Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PENURUNAN ANGKA PERILAKU NARSISME DI SOSIAL MEDIA PADA REMAJA

Oleh :

RIZKY

70300117073

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2019/2020

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Di zaman digitial saat ini hampir seluruh masyarakat dunia memiliki akun
sosial media sebagai sarana untuk komunikasi dan berinterksi dengan orang
banyak. Sosial media salah satu fasilitas yang bisa diakses oleh siapa
saja,kebanyakan orang memiliki akun media sosial yang digunakan untuk
memperlihatkan atau membagikan momen kegiatan sehari-hari mereka
sebagai bukti bahwa mereka ada dan sebagain lagi menggunakannya untuk
menujukkan tingkat ke eksisannya tetapi hal tersebut berbeda jika kita
meTnggunakan media sosial dengan bijak sebagai alat atau media untuk
menebar atau membagaikan hal atau informasi yang bermanfaat maka hal
tersebut patut dicontoh.
Salah satu stasiun tv BBC membicarakan fenomena narsistik ini dan
mengangkatnya kedalam blog berita BBC dengan judul “benarkah milenial
adalah generasi paling narsis?” tidak hanya di Indonesia, studi yang akan
diterbitkan di jurnal Psychological Sciensemengatakan, pakar kepribadian
Brent Roberts dan rekan membandingkan skor Inventaris Narsisme di antara
lebih dari 50.000 mahasiswa Universitas Amerika dalam angkatan di tiga
zaman: 1990-an, 2000-an, dan awal 2010-an. Brent Robets dan rekayannya
menyimpulkan bahwa skor inventaris narsis pada awal tahun 2010
mengalami peningkatan yang sangat signifikan semenjak banyaknya atau
maraknya aplikasi yang digunakan untuk menunjang perilaku narsistik.
Dampak dari narsistik secara psikologi dan sosial seseorang dengan
gangguan keprobadian narsistik mereka lebih fokus kepada dirinya sendiri
dan berfantasi terhadap kebesarannya,serta mereka akan selalu butuh pujian
dari orang lain,maka dari itu penderita narsistik selalu ingin menonjolkan
dirinya didepan orang banyak salah satunya rajin atau sering mengumbar
foto atau kegiatan mereka disosial media dan berharap mnedapat pujian
akan hal itu.
Karena dampak dari narsistik adalah menganggu psikologi atau pola fikir
dan kehidupan sosial remaja di era milenial zaman ini maka perlu difikirkan
dampak dan cara pencegahan guna mengurangi perilaku narsistik dan
menggantinya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.
2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah dampak umum narsistik pada remaja?
3. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan pembahasan latar belakang diatas,maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui dampak dari narsistik diusia remaja yang dapat
merusak pola fikir,psikologi serta kehidupan sosial remaja.
4. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Umum
Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai dampak
narsistik pada remaja.
b. Manfaat Khusus
Sebagai salah satu syarat memenuhi nilai pada mata kuliah Metodelogi
Penelitian.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Didalam sebuah penelitian dibutuhkan dukungan dari hasil-hasil penelitian
yang sudah ada sebelumnya dan berhubungan dengan penelitian yang ada
lakukan saat ini.
Dari penelitian Rudi (2017) yang berjudul “Studi Tentang Siswa Yang
Memiliki Sikap Narsisme Dan Penagananya Melalui Latihan Bertanggun Jawab
Dalam Konseling Gestal” menyatakan hasil penelitian menunjukkan
bahwa,bentuk narsis yang dialami SSP dapat dilihat dengan tidak dapat
menerima saran dari orang lain bila tidak menguntungkan dirinya (egoism),
sering mengucapkan kalimat yang dapat menyinggung perasaan orang lain
(sadism), tidak mau peduli terhadap orang lain (cuek), sering memerintah orang
lain (rasa ingin menguasai teman), punya perkumpulan sendiri yang sering
berkumpul dengan orang yang sering memberikan pujian.
Lalu pada penelitian lain yang dilakukan oleh Sadia Malik, Maheen Khan
(Impact of Facebook Addiction on Narcissistic Behavior And Self-Ssteem Among
Students) Tujuan: Untuk menyelidiki hubungan antara kecanduan Facebook,
narsisme, dan harga diri dan untuk melihat apakah gender memainkan peran
apa pun dalam persamaan ini. Penelitian korelasional dilakukan dari Februari
hingga Maret 2013 di Departemen Psikologi,Universitas Sargodha, Punjab,
Pakistan. Dengan menggunakan convenientsampling, dua kelompok siswa pria
dan wanita yang setaratelah terdaftar dari berbagai departemen universitas.
Skala Ketergantungan Facebook Bergen, Hipersensitif Skala Narsisme dan
Skala Harga Diri Rosenberg digunakan untuk evaluasi. SPSS 17 digunakan
untuk statistik analisis.hasil Dari 200 subjek dalam penelitian ini, 100 (50%)
masing-masing adalah laki-laki dan perempuan. Kecanduan Facebook positif
berkorelasi dengan narsisme (r = 0,20; p <0,05) dan negatif dengan harga diri (r
= -0,18; p <0,05). Hubungan antara narsisme dan harga diri adalah tidak
signifikan (r = 0,05; p> 0,05). Kecanduan Facebook adalah prediktor signifikan
perilaku narsisistik (β = 0,202; p <0,001) dan harga diri rendah (β = -0,18; p
<0,001). Tidak ada jenis kelamin yang signifikan perbedaan dalam tiga variabel
(masing-masing p> 0,05) Kesimpulan: Kecanduan Facebook adalah prediktor
signifikan perilaku narsis dan rendahnya harga diri di antara siswa.
Dan juga pada penelitian Chellsea Tyler (2018) pada jurnal yang berjudul
“Self-Promotion and Social Media: The Relationship Between Narcissism and
Selfies”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara
sifat-sifat gangguan kepribadian narsisistik dan frekuensi individu memposting
selfie di Instagram. 100 mahasiswa program sarjana yang dipilih secara acak
akan berpartisipasi dalam dua survei. Salah satunya adalah Narcissistic
Personality Inventory 16 (Ames et al., 2006), versi NPI-40 yang diringkas (Raskin
& Terry, 1988). Survei kedua, yang dibuat oleh peneliti, akan membahas
frekuensi penggunaan media sosial dan meminta izin bagi peneliti untuk
memantau Instagram peserta. Dua hipotesis adalah 1) ada korelasi positif antara
frekuensi lalat yang diposting dan sifat narsisme dan 2) perempuan dengan sifat
narsisme yang tinggi akan memposting lebih banyak selfie daripada laki-laki
dengan sifat narsisme yang tinggi.
C. KERANGKA KONSEP
1. HIPOTHESIS
Dari kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian
sebagai berikut :
a. Adanya hubungan antara kurangnya interaksi orangtua terhadap anak
pada perilaku narsistik.
b. Ada hubungan psiokolgi remaja terhadap perilaku narsistik.
c. Ada hubungan narsistik dengan perubahan psikologis perilaku sosial
remaja
2. VARIABEL
D. METODE PENELITIAN
1. DESAIN
Metode penelitian dapat didefenisikan sebagai rangkaian atau susunan
cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi
dasar,pandangan filosofi,dan ideology pernyataan isu yang sedang
berkembang. Menurut Sugiyono (2009:3) metode peneltian adalah “Cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu”.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitaif dapat digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tekhnik yang digunakan dalam
penelitian ini dilakuakn random atau acak, pengumpulan data menggunakan
instumen penelitian,analisa data yang dilakuakn bersifat statistik dengan
tujuan dan permasalahan dalam penelitian yang dilakukan ini,maka metode
yang peneliti gunakan adalah metode penelitian deskriptif verifikatif.
“Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitia yang dilakukan
untuk mengetahui variable,baik satu variable atau lebih tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara variable satu dengan variable
lainnya” (Sugiyono,2005:11), sedangkan menurut (Nazir,2005;74) “Metode
verifikatif dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang berarti menguji
kebenaran teori”. Dengan demikian peneliti menarik kesimpulan bahwa
metode penelitian verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menguji kebenaran teori yang sudah ada, tetapi bukan untuk menciptakan
teori baru.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi,gambaran atau
lukisan secara sistematis,factual, dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki,secara rinci untuk
menghasilkan rekomendasi untuk keerluan masa yang akan datang. Metode
deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh ambaran
mengenai lingkungan keluarga,dan emosional serta psikologi remaja dengan
perilaku narsistik pada remaja di SMA 10 Makassar.
2. POPULASI DAN SAMPLING
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan
atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan
tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-
institusi, benda-benda, dst. (Djawranto, 1994 : 420).
Populasi yang diambil adalah remaja milenial yang memiliki akun social
media aktif dan diduga berperilaku narsisitik sebanyak 60 orang dan bersedia
mengisi kusioner yang diberikan.
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti (Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya
dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif
atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
Pengambilan sampling dilakukan dengan probability sampling,dengan
jensi simple random sampling dilakuakn dengan probability sampling karena
penelitian yang dilakukan karena pengambilan sampel dilakuakn secara acak
tanpa melihat tingkatan strata sosial.
3. KRITERIA
a. Kriteria inkluasi
1.) Remaja yang bersdia diteliti.
2.) Memiliki akun social media aktif dan sering digunakan.
3.) Sering menggunakan social media sebagai sarana untuk
mendapatkan apresiasi atau pujian dari orang-orang yang
melihatnya.
b. Kriteria ekslusi
1.) Remaja yang tidak bersedia untuk diteliti.
2.) tidak memiliki akun media sosial.
3.) Tidak menggunakan media sosialnya sebagai sarana untuk
mendapatkan pujian atau pengakuan orang lain.
4. BAHAN
a. Populasi anak milenial yang duduk dibangku kelas 10-12.
b. Kertas kusioner berisi pernyataan yang ditanggapi responden.

5. CARA
Cara yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan 60 sampling dan
member edukasi atau informasi tentang narsistik kemudian menjelaskan isi
yang terdapat pada kusioner yang akan di isi lalu membagikan kusioner
terhadap beberapa siswa yang dijadikan sampling.
6. TEMPAT DAN WAKTU
SMA 10 Makassar, pada tanggal 20,November 2019 dan berjalan selama
2-3 jam atau 210 menit sampai dengan 180 menit
7. DEFENISI OPERASIONAL
Penelitian ini melibatkan 60 remaja di SMA 10 Makassar dan
menggunakan pengisia kosioner dengan menggunakan anggaran sebesar
Rp. 100,000,0.
8. KRITERIA OBJECTIVE
a. Penggunaan sosial media
Penggunaan sosial media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
jika remaja lebih sering menggunakan media sosialnya untuk hal tidak
bermanfaat.
b. Rasa sedih jika tidak mendapat respon terhadap apa yang diunggah
pada media sosial.
Apa bila remaja merasa tidak dihargai saat sedang mengunggah
sesuatu kemdia sosialnya
c. Merasa selalu dibutuhkan.
Dalam artian remaja selalu mengunggah hal-hal yang tidak bermanfaat
pada media sosial karena memiliki self esstem yang berlebihan, serta
selalu ingin mendapat pujian.
Pada kusiner yang dibagikan peneliti terdapat 12 pernyataan dengan
Gutmaan.
Tidak berdampak apa-apa : jika nilai dari pernyataan pada kusioner
yang diisi ≥ 60%
Berdampak pada psikologi dan sosial : jika nilai pernyataan pada
kusioner yang diisi ≤ 60%
9. ANALISA DATA
a. Tekhnik Analisis Instrument Penelitian
Analisis data adalah proses mengantur urutan
data,mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori,dan uraian
dasar penelitian.
Sebelum melakukan analisis data maka terlebih dulu dilakukan
pengujian instrument penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam penguji intrumen penelitian adalah sebagai berikut :
1.) Uji Validitas
Suatu instrument dapat dikatakn valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat menungkapkan data
dari variable yang diteliti secara tepat.
2.) Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2009:109) “Reliabilitas adalah suatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk di gunakan sebagai
alat pengumpul data,karena instrumen penelitian tersebut
sudah baik”. Uji reliabilitas yang dimaksud adalah untuk melihat
konsistensi dari instrument dalam mengungkap fenomena dari
sekelompok individu,meskipun dlakuakn dalam waktu berbeda
3.) Uji Deskriptif
Menurut Sugiyono (2009:206) “statistic deskriptif adalah statistic
yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Analis deskriptif ini dugunakan untuk mengetahui gambaran
umum mengenai variable lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah.
E. KEPUSTAKAAN

Anda mungkin juga menyukai