitor asupan makanan -Untuk mengetahui asupan makanan klien
-Monitor berat badan -Untuk mengetahui BB yang ideal untuk
Terapeutik klien
-Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika -Untuk meningkatkan nafsu makan
perlu
-Sajikan makanan secara menarik dan suhu -Agar pasien lebih lahap dalam memakan
yang sesuai makanannya
-Berikan makanan tinggi serat untuk -Untuk mencegah konstipasi
mencegah konstipasi
-Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi -Agar kalori dan protein pasien terpenuhi
protein
Edukasi -Untuk memudahkan proses makan
-Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi -Agar nutrisi pasien terpenuhi dengan
-Kolaborasi dengan ahli gizi untuk baik dengan mengkonsultasikan dengan
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient ahli gizi
yang dibutuhkan, jika perlu
Manajemen Hiperglikemia
Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab -Agar meminimalisir penyebab dari
hiperglikemia hiperglikemia
- Identifikasi situasi yang menyebabkan -Untuk mengetahui situasi penyebab
kebutuhan insulin meningkat kebutuhan insulin
(mis.penyakit kambuhan)
- Monitor kadar glukosa darah, jika perlu -Mengantisipasi terjadinya hiperglikemia
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia atau hipoglikemia
(mis.poliuria, polydipsia, polifagia, -Peningkatan polyuria, polidipsi dan
kelemahan, malaise, pandangan kabur, polifagia merupakan gejala DM sehingga
sakit kepala) mengetahui tingkat kelesuhan klien
- Monitor intake dan output cairan -Menjaga intake dan output stabil
-Monitor keton urin, kadar analisa gas - Mempermudah dalam melakukan
darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik tindakan keperawatan dan dapat
dan frekuensi nadi mengetahui keadaan umum klien
Terapeutik
- Berikan asupan cairan -Menambah intake cairan dalam tubuh
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan -Agar dapat mengetahui kadar gula darah
gejala hiperglikemia tetap ada atau pasien
memburuk
- Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi -Hipotensi ortostatik menunjukkan
ortostatik hipovelima sehingga sehingga harus
Edukasi dibantu dalam ambulasi
- Anjurkan menghindari olahraga saat -Untuk mengantisipasi kelemahan
kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah -Agar klien mampu mengendalikan kadar
secara mandiri glukosa dalam darah
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan -Membantu agar pasien patuh pada diet dan
olahraga olahraga
- Ajarkan indikasi dan pentingnya -Agar petugas kesehatan dapat mengontrol
pengujian keton urine, jika perlu kadar keton urine pada pasien
- Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. -Menginformasikan cara pengelolaan
Penggunaan insulin, obat oral, monitor diabetes
asupan cairan, penggantian karbohidrat,
dan bantuan professional kesehatan
Kolaborasi
- Kolaborasi penggunaan insulin, jika -Insulin membantu mengontrol kadar
perlu glukosa dalam tubuh
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika - Membantu pemenuhan cairan pasien
perlu
- Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu -Kalium sangat berguna untuk
meningkatkan kepekaan insulin, sehingga
proses pengurasan gula dalam darah
berlangsung efektif
Pemantauan Elektrolit
Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab - Untuk membantu dalam melakukan
ketidakseimbangan elektrolit tindakan keperawatan
- Monitor kadar elektrolit serum - Untuk mengetahui elektrolit sebagai
indicator keadaan status cairan
- Untuk membantu dalam
- Monitor mual, muntah dan diare mendiagnosis dan memberikan
tindakan keperawatan
- Untuk membantu dalam memberikan
- Monitor kehilangan cairan, jika perlu tindakan keperawatan jika terjadi
kehilangan cairan
- Untuk membantu dalam pencegahan
- Monitor tanda dan gejala hypokalemia hypokalemia
(mis.kelemahan otot, interval QT memanjang,
gelombang T datar atau terbalik, depresi
segmen ST, gelombang U, kelelahan,
parestesia, penurunan refleks, anoreksia,
konstipasi, motilitas usus menurun, pusing,
depresi, pernapasan) - Untuk membantu dalam pencegahan
- Monitor tanda dan gejala hyperkalemia terjadinya hyperkalemia
(mis.peka rangsang, gelisah, mual, muntah,
takikardia mengarah ke bradikardia,
fibrilasi/takikardi vertical, gelombang T tinggi,
gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, - Untuk membantu dalam pencegahan
blok jantung mengarah asistol) terjadinya hiponatremia
- Monitor tanda dan gejala hiponatremia
(mis.disorientasi, otot berkedut, sakit kepala,
membrane mukosa kering, hipotensi postural, - Untuk membantu dalam pencegahan
kejang, latergi, penurunan kesadaran) terjadinya hipernatrimia
- Monitor tanda dan gejala hipernatrimia
(mis.haus, demam, mual, muntah, gelisah, peka - Untuk membantu dalam pencegahan
rangsang, membrane mukosa kering, takikardi, terjadinya hipokalsemia
hipotensi, latergi, konfusi, kejang)
- Monitor tanda dan gejala hipokalsemia - Untuk membantu dalam pencegahan
(mis.peka rangsang, tanda Chvostek [spasme terjadinya hiperkalsemia
otot wajah], tanda Trousseau [spasme karpal],
kram otot, interval QT memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia - Untuk membantu dalam pencegahan
(mis.nyeri tulang, haus, anoreksia, latergi, terjadinya hipomagnesemia
kelemahan otot, segmen QT memendek,
gelombang T lebar, komplek QRS lebar, - Untuk membantu dalam pencegahan
interval PR memanjang) terjadinya hipermagnesemia
- Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia
(mis.depresi, pernapasan, apatis, tanda
Chvostek, tanda Trousseau, konfusi, distrimia) - Agar mempermudah pemantauan
- Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia dan tidak mengganggu istirahat pasien
(mis.kelemahan otot, hiporefleks, bradikardia, - Untuk mengetahui keadaan elektrolit
depresi SSP, latergi, koma, depresi) pasien
Terapeutik - Agar pasien dan keluarga paham
- Atur interval waktu pemantauan sesuai terhadap tindakan yang dilakukan
dengan kondisi pasien - Agar keluarga atau pasien
mengetahui hasil pemeriksaan untuk
- Dokumentasikan hasil pemantauan memutuskan langkah pengobatan
Edukasi selanjutnya
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Pencegahan Infeksi
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal -Untuk mengetahui tanda dan gejala
dan sistemik terjadinya infeksi
Terapeutik
-Batasi jumlah pengunjung -Mengurangi kontaminasi bakteri
-Berikan perawatan kulit pada edema -Meringankan gejala edema
-Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak -Untuk mengurangi kontaminasi silang
dengan pasien dan lingkungan pasien
-Pertahankan teknik aseptik pada pasien -Mengurangi risiko infeksi pasca-prosedur
berisiko tinggi dan untuk meminimalkan paparan dari
penyedia layanan kesehatan untuk
Edukasi mikroorganisme yang berpotensi menular
-Agar pasien dan keluarga pasien dapat
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi
memahami tanda dan gejala infeksi
-Anjurkan cara mencuci tangan dengan
-Untuk menumbuhkan perilaku cuci tangan
benar
yang baik dan benar
-Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
-Memeriksa tepi luka terhadap ada
luka operasi
tidaknya epithelisasi dan/atau kontraksi
-Anjurkan meningkatkan status nutrisi
-Untuk membantu mempercepat epitalisasi
-Anjurkan meningkatkan asupan cairan
-Menjaga dan meningkatkan kesehatan
Kolaborasi
tubuh
-Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
-Untuk merangsang kekebalan tubuh
perlu
Manajemen Energi
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang -Untuk menghindari terjadinya letih
mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional -Untuk mengetahui status kelelahan klien
dan tingkat emosi
- Monitor pola dan jam tidur - Untuk mengetahui kualitas tidur pasien
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan -Untuk mengetahui tingkat kemampuan
selama melakukan aktivitas klien
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah -Agar klien merasa nyaman
stimulus (misalnya cahaya, suara,
kunjungan)
- Lakukan latihan gerak pasif dan/atau aktif -Melatih ekstermitas pasien untuk berlatih
-Berikan aktivitas distraksi yang dalam batas aman
menenangkan -Distraksi bermanfaat dalam memberikan
-Fasilitasi duduk di tempat tidur, jika tidak ketenangan
berpindah atau berjalan
Edukasi -Pemenuhan aktivitas klien
-Anjurkan tirah baring -Aktivitas yang berlebihan akan
-Anjurkan melakukan aktivitas secara memperburuk keadaan klien
bertahap - Meningkatkan kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas
-Ajarkan strategi koping untuk mengurangi -Manifestasi koping maladaptif mungkin
kelelahan dapat meningkatkan kelelahan
-Kolaborasi dengan ahli gizi membantu
Kolaborasi memilih makanan dapat memenuhi
-Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara kebutuhan tubuh k
meningkatkan asupan makanan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
HARI/TANGGAL : Senin, 21 November 2022
JAM PENGKAJIAN : 10:40
PENGKAJI : Nurhidayanti
RUANG : Interna Lt.4 Rsud syek yusuf
I. IDENTITAS
A. PASIEN
1. Nama : Ny.H
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 52 thn
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : Menikah
6. Pekerjaan : PNS
7. Pendidikan terakhir : SI
8. Alamat : Jl. malino
9. No. CM : 597904
10. Diagnostik Medis : Diabetes Melitus tipe 2
11. Tgl masuk RS : 22 november 2022
B. PENANGGUNGJAWAB
1. Nama : Ny. N
2. Umur: : 25 thn
3. Pendidikan : DIII
4. Pekerjaan : travel
5. Alamat : Palangga
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
A. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri dan pusing pada kepala
b. Kronologi penyakit saat ini (dimulai kapan klien sakit, riwayat pengobatan,
respon terhadap pengobatan, perjalanan pengobatan/perawatan di RS saat
ini).
Klien mengatakan sakit kepala dan pusing, gatal seluruh badan sehingga
ke puskemas terdekat untuk melakukan pemeriksaan GDS (473 mg/dl)
dan tekanan darah meningkat dengan hasil 150. Dan melakukan
pemeriksaan kembali di RSUD syekh yusuf di poli klinik interna dan hasil
GDS dengan (320 mg/dl) dan dilakukan rawat inap di perawatan interna.
Terapi obat
N Nama obat Waktu Indikasi
o
1 ondan 8 jam obat yang digunakan untuk
mencegah mual dan muntah
2 omeprazole 2x1 obat untuk tukak lambung
dan duodenum
3 Amlodipine 2x1 obat untuk menurunkan
tekanan darah pada kondisi
hipertensi
4 Paracetamol 3x1 obat untuk meredakan nyeri
ringan- sedang seperti sakit
kepala, gigi, dan otot
5 Novaropid 8- 8- 6 pengobatan pada diabetes
yang dapat menurunkan gula
darah
FORMAT KLASIFIKASI DATA
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah -Agar klien mampu mengendalikan kadar
secara mandiri glukosa dalam darah
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan -Membantu agar pasien patuh pada diet
olahraga dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian -Agar petugas kesehatan dapat mengontrol
keton urine, jika perlu kadar keton urine pada pasien
Kolaborasi Kolaborasi
- Kolaborasi penggunaan insulin, jika perlu -Insulin membantu mengontrol kadar
glukosa dalam tubuh
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu - Membantu pemenuhan cairan pasien
- Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu -Kalium sangat berguna untuk
meningkatkan kepekaan insulin, sehingga
proses pengurasan gula dalam darah
berlangsung efektif
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Diagnosis Keperawatan Waktu Implementasi Tindakan Keperawatan Nama Jelas
1. Nyeri Akut berhubungan selasa , 22 Manajemen Nyeri Nurhidayanti
dengan Agen pencedera November 2022 Observasi
fisiologis (nyeri kepala) - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
07:40 Hasil: Nyeri pada kaki kepala seperti tertusuk-tusuk, dan memberat ketika
dibuktikan dengan:
DS: digerakkan
- Identifikasi skala nyeri
P: klien mengatakan nyeri Hasil: Skala nyeri 4 NRS
- Identifikasi respon nyeri non verbal
Q: Pasien mengatakan nyeri
Hasil: Pasien tampak meringis dan gelisah
seperti tertusuk-tusuk, Teraupetik
-Mengontrol suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan yang dapat memperberat
memberat ketika
rasa nyeri
digerakkan Hasil: Pasien tampak nyaman dan tenang
- Membantu pasien istirahat dan tidur
R: klien mengatakan nyeri Hasil: Pasien tampak nyaman
pada kepala Edukasi
- Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi napas dalam
S: klien mengatakan nyeri Hasil: pasien mampu melakukan relaksasi napas dalam
skala 4 NRS Kolaborasi
-Memberikan analgetik berupa paracetamol dengan dosis 1 gr melalui IV
T: 1-2 menit, hilag timbul Hasil: Setelah 1 jam pemberian paracetamol 1 gr, nyeri pasien tampak
menurun
DO:
Rabu, 23 Observasi
- Pasien tampak meringis - Identifikasi skala nyeri
- Pasien tampak gelisah November 2022
Hasil: Skala nyeri 2
- Skala nyeri 4 NRS 16.00 - Identifikasi respon nyeri non verbal
- Vital sign: Hasil: Pasien tampak gelisah
TD: 148/90 mmHg Teraupetik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (Relaksasi
N: 77 x/i nafas dalam, Terapi benson)
RR: 24 x/I
S: 36,5 ˚C Kamis, 24 Observasi
November 2022 - Identifikasi skala nyeri
Hasil: Skala nyeri 2
08:30 - Identifikasi respon nyeri non verbal
Hasil: Pasien tampak membaik
Teraupetik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (Relaksasi
nafas dalam, Terapi benson)
- Kurang terpapar
informasi tentang Rabu, 23 Observasi
manajemen - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
- Manajemen medikasi
November 2022
Hasil: Kelemahan
tidak terkontrol 18.00 Terapeutik
- Berikan asupan cairan
- Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Hasil: 320 mg/dl
Edukasi
- Ajarkan pengelolaan diabetes
Hasil: Penggunaan obat oral, monitor asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian insulin , jika perlu
Kamis, 24 Observasi
November 2022 - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Hasil: Kelemahan, sakit kepala
08:00 Terapeutik
- Berikan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
Jum;at , 25
november 2022 Observasi
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
10.00 Hasil: Kelemahan, sakit kepala
Terapeutik
- Berikan asupan cairan
- Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Hasil: 285mg/dl
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian insulin , jika perlu
FORMAT EVALUASI KEPERAWATAN
No. Diagnosis Keperawatan Waktu Evaluasi (SOAP/SOAPIER) Nama Jelas
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera Jum;at , 25 S: Pasien mengetakan nyeri pada kepalanya sudah Fina
fisiologis (nyeri kepala) dibuktikan dengan: november 2022 mendingan Ekawati
DS: 12.00 O: Pasien tampak tampak membaik
pasien sudah tampak ceria
P: klien mengatakan nyeri skala nyeri 1
Q: Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk, A: Masalah teratasi
P: Intervensi diberhentikan
memberat ketika digerakkan -Identifikasi skala nyeri
-Identifikasi respon non verbal
R: klien mengatakan nyeri pada kepala
-Berikan teknik non farmakologi (relaksasi napas dalam)
S: klien mengatakan nyeri skala 4 NRS
T: 1-2 menit, hilag timbul
DO:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Skala nyeri 4 NRS
- Vital sign:
TD: 148/90 mmHg N: 77 x/i
RR: 24 x/I S: 36,5 ˚C
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah S: Pasien mengatakan masih terasa gatal dikarenakan Fina
dibuktikan dengan faktor risiko: gulanya masih tinggi Ekawati
Faktor Risiko: O: kadar glukosa darah puasa terakhir 285 mg/dl
- selasa: 22/11/2022 kimia darah glukosa A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
darah puasa : 320 mg/dl - Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
- jum’at: 25/11/2022 GDP: 285 mg/dl mandiri
- Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
- Kurang terpapar informasi tentang
manajemen
- Manajemen medikasi tidak terkontrol
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses tgl 31 Oktober 2021
Keenbooks
Smeltzer, S.C dan B, G Bare. (2015). “Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Jakarta: Tim
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia”.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia”.
Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. “Standar Luaran Keperawatan Indonesia: