Pembimbing Akademik :
Abdul Majid, S.Kep, Ns, M.Kep
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
asuhan keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Nn. A Pasien
Trombositopenia Dengan Nausea Di Ruang Bima 4 Rumah Sakit Akademik
Universitas Gajah Mada”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik
Keperawatan Anak. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bondan Palestin, SKM., M.Kep., Sp.Kom. selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Abdul Majid, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan Poltekkes
Kementerian Kesehatan Yogyakarta dan dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan demi terselesainya laporan ini.
3. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dalam proses menyelesaikan
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap dan saran dari berbagai pihak agar
laporan ini lebih sempurna.
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Mengetahui
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................i
Lembar Pengesahan.............................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN
A. Pengkajian.................................................................................17
B. Analisa Data..............................................................................33
C. Diagnosa Keperawatan.............................................................35
D. Intervensi Keperawatan............................................................36
E. Implementasi dan Evaluasi.......................................................40
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................46
B. Saran.........................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................49
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan rerata masa hidup 7-10 hari. Sekitar satu per tiga jumlah
yang di induksi oleh obat seperti yang ditemukan pada quidinin dan
emas. Atau oleh auto antibodi (anti bodi yang bekerja melawan
yang mengancam jiwa dengan jumlah trombosit yang sering kurang dari
5
makrofag. (Sylvia & Wilson, 2006).
gangguan perdarahan amat penting dan hal ini dibutuhkan ketelitian yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
trombositopenia.
D. Manfaat
penyakit trombositopenia.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi
yang ditandai dengan keadaan berkurangnya jumlah trombosit di bawah
nilai normal, yaitu kurang dari 150x109 /L. Kelainan ini berkaitan dengan
peningkatan resiko perdarahan hebat, bahkan hanya dengan cedera ringan
atau perdarahan spontan kecil (Corwin, ).
2. Etiologi
a. Penurunan produksi trombosit
1) Kongenital bone narrow (misalnya, anemia Fanconi Wiskott-
Aldrich syndrome)
2) Kegagalan sumsum tulang Acquired (misalnya, anemia aplastik,
myelodysplasia)
3) Paparan kemoterapi, radiasi
4) Neoplastik, infeksi
5) Defisiensi vitamin B12, folat, zat besi
6) Konsumsi alkohol
b. Peningkatan penghancuran trombosit
c. Idiopatik
3. Patofisiologi
7
terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit
trombositopenia, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam
sirkulasi dengan trombosit hospes. Meskipun terikat pada permukaan
trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen
atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang
mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan
dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membrane untuk IgG
dalam limpa dan hati.
Manifestasi utama adalah trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah
tumbuhnya petekie. Petekie ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG
yang ditemukan pada membran trombosit yang akan mengakibatkan
gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta
penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang
terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang
kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan
dalam jaringan. Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini
disimpulkan berdasarkan pemeriksaan yang menunjukkan kekurangan
trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum trombositopenia.
Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh
ibu dengan trombositopenia, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan
oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. trombositopenia
dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi
sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah
beberapa hari atau beberapa minggu.
4. Manifestasi Klinis
a. <10.000/μL
b. Diathesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena
kelainan faal hemostasis yaitu kelainan patologik pada dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan :
- Simple easy bruising (mudah memar)
8
- Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga pembuluh darah
kulit terlihat terutama pada aspek dorsal lengan bawah atau tangan.
- Purpura steroid, karena terpai steroid yang mengakibatkan atrofi
jaringan ikat atau penyangga kapiler bawah kulit sehingga pembuluh
darah mudah pecah.
- Scurvy, yaitu terjadi pada defisiensi vitamin C, zat intersel yang
tidak sempurna dapat menyebabkan petechie perifolikular, memar,
dan perdarahan mukosa.
c. Ditemukan adanya petechie, yaitu perdarahan yang halus terjadi di
bawah kulit yang akan manifest dengan gesekan yang lemah. Petechie
timbul sebab jumlah trombosit yang ada tidak mencukupi untuk
membuat sumbat trombosit dank arena penurunan resistensi kapiler
darah.
- Mudah atau memar yang berlebihan
- Perdarahan dari luka yang berkepanjangan
- Perdarahan spontan dari gusi atau hidung
- Ada darah dalam air seni atau kotoran
- Menstruasi berat
- Adanya darah dalam urine dan feses
- Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5% pada ITP.
9
1) biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan samapai beberapa tahun
kadang menetap
2) permulaan tidak dapat ditentukan ada riwayat perdarahan menahun,
menstruasi lama
3) perdarah relative ringan
4) jumlah trombosit 30.000 – 80.000/mm3
5) biasanya tanpa enemi, lekopeni dan splenomegali
6) penghancuran trombosit lebih normal
7) sering terjadi relap dan remisi yang berulang – ulang
c. Recurrent
1) daiantaranya episode perdarahan, perdarahan normal dan tak ada petekie
dan masa hidup trombosit menurun
2) hasil pengobatan dengan kortikosteroid baik
3) kadang tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri
4) remisi berkisar beberapa minggu sampai 6 bulan
d. Siklik
1) Menstruasi yang banyak
2) Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
3) Muntah darah dan batuk darah
4) Perdarahan Gastro Intestinal
5) Adanya darah dalam urin dan feses
6) Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP
6. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Penurunan curah jantung
c. Splenomegali
d. Purpura, ekimosis, dan petekie
10
7. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
11
Bleeding time memanjang dengan waktu pembekuan normal.
b. Pemeriksaan darah tepi. Hematokrit normal atau sedikit berkurang
c. Biopsi Bone Marrow (BMP) Aspirasi sumsum tulang Jumlah
megakaryosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali
morfologi megakaryosit abnormal (ukuran sangat besar, inti
nonboluted, sitoplasma berfakuola dan sedikit atau tanpa granula).
Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi hapusan darah tepi
merupakan pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong.
8. Penatalaksanaan
a. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
b. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik,
maka berikan kortikosteroid.
c. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin per IV.
d. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. b. ITP
Menahun · Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal:
prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap
kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). · Imunosupressan: 6 –
merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral.
e. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
f. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. · Splenektomi.
12
B. CLINICAL PATHWAY
TROMBOSITOPENIA
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama ,umur, jenis kelamin, alamat, suku, bangsa, pendidikan,
pekerjaan, agama, tanggal MRS, status perkawinan, tanggal pengkajian,
sumber informasi.
b. Riwayat kesehatan
1. Diagnosa medik
Trombositopenia
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang menyebabkan klien dibawa ke rumah sakit.
13
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang dialami sekarang dan apa ada penyakit
penyerta.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami penyakit seperti ini atau tidak, penyakit
yang pernah dialami klien.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapatnya riwayat keluarga yang mengalami DBD atau tidak.
c. Pengkajian keperawatan
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
2. Pola nutrisi/metabolic
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola kognitif dan perseptual
7. Pola persepsi diri
8. Pola seksualitas dan reproduksi
9. Pola peran dan hubungan
10. Pola manajemen koping dan stress
11. System nilai dan keyakinan
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik difokuskan kepada :
1.Kulit dan Membran Mukosa : Purpura,Hemoraghi
subkutan,Hematoma dan Sianosis akral.
2.Sistem GI : Mual,muntah,nyeri pada abdomen, dan peningkatan
lingkar abdomen.
3.Sistem Urinaria : Hematuria.
4.Sistem Pernapasan : Dispnea.Takipnea,sputum mengandung darah.
5.Sistem Kardiovaskular : Hipertensi,Frekuensi Jantung meningkat dan
nadi perifer tak teraba.
14
6.Sistem Saraf : perubahan tingkat kesadaran,gelisah dan
ketidakstabilan vasomotor.
7.Sistem Muskuloskeletal : Nyeri otot sendi dan punggung.
2. Diagnosa
15
3. Perencanaan (tujuan, riteria hasil, intervensi, rasional)
16
mengurangi rasa tidak
enak serta distensi pada
abdomen.
2. Intoleransi aktifitas Setelah Self care- Activities 1. Melakukan klasifikasi dan
berhubungan dengan dilakukan of daily living memilih aktivitas yang dapat
keidakseimbangan tindakan 1. Bantu klien dilakukan klien di RS
antara suplai dan keperawatan Indikator: mengidentifikasi 2. Menghemat tenaga klien
kebutuhan oksigen 3x24 jam aktivitas yang mampu sambil mendorong klien
a. Berpartisipasi dilakukan
klien dapat dalam aktifitas 2. untuk melakukan latihan
menoleransi Motivasi klien untuk dalam batas toleransi klien
fisik tanpa disertai melakukan latihan
aktivitas dan peningkatan TD, 3. Memperbaiki perasaan sehat
melakukan yang diselingi istirahat secara umum dan percaya diri
nadi, dan RR 3. Motivasi dan bantu
perawatan b. Mampu 4. Memberi kalori bagi tenaga
diri:ADL’s klien untuk melakukan dan protein bagi proses
melakukan latihan dengan periode
aktivitas sehari- penyembuhan
atau tanpa waktu yang Menentukan terapi yang tepat
bantuan alat hari secara ditingkatkan secara
mandiri untuk mempercepat proses
bertahap penyembuhan klien
Mampu berpindah 4. Berikan diet tinggi
dengan atau tanpa kalori dan tinggi
bantuan alat protein
5. Kolaborasi dengan
tenaga rehabilitasi
medik dalam
merencanakan
program terapi yang
tepat
2. Kekurangan volume Setelah Nutritional status: 1. Kaji intake cairan dan 1. Perawat harus mengetahui
cairan berhubungan dilakukan kebiasaan eliminasi sumber asupan cairan klien
17
dengan keluarnya tindakan food and fluid klien untuk
volume plasma ke keperawatan 2. Tentukan kebutuhan 2. Agar cairan yang akan
ekstrasel 1x24 jam Indikator: cairan klien diberikan kepada klien sesuai
intake dan a. Turgor kulit < 2 3. Pantau intake dan kebutuhan
output cairan detik output cairan klien 3. Jumlah cairan yang masuk
seimbang 4. Anjurkan klien untuk harus sama dengan yang
menambah cairan keluar untuk menghindari
lewat oral dehidrasi
5. Monitor berat badan 4. Agar klien tidak mengalami
klien dehidrasi
6. Pantau turgor kulit 5. Mengetahui sejauh mana klien
klien kehilangan cairan
7. Berikan intake cairan 6. Mengetahui bahwa kebutuhan
lewat IV cairan dalam sel terpenuhi
7. Menambah kebutuhan cairan
pasien
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Dokumen
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Nn. A
2) Tanggal Lahir : 8 Juli 2002
3) Umur : 19 tahun 4 bulan 4 hari
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : Kulian Semester 1 Jurusan
Psikologi
7) Pekerjaan : Mahasiswa
8) Suku / Bangsa : Jawa
9) Alamat : Durenan V RT 12/ RW 17
10) Diagnosa Medis : Febris H2, Trombositopenia,Nausea
and Vomiting, anorexia faringitis.
11) Tanggal Masuk RS : 8 November 2021 Pukul 21.14 WIB
19
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Ny. D
2) Umur : 55 tahun
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5) Alamat : Piyungan
6) Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
7) Status perkawinan : Kawin
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Klien merasakan nyeri telan skala sedang 4, ibu klien
mengatakan belum mau minum serta demam 2 hari lalu. Klien
mengatakan pusing dan mual muntah jika mau makan dan
minum. Klien terlihat lemas dan terbaring ditempat tidur.
20
kakak klien yang lain juga normal. Pada saat nifas juga
tidak ada masalah.Masa nifas normal selama 6 minggu.
d) Penyakit yang pernah diderita
Cuma demam dan flu biasa.
e) Riwayat Hospitalisasi
Ibu klien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah
masuk rumah sakit
f) Riwayat Injury
Ibu klien mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah
mengalami penyakit/kecelakaan.
g) Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya dulu sudah di
imunisasi dengan lengkap di posyandu.
h) Riwayat tumbuh kembang
Tumbuh kembang normal
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
21
Meninggal
Pasien
22
d) Skala Ketergantungan
AKTIVITA KETERANGAN
S 1 2 3 4 5
Bathing V
Toileting V
Eating V
Moving V
Ambulasi V
Walking V
Keterangan :
23
8) Kognitif dan persepsi
Klien berharap bisa segera sembuh dan dapat berkuliah serta
beraktivitas secara normal kembali. Klien berharap juga bisa segera
menyusul ujian.
24
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi : TB = 153 cm
BB = 50 kg
IMT = 20,57 ( Normal )
3) Tanda Vital (9/11/21)
TD : 130/78mmHg Nadi : 66x/menit
Suhu : 36,8⁰ C RR : 20x/menit
SPO2: 97%
4) Skala Nyeri (Visual Analog)
P : Faringitis
Q : Terasa nyeri saat menelan
R : pada tenggorokan
S : Skala 3 (nyeri ringan)
T : Timbul berulang
b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo - Caudal)
1) Kulit
Tidak ada luka parut di bagian tubuh.
2) Kepala
Mesocephal, rambut panjang hitam, dan bersih.
3) Leher
Leher normal tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
4) Tengkuk
Tengkuk klien normal, tidak ada luka parut/lesi.
25
5) Dada
a) Inspeksi
Tidak ada luka parut di bagian dada, pengembangan paru
kanan dan kiri sama.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan.
c) Perkusi
Suara normal
d) Auskultasi
Suara paru vesikuler.
6) Payudara
Payudara klien normal tidak ada benjolan apapun.
7) Punggung
Tidak ada luka parut di punggung.
8) Abdomen
a) Inspeksi
Tidak Nampak kelainan.
b) Auskultasi
Saat dilakukan pengkajian, bising usus klien 9x per menit.
Tidak ada suara tambahan.
c) Perkusi
Suara abdomen normal.
d) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen.
26
Pada ekstremitas tangan kanan pasien terpasang infuse
RL 30 Tpm.
b) Bawah
Pada ekstremitas bawah normal, masih bisa jalan dengan
bantuan karena masih pusing kalau berdiri.
c. Pengkajian VIP Score (Visual Infusion Phlebithis) Skor visual
flebitis pada luka tusukan infuse
Tanda yang ditemukan Skor Rencana Tindakan
Tempat suntikan nampak sehat 0 Tidak ada tanda flebitis
0
- Observasi kanula
Salah satu dari berikut jelas : 1 Mungkin tanda dini
- Nyeri tempat suntikan flebitis
- Eritema tempat - Observasi kanula
suntikan
Dua dari berikut jelas : 2 Stadium dini flebitis
- Nyeri sepanjang kanula - Ganti tempat kanula
- Eritema
- Pembengkakan
Semua dari berikut jelas : 3 Stadium moderat
- Nyeri sepanjang kanula flebitis
- Eritema - Ganti kanula
- Indurasi - Pikirkan terapi
Semua dari berikut jelas : 4 Stadium lanjut/ awal
- Nyeri sepanjang kanula tromboflebitis
- Eritema - Ganti kanula
- Indurasi - Pikirkan terapi
Semua dari berikut jelas : 5 Stadium lanjut
- Nyeri sepanjang kanula tromboflebitis
- Eritema - Ganti kanula
- Indurasi - Lakukan terapi
27
- Venous cord teraba
- Demam
28
anestesi
Bermacam-macam obat 3
digunakan : obat sedative
fenozin, antidepresan,
Penggunaan
laksansia/ diuretika, narkotik.
obat
Salah satu dari pengobatan 2
diatas
Pengobatan lain 1 V
Total skor 7
Resiko
jatuh
Rendah
Ket :
Skor 7-11 = Risiko jatuh rendah
Skor ˃ 12 = Risiko jatuh tinggi
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM
Tanggal Jenis
Hasil (satuan) Normal
Pemeriksaan Pemeriksaan
Warna Kuning Tua Kuning jernih
agak keruh
Reduksi negative Negatif
8/11/21 Urine Rutin Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Normal Normal
PH 5,5 4,8-7,4
Berat jenis 1.025 1.005-1.030 g/ml
9/11/21 Darah Rutin - Hemoglobin : Laki-laki 11,7-17,3
29
13,6 g/dl Perempuan 11,5 -
- Leukosit 3000/mm3 15,5
- Hematokrit 40,4% 3800-10600
- Eritrosit 5,2 40,0-52,0
juta/mm3 4,4-5,9
- Trombosit
111.000/mm3 150.000-440.000
10/11/21 Darah Rutin - Hemoglobin : Laki-laki 11,7-17,3
13,6 g/dl Perempuan 11,5 -
- Leukosit 2000/mm3 15,5
- Hematokrit 40,6% 3800-10600
- Eritrosit 5,3 40,0-52,0
juta/mm3 4,4-5,9
- Trombosit
66.000/mm3 150.000-440.000
Hari/
Jenis Pemeriksaan Kesan / Interpretasi
tanggal
8/11/21 RONTGENT Kesan :
THORAX Pulmo dan besar COR normal
3. Terapi
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM
30
Hari/ Obat Dosis dan Rute Jam Pemberian
tanggal Satuan
17.00 WIB
06.00 WIB
9/11/21 –
Paracetamol 3x1 g (100 ml) IV 14.00 WIB
12/11/21
22.00 WIB
9/11/21 –
Infus RL 30 Tpm 500 ml IV
12/11/21
B. ANALISA DATA
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4
Tanggal : 9 November 2021
31
Data Subjektif : Gangguan pada Nausea
- Pasien mengeluh mual seperti esophagus (SDKI D.0076)
ingin muntah
- Makan dan minum sangat sedikit
Data Objektif :
- Pasien terlihat lemas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM
Tanggal : 9 November 2021
32
Makan dan minum sangat sedikit.
33
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM
DIAGNOSA PERENCANAAN
Hari/
KEPERAWATA RASIONAL
tanggal TUJUAN RENCANA
N
Selasa, Nausea b.d Setelah dilakukan Manajemen mual
9/11/2021 gangguan pada asuhan keperawatan (I. 03117)
espfagus selama 4x7 jam Observasi
diharapkan tingkat - Identifikasi - Mengetahui keadaan
nausea menurun dengan pengalaman mual perasaan saat terjadi
kriteria hasil : mual
(SLKI L.08065) - Identifikasi faktor - Mengetahui faktor yang
1. Nafsu makan penyebab mual memungkinkan
meningkat terjadinya mual
2. Keluhan mual dan - Monitor mual, asupan - Mengetahui tingkat
perasaan ingin nutrisi dan kalori. mual yang dialami
muntah menurun pasien
34
Terapeutik
- Berikan makanan - Untuk memberikan
dalam jumlah kecil asupan nutrisi kepada
- klien
- Kendalikan faktor - Agar mual dapat
penyebab mual dikendalikan
Edukasi
- Anjurkan istirahat - Untuk menjaga agar
tidur yang cukup kondisi tidak menurun
- Ajarkan penggunaan
- Agar mengurangi
teknik
tingkat nausea
nonfarmakologis
untuk mengatasi mual
(misalnya terapi
music, relaksasi,
biofeedback) Untuk menurunkan rasa mual
Kolaborasi muntah dengan penanganan
Kolaborasi pemberian
35
antiemetic, jika perlu. lebih lanjut
36
dan cara meredam nyeri mengatasi nyeri
- Ajarkan teknik - Agar pasien dapat
nonfarmakologis untuk menurunkan tingkat
mengurangi rasa nyeri nyeri secara mandiri
37
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Nn. A
Ruang : Bima 4 RSA UGM
Diagnosa
38
Selasa, Nausea b.d Pukul 08.30 WIB S : Pasien mengatakan masih mual muntah 1x sudah
gangguan - Mengobservasi frekuensi mual berkurang dari sebelum ke RS, belum mau minum, makan
9/11/2021
pada muntah hanya sedikit saja bubur sumsum. Pasien mengatakan nyeri
esophagus - Memantau asupan nutrisi yang skala 3 (ringan) pada tenggorokan
masuk
O : Keadaan Umum Cukup, Composmentis, muka agak pucat.
Pukul 09.22 makanan pada meja pasien berkurang hanya sedikit.
Mengganti cairan infuse RL 30 Minuman masih utuh.
Tpm
Hasil Observasi TTV :
Pukul 11.00
Kolaborasi pemberian obat TD : 132/87 mmHg
Ondansentron 1 Ampul (IV) N : 90x/menit
Nyeri akut Pukul 08.30 WIB RR : 20x/menit
b.d agen S : 36,8 ⁰C
- Mengobservasi Tanda-tanda vital
pencedera SPO2 : 98%
klien
fisiologis Hasil Observasi Nyeri :
Pukul 08.40 WIB
P : Faringitis
- Mengobservasi lokasi, durasi, Q : Terasa nyeri saat menelan
karakteristik nyeri dengan R : Faring
pengkajian PQRST S : Skala 3 (nyeri ringan)
39
Pukul 14.00 WIB T : Timbul berulang
A:
- Kolaborasi pemberian obat
- Nausea teratasi sebagian
Paracetamol 100 ml (IV)
- Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Ajarkan teknik relaksasi
- Monitor vital sign
- Kolaborasi pemberian antiemetic
(Risky Mery)
40
Rabu, Nausea b.d Pukul 11.00 WIB
gangguan
10/11/2021 - Melakukan tindakan kolaborasi S :Pasien mengatakan mual muntah berkurang, masih agak
pada mual, sudah tidak muntah lagi. Makan sedikit, minum
pemberian Ondansentron 1 Ampul
esophagus sedikit (teh). Nyeri terasa berkurang, masih ada skala 2.
(IV)
P : Faringitis
Q : Terasa nyeri saat menelan
R : Faring
41
S : Skala 2 (nyeri ringan)
T : hilang timbul
A:
- Nausea teratasi sebagian
- Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Nyeri akut Pukul 08.30 WIB
- Kelola terapi
b.d agen
- Mengobservasi Tanda-tanda vital - Monitor keadaan umum
pencedera
klien - Monitor vital sign
fisiologis
Pukul 11.00 WIB
42
Pukul 14.00 WIB
43
44
Kamis, Nausea b.d Pukul 11.00 WIB
gangguan
11/11/2021 - Melakukan tindakan kolaborasi
pada S : Pasien mengatakan sudah tidak muntah, tetapi kalau
pemberian Ondansentron 1 Ampul
esophagus berdiri terus berjalan masih pusing. Badan terasa lemes.
(IV)
Makan minum masih sedikit. Rasa mual masih ada kadang-
- Memotivasi makan dan minum kadang. Nyeri sudah berkurang tetapi masih ada, skala 1.
sedikit-sedikit Tenggorokan terasa kering agak sakit.
TD : 125/93 mmHg
N : 81x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,3⁰C
SPO2 : 100%
45
Nyeri akut Pukul 08.30 WIB Hasil Observasi Nyeri :
b.d agen
- Mengobservasi Tanda-tanda vital P : Faringitis
pencedera
klien Q : Terasa nyeri saat menelan
fisik
R : Faring
Pukul 14.00 WIB
S : Skala 2 (nyeri ringan)
- Kolaborasi pemberian obat T : hilang timbul
Paracetamol 100 ml (IV)
- Memonitor skala nyeri A :
P : Lanjutkan Intervensi
- Kelola terapi
- Monitor vital sign
46
Nausea b.d Pukul 18.00 WIB (Risky Mery)
S : Pasien mengatakan sudah tidak mual dan muntah. Badan
gangguan masih terasa agak lemes. Makan minum sudah agak banyak.
- Melakukan tindakan kolaborasi
pada Nyeri sudah berkurang tetapi masih ada, skala 1.
pemberian Omeprazole 1 Ampul
esophagus
Jumat, (IV)
O : Keadaan Umum Cukup, muka agak pucat, Nampak lemas.
12/11/2021 - Memotivasi makan dan minum
sedikit-sedikit Hasil Observasi TTV :
47
Nyeri akut Pukul 15.00 WIB S : 36,3⁰C
b.d agen SPO2 : 100%
- Mengobservasi Tanda-tanda vital
pencedera Hasil Observasi Nyeri :
klien
fisik
P : Faringitis
- Memonitor skala nyeri
Q : Terasa nyeri saat menelan
R : Faring
S : Skala 2 (nyeri ringan)
T : hilang timbul
A :
- Nausea teratasi.
- Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Kelola terapi
- Monitor vital sign
48
(Risky Mery)
49
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
50
B. SARAN
51
DAFTAR PUSTAKA
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah (5th ed.; B. Angelina, ed.). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (1st ed.; T. Utami, ed.). Jakarta: Salemba Medika.
52