Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN. A


PASIEN TROMBOSITOPENIA DENGAN NAUSEA DI RUANG BIMA 4
RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GAJAH MADA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I

Pembimbing Akademik :
Abdul Majid, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh :

Risky Mery Amalia P07120119005

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMESTER V


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
asuhan keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Nn. A Pasien
Trombositopenia Dengan Nausea Di Ruang Bima 4 Rumah Sakit Akademik
Universitas Gajah Mada”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik
Keperawatan Anak. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bondan Palestin, SKM., M.Kep., Sp.Kom. selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Abdul Majid, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan Poltekkes
Kementerian Kesehatan Yogyakarta dan dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan demi terselesainya laporan ini.
3. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dalam proses menyelesaikan
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap dan saran dari berbagai pihak agar
laporan ini lebih sempurna.

Yogyakarta, 16 November 2021

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan


Pada Nn. A Pasien Trombositopenia Dengan Nausea Di Ruang Bima 4 Rumah
Sakit Akademik Universitas Gajah Mada”, disusun untuk memenuhi tugas individu
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I yang disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Mengetahui

Clinical Instruktur (CI) Pembimbing Akademik

( Nesti Desi Ari, S.Kep.,Ners ) ( Abdul Majid, S.Kep, Ns, M.Kep )

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................i

Lembar Pengesahan.............................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................iii

BAB IPENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi.................................................................................1
2. Etiologi.................................................................................1
3. Patofisiologi..........................................................................1
4. Manifestasi Klinis.................................................................3
5. Faktor yang mempengaruhi..................................................3
6. Tanda dan Gejala..................................................................4
7. Cara mengukur Nyeri...........................................................4
8. Penatalaksanaan....................................................................6
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.....................8
BAB II PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian.................................................................................17
B. Analisa Data..............................................................................33
C. Diagnosa Keperawatan.............................................................35
D. Intervensi Keperawatan............................................................36
E. Implementasi dan Evaluasi.......................................................40
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................46
B. Saran.........................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................49

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang

merupakan dari pembekuan darah. Jumlah trombosit darah normal dalam

populasi umum adalah 150.000-450.000/ μL, tetapi 5% populasi normal

memiliki hitung trombosit di luar rentang nilai normal. Regulator utama

produksi trombosit adalah hormon trombopoietin (TPO), yang

terutama disintesis di hepar. Trombosit berada dalam sirkulasi

dengan rerata masa hidup 7-10 hari. Sekitar satu per tiga jumlah

trombosit tinggal di dalam limpa, dan akan meningkat secara proporsional

sesuai ukuran limpa, walaupun jumlah trombosit jarang turun sampai

<40.000/μL pada pembesaran limpa.(Sianipar, Nicholas B . 2014)

Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi anti bodi

yang di induksi oleh obat seperti yang ditemukan pada quidinin dan

emas. Atau oleh auto antibodi (anti bodi yang bekerja melawan

jaringannya sendiri). Antibodi-antibodi ini ditemukan pada

penyakit seperti lupus eritematosus, leukimia limfositik kronis, limfoma

tertentu, dan purpura trombositopenik idiopatik (ITP). ITP terutama

ditemukan pada perempuan muda, bermanifestasi sebagai trombositopenia

yang mengancam jiwa dengan jumlah trombosit yang sering kurang dari

10.000/mm3. Antibodi Ig G yang ditemukan pada membran trombosit dan

meningkatnya pembuangan dan penghancuran trombosit oleh sistem

5
makrofag. (Sylvia & Wilson, 2006).

Kehilangan atau kerusakan pada salah satu sel darah yang

mengakibatkan trombositopenia ini akan menyebabkan gangguan pada

system hemostasis karena trombosit bersama dengan system vascular

faktor koagulasi darah terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan

hemostasis normal. penegakan diagnosis tentang penyebab utama

gangguan perdarahan amat penting dan hal ini dibutuhkan ketelitian yang

cermat, efektif dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

laboratorium yang untuk menghindari kesalahan diagnosis. Maka dari itu,

hampir semua kasus gangguan perdarahan membutuhkan pemeriksaan

lanjut demi tegaknya diagnosis penyakit tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Trombositopenia itu?

2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien trombositopenia?

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami penyakit trombositopenia.

2. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien.

trombositopenia.

D. Manfaat

1. Mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit trombositopenia.

2. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan terhadap pasien dengan

penyakit trombositopenia.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi
yang ditandai dengan keadaan berkurangnya jumlah trombosit di bawah
nilai normal, yaitu kurang dari 150x109 /L. Kelainan ini berkaitan dengan
peningkatan resiko perdarahan hebat, bahkan hanya dengan cedera ringan
atau perdarahan spontan kecil (Corwin, ).

2. Etiologi
a. Penurunan produksi trombosit
1) Kongenital bone narrow (misalnya, anemia Fanconi Wiskott-
Aldrich syndrome)
2) Kegagalan sumsum tulang Acquired (misalnya, anemia aplastik,
myelodysplasia)
3) Paparan kemoterapi, radiasi
4) Neoplastik, infeksi
5) Defisiensi vitamin B12, folat, zat besi
6) Konsumsi alkohol
b. Peningkatan penghancuran trombosit
c. Idiopatik

3. Patofisiologi

Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang


diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa
emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan jaringnnya
sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup
trombosit diperpendek. Gangguan –gangguan autoimun yang bergantung
pada antibodi manusia, palling sering menyerang unsur-unsur darah,

7
terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit
trombositopenia, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam
sirkulasi dengan trombosit hospes. Meskipun terikat pada permukaan
trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen
atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang
mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan
dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membrane untuk IgG
dalam limpa dan hati.
Manifestasi utama adalah trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah
tumbuhnya petekie. Petekie ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG
yang ditemukan pada membran trombosit yang akan mengakibatkan
gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta
penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang
terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang
kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan
dalam jaringan. Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini
disimpulkan berdasarkan pemeriksaan yang menunjukkan kekurangan
trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum trombositopenia.
Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh
ibu dengan trombositopenia, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan
oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. trombositopenia
dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi
sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah
beberapa hari atau beberapa minggu.

4. Manifestasi Klinis
a. <10.000/μL
b. Diathesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena
kelainan faal hemostasis yaitu kelainan patologik pada dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan :
- Simple easy bruising (mudah memar)

8
- Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga pembuluh darah
kulit terlihat terutama pada aspek dorsal lengan bawah atau tangan.
- Purpura steroid, karena terpai steroid yang mengakibatkan atrofi
jaringan ikat atau penyangga kapiler bawah kulit sehingga pembuluh
darah mudah pecah.
- Scurvy, yaitu terjadi pada defisiensi vitamin C, zat intersel yang
tidak sempurna dapat menyebabkan petechie perifolikular, memar,
dan perdarahan mukosa.
c. Ditemukan adanya petechie, yaitu perdarahan yang halus terjadi di
bawah kulit yang akan manifest dengan gesekan yang lemah. Petechie
timbul sebab jumlah trombosit yang ada tidak mencukupi untuk
membuat sumbat trombosit dank arena penurunan resistensi kapiler
darah.
- Mudah atau memar yang berlebihan
- Perdarahan dari luka yang berkepanjangan
- Perdarahan spontan dari gusi atau hidung
- Ada darah dalam air seni atau kotoran
- Menstruasi berat
- Adanya darah dalam urine dan feses
- Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5% pada ITP.

5. Tanda dan Gejala


a. Akut
1) Hanya 16% yang idiopatik
2) Perdarahan dapat didahului oleh infeksi, pemberian obat – obatan atau
menarche
3) Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopenia,
rusaknya megakariosit juga terjadi perubahan pembuluh darah
4) Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum
5) Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar
b. Menahun

9
1) biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan samapai beberapa tahun
kadang menetap
2) permulaan tidak dapat ditentukan ada riwayat perdarahan menahun,
menstruasi lama
3) perdarah relative ringan
4) jumlah trombosit 30.000 – 80.000/mm3
5) biasanya tanpa enemi, lekopeni dan splenomegali
6) penghancuran trombosit lebih normal
7) sering terjadi relap dan remisi yang berulang – ulang
c. Recurrent
1) daiantaranya episode perdarahan, perdarahan normal dan tak ada petekie
dan masa hidup trombosit menurun
2) hasil pengobatan dengan kortikosteroid baik
3) kadang tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri
4) remisi berkisar beberapa minggu sampai 6 bulan
d. Siklik
1) Menstruasi yang banyak
2) Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
3) Muntah darah dan batuk darah
4) Perdarahan Gastro Intestinal
5) Adanya darah dalam urin dan feses
6) Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP

6. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Penurunan curah jantung
c. Splenomegali
d. Purpura, ekimosis, dan petekie

10
7. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan


adalah :
a. Pada pemeriksaan darah lengkap. Pada pemeriksaan ini ditemukan
bahwa Hb sedikit berkurang, eritrosit normositer, bila anemi berat
hypochrome mycrosyter. Leukosit meninggi pada fase perdarahan
dengan dominasi PMN. Pada fase perdarahan, jumlah trombosit
rendah dan bentuknya abnormal. Lymphositosis dan eosinofilia
terutama pada anak.
 Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang
berfungsi dalam transport oksigen ke tubuh. Normal : (Laki-laki
4.5 – 6.5 juta/L) dan (Perempuan 3,9 – 5,6 juta/L).
 Hemoglobin (HB) : menentukan konsentrasi HB yang berfungsi
membawa oksigen ke tubuh pada komponen darah. Normal
(Laki-laki 12,5 – 16,5) dan (Perempuan 11,5 – 15,5).
 Leukosit (WBC) : mengetahui kelainan sl darah putih. Normal
(dewasa 4.000 – 10.000/UL) dan (anak-anak 5.000 -
15.000/UL).
 Trombosit (PLT) : melihat bagaimana kondisi keeping-keping
darah apakah mengalami gangguan pembekuan darah atau tidak,
dan pemantauan evaluasi perdarahan. (Normal 150.000-
450.000/UL).
 Hematokrit (HCT) : berguna menentukan keadaan anemia,
kehilangan darah. Normal (Laki-laki 40-45%) dan (Perempuan
36-47%).
 Laju Endap Darah (LED) : mengukur laju pengendapan (dalam
mm/jam) dari eritrosit pada suatu kolom darah yang diberi anti
koagulan. LED meningkat yaitu menunjukkan meningkatnya
kadar imunoglobin atau protein akut dan merupakan penanda
non spesifik dari adanya radang/infeksi.

11
 Bleeding time memanjang dengan waktu pembekuan normal.
b. Pemeriksaan darah tepi. Hematokrit normal atau sedikit berkurang
c. Biopsi Bone Marrow (BMP) Aspirasi sumsum tulang Jumlah
megakaryosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali
morfologi megakaryosit abnormal (ukuran sangat besar, inti
nonboluted, sitoplasma berfakuola dan sedikit atau tanpa granula).
Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi hapusan darah tepi
merupakan pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong.

8. Penatalaksanaan
a. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
b. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik,
maka berikan kortikosteroid.
c. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin per IV.
d. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. b. ITP
Menahun · Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal:
prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap
kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). · Imunosupressan: 6 –
merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral.
e. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
f. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. · Splenektomi.

12
B. CLINICAL PATHWAY

Gangguan Produksi dan Peningkatan


penghancuran trombosit

TROMBOSITOPENIA

Menstruasi yang Adanya purpura a. Jumlah


banyak atau perdarahan trombosit
Perdarahan pada kulit pada menurun
ekstremitas dan b. Fungsi organ
mukosa, mulut,
tubuh c. Inflamasi
hidung, dan gusi organ

Resiko Tinggi Kerusakan Integritas Nyeri


Perdarahan Kulit

C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama ,umur, jenis kelamin, alamat, suku, bangsa, pendidikan,
pekerjaan, agama, tanggal MRS, status perkawinan, tanggal pengkajian,
sumber informasi.
b. Riwayat kesehatan
1. Diagnosa medik
Trombositopenia
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang menyebabkan klien dibawa ke rumah sakit.

13
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang dialami sekarang dan apa ada penyakit
penyerta.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami penyakit seperti ini atau tidak, penyakit
yang pernah dialami klien.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapatnya riwayat keluarga yang mengalami DBD atau tidak.
c. Pengkajian keperawatan
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
2. Pola nutrisi/metabolic
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola kognitif dan perseptual
7. Pola persepsi diri
8. Pola seksualitas dan reproduksi
9. Pola peran dan hubungan
10. Pola manajemen koping dan stress
11. System nilai dan keyakinan

d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik difokuskan kepada :
1.Kulit dan Membran Mukosa : Purpura,Hemoraghi
subkutan,Hematoma dan Sianosis akral.
2.Sistem GI : Mual,muntah,nyeri pada abdomen, dan peningkatan
lingkar abdomen.
3.Sistem Urinaria : Hematuria.
4.Sistem Pernapasan : Dispnea.Takipnea,sputum mengandung darah.
5.Sistem Kardiovaskular : Hipertensi,Frekuensi Jantung meningkat dan
nadi perifer tak teraba.

14
6.Sistem Saraf : perubahan tingkat kesadaran,gelisah dan
ketidakstabilan vasomotor.
7.Sistem Muskuloskeletal : Nyeri otot sendi dan punggung.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul diantaranya:

a. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk


mengabsorbsi nutrient
b. Nyeri akut berhubungan dengan splenomegali
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan transport oksigen
menurun
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
oksigen
e. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia

15
3. Perencanaan (tujuan, riteria hasil, intervensi, rasional)

No Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional


1. Ketidakseimbangan Setelah a. Tidak ada tanda 1. Motivasi klien untuk 1. Motivasi sangat penting
nutrisi: kurang dari dilakukan mal nutrisi makan makanan dan bagi penderita anoreksia
kebutuhan tubuh tindakan b. Tidak terjadi suplemen makanan. dan gangguan
berhubungan dengan keperawatan penurunan berat 2. Tawarkan makan gastrointestinal.
ketidakmampuan 3x24 jam badan yang berarti makanan dengan porsi 2. Makanan dengan porsi
untuk mengabsorbsi klien dapat c. Berat badan sesuai sedikit tapi sering. kecil dan sering lebih
nutrient memenuhi dengan tinggi 3. Hidangkan makanan ditolerir
kebutuhan badan yang menimbulkan 3. Meningkatkan selera
nutrisi selera dan menarik makan dan rasa sehat.
seimbang dalam penyajiannya. 4. Mengurangi citarasa yang
4. Pelihara higiene oral tidak enak dan
sebelum makan. merangsang selera
5. Pasang ice collar makan.
untuk mengatasi mual. 5. Dapat mengurangi
6. Berikan obat yang frekuensi mual.
diresepkan untuk 6. Mengurangi gejala
mengatasi mual, gastrointestinal dan
muntah, diare atau perasaan tidak enak pada
konstipasi. perut yang mengurangi
7. Motivasi peningkatan selera makan dan
asupan cairan dan keinginan terhadap
latihan jika klien makanan.
melaporkan konstipasi. 7. Meningkatkan pola
defekasi yang normal dan

16
mengurangi rasa tidak
enak serta distensi pada
abdomen.
2. Intoleransi aktifitas Setelah Self care- Activities 1. Melakukan klasifikasi dan
berhubungan dengan dilakukan of daily living memilih aktivitas yang dapat
keidakseimbangan tindakan 1. Bantu klien dilakukan klien di RS
antara suplai dan keperawatan Indikator: mengidentifikasi 2. Menghemat tenaga klien
kebutuhan oksigen 3x24 jam aktivitas yang mampu sambil mendorong klien
a. Berpartisipasi dilakukan
klien dapat dalam aktifitas 2. untuk melakukan latihan
menoleransi Motivasi klien untuk dalam batas toleransi klien
fisik tanpa disertai melakukan latihan
aktivitas dan peningkatan TD, 3. Memperbaiki perasaan sehat
melakukan yang diselingi istirahat secara umum dan percaya diri
nadi, dan RR 3. Motivasi dan bantu
perawatan b. Mampu 4. Memberi kalori bagi tenaga
diri:ADL’s klien untuk melakukan dan protein bagi proses
melakukan latihan dengan periode
aktivitas sehari- penyembuhan
atau tanpa waktu yang Menentukan terapi yang tepat
bantuan alat hari secara ditingkatkan secara
mandiri untuk mempercepat proses
bertahap penyembuhan klien
Mampu berpindah 4. Berikan diet tinggi
dengan atau tanpa kalori dan tinggi
bantuan alat protein
5. Kolaborasi dengan
tenaga rehabilitasi
medik dalam
merencanakan
program terapi yang
tepat
2. Kekurangan volume Setelah Nutritional status: 1. Kaji intake cairan dan 1. Perawat harus mengetahui
cairan berhubungan dilakukan kebiasaan eliminasi sumber asupan cairan klien

17
dengan keluarnya tindakan food and fluid klien untuk
volume plasma ke keperawatan 2. Tentukan kebutuhan 2. Agar cairan yang akan
ekstrasel 1x24 jam Indikator: cairan klien diberikan kepada klien sesuai
intake dan a. Turgor kulit < 2 3. Pantau intake dan kebutuhan
output cairan detik output cairan klien 3. Jumlah cairan yang masuk
seimbang 4. Anjurkan klien untuk harus sama dengan yang
menambah cairan keluar untuk menghindari
lewat oral dehidrasi
5. Monitor berat badan 4. Agar klien tidak mengalami
klien dehidrasi
6. Pantau turgor kulit 5. Mengetahui sejauh mana klien
klien kehilangan cairan
7. Berikan intake cairan 6. Mengetahui bahwa kebutuhan
lewat IV cairan dalam sel terpenuhi
7. Menambah kebutuhan cairan
pasien

18
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN. A


PASIEN TROMBOSITOPENIA DENGAN NAUSEA DI RUANG BIMA 4
RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GAJAH MADA”

Hari/Tanggal : Selasa, 9 November 2021 Jam : 09.00WIB

Tempat : Ruang Bima 4 RSA UGM

Oleh : Risky Mery Amalia

Sumber data : Pasien, Keluarga Pasien dan Rekam medis

Metode : Anamnesa, Observasi, Pemeriksaan Fisik, dan Studi

Dokumen

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Nn. A
2) Tanggal Lahir : 8 Juli 2002
3) Umur : 19 tahun 4 bulan 4 hari
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : Kulian Semester 1 Jurusan
Psikologi
7) Pekerjaan : Mahasiswa
8) Suku / Bangsa : Jawa
9) Alamat : Durenan V RT 12/ RW 17
10) Diagnosa Medis : Febris H2, Trombositopenia,Nausea
and Vomiting, anorexia faringitis.
11) Tanggal Masuk RS : 8 November 2021 Pukul 21.14 WIB

19
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Ny. D
2) Umur : 55 tahun
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5) Alamat : Piyungan
6) Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
7) Status perkawinan : Kawin
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Klien merasakan nyeri telan skala sedang 4, ibu klien
mengatakan belum mau minum serta demam 2 hari lalu. Klien
mengatakan pusing dan mual muntah jika mau makan dan
minum. Klien terlihat lemas dan terbaring ditempat tidur.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang.


a) Alasan masuk RS
Kakak Klien megatakan bahwa demam sejak 2 hari lalu
disertai nyeri perut, mual muntah dan pusing
b) Riwayat Kesehatan Pasien
Klien dan Ibu klien mengatakan sebelumnya tidak pernah
mengalami gangguan kesehatan yang serius.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


a) Prenatal
Ibu klien mengatakan Nn.A ini adalah anak pertama.
b) Perinatal
Saaat mengandung klien tidak ada permasalahan yang
serius, normal seperti hamil sebelumnya.
c) Postnatal
Ibu klien melahirkan klien secara normal seperti kakak-

20
kakak klien yang lain juga normal. Pada saat nifas juga
tidak ada masalah.Masa nifas normal selama 6 minggu.
d) Penyakit yang pernah diderita
Cuma demam dan flu biasa.
e) Riwayat Hospitalisasi
Ibu klien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah
masuk rumah sakit
f) Riwayat Injury
Ibu klien mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah
mengalami penyakit/kecelakaan.
g) Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya dulu sudah di
imunisasi dengan lengkap di posyandu.
h) Riwayat tumbuh kembang
Tumbuh kembang normal
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram

Keterangan :
Laki-laki

Perempuan

Tidak tinggal serumah

21
Meninggal

Pasien

2) Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak memiliki
penyakit seperti DM, hipertensi ataupun penyakit lainnya.

3. Kesehatan Fungsional (11 Pola Gordon)


1) Nutrisi-metabolik
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien makan normal porsi
sedang 3x sehari kadang 2x sehari sambil mengerjakan tugas.
Setelah sakit makan minum hanya sedikit sekali karena rasanya
mual ingin muntah.
2) Eliminasi
Ibu klien mengatakan selama sebelum sakit, BAB BAK klien
normal.
Selama dirawat di rumah sakit, klien belum BAB.Untuk BAK klien
ke kamar mandi dengan bantuan ibu.
3) Aktivitas / latihan
a) Keadaan aktivitas sehari-hari
Ibu klien mengatakan klien nugas didepan laptop sampai larut
malam. Kalau sekarang Cuma terbaring lemas diatas tempat
tidur rumah sakit.
b) Keadaan Pernafasan
Saat pengkajian klien tidak menggunakan oksigen, nafas
spontan.
c) Keadaan Kardiovaskuler
Tidak ada keluhan mengenai kardiovaskuler pada klien.

22
d) Skala Ketergantungan
AKTIVITA KETERANGAN
S 1 2 3 4 5
Bathing V
Toileting V
Eating V
Moving V
Ambulasi V
Walking V
Keterangan :

1 : Mandiri / tidak tergantung apapun


2 : Dibantu dengan alat
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu alat dan orang lain
5 : Tergantung total
4) Istirahat-tidur
Ibu klien mengatakan bahwa dulu sebelum sakit klien jarang tidur
siang karena kuliah juga, malam tidur jam 10 kalau sedang tidak
mengerjakan tugas, jika nugas bisa sampai tengah malam. Saat di
RS klien hanya terbaring di tempat tidur.Saat malam terbangun
minta minum air putih, dan saat pagi siang klien tidur dan sering
terbangun karena mual muntah dan tindakan medis.
5) Persepsi, pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
Ibu klien mengatakan dirumah juga mandi pagi dan sore. Tau
makanan seimbang, sering njajan diluar juga sama teman.
6) Pola Toleransi terhadap stress-koping
Klien mengatakan jika ada suatu masalah kadang disimpan sendiri
kadang dicurhatkan dengan ibu.
7) Pola hubungan peran
Klien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Klien memiliki adek
perempuan. Klien sangat dekat dengan ibunya.

23
8) Kognitif dan persepsi
Klien berharap bisa segera sembuh dan dapat berkuliah serta
beraktivitas secara normal kembali. Klien berharap juga bisa segera
menyusul ujian.

9) Persepsi diri-konsep diri


a) Gambaran Diri
Klien menyadari keterbatasan dirinya sekarang sakit di RS
tidak bisa melakukan aktivitas secara normal.
b) Harga Diri
Klien yakin bisa sembuh dari penyakitnya.
c) Peran Diri
Ibu klien mengatakan bahwa klien patuh pada orang tua dan
sayang pada keluarga.
d) Ideal Diri
Klien berharap segera sembuh dan tidak sakit lagi.
e) Identitas Diri
Ibu Klien mengatakan klien kuliah dengan pilihan sendiri
bukan paksaan, klien sangat menghargai orang lain dan
sayang keluarga.
10) Reproduksi dan kesehatan
Klien berjenis kelamin perempuan. Jika klien mengalami masalah
baik social maupun kesehatannya klien akan bercerita ke ibunya
sebagai orang terdekat.
11) Keyakinan dan Nilai
Klien beragama islam. Ibu klien mengatakan bahwa klien taat
beribadah 5 waktu.

24
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi : TB = 153 cm
BB = 50 kg
IMT = 20,57 ( Normal )
3) Tanda Vital (9/11/21)
TD : 130/78mmHg Nadi : 66x/menit
Suhu : 36,8⁰ C RR : 20x/menit
SPO2: 97%
4) Skala Nyeri (Visual Analog)

P : Faringitis
Q : Terasa nyeri saat menelan
R : pada tenggorokan
S : Skala 3 (nyeri ringan)
T : Timbul berulang
b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo - Caudal)
1) Kulit
Tidak ada luka parut di bagian tubuh.
2) Kepala
Mesocephal, rambut panjang hitam, dan bersih.
3) Leher
Leher normal tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
4) Tengkuk
Tengkuk klien normal, tidak ada luka parut/lesi.

25
5) Dada
a) Inspeksi
Tidak ada luka parut di bagian dada, pengembangan paru
kanan dan kiri sama.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan.
c) Perkusi
Suara normal
d) Auskultasi
Suara paru vesikuler.
6) Payudara
Payudara klien normal tidak ada benjolan apapun.
7) Punggung
Tidak ada luka parut di punggung.
8) Abdomen
a) Inspeksi
Tidak Nampak kelainan.
b) Auskultasi
Saat dilakukan pengkajian, bising usus klien 9x per menit.
Tidak ada suara tambahan.
c) Perkusi
Suara abdomen normal.
d) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen.

9) Anus dan Rectum


Tidak ada perdarahan/ pembesarah pada bagian anus.
10) Genetalia
Klien berjenis kelamin perempuan
11) Ekstremitas
a) Atas

26
Pada ekstremitas tangan kanan pasien terpasang infuse
RL 30 Tpm.
b) Bawah
Pada ekstremitas bawah normal, masih bisa jalan dengan
bantuan karena masih pusing kalau berdiri.
c. Pengkajian VIP Score (Visual Infusion Phlebithis) Skor visual
flebitis pada luka tusukan infuse
Tanda yang ditemukan Skor Rencana Tindakan
Tempat suntikan nampak sehat 0 Tidak ada tanda flebitis
0
- Observasi kanula
Salah satu dari berikut jelas : 1 Mungkin tanda dini
- Nyeri tempat suntikan flebitis
- Eritema tempat - Observasi kanula
suntikan
Dua dari berikut jelas : 2 Stadium dini flebitis
- Nyeri sepanjang kanula - Ganti tempat kanula
- Eritema
- Pembengkakan
Semua dari berikut jelas : 3 Stadium moderat
- Nyeri sepanjang kanula flebitis
- Eritema - Ganti kanula
- Indurasi - Pikirkan terapi
Semua dari berikut jelas : 4 Stadium lanjut/ awal
- Nyeri sepanjang kanula tromboflebitis
- Eritema - Ganti kanula
- Indurasi - Pikirkan terapi
Semua dari berikut jelas : 5 Stadium lanjut
- Nyeri sepanjang kanula tromboflebitis
- Eritema - Ganti kanula
- Indurasi - Lakukan terapi

27
- Venous cord teraba
- Demam

a. Pengkajian Risiko Jatuh (Humpty Dumpty)


Tanggal
Parameter Kriteria Nilai
9/11/21
Dibawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3
Usia
8-13 tahun 2
˃ 13 tahun 1 V
Laki-laki 2
Jenis kelamin
Perempuan 1 V
Kelainan neurologis 4
Perubahan dalam oksigenasi 3
Diagnosis
Kelainan psikis / perilaku 2
Diagnosis lain 1 V
Tidak menyadari keterbatasan 3
dirinya
Lupa adanya keterbatasan 2
Gangguan
Kognitif
Orientasi baik terhadap diri 1 V
sendiri

Riwayat jatuh dari tempat tidur 4


Faktor Pasien menggunakan alat bantu 3
lingkungan Pasien berada di tempat tidur 2 V
Diluar ruang perawat 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
operasi/ obat Dalam 48 jam 2
penenang/ efek ˃ 48 jam 1

28
anestesi
Bermacam-macam obat 3
digunakan : obat sedative
fenozin, antidepresan,
Penggunaan
laksansia/ diuretika, narkotik.
obat
Salah satu dari pengobatan 2
diatas
Pengobatan lain 1 V
Total skor 7
Resiko
jatuh
Rendah
Ket :
Skor 7-11 = Risiko jatuh rendah
Skor ˃ 12 = Risiko jatuh tinggi

2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM
Tanggal Jenis
Hasil (satuan) Normal
Pemeriksaan Pemeriksaan
Warna Kuning Tua Kuning jernih
agak keruh
Reduksi negative Negatif
8/11/21 Urine Rutin Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Normal Normal
PH 5,5 4,8-7,4
Berat jenis 1.025 1.005-1.030 g/ml
9/11/21 Darah Rutin - Hemoglobin : Laki-laki 11,7-17,3

29
13,6 g/dl Perempuan 11,5 -
- Leukosit 3000/mm3 15,5
- Hematokrit 40,4% 3800-10600
- Eritrosit 5,2 40,0-52,0
juta/mm3 4,4-5,9
- Trombosit
111.000/mm3 150.000-440.000
10/11/21 Darah Rutin - Hemoglobin : Laki-laki 11,7-17,3
13,6 g/dl Perempuan 11,5 -
- Leukosit 2000/mm3 15,5
- Hematokrit 40,6% 3800-10600
- Eritrosit 5,3 40,0-52,0
juta/mm3 4,4-5,9
- Trombosit
66.000/mm3 150.000-440.000

b. Hasil Pemeriksaan Radiologi


Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM
Tanggal : 8 November 2021

Hari/
Jenis Pemeriksaan Kesan / Interpretasi
tanggal
8/11/21 RONTGENT Kesan :
THORAX Pulmo dan besar COR normal

3. Terapi

Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM

30
Hari/ Obat Dosis dan Rute Jam Pemberian
tanggal Satuan

9/11/21 – 1 Ampul 06.00 WIB


Omeprazole IV
12/11/21 (40mg) / 12 jam 18.00 WIB

9/11/21 – 06.00 WIB


12/11/21
Ondansentron 3x8 mg IV 11.00 WIB

17.00 WIB

06.00 WIB
9/11/21 –
Paracetamol 3x1 g (100 ml) IV 14.00 WIB
12/11/21
22.00 WIB

9/11/21 –
Infus RL 30 Tpm 500 ml IV
12/11/21

B. ANALISA DATA
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4
Tanggal : 9 November 2021

DATA PENYEBAB MASALAH

31
Data Subjektif : Gangguan pada Nausea
- Pasien mengeluh mual seperti esophagus (SDKI D.0076)
ingin muntah
- Makan dan minum sangat sedikit
Data Objektif :
- Pasien terlihat lemas

Data Subjektif : Agen pencedera Nyeri Akut


- Pasien mengatakan nyeri pada fisiologis (Faringitis) (SDKI D.0077)
bagian tenggorokan, untuk menelan
agak sakit.
Data Subjektif :
- Klien mengatakan nyeri pada
tenggorokan.
P : Faringitis
Q : Terasa nyeri saat menelan
R : Faring
S : Skala 3 (nyeri ringan)
T : Timbul berulang
Data Objektif
- Klien berbicara pelan karena agak
sakit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM
Tanggal : 9 November 2021

1. Nausea berhubungan dengan gangguan pada esophagus


ditandai dengan Pasien mengeluh mual seperti ingin muntah

32
Makan dan minum sangat sedikit.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


(faringitis) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada
tenggorokan. Skala nyeri 3 (nyeri ringan)timbul berulang.

33
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM

DIAGNOSA PERENCANAAN
Hari/
KEPERAWATA RASIONAL
tanggal TUJUAN RENCANA
N
Selasa, Nausea b.d Setelah dilakukan Manajemen mual
9/11/2021 gangguan pada asuhan keperawatan (I. 03117)
espfagus selama 4x7 jam Observasi
diharapkan tingkat - Identifikasi - Mengetahui keadaan
nausea menurun dengan pengalaman mual perasaan saat terjadi
kriteria hasil : mual
(SLKI L.08065) - Identifikasi faktor - Mengetahui faktor yang
1. Nafsu makan penyebab mual memungkinkan
meningkat terjadinya mual
2. Keluhan mual dan - Monitor mual, asupan - Mengetahui tingkat
perasaan ingin nutrisi dan kalori. mual yang dialami
muntah menurun pasien

34
Terapeutik
- Berikan makanan - Untuk memberikan
dalam jumlah kecil asupan nutrisi kepada
- klien
- Kendalikan faktor - Agar mual dapat
penyebab mual dikendalikan
Edukasi
- Anjurkan istirahat - Untuk menjaga agar
tidur yang cukup kondisi tidak menurun
- Ajarkan penggunaan
- Agar mengurangi
teknik
tingkat nausea
nonfarmakologis
untuk mengatasi mual
(misalnya terapi
music, relaksasi,
biofeedback) Untuk menurunkan rasa mual
Kolaborasi muntah dengan penanganan
Kolaborasi pemberian

35
antiemetic, jika perlu. lebih lanjut

(Risky Mery A.)

Selasa, Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri


9/11/2021 agen pencedera asuhan keperawatan (SIKI I.08238)
fisiologis selama 4x24 jam Observasi :
diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi, - Mengetahui
berkurang/hilang dengan karakteristik, durasi, karakteristik nyeri yang
Kriteria : frekuensi, kualitas, intensitas dialami
Tingkat Nyeri dan skala nyeri
(SLKI L.08066) Terapeutik :
- Untuk mengurangi
1. Keluhan nyeri - Berikan teknik non
tingkat nyeri
menurun farmakologis untuk
2. Pasien bisa makan mengurangi rasa nyeri
dan minum Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode - Agar pasien tau cara

36
dan cara meredam nyeri mengatasi nyeri
- Ajarkan teknik - Agar pasien dapat
nonfarmakologis untuk menurunkan tingkat
mengurangi rasa nyeri nyeri secara mandiri

Kolaborasi : - Untuk mengurangi rasa


- Kolaborasi pemberian nyeri dengan
analgetik, jika perlu. penanganan yang lebih
lanjut

(Risky Mery A.)


(Risky Mery A.)

37
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM

Diagnosa

Tanggal Keperawatan Pelaksanaan Evaluasi (SOAP)

38
Selasa, Nausea b.d Pukul 08.30 WIB S : Pasien mengatakan masih mual muntah 1x sudah
gangguan - Mengobservasi frekuensi mual berkurang dari sebelum ke RS, belum mau minum, makan
9/11/2021
pada muntah hanya sedikit saja bubur sumsum. Pasien mengatakan nyeri
esophagus - Memantau asupan nutrisi yang skala 3 (ringan) pada tenggorokan
masuk
O : Keadaan Umum Cukup, Composmentis, muka agak pucat.
Pukul 09.22 makanan pada meja pasien berkurang hanya sedikit.
Mengganti cairan infuse RL 30 Minuman masih utuh.
Tpm
Hasil Observasi TTV :
Pukul 11.00
Kolaborasi pemberian obat TD : 132/87 mmHg
Ondansentron 1 Ampul (IV) N : 90x/menit
Nyeri akut Pukul 08.30 WIB RR : 20x/menit
b.d agen S : 36,8 ⁰C
- Mengobservasi Tanda-tanda vital
pencedera SPO2 : 98%
klien
fisiologis Hasil Observasi Nyeri :
Pukul 08.40 WIB
P : Faringitis
- Mengobservasi lokasi, durasi, Q : Terasa nyeri saat menelan
karakteristik nyeri dengan R : Faring
pengkajian PQRST S : Skala 3 (nyeri ringan)

39
Pukul 14.00 WIB T : Timbul berulang
A:
- Kolaborasi pemberian obat
- Nausea teratasi sebagian
Paracetamol 100 ml (IV)
- Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Ajarkan teknik relaksasi
- Monitor vital sign
- Kolaborasi pemberian antiemetic

(Risky Mery)

40
Rabu, Nausea b.d Pukul 11.00 WIB
gangguan
10/11/2021 - Melakukan tindakan kolaborasi S :Pasien mengatakan mual muntah berkurang, masih agak
pada mual, sudah tidak muntah lagi. Makan sedikit, minum
pemberian Ondansentron 1 Ampul
esophagus sedikit (teh). Nyeri terasa berkurang, masih ada skala 2.
(IV)

- Memotivasi makan dan minum


O : Keadaan Umum Cukup, Composmentis
sedikit-sedikit
Hasil Observasi TTV :
- Memonitor mual dan muntah
TD : 131/94 mmHg
N : 84x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,6⁰C
SPO2 : 99 %

Hasil Observasi Nyeri :

P : Faringitis
Q : Terasa nyeri saat menelan
R : Faring

41
S : Skala 2 (nyeri ringan)
T : hilang timbul
A:
- Nausea teratasi sebagian
- Nyeri akut teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
Nyeri akut Pukul 08.30 WIB
- Kelola terapi
b.d agen
- Mengobservasi Tanda-tanda vital - Monitor keadaan umum
pencedera
klien - Monitor vital sign
fisiologis
Pukul 11.00 WIB

- Mengajarkan teknik relaksasi


nafas dalam

42
Pukul 14.00 WIB

- Kolaborasi pemberian obat


Paracetamol 100 ml (IV)
(Risky Mery)

43
44
Kamis, Nausea b.d Pukul 11.00 WIB
gangguan
11/11/2021 - Melakukan tindakan kolaborasi
pada S : Pasien mengatakan sudah tidak muntah, tetapi kalau
pemberian Ondansentron 1 Ampul
esophagus berdiri terus berjalan masih pusing. Badan terasa lemes.
(IV)
Makan minum masih sedikit. Rasa mual masih ada kadang-
- Memotivasi makan dan minum kadang. Nyeri sudah berkurang tetapi masih ada, skala 1.
sedikit-sedikit Tenggorokan terasa kering agak sakit.

- Memonitor mual dan muntah


O : Keadaan Umum Cukup, muka agak pucat, Nampak lemas.

Hasil Observasi TTV :

TD : 125/93 mmHg
N : 81x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,3⁰C
SPO2 : 100%

45
Nyeri akut Pukul 08.30 WIB Hasil Observasi Nyeri :
b.d agen
- Mengobservasi Tanda-tanda vital P : Faringitis
pencedera
klien Q : Terasa nyeri saat menelan
fisik
R : Faring
Pukul 14.00 WIB
S : Skala 2 (nyeri ringan)
- Kolaborasi pemberian obat T : hilang timbul
Paracetamol 100 ml (IV)
- Memonitor skala nyeri A :

- Nausea teratasi sebagian


- Nyeri akut teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
- Kelola terapi
- Monitor vital sign

46
Nausea b.d Pukul 18.00 WIB (Risky Mery)
S : Pasien mengatakan sudah tidak mual dan muntah. Badan
gangguan masih terasa agak lemes. Makan minum sudah agak banyak.
- Melakukan tindakan kolaborasi
pada Nyeri sudah berkurang tetapi masih ada, skala 1.
pemberian Omeprazole 1 Ampul
esophagus
Jumat, (IV)
O : Keadaan Umum Cukup, muka agak pucat, Nampak lemas.
12/11/2021 - Memotivasi makan dan minum
sedikit-sedikit Hasil Observasi TTV :

- Memonitor mual dan muntah TD : 125/84 mmHg


N : 77x/menit
RR : 20x/menit

47
Nyeri akut Pukul 15.00 WIB S : 36,3⁰C
b.d agen SPO2 : 100%
- Mengobservasi Tanda-tanda vital
pencedera Hasil Observasi Nyeri :
klien
fisik
P : Faringitis
- Memonitor skala nyeri
Q : Terasa nyeri saat menelan
R : Faring
S : Skala 2 (nyeri ringan)
T : hilang timbul
A :

- Nausea teratasi.
- Nyeri akut teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
- Kelola terapi
- Monitor vital sign

48
(Risky Mery)

49
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Setelah melakukan pengkajian dengan cara wawancara, observasi


dan pemeriksaan pada kasus An.A ditemukan 2 diagnosa keperawatan
yaitu :

1. Nausea berhubungan dengan gangguan pada esophagus


ditandai dengan Pasien mengeluh mual seperti ingin muntah
Makan dan minum sangat sedikit.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


(faringitis) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada
tenggorokan. Skala nyeri 3 (nyeri ringan) timbul berulang.

Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 4 x 7 jam mulai hari Selasa


9/11/2021 sampai Hari Jumat, 12/11/2021 masalah keperawatan yang
dialami klien dapat teratasi sebagian yaitu :

a. Nausea teratasi pada Jumat 12 November 2021 dengan ditandai bahwa


pasien mengatakan sudah tidak mual muntah, makan minum sudah
mulai agak banyak.
b. Nyeri akut berkurang setelah diberikan paracetamol (IV) serta
diajarkan terknin nafas dalam. Skala nyeri dari 3 menjadi 1.

50
B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mengajukan saran sebagai


berikut:
1. Manajemen mual dan muntah harus terus dipantau agar dapat diketahui
frekuensi mual muntah yang dialami, serta dapat dilaporkan untuk
tindakan lebih lanjut.
2. Manajemen bangsal Bima 4 dan rumah sakit membuat kajian atau
penelitan dalam pemberian teknik relaksasi nafas dalam guna acuan
pembuatan standar plaksanaan. Dibuatkannya leaflet maupun media
informasi mengenai teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri pada
anak.
3. Bagi penulis, penulis dapat mengembangkan penerapan teknik relaksasi
nafas dalam pada nyeri akut dengan melibatkan peran aktif dari
perawat, pasien, dan keluarga.

51
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran


(20thed.;D. Widjajakusumah, ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah (5th ed.; B. Angelina, ed.). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (1st ed.; T. Utami, ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

52

Anda mungkin juga menyukai