Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGGREGAT REMAJA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN


KOMUNITAS II

DOSEN PENGAMPU : Ani Auli Ilmi, S.Kep .Ns.,M.Kep.Sp.Kep.Kom.

: Eny Sutria, S.Kep..,M.Kes.

: Ns Rasdiayana, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Kom

Oleh :

Imran

Nursakinah

Sri Wahyuni

Rizky

Program STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020

i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi maha penyayang
kami panjatkan Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat tuhan yang
maha Esa,karna telah melimpahkan rahmat nya berupa kesempatan dan
pengetahun sehingga kamin dapat menyelesaikan Makalah mengenai “Askep pada
Agreegate Remaja Dengan Perilaku Beresiko”

Banyak rintangan dan hambatan yang di hadapi dalam penyusun


makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak,baik yang
bersifat langsung mupun tidak langsung Alhamdulillah dapat menyelesaikannya.

Kami berharap semoga makalah ini bias menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurnah, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, 08 Maret 2020

Penulis

Kelompok 2

Daftar Isi

ii
KATAPENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Menganalisis study kasus askep aggregate dewasa dengan penyakit infeksi
.......................................................................................................................3
B. Masalah yang dapat terjadi pada aggregate dewasa (wanita dan pria)....... 4
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan aggregate dewasa (pria dan
wanita)............................................................................................................. 5
D. Strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada
aggregate dewasa (pia dan wanita).................................................................. 8
E. Asuhan keperawatan aggregate dewasa dengan penyakit infeksi............... 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian remaja dalam bahasa latin adalah Adolescen


(bertumbuh) sepanjang fase pertumbuhan atau perkembangan ini ,
sejumlah masalah fisik,sosial,psikologis bergabung untuk menciptakan
karakteristik,perilaku dan kebutuhan yang unik

Sedangkan menurut WHO remaja didefenisikan sebagai masa


peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. WHO memberikan
defenisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam defenisi
tersebut dikemukakan tiga criteria yaitu,biologis,psikologis,dan sosial
ekonomi.

Batasan remaja menurut WHO (dalam Sarwono,2003) lebih


konseptual. Dalam defenisi ini dikemukakan 3 kriteria yaitu
biologi,psikologi,dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap defenisi
tersebut berbunyi sebagai berikut, Remaja adalah suatu masa dimana :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-


tanda   seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identitas
dari kanak–kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan  dari  ketergantungan  sosial-ekonomi 
yang penuh  kepada keadaan yang relative lebih mandiri.

WHO menetapkan atas usia 10 – 20 tahun sebagai batasan usia


remaja dan membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian, yaitu: Remaja
awal 10 sa14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun. Pedoman umur remaja
di Indonesia menggunakan batasan usia 11 – 24 tahun dan belum menikah.

i
Dalam masa peralihan ini sangat banyak masalah yang dihadapi
oleh calon remaja mulai dari pengenalan jati diri atau mencari jati
diri,butuhnya pengakuan dari anggota masyarakat sehingga jika koping
remaja tidak bagus akan sangat banyak hal yang mempengaruhi
pertumbuhan remaja, salah satunya pelarian remaja adalah zat narkotika
yang remaja kira jika digunakan dapat membuatnya bertambah di akui
keberadaannya.

Penggunaan zat narkotika dikalangan remaja saat ini merupakan


hal yang penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan
generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan
perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan
hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut
tidak dapat berpikir jernih.

Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas


hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah
kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini
adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar
anak didik kita kapan saja.

B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai penambah wawasan
mahasiswa yang diberikan tugas dan sebagai indicator utama pada
pembelajaran mata kuliah Keperawatan Komunitas II.

ii
BAB II
KONSEP
A. Masalah apa saja yang dapat terjadi pada aggregate anak usia sekolah dan
remaja ?
1. Cedera
Cedera merupakan salah satu masalah kesehatan pada anak dan
remaja dikarenakan banyaknya insiden cedera yang menjadi masalah
kesehatan karena dampak cedera termasuk fatal misalnya terjatuh,
atau tenggelam
2. Mallnutrisi
Mallnutrisi adalah hal yang merupakan ketidak seimbangan asupan
gizi yang cukup pada anak dan remaja dimana yang menjadi
masalah kesehatan adanya beberapa dampak kesehatan yang dapat
terjadi pada anak dan remaja jika asupan gizi yang tidak cukup dalam
tubuh remaja dan anak
3. Masalah lingkungan
Masalah lingkungan yang terjadi dan menjadi masalah adalah
lingkungan yang membuat anak stress atau tidak nyaman dapat menjadi
faktor masalah kesehatan pada mental anak akibat buruknya lingkungan
dan tumbuh kembang anak akan terganggu apabila lingkungan tempat
berkembang anak menjadi buruk apa bila koping anak jelek
4. Penganiayaan anak
Penganiayaan anak sering terjadi pada koping keluarga yang buruk
dan tidak adanya peran keluarga dalam tumbuh kembang anak
dapat berpengaruh buruk pada masa perkembangan dan pertumbuhan
anak serta rasa trauma dan hilangnya rasa percaya diri pada anak.
5. Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus merupakan masalah kesehatan pada
remaja dan anak dikarenakan perilaku bulliying yang dilakukan oleh
teman sebayanya.

iii
B. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja ?
Factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak dan remaja,yaitu :
1. Ekonomi
Factor ekonomi menjadi salah satu factor yang mempengaruhi
kesehatan anak dan remaja, dimana ekonomi anak dan remaja yang
baik cenderung akan mendapatkan asupan zat gizi yang baik.
2. Lingkungan
Lingkungan menjadi factor dimana misalkan sanitasi air pada lingkungan
cukup baik maka tidak menutup hal kesehatan anak dan remaja juga akan
meningkat contoh lainnya yaitu paparan asap rokok.

C. Bagaimana strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan


pada aggregate anak usia sekolah dan remaja ?
Strategi yang digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan
anak dan remaja,yaitu :
1. Promkes
Promosi kesehatan giat dilakukan guna mempromosikan gaya hidup sehata
bagi remaja dan anak agar remaja dan anak dapat menerapkan gaya hidup
sehat.

iv
ASKEP KOMUNITAS
AGGREGAT ANAK DAN REMAJA
1. Pengkajian (menggunakan model CAP)
a. Data Inti Komunitas
1) Sejarah
a) Observasi: Masing-masing RW memiliki 4 sampai 7 RT.
Berdasarkan survey yang dilakukan puskesmas diketahui RW.
06 merupakan salah satu RW di kelurahan X yang merupakan
wilayah terluar dari pusat pemerintahan X.
b) Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
petugas kesehatan kelurahan X belum memiliki taman baca.
2) Demografi/Statistik Vital
a) Data Sekunder : Berdasarkan data sekunder yang didapatkan
dari kelurahan,jumlah penduduk di RW 06 tersebut adalah 1236
jiwa. RW 06 memiliki populasi penduduk terbanyak adalah
usia dewasa remaja (usia sekolah SMP dan SMA)
b) Observasi : Dari observasi yang didapatkan terlihat jumlah
penduduk di RW 06 tidak mencapai 3000 jiwa.
c) Wawancara :menurut wawancara dengan kader yang dilakukan
oleh RW 06 terdapat kurang lebih 4 kasus narkoba pada remaja,

v
sehingga remaja di wilayah tersebut dengan perilaku berisiko.
3) Suku dan Budaya
a) Data sekunder/angket: Berdasarkan data yang ada diwilayah
RW 06 didominasi Oleh suku bugis 40% dan makassar 40%
sebagai suku asli di wilayah tersebut. Namun, juga terdapat
suku lain seperti jawa (5%) batak (3% ) betawi ( 2%) toraja
(3% )dan mandar( 7%).
b) Observasi: survey kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas
menunjukkan masalah kesehatan pada usia remaja didapatkan
gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan narkoba.
c) Wawancara: Menurut kader setempat, partisipasi warga masih
kurang dalam hal penangan masalah kesehatan terutama
masalah kesehatan remaja. Karang taruna di wilayah tersebut
tidak aktif.
4) Nilai dan Keyakinan
a) Observasi : Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
didapatkan ada 1 mesjid di RW 06.
b) Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
masyarakat RW 06 masyarakat RW 06 70% beragama islam.
b. Data Subsistem
1) Lingkungan
a) Observasi : Di lingkungan RW 06 rumah kontrakan dipetak-
petakan,suasana jalannya kecil.
b) Wawancara: -
2) Pelayanan Kesehatan
a) Observasi: Terdapat posyandu di RW 06 dan puskesmas yang
berjarak sekitar 200 meter dari RW 06
b) Wawancara: Wawancara yang dilakukan oleh masyarakat RW
06 posyandu sering diadakan 1 bulan sekali.
3) Politik dan Pemerintahan
a) Observasi: Pemerintahan di RW 06 dipimpin oleh Seorang RT.
b) Wawancara: Berdasarkan wawancara di RW 06 terdapat Kantor

vi
Dusun didaerah RW 06.
4) Pendidikan.
a) Observasi: Berdasarkan hasil observasi sekitar 600 meter dari
RW 06 terdapat fasilitas pendidikan SMA swasta.
b) Wawancara: -
5) Ekonomi
a) Observasi: -
b) wawancara: beradasarkan hasil wawancara banyaknya
masyarakat produktif sehingga masyarakat lebih banyak
bekerja sebagai kariawan swasta.

6) Komunikasi dan Informasi


a) Observasi: Hasil observasi komunikasu antara masyarakat
dengan petugas kesehatan atau kader-kader yang ada di dusun
kurang dan juga kurangnya masyarakat berinteraksi dengan
masyarakat lain.
b) Wawancara: Beberapa penduduk mengatasnamakan petugas
kesehatan atau kader -kader jarang melakukan kunjungan
rumah dan hanya mendata yang sakit tanpa memberikan
tindakan.
7) Keamanan dan Transportasi
a) Observasi: keamanan di RW 06 masih terlihat aman dan alat
transportasi yang diandalkan adalah sepeda motor dan angkutan
umum.
b) Wawancara: Menurut kader karang taruna pada RW 06 kurang
aktif.
8) Rekreasi
a) Observasi: Berdasarkan hasil observasi di bagian rekreasi di
RW 06 terdapat arena untuk jogging
b) Wawancara: -
c. Persepsi

vii
1) Wawancara : berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kader
masih banyak warga yang tidak ingin bersosialisasi dengan warga
lain.
2) Observasi : -
3) Data sekunder/Angket : -

2. Analisis data

N DATA MASALAH
O
1. a. Data wawancara : 1. Perilaku kesehatan
- Dari data wawancara yang cenderung beresiko.
dilakukan dengan kader terdapat
kurang lebih 4 kasus narkoba
pada remaja
- Hasil wawancara dengan
warga, anak remaja di RW 06
sering mengadakan
perkumpulan.
- Hari hasil wawancara yang
dilakukan kader terdapat kurang
lebih 4 kasus narkoba pada
remaja, sehingga remaja di
wilayah tersebut dengan perilaku
berisiko.
b. Data Sekeunder
- Berdasarkan data sekunder

viii
N DATA MASALAH
O
yang didapatkan dari
kelurahan,jumlah penduduk di
RW 06 tersebut adalah 1236
jiwa.
- RW 06 memiliki populasi
penduduk terbanyak adalah usia
dewasa remaja (usia sekolah
SMP dan SMA)
2. a. Data wawancara 1. Defisiensi kesehatan
- Menurut kader setempat, komunitas
partisipasi warga masih kurang
dalam hal penangan masalah
kesehatan terutama masalah
kesehatan remaja.
- Karang taruna di wilayah
tersebut tidak aktif
- Kondisi penduduk yang
kebanyak berada pada usia
produktif mengakibatkan
komunikasi antar warga juga
kurang dan kegiatan masyarakat
juga kurang berjalan di wilayah
ini.

1. Skoring masalah keperawatan komunitas

N Diagnose Pentingnya Pengaruh Peningkatan Tingkatan Total


O keperawatan masalah positif untuk kualitas hidup semua skor
komuitas untuk masyarakat jika masalah masalah dari
diselesaikan jika masalah di di selesaikan level 1-6
1: rendah selesaikan 1: rendah 1: kurang
2: sedang 0: tdk 2: sedang penting

ix
3: tinggi berpengaruh 3: tinggi 6: sangat
1: rendah penting
2: sedang
3: tinggi
1. Perilaku
kesehatan 6 (sangat
3 (tinggi) 3 (tinggi) 2 (sedang) 17
cenderung penting)
beresiko
2. Defisiensi
3
kesehatan 3 (tinggi) 2 (sedang) 3 (tinggi) 11
(penting)
komunitas

2. Diagnose keperawatan komunitas

N Diagnose keperawatan Tanggal ditetapkan


O
1 Perilaku kesehatan cenderung beresiko -
2 Defisiensi kesehatan komunitas -

3. Perancanaan keperawatan komunitas (nursing care plan)


Rencana Asuhan Keperawata Komunitas Aggregate Dewasa Kelurahan
X. RW 06

No Data Diagnosa Kode NOC Kode NIC

1. -Terdapat kurang Perilaku Privensi primer Prevensi primer


lebih 4 kasus kesehatan 1855 - Pengetahuan gaya 5510 - pendidikan kesehatan

x
narkoba pada cenderung hidup sehat. 5604 - pengajaran; kelompok
remaja. beresiko 1823 - pengetahuan promosi 5520 - memfasilitasi
-Aanak remaja di kesehatan. pembelajaran.
RW 06 sering 1803 - pengetahuan proses Prevensi sekunder
mengadakan penyakit. 7400 - panduan sistem
perkumpulan. Prevensi sekunder kesehataan
-Berdasarkan data 1602 - perilaku promosi 4360 - modifikasi perilaku
sekunder yang kesehatan 7620 - pengontrolan berkala
didapatkan dari 1603 - pencarian perilaku 5350 - menejemen perilaku
kelurahan sehat Prevensi tersier
jumlahpenduduk di 1908 - deteksi faktor resiko 7910 - konsultasi
RW 06 tersebut 2701 - status kesehatan 8750 - pemasaran sosial di
adalah 1236 jiwa. komunitas masyarakat
-RW 06 memiliki 1600 - kepatuahn perilaku 7980 - pencatatan insedensi
populasi penduduk Prevensi tersier kasus.
terbanyak adalah 2108 - penggunaan sumber
usia dewasa remaja yang ada pada komunitas
(usia sekolah SMP
dan SMA)
2. - Menurut kader Defisiensi Prevensi primer Prevensi primer
setempat, partisipasi Kesehatan 2700 - Kompetensi masyarakat 4360 - Modifikasi perilaku
warga masih Komunitas Prevensi sekunder 8700 - Pengembangan
kurang dalam hal 2808 - Efektifitas program program
penangan masalah masyarakat Prevensi sekunder
kesehatan terutama Prevensi tersier 7910 - Konsultasi
masalah kesehatan 2808 - Program efektifitas 6652 - Suerveilans komunitas
remaja. komunitas Prevensi tersier
- Karang taruna di - Konsultasi melalui
wilayah tersebut 8180 telpon
tidak aktif
- Kondisi penduduk yang
kebanyak berada pada usia
produktif mengakibatkan

xi
komunikasi antar warga
juga kurang dan kegiatan
masyarakat juga kurang
berjalan di wilayah ini.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

WHO menetapkan atas usia 10 – 20 tahun sebagai batasan usia


remaja dan membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian, yaitu: Remaja
awal 10 sa14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun. Pedoman umur remaja
di Indonesia menggunakan batasan usia 11 – 24 tahun dan belum
menikah.Dalam masa peralihan ini sangat banyak masalah yang dihadapi
oleh calon remaja mulai dari pengenalan jati diri atau mencari jati
diri,butuhnya pengakuan dari anggota masyarakat sehingga jika koping

xii
remaja tidak bagus akan sangat banyak hal yang mempengaruhi
pertumbuhan remaja, salah satunya pelarian remaja adalah zat narkotika
yang remaja kira jika digunakan dapat membuatnya bertambah di akui
keberadaannya.Penggunaan zat narkotika dikalangan remaja saat ini
merupakan hal yang penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang
di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya
penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda
sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari
semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga
pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Yoannes. TBC (Penyakit dan Cara Pencegahannya).(2008).Kesehatan


Masyarakat Jogjakarta

Nies Mary & McEWEN Melanie. Keperawatan Kesehatan Komunitas dan


Keluarga. (2019) Copyan Edisi Indonesi Pertama

Nursalam & Ferry. Pendidikan Dalam Keperawatan.(2017) Salemba Medika.


Jakarta

Riasmini,Junaini,Rianto,& Wiwin.Panduan Asuhan Keperawatan ( Individu,


Keluarga dan Komunitas).(2017) UI-PRESS. Jakarta.

xiii
xiv
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGGREGAT REMAJA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN


KOMUNITAS II

DOSEN PENGAMPU : Ani Auli Ilmi, S.Kep .Ns.,M.Kep.Sp.Kep.Kom.

: Eny Sutria, S.Kep..,M.Kes.

: Ns Rasdiayana, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Kom

Oleh :

Imran

Nursakinah

Sri Wahyuni

Rizky

Program STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020

xv
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi maha penyayang
kami panjatkan Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat tuhan yang
maha Esa,karna telah melimpahkan rahmat nya berupa kesempatan dan
pengetahun sehingga kamin dapat menyelesaikan Makalah mengenai “Askep pada
Agreegate Dewasa Dengan penyakit infeksi.”

Banyak rintangan dan hambatan yang di hadapi dalam penyusun


makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak,baik yang
bersifat langsung mupun tidak langsung Alhamdulillah dapat menyelesaikannya.

Kami berharap semoga makalah ini bias menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurnah, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Samata, 06 Maret 2020

Penyusun
Kelompok 2

DAFTAR ISI

xvi
KATAPENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN

D. Latar Belakang............................................................................................ 1
E. Rumusan masalah....................................................................................... 2
F. Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
F. Menganalisis study kasus askep aggregate dewasa dengan penyakit infeksi 3
G. Masalah yang dapat terjadi pada aggregate dewasa (wanita dan pria)....... 4
H. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan aggregate dewasa (pria dan
wanita)............................................................................................................. 5
I. Strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada
aggregate dewasa (pia dan wanita).................................................................. 8
J. Asuhan keperawatan aggregate dewasa dengan penyakit infeksi................ 10
BAB IV PENUTUP
B. Kesimpulan................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses keperawatan dalam menganalisis kasus askep aggregate dewasa


dengan penyakit infeksi?

2. Masalah apa saja yang dapat terjadi pada aggregate dewasa (wanita dan pria)?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan aggregate dewasa (pria dan
wanita)?

4. Bagaimana strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada


aggregate dewasa (pria dan wanita?

5. Bagaimanakah bentuk dalam konsep keperawatan pada kasus askep aggregate dewasa
dengan penykit infeksi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui proses keperawatan dalam menganalisis kasus askep rentan pada
aggregate remaja
2. Untuk memahami Masalah yang dapat terjadi pada aggregate dewasa (kesehatan
wanita dan pria)
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan aggregate dewasa
(pria dan wanita)
4. Untuk memahami strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada
aggregate dewasa (pria dan wanita)
5. Untuk mengetahui bentuk dalam konsep keperawatan pada kasus askep aggregate
dewasa dengan penyakit infeksi

18
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menganalisis study kasus askep aggregate dewasa dengan penyakit infeksi

Kelurahan X merupakan wilayah binaan puskesmas A yang terdiri atas 10 RW dan 60


RT. Masing-masing RW memiliki 5 sampai 6 RT. RW 08 memiliki jumlah penduduk 1296
jiwa. Data sekunder kelurahan menunjukkan jumlah penduduk didominasi usia dewasadan
lansia. Namun, berdasarkan survey keluarga sehat yang dilakukan oleh puskesmas setempat
diketahui terdapat 3 RT di RW 08 dengan masalah kesehatan terbanyak Tuborkulosis Paru
(Tb Paru). Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada kader kesehatan diketahui bahwa
terdapat 15 kasus TB paru yang dilaporkan yang tersebar di 3 RT (RT 2, 4, dan 5), 6 wanita
dan 9 pria dengan rentang usia 20-45 (usia produktif/dewasa). Dari 15 kasus TB Paru,
didapatkan informasi bahwa 9 klien sementara dalam pengobatan 6 bulan, 3 klien dengan
status pengobatan tuntas dan 3 klien dengan status pengobatan tidak tuntas dan mengulang
pengobatan. Menurut kader kondisi tersebut disebabkan karena wilayah RW. 08 berada
didaerah puncak yang bersuhu dingin, rata-rata rumah warga memiliki ventilasi dan
pencahayaan yang kurang serta kondisi wilayah yang kurang bersih. Warga kurang memiliki
kebiasaan kerja bakti, sehingga terjadi penumpukan sampah di beberapa lokasi di wilayah
RW. 8. Selain itu, perilaku merokok pada kelompok warga laki-laki juga memperberat kasus
Tb Paru. Warga di wilayah tersebut, juga mengatakan kurang mendapatkan informasi
kesehatan dari petugas kesehatan setempat terkait masalah kesehatan khususnya TB Paru.

B. Masalah apa saja yang dapat terjadi pada aggregate dewasa (wanita dan pria)

a. Usia Harapan Hidup. Usia harapan hidup perempuan lebih meningkat dibsndingkan laki-
laki. Sebab, banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut seperti perilaku gaya hidup yaitu
merokok. Di Indonesia sendiri, sebanyak 67,0% terdapat laki-laki perokok aktif sedangkan
perempuan sebanyak 2,7% perokok.

b. Penyebab Kematian Pada Laki-laki dan Perempuan di Indonesia. Data statistik WHO
(World Health Organitation) menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki angka kematian pada
laki-laki lebih meningkat dibandingkan perempuan pada kelompok usia 20-24 tahun
cenferung hingga umur 70-an tahun.

c. Cerebrovaskuler Penyakit cerebrovascular merupakan istilah dari penyakit stroke yang


dimana stroke sebagai penyakit defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh
pembuluh darah di otak. Di Indonesia, diperkirakan ada 300.000 kasus stroke setiap
tahunnya.

19
d. Penyakit Jantung Coroner, Penyakit Jantung Coroner (PJK) adalah gangguan fungsi
jantung akibat otot jantung) kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh
darah coroner. Kebanyakan umur 65-74 tahun yang mengalami penyakit PJK dan merupakan
aggregate dewasa yang tidak bekerja dan tidak sekolah.

e. Diabetes Mellitus

Prevalensi DM pada perempuan lebih cenderung dibandingkan laki-laki. Pada tahun 2007
sekitar 1,1% menjadi 2,1% mengalami penyakit tersebut. Penyakit ini banyak hal yang
menyebabkannya, seperti mengosumsi makanan yang banyak mengandung gula, kurang
aktifitas olahraga, dan lain sebagainya.

f. Hipertensi

Penyakit ini memiliki prevalensi paling banyak di Indonesia yaitu lebih dari seperempat atau
25,8%. Hipertensi juga merupakan pemicu terhadap penyakit stroke, gagal ginjal, dan
serangan jantung. Kebanyakan orang tak menyadari timbulnya penyakit ini sebab terkadang
datang secara tiba-tiba tanpa disadari. Hal ini, disebabkan oleh banyaknya mengkonsumsi
banyaknya makanan yang cenderung mengandung asupan atau membuat penyempitan
pembuluh darah. Konsumsi garam, lemak, dan merokok merupakan jenis makanan yang dapat
memicu terjadinya hipertensi.

g. Penyakit Liver dan Hati

salah satu penyakit dari Liver ialah Hepatitis B yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.
Prevalensinya hingga mencapai 21,8% di Indonesia.

h. Angka Kesakitan Pada Laki-laki dan Perempuan di Indonesia

angka kesakitan merupakan ajang bagi pelayanan kesehatan untuk membuat program
bagaimana menangani angka kejadian penyakit yang diderita di masyarakat agar mengurangi
angka resiko kematian.

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan aggregate dewasa (pria dan wanita)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pria :

a. Pola perawatan medis

laki-laki membutuhkan perawatan medis khusus, sebab kebanyakan dari laku-laki


mengalami penyakit genitalia atau biasa disebut dengan prostat. Karena banyaknya gaya
hidup yang mempengaruhi bagi pria sehingga sangat mempengaruhi status kesehatannya.

b. Askes terhadap perawatan orientasi misi

laki-laki lebih memilih untuk bekerja keras untuk memnuhi kehidupan keluarganya

20
sehimgga membutuhkan banyak tenaga dan susah untuk mencegah kesehatannya sendiri.
terkadang, ketinggalan informasi-informasi penting terhadap promkes maupun pencegahan
penyakit.

c. Faktor waktu

setelah laki-laki menikah, ia tak pernah mengenal lelah untuk selalu bekerja dan tidak
ingin menyia-nyiakan waktunya dalam melakukan pekerjaannya. Agar mendapatkan upah
yang besar sehingga tak punya waktu untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

d. Pertimbangan keuangan

masalah keuangan sangatlah berpotensi dalam fikiran laki-laki. Sebab ketika bekerja
harus memikirkan ekonomi keluarganya sesuai dengan kebutuhan dan lebih mementingkan
kesehatan anaknya maupun istrinya sebagai tanggung jawab penuh untuk menafkahinya.

e. Kurangnya promosi kesehatan

laki-laki kurang menapatkan informasi-informasi mengenai promosi kesehatan sebab


dibalik pekerjaannya sendiri ddan tidak mendahulukan kesehatan anak maupun instri
dibanding kesehatannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita :

a. Akses pelayanan kesehatan

seorang wanita, sangat membutuhkan akses pelayanan kesehatan sebab tanpa akses
tersebut, maka akan kurangnya pengetahuan mengenai informasi-infirmasi kesehatan yang ia
dapat dan lebih mendiamkan penyakit yang dialaminya.

b. Pekerjaan dan upah

baik laki-laki maupun perempuan juga dapat melakukan pekerjaan untuk medapatkan
upah. Di Indonesia, kebanyakan seorang wanita lebih memilih pekerjaan yang berat untuk
menafkahi anaknya.

c. Wanita bekerja dan kehidupan rumah tangga

Terkadang, wanita memilih untuk menjadi wanita karier setelah menikah untuk
mendapatkan pekerjaan dan upah. Tanpa kenal lelah demi kebutuhan kesehariannya sehingga
melakukan 2 pekerjaan disamping sebagai IRT dan berkarier

d. Tipe keluarga dan status perkawinan

Tipe keluarga dan status perkawinan juga dapat menjadi salah sat faktor dari seorang
wanita. Apabila, posisi wanita sebagai tulang punggung keluarga maka dapat mempengaruhi

21
kesehatan wanita tersebut.

4. strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada aggregate dewasa
(pria dan wanita)
a. startegi PROMKES (Promosi Kesehatan)
Strategi promkes pada aggregate dewasa dapat dilakukan pada penyakit-penyakit yang
sering dialami oleh aggregate dewasa, diantaranya; Penyakit kronis, Jantung coroner,
hipertensi, Artritis, Oesteoporosisi, Kanker, Dismenore, Penyakit menular seksual, gangguan
mental dan stres, dan lain sebagainya.

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

22
ASKEP KOMUNITAS AGGREGAT DEWASA
1. Pengkajian (menggunakan model CAP)
a. Data Inti Komunitas
1) Sejarah
a) Observasi : Berdasarkan hasil observasi kelurahan X berada di dataran tinggi.
b) Wawancara: Berdasarkan wawancara kelurahan X merupakan wilayah binaan
puskesmas A yang terdiri atas 10 RW dan 60 RT. Masing-masing RW memiliki 5
sampai 6 RT
2) Demografi/Statistik Vital
a) Data Sekunder : Data sekunder kelurahan RW.08 memiliki jumlah penduduk
1296 jiwa. menunjukkan jumlah penduduk didominasi usia dewasa dan lansia.
b) Observasi : Namun, berdasarkan survey keluarga sehat yang dilakukan oleh
puskesmas setempat diketahui terdapat 3 RT di RW 08 dengan masalah kesehatan
terbanyak Tuberkulosis Paru (Tb Paru).
c) Wawancara : Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada kader kesehatan
diketahui bahwa terdapat 15 kasus TB Paru yang dilaporkan yang tersebar di 3 RT
(RT 2, 4, dan 5), 6 wanita dan 9 pria dengan rentang usia 20 -45 (usia produktif/
dewasa). Dari 15 kasus TB Paru, didapatkan informasi bahwa 9 klien sementara
dalam pengoba tan 6 bulan, 3 klien dengan status pengobatan tuntas dan 3 klien
dengan status tidak tuntas dan pengobatan ulang.
3) Suku dan Budaya
a) Data sekunder/angket: Berdasarkan data yang ada diwilayah RW 06 didominasi
Oleh suku bugis 60% dan makassar 40% sebagai suku asli di wilayah tersebut.
b) Observasi: -
c) Wawancara: wilayah RW. 08. Selain itu, perilaku merokok pada kelompok
warga laki-laki juga memperberat kasus Tb Paru. Warga di wilayah tersebut, juga
mengatakan kurang mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan
setempat terkait masalah kesehatan khususnya TB Paru.

4) Nilai dan Keyakinan

23
a) Observasi : Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan ada 1
mesjid di RW 06.
b) Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan masyarakat RW 06
masyarakat RW 06 70% beragama islam.
b. Data Subsistem
1) Lingkungan
a) Observasi : Dari hasil observasi yang dilakukan petugas kesehatan rumah
rumah pada RW 08 rata-rata rumah warga tidak memiliki ventilasi yang memadai
serta banyaknya tumpukan sampah.
b) Wawancara: Menurut kader kondisi tersebut disebabkan wilayah RW.08 berada
di daerah puncak yang bersuhu dingin, rata-rata rumah warga memiliki ventilasi
dan pencahayaan yang kurang serta kondisi wilayah yang kurang bersih.. Menurut
kader kondisi tersebut disebabkan kurang memiliki kebiasaan kerja bakti,
2) Pelayanan Kesehatan
a) Observasi: Terdapat posyandu dan puskesmas di RW 01
b) Wawancara: Wawancara yang dilakukan oleh masyarakat RW 08 posyandu
sering diadakan 1 bulan sekali. Tetapi pelayanan kesehatan masih kurang
melakukan sosialisasi tentang TB dan bahaya merokok pada warga sehingga
warga masih kurang terpapar informasi.
3) Politik dan Pemerintahan
a) Observasi: Pemerintahan di RW 08 dipimpin oleh Seorang RT.
b) Wawancara: Berdasarkan wawancara di RW 08 terdapat Kantor Dusun
didaerah RW 08.
4) Pendidikan.
a) Observasi: Berdasarkan hasil observasi sekitar 600 meter dari RW 08 terdapat
fasilitas pendidikan SMA swasta.
b) Wawancara: Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penduduk sekitar
terdapat 1 sekolah SMA swasta.

24
5) Ekonomi
a) Observasi:Dari hasil wawancara yang dilakukan ekonomi masyarakat
kebanyakaan bergantung oleh hasil alam seperti sayuran dan buah-buahan. Dan
terdapat banyak warung klontong yang menjajakan rokok.
b) Wawancara: beradasarkan hasil wawancara masyarakat RW 08 memilih
menopang ekonomi dengan hasil alam dikarenakan tanah yang subur.
6) Komunikasi dan Informasi
a) Observasi : Hasil observasi komunikasu antara masyarakat dengan petugas
kesehatan atau kader-kader yang ada di dusun kurang dan juga kurangnya media
informasi dan penyuluhan tentang masalah TB
b) Wawancara : Berdasarkan wawancara beberapa penduduk mengatasnamakan
petugas kesehatan atau kader -kader jarang melakukan kunjungan rumah dan
hanya mendata yang sakit tanpa memberikan tindakan.
7) Keamanan dan Transportasi
a) Observasi: kondisi keamanan di RW 08 masih terjaga karena sering diadakan
ronda oleh masyarakat sedangkan transportasi yang digunakan kebanyakan
kendaraan beroda 2.
b) Wawancara: -
8) Rekreasi
a) Observasi: Berdasarkan hasil observasi di bagian rekreasi di RW 08 terdapat
lapangan olahraga dan taman bermain anak-anak akan tetapi masyarakat setempat
kurang memanfaatkan fasilitas tersebut
b) Wawancara: -
9) Persepsi
a) Wawancara : Berdasarkan wawancara yang dilakukan masyarakat pria lebih
cenderung aktif merokok karena kurang mendapatkan atau kurang terpapar informasi
tentang bahaya merokok.
b) Data sekunder/Angket: Sekitar 24% masyarakat yang sudah mengetahui tentang
bahaya merokok, sekitar 76% masyarakat kurang mengetahui rokok dan menganggap
sepele.

25
3. Analisis data

N DATA MASALAH
O
1. Data Wawancara Ketidak efektifan
- Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada kader pemeliharaan
kesehatan diketahui bahwa terdapat 15 kasus TB Paru kesehatan
yang dilaporkan yang tersebar di 3 RT (RT 2, 4, dan
5), 6 wanita dan 9 pria dengan rentang usia 20 -45
(usia produktif/ dewasa). Dari 15 kasus TB Paru,
didapatkan informasi bahwa 9 klien sementara dalam
pengoba tan 6 bulan, 3 klien dengan status
pengobatan tuntas dan 3 klien dengan status tidak
tuntas dan pengobatan ulang.
-Wawancara yang dilakukan oleh masyarakat RW 08
posyandu sering diadakan 1 bulan sekali. Tetapi
pelayanan kesehatan masih kurang melakukan
sosialisasi tentang TB dan bahaya merokok pada
warga sehingga warga masih kurang terpapar
informasi.
b. Data Angket
- Data sekunder/Angket: Sekitar 24% masyarakat
yang sudah mengetahui tentang bahaya merokok,
sekitar 76% masyarakat kurang mengetahui rokok
dan menganggap sepele.

2. a. Data observasi Perilaku


-Dari hasil observasi yang dilakukan petugas kesehatan
kesehatan rumah rumah pada RW 08 rata-rata rumah cenderung
warga tidak memiliki ventilasi yang memadai serta beresiko

26
N DATA MASALAH
O
banyaknya tumpukan sampah.
b. Data wawancara
- Menurut kader kondisi tersebut disebabkan wilayah
RW.08 berada di daerah puncak yang bersuhu dingin,
rata-rata rumah warga memiliki ventilasi dan
pencahayaan yang kurang serta kondisi wilayah yang
kurang bersih.. Menurut kader kondisi tersebut
disebabkan kurang memiliki kebiasaan kerja bakti,

4. Skoring masalah keperawatan komunitas

N Diagnose Pentingnya Pengaruh positif Peningkatan Tingkatan Total


O keperawatan masalah untuk masyarakat kualitas semua masalah skor

27
untuk jika masalah di hidup jika dari level 1-6
diselesaikan selesaikan masalah di 1: kurang
1:rendah 0 :tdkberpengaruh selesaikan penting;
komuitas
2: sedang 1: rendah 1:rendah 6: sangat
3: tinggi 2: sedang 2: sedang penting
3: tinggi 3: tinggi)
1. Ketidak
efektifan 6 (sangat
3 (tinggi) 3 (tinggi) 2 (sedang) 14
pemeliharaan penting)
kesehatan
2. Perilaku
kesehatan
cenderung 3 (tinggi) 2 (sedang) 2 (sedang) 5 paling penting 10
beresiko

4. Diagnose keperawatan komunitas

N Diagnose keperawatan Tanggal ditetapkan


O
1 Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan -
2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko -

5. Perancanaan keperawatan komunitas (nursing care plan)


Rencana Asuhan Keperawata Komunitas Aggregate Dewasa Kelurahan X. RW 08

No Data Diagnosa Kode NOC Kode NIC

28
1. - pelayanan Perilaku Prevensi primer Prevensi primer
kesehatan kesehatan 1632 -perilaku patuh aktivitas 4360 - modifikasi perilaku
masih kurang cenderung yang disarankan 4350 - memenejemen perilaku
melakukan beresiko 1602 - perilaku promkes 5515 -peningkatan kesadaran
sosialisasi 1855 -pengetahuan gaya hidup kesehatan
tentang TB sehat Prevensi sekunder
dan bahaya 1805 - pengetahuan perilaku 4470 - terapi perilaku
merokok pada kesehatan 4490 -bantuan modifikasi diri
warga Prevensi sekunder bantuan penghentian
sehingga 1625 -perilaku berhenti merokok merokok
warga masih 1906 -kontrol resiko penggunaan Prevensi tersier
kurang tembakau 8700 -pengembangan
terpapar Prevensi tersier kesehatan masyarakat
informasi. 1504 - dukungan sosial
-Menurutkader 221108 - pengetahuan sumber yang
kondisi ada di komunitas
tersebut
disebabkan
wilayah
RW.08 berada
di daerah
puncak yang
bersuhu
dingin, rata-
rata rumah
warga
memiliki
ventilasi dan
pencahayaan
yang kurang
serta kondisi

29
wilayah yang
kurang bersih.
-Menurut
kader kondisi
tersebut
disebabkan
kurang
memiliki
kebiasaan
kerja bakti,

2. Berdasarkanw Ketidak Preve1ensi primer Prevensi primer


awancara yang efektifan 1855 - pengetahuan gaya hidup 6618 - pengajaran prosedur
dilakukan pada pemelihara sehat atau tindakan
kader an 1803 - pengetahuan perilaku 5604 -pengajaran kelompok
kesehatan kesehatan hidup sehat 5520 - memfasilitasi
diketahui 1823 -pengetahuan promosi pembelajaran
bahwa terdapat kesehatan 5510 - pendidikan kesehatan
15 kasus TB Prevensi sekunder Prevensi sekunder
Paru yang 2802 -kontrol resiko komunitas : 4350 - menejemen perilaku
dilaporkan penyakit 4360 - modifikasi perilaku
yang tersebar 1608 -kontrol gejala 7620 - pengentrolan berkala
di 3 RT (RT 2, 1908 -deteksi faktor resiko 5620 - skrining kesehatan
4, dan 5), 6 2000 -Kualitas hidup 7400 - panduan sistem
wanita dan 9 1600 -kepatuhan perilaku kesehatan
pria dengan 1934 -keamaan dan kesehatan Prensi tersier
rentang usia 20 serta perawatan lingkungan 8700 - pengembangan
-45 (usia Prensi tersier program
produktif/ 221108 -penggunaan sumber yang 8500 - pengembangan
dewasa). Dari ada di komunitas kesehatan masyarakat

30
15 kasus TB
Paru,
didapatkan
informasi
bahwa 9 klien
sementara
dalam pengoba
tan 6 bulan, 3
klien dengan
status
pengobatan
tuntas dan 3
klien dengan
status tidak
tuntas dan
pengobatan
ulang.
-Wawancara
yang dilakukan
oleh
masyarakat
RW 08
posyandu
sering
diadakan 1
bulan sekali.

BAB III

PENUTUP

31
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Yoannes. TBC (Penyakit dan Cara Pencegahannya).(2008).Kesehatan Masyarakat

32
Jogjakarta

Nies Mary & McEWEN Melanie. Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga.
(2019) Copyan Edisi Indonesi Pertama

Nursalam & Ferry. Pendidikan Dalam Keperawatan.(2017) Salemba Medika. Jakarta

Riasmini,Junaini,Rianto,& Wiwin.Panduan Asuhan Keperawatan ( Individu, Keluarga dan


Komunitas).(2017) UI-PRESS. Jakarta.

33

Anda mungkin juga menyukai