OLEH KELOMPOK 15
ERLINDA
RIZKY
JURUSAN KEPERAWATAN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang kami beri judul "Cedera Medula Spinalis
Adapun makalah ilmiah biologi tentang " Cedera Medula Spinalis ".ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang "teori Imogene king". ini dapat
diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan
saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan
seringkali oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila cedera itu mengenai daerah L1-2 dan/atau
di bawahnya maka dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik serta
Trauma medula spinalis adalah trauma pada tulang belakang yang menyebabkan lesi
bervariasi mulai dari nyeri, paralisis sampai terjadinya inkontinensia, dan sangat
150.000 orang di Amerika Serikat, dengan perkiraan 10.000 trauma baru yang terjadi setiap
tahun. Kejadian ini lebih dominan pada pria usia muda sekitar lebih dari 75% dari seluruh
trauma. Data dari bagian rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati didapatkan
dalam 5 bulan terakhir terhitung dari Januari sampai Juni 2003 angka kejadian angka
kejadian untuk fraktur adalah berjumlah 165 orang yang di dalamnya termasuk angka
Pada usia 45-an fraktur banyak terjadi pada pria di bandingkan pada wanita karena
C. Tujuan
Memahami apa yang dimaksud cedera medulla spinallis, serta mengetahui anatomi
PEMBAHASAN
Cedera medula spinalis adalah trauma pada tulang belakang yang menyebabkan lesi
medula spinalis sehingga terjadi gangguan neurologik, tergantung letak kerusakan saraf
spinalis dan jaringan saraf yang rusak. Gejala-gejala dapat bervariasi mulai dari nyeri,
paralisis, sampai terjadinya inkontinensia. Kerusakan medula spinalis dapat dijelaskan dari
Trauma medula spinalis adalah trauma langsung atau tidak langsung pada tulang
neurologik, yang dapat berakibat kecacatan menetap atau kematian.1 Tergantung letak
kerusakan saraf spinalis dan jaringan saraf yang rusak, gejala-gejala dapat bervariasi mulai
dari nyeri, paralisis, sampai terjadinya inkontinensia. Kerusakan medula spinalis dapat
dijelaskan dari tingkat inkomplit dimana gejala-gejalanya tidak berefek pada pasien, sampai
kerusakan komplit dimana pasien mengalami kegagalan fungsi total. Kerusakan medula
spinalis tersering oleh penyebab traumatik, disebabkan dislokasi, rotasi, axial loading, dan
hiperfleksi atau hiperekstensi medula spinalis atau kauda ekuina. Kecelakaan kendaraan
bermotor merupakan penyebab tersering dari trauma medula spinalis, sedangkan penyebab
lainnya ialah: jatuh, kecelakaan kerja, kecelakaan olahraga, dan penetrasi oleh tikaman atau
Disamping trauma pada vertebra dan medula spinalis serta penyakit vaskuler,
kerusakan medula spinalis juga dapat disebabkan keadaan non-traumatik seperti kanker,
infeksi, dan penyakit sendi intervertebralis. 5,6 Mekanisme tersering pada cedera medula
spinalis ialah gaya translasional tidak langsung pada vertebra seperti hiperekstensi dan fleksi-
rotasi (paling tidak stabil) mendadak yang mengakibatkan cedera medula spinalis. Cedera
juga dapat diakibatkan oleh kompresi langsung pada medula spinalis. Pada beberapa kasus,
terutama yang berusia muda (<8 tahun), dapat terjadi cedera medula spinalis tanpa kerusakan
memanjang dan menempati ⅔ atas canalis vertebra yaitu dari batas superior atlas (C1)
sampai batas atas vertebra lumbalis kedua (L2), kemudian medulla spinalis akan berlanjut
menjadi medulla oblongata. Pada waktu bayi lahir, panjang medulla spinalis setinggi ±
Lumbal ketiga (L3). Medulla spinalis dibungkus oleh duramater, arachnoid, dan piamater.
Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengadakan komunikasi antara otak dan semua
ganglion radix pasterior dan selanjutnya menuju substansi kelabu pada karnu
4. sel saraf motorik ; dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan
motoric.
6. Kerusakan pada sumsum tulang belakang khususnya apabila terputus pada daerah
torakal dan lumbal mengakibatkan (pada daerah torakal) paralisis beberapa otot
interkostal, paralisis pada otot abdomen dan otot-otot pada kedua anggota gerak
Dislokasi bisa ringan dan bersifat sementara atau berat dan menetap. Tanpa
kerusakan yang nyata pada tulang belakang, efek traumatiknya bisa mengakibatkan lesi
yang nyata di medulla spinalis.
Efek trauma yang tidak dapat langsung bersangkutan dengan fraktur dan
dislokasi, tetapi dapat menimbulkan lesi pada medulla spinalis dikenal sebagai trauma tak
langsung. Tergolong dalam trauma tak langsung ini ialah whiplash (lecutan), jatuh
terduduk atau dengan badan berdiri, atau terlempar oleh gaya eksplosi bom. Medula
spinalis dan radiks dapat rusak melalui 4 mekanisme berikut :
1. Kompresi oleh tulang, ligamentum, herniasi diskus intervertebralis dan
hematom. Yang paling berat adalah kerusakan akibat kompresi tulang dan
kompresi oleh korpus vertebra yang mengalami dislokasi tulang dan
kompresi oleh korpus vertebra yang mengalami dislokasi ke posterior dan
trauma hiperekstensi.
2. Regangan jaringan yang berlebihan akan menyebabkan gangguan pada
jaringan, hal ini biasanya terjadi pada hiperfleksi. Toleransi medulla
spinalis terhadap regangan akan menurun dengan bertambahnya usia.
3. Edema medulla spinalis yang timbul segera setelah trauma menyebabkan
gangguan aliran darah kapiler dan vena.
4. Gangguan sirkulasi akibat kompresi tulang atau arteri spinalis anterior dan
posterior.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cedera medulla spinalis adalah Cedera medula spinalis adalah trauma pada tulang
belakang yang menyebabkan lesi medula spinalis sehingga terjadi gangguan
neurologik, tergantung letak kerusakan saraf spinalis dan jaringan saraf yang rusak.
Gejala-gejala dapat bervariasi mulai dari nyeri, paralisis, sampai terjadinya
inkontinensia. Kerusakan medula spinalis dapat dijelaskan dari tingkat “inkomplit”
dengan gejala-gejala yang tidak berefek pada pasien sampai tingkat “komplit” dimana
pasien mengalami kegagalan fungsi total. Cedera medula spinalis pertama kali tercatat
dalam sejarah sekitar 1700 SM pada papirus Edwin Smith.
Penyebab cedera medula spinalis tersering ialah kecelakaan lalu lintas (50%), jatuh
(25%), dan cedera yang berhubungan dengan olahraga (10%); selain itu, akibat
kekerasan dan kecelakaan kerja. Cedera medula spinalis akibat trauma diperkirakan
terjadi pada 30-40 per satu juta penduduk per tahun, dan sekitar 8.000-10.000 penderita
setiap tahun; umumnya terjadi pada remaja dan dewasa muda.
Daftar Pustaka
Braken MB. Steroid For Acute Spinal Cord Injury (Cochrane Review): Cochrane Library, Issue
3, 2008.
Guyton, Arthur, C. Hall, John, E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC; 1999.
Hurlbert RJ. Methylprednisolone for Acute Spinal Cord Injury: An Inappropriate Standard of
Care. J Neurosurg (Spine). 2000;93: 1-7