Oleh:
AINUN NAIMA MAHARANI PUTRI
70300117070
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
A. Definisi dan Konsep Sehat-Sakit
Menurut Nadya (2013), sehat dan sakit adalah dua kata yang saling
berhubungan erat dan merupakan bahasa kita sehari-hari. Sehat dan sakit
adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk diartikan meskipun keadaan ini
adalah suatu kondisi yang dapat dirasakan dan diamati dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat-sakit. Maka dari itu, perlu dipahami definisi
dan konsep sehat-sakit.
1. Definisi Sehat
Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-
shihhah” yang berarti sembuh, sehat, selamat dari cela, nyata, benar, dan
sesuai dengan kenyataan. Kata sehat dapat diartikan pula: (a) dalam
keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit),
waras, (b) mendatangkan kebaikan pada badan, (c) sembuh dari sakit.
Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ash-shihhah yaitu al-
‘afiah yang berarti ash-shihhah at-tammah (sehat yang sempurna). Kedua
kata ash-shihah dan al-afiah sering digabung menjadi satu yaitu ash-shihhah
wa al’afiah, yang artinya ‘sehat wal afiat’ dan artinya sehat secara sempurna.
Berikut adalah definisi sehat dari beberapa sumber dan ahli:
a. World Health Organization (WHO) merumuskan kata “sehat” dalam
cakupan yang sangat luas, yaitu "Health is a state of complete
physical, mental and social well-being and not merely the absence of
diseases or infirmity", yang artinya “sehat adalah suatu keadaan
kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu
kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan”.
Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau
cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu
dikatakan sehat. Pengertian sehat yang dikemukakan oleh WHO ini
merupakan suatu keadaan ideal dari sisi biologis, psiologis, dan sosial
sehingga seseorang dapat melakukan aktifitas secara optimal.
Definisi sehat yang dikemukakan oleh WHO mengandung 3
karakteristik, yaitu:
1) Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2) Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan
eksternal
3) Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif. Sehat
bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian,
dan bukan merupakan suatu keadaan tetapi merupakan proses
dan yang dimaksud dengan proses disini adalah adaptasi individu
yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan
sosialnya.
b. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992, “sehat
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”. Batasan sehat menurut UU ini meliputi:
1) Sehat fisik adalah tidak merasa sakit dan memang secara klinis
tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dan
tidak ada gangguan fungsi tubuh.
2) Sehat mental (jiwa), mencakup:
a) Sehat pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni
mampu berpikir secara logis (masuk akal) atau berpikir runtut
b) Sehat spiritual tercerimin dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan
terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari
praktek keagamaan dan kepercayaannya serta perbuatan baik
yang sesuai dengan norma-norma masyarakat
c) Sehat emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik.
3) Sehat sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan
dengan orang lain secara baik atau mampu berinteraksi dengan
orang/kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama,
atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik.
4) Sehat dari aspek ekonomi yaitu mempunyai pekerjaan atau
menghasilkan secara ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun
bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat dari aspek ekonomi
adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku produktif
secara sosial.
c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah suatu
keadaan/kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari
sakit.
d. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional
Ulama tahun 1983, sehat sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhaniyah,
dan sosial’ yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib
disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara serta
mengembangkannya.
2. Definisi Sakit
Menurut Irwan (2017), pengertian sakit pada umumnya diartikan suatu
keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang. Misalnya, bila
seseorang mempunyai keluhan tanda gejala sakit gigi yang tidak
tertahankan, demam, dan lain sebagainya ini yang dikatakan dengan sakit
atau bahkan mengalami penyakit bila telah didiagnosis oleh dokter atau pun
medis
Beberapa pengertian sakit yang dikemukakan oleh beberapa ahli
sebagai berikut:
a. Menurut UU No. 23 tahun 1992, seseorang dikatakan sakit apabila ia
menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain
yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit, istilah masuk angina atau pilek tetapi bila
ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya maka ia
dianggap tidak sakit.
b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sakit adalah berasa tidak
nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu
(demam, sakit perut dan sebagainya).
c. Menurut Perkins, sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas
jasmani, rohani dan sosial.
3. Konsep Sehat-Sakit
a. Konsep Sehat dan Sakit dalam Aspek Sosial
Menurut Spradley (1972), konsep sehat dan sakit dari aspek
sosial kesehatan (antropologi kesehatan, sosiologi kesehatan), dalam
berbagai analisis para ahli sosiologi mereka berpandangan bahwa
walaupun manusia secara biologis termasuk kategori mamalia, namun
manusia secara kualitatif dianggap berbeda dengan binatang. Satu
kemampuan yang ada pada manusia, yang dianggap oleh pakar manusia
yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain di muka bumi, yaitu
kemampuannya menggunakan, menciptakan, memahami, dan
menggunakan simbol-simbol dalam kehidupan mereka (Irwan, 2017).
b. Konsep Sehat dan Sakit dalam Konteks Sosial Budaya
Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 menyatakan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang
utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit ialah
seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun
(kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah
seharihari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk
melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit.
Dengan demikian, masalah sehat dan sakit merupakan proses
yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia
beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun
sosial budaya (Irwan, 2017).
c. Konsep Sehat dan Sakit menurut Budaya Masyarakat
Menurut Irwan (2017), istilah sehat mengandung banyak muatan
kultural, sosial dan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari sudut
pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan
dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus
dilihat dari berbagai aspek.
Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya, hal ini karena penyakit
merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan
peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan gaya hidup manusia
merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai
macam penyakit. Selain itu, hasil berbagai kebudayaan juga dapat
menimbulkan penyakit. Masyarakat dan pengobat tradisional atau
biasanya dikenal dengan istilah tabib menganut dua konsep penyebab
sakit, yaitu penyebab naturalistik dan personalistik.
Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit
akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup,
ketidakseimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas
dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Sehat bagi seseorang
berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan
aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai
suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan
sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat.
ِ هاء بَ َرأ َ بِ ِإ ْذ ِن ه
َّللا ع هَز َو َج هل َ َاء د ََوا ٌء فَ ِإ َذا أ ُ ِص
ِ يب د ََوا ُء الد ٍ ِلك ُِل د.
Artinya: “Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk
mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas ijin Allah
SWT” (HR. Muslim)
ك ف َ ط َ هِ ر
َ َ َو ث ِ ي َ ا ب
Artinya: “dan pakaianmu bersihkanlah” (QS. Al-Muddatsir, 74/4)
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2009). Ilmu kesehatan masyarakat: teori dan
aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Efendi, F., & Makhfudli, M. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan
praktik dalam keperawatan.
Gobel, Fatmah Afrianty. (2010). Konsep sehat sakit dalam Perspektif Islam.
Dikutip dari http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/08/21/konsep-sehat-
sakit-dalam-islam/ Diperbarui 26 Juni 2015.
Soejoeti, Sunanti, Z. (2009). Konsep sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks
Sosial Budaya. Dikutip dari http://datastudi.wordpress.com/2009/10/26/konsep-
sehat-sakit-danpenyakit-dalam-konteks-sosial-budaya/ 20 Januari 2012.
Form Penilaian Lembar Tugas Mandiri (LTM) - Individu
Catatan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Tanggal Dikumpulkan :
Dosen Pengampu :