Disusun oleh :
Nama : Risky Mery Amalia
NIM : P07120119005
Saya menyadari tentunya laporan ini jauh dari sempurna, maka dari itu
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya saya
mengucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Penyusun
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lapangan
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Eliminasi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang
tidak diperlukan olehtubuh. Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
eliminasi urine dan eliminasi fekal.Eliminasi urine berkaitan dengan
sistem perkemigan, sedangkan eliminasi fekal eratkaitannya dengan
saluran pencernaan.
Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses
makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau
setengah padat yang berasal dari system pencernaan. (Dianawuri,
2009)
2. Miksi
Miksi adalah proses pengosonngan kandung kemih terisi. Miksi ini
sering disebut buang air kecil.
B. ETIOLOGI
a. Intake cairan
b. Aktivitas
d. Infeksi
e. Kehamilan
i. Umur
j. Penggunaan obat-obatan
b. Cairan
e. Obat-obatan
f. Usia
3. Gaya hidup
4. Stres psikologis
5. Tingkat aktivitas
6. Tingkat perkembangan
7. Kondisi penyakit
8. Sosiokultural
SDKI D.0049
Gejala Tanda Mayor Konstipasi
Subjektif :
1. Defekasi kurang dari 2 kali seminggu
2. Pengeluaran feses lama dan sulit
Objektif :
1. Feses keras
2. Peristaltik usus menurun
Gejala Tanda Minor Konstipasi
Subjektif :
1. Mengejan saat defekasi
D. PATOFISIOLOGI
Gangguan eliminasi yang terjadi pada klien dengan diabetes melitus adalah
adanya glukosa dalam urin. Gangguan eliminasi urin lainnya pada diabetes
Peningkatan kadar glukosa darah secara terus menerus atau tidak terkontrol
akan menyebabkan struktur endotel dari pembuluh darah rusak dan tidak mampu
mensuplai darah ke jaringan dengan baik. Pada nantinya, hal ini dapat
menyebabkan komplikasi dari diabetes mellitus yaitu penyakit stroke, serangan
jantung, gagal ginjal, retinopati, dan ganggren pada anggota badan. Komplikasi
yang berkaitan dengan gangguan eliminasi urin pada pasien diabetes mellitus
adalah gagal ginjal atau kerusakan ginjal. (Corwin,2008& Guyton, 2006).
E. KOMPLIKASI
Penurunan laju filtrasi glomerulus disebabkan adanya hipotensi, obstruksi
pembuluh darah, glomerulitis, nekrosis pada tubulus yang membuat output urin
akan turun yakni 20ml/jam atau 400ml/hari. Selain itu, penurunan laju filtrasi juga
menyebabkan penumpukan zat zat sisa metabolisme seperti ureum dan creatinin
membuat ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai pengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit. Perkembangan kerusakan ginjal akut ini
terdiri dari 4 tahap yaitu fase oliguria, fase diuretic, fase pemulihan, dan fase
kegagalan ginjal. Pada fase oliguria, cairan akan dipertahankan dan produk sisa
metabolism juga tidak disekresikan sehingga output urin akan menurun yaitu
kurang dari 400ml/hari. Pengeluaran urin menurun membuat terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang ditandai dengan kelebihan cairan
dalam interstisial, peningkatan kalium dalam darah, dan tidak adanya natrium
dalam urin untuk menjaga homeostasis darah. Namun, semakin fase ini lama
berlangsung, dapatterjadi asidosis metabolic akibat berkurangnya eksresi
hydrogen dan bikarbonat, peningkatan fosfat, penurunan kadar kalsium, yang
menimbulkan efek neurologis seperti kebingungan, kejang, sampai koma. Fase ini
muncul pada 24 jam pertama sampai 2 minggu bahkan 1 bulan (Timby, et,al.,
2010).
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Rontgen
2. USG dan EKG
3. Urinalisis
4. Kultur urine
1. Istirahat
3. Kateterisasi
Terapi Farmakologis :
1. Glikosida jantung
2. Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui
ginjal. Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan
hipokalemia
3. Terapi yang diberikan baik oral maupun parenteral yang diberikan dalam
pemenuhanatau gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fekal
H. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi dan
dokumentasi data (informasi) yang sistematis dan bersinambungan
(Kozier, 2010). Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan data dasar
tentang kesehatan klien baik fisik,psikososial, maupun emosional. Data
dasar ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan klien, menemukan
masalah aktual ataupun potensial serta sebagai acuan dalam memberikan
edukasi pada klien (Debora, 2013)
Berapa jam sehari tidur, berangkat tidur jam berapa. Bangun tidur
jam berapa, kebiasaan sebelum tidur, serta bagaimana dengan tidur
siang. Adakah ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung.
6) Hygiene
7) Nurosensori
tersinggung.
8) Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah.
a. Kepala
Adakah tanda-tanda mikro atau makro sepali, adakah
disperse bentuk kepala, apakah tanda-tanda kenaikan tekanan
intrakranial, yaitu ubun-ubun besar cembung, bagaimana keadaan
ubun-ubun besar menutup atau belum.
b. Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain
rambut. Pasien dengan malnutrisi energi protein mempunyai
rambut yang jarang, kemerahan seperti rambut jagung dan mudah
dicabut tanpa menyebabkan rasa sakit pada pasien.
c. Muka/Wajah
Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang
paresis tertinggal bila anak menangis atau tertawa, sehingga wajah
tertarik kesisi sehat. Adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus,
trimus, apakah ada gangguan nervus cranial.
d. Mata
Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang
paresis tertinggal bila pasien menangis atau tertawa, sehingga
wajah tertarik kesisi sehat. Adakah tanda rhisus sardonicus,
opistotonus, trimus, apakah adagangguan nervus cranial.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan atau rencana keperawatan yang akan
dilakukan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi prioritas diagnose keperawatan.
1. Tujuan :
Keseimbangan cairan interveskular, ekstraveskular meningkat setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama di RS
Kriteria :
Asupan cairan meningkat, haluaran urin meningkat, edema menurun, TD
membaik, denyut nadi membaik.
3. Tujuan :
Pengosongan kandung kemih membaik selama dilakukan tindakan
keperawatan selama di rawat di RS
Kriteria :
Sensasi berkemih meningkat, berkmeih tidak tuntas menurun, nokturia
menurun, disuria menurun, frekuensi BAK membaik, karakteristik urin
membaik.
Intervensi :
4. Tujuan :
Rasa nyaman secara fisik, psikologis, spiritual, social budaya dan
ligkungan meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di
RS
Kriteria :
Gelisah menurun, keluhan sulit tidur menurun, pola elliminasi
membaik,pola tidur membaik,
Intervensi:
- Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi
- Atur posisi untuk mengurangi sesak, missal semi fowler
- Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
- Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman
mungkin.
- Informasikan saat akan dilakuakan perubahan posisi
- Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi.
5. Tujuan :
Kualitas dan kuantitas tidur pasien membaik setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama di RS
Kriteria :
Keluhan sulit tidur menurun, kemampuan beraktivitas meningkat.
Intervensi :
- Observasi factor pengganggu tidur
- Observasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
6. Tujuan :
Pengosongan kandung kemih membaik setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama di RS
Kriteria :
Sensasi berkemih meingkat, disuria menurun,anuria menurun, frekuensi
BAK membaik.
Intervensi :
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor efek agen farmakologis
- Berikan rangsangan berkemih
- Anjurkan pasien atau keluargamencatat output urine
K. IMPLEMENTASI
L. EVALUASI
Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan
terarah ketika klien dan profesional kesehatan menentukan kemajuan klien
menuju pencapaian tujuan / hasil dan keefektifan rencana asuhan
keperawatan. Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi
keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah.(Kozier, 2010)
A. PENGKAJIAN
I. INDENTITAS PASIEN
a. Nama Pasien : Tn.A
b. TempatTanggal Lahir : 03 Mei 1966
c. JenisKelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SLTA
f. Pekerjaan : Pedagang sayur keliling
g. Status Perkawinan : Kawin
h. Suku/Bangsa : Jawa
i. Alamat : Plaosan Rt 04/Rw 19 Tlogoadi, Mlati,
Sleman
2) Pola eliminasi
a) Sebelum sakit
Sebelum sakit Pasien BAK secara rutin bisa sampai 4 kali
perhari serta BAB nya juga rutin.
b) Selama sakit
Selama sakit pasien BAK di RS hanya 2 kali sehari dan sedikit.
Saat pengkajian pasien belum bias BAB.
3) Pola aktifitas
a) Sebelum sakit
(1) Keadaan aktivitas sehari-hari
Aktivitas pasien sehari hari sebelum sakit adalah berdagang
sayur keliling.
(2) Keadaan pernafasan
Keadaan pernafasan pasien sebelum agak sesak dibuat jalan
keliling.
(3) Keadaan Kardiovaskuler
Keadaan jantung pasien normal saja selama belum sakit.
b) Selama sakit
(1) Keadaan aktivitas sehari-hari
Tidak bisa berdagang keliling lagi Karena masuk RS. Kaki
dibuat jalan agak berat karena bengkak, bisa jalan tapi
pelan.
(2) Keadaan pernafasan
Pasien mengatakan kadang merasa sesak nafas
NilaiSkor
No Fungsi Skor Uraian Hari I Hari Hari III
II
1. Mengendalikan 0 Takterkendali / tak teratur 0 0 0
rangsang defekasi (perlu pencahar)
(BAB) 1 Kadang-kadang tak
terkendali
2 Mandiri
2. Mengendalikan 0 Takterkendali/ pakai kateter
rangsang 1 Kadang-kadang tak
1 1 1
berkemih (BAK) terkendali (1x24 jam)
2 Mandiri
3. Membersihkandir 0 Butuh pertolongan orang
i (cuci muka,sisir lain
rambut, sikat gigi) 1 Mandiri 1 1 1
4.. Penggunaan 0 Tergantung pertolongan
jamban, masuk orang lain
dan keluar 1 Perlu pertolongan pada
(melepaskan , beberapa kegiatan tetapi
memakai celana, dapat mengerjakan sendiri
membersihkan, kegiatan yang lain
menyiram) 2 Mandiri 2 2 2
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong
1 1 1
makanan
2 Mandiri
6. Berubah sikap 0 Tidak mampu
dari berbaring 1 Perlu banyak bantuan untuk
keduduk bisa duduk ( > 2 orang)
2 Bantuan (2 orang)
3 Mandiri 3 3 3
7. Berpindah / 0 Tidak mampu
berjalan 1 Bisa (pindah) dengan kursi
roda
KETERANGAN:
20 : Mandiri
5-8 : Ketergantungan berat
9-11 : Ketergantungan Sedang
12-19 : Ketergantungan ringan
0-4 : Ketergantungan total
Tingkat Risiko:
Tidak berisiko bila skor 0-24 → lakukan perawatan yang baik
Risiko rendah bila skor 25-50 → lakukan intervensi jatuh standar (lanjutkan
formulir pencegahan)
Risiko Tinggi bila skor ≥ 51 lakukan intervensi jatuh resiko tinggi (lanjutkan
dengan pencegahan jatuh pasien dewasa
4) Kebutuhan istirahat-tidur
a) Sebelum sakit
Sebelum sakit, pasien sehari bisa tidur dari jam 21.00-03.00
karena harus berdagang keliling.
b) Selama sakit
Selama sakit, pasien mengatakan kadang waktu malam susah
tidur, pada waktu siang kadang malah tidur. Kalau tidur kadang
duduk karena sesak nafasnya.
V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
1) Kesadaran
Kesadaran pasien Komposmentis
2) Status gizi :
Tinggi Badan : 167 cm
Berat Badan : 87 Kg
IMT = BB/ TB.TB(m)
= 87/1,67. 1,67
= 87/2,7
4) Skala nyeri
Skala nyeri 0 (Tidak ada nyeri)
b. Pemeriksaan secara sistematik (cephalon-caudal)
1) Kulit
Kulit pasien teraba hangat, turgor kulit cukup.
2) Kepala
Bentuk kepala normal, tidak ada benjolan atau luka apapun di
bagian kepala pasien.
3) Bibir
Membran mukosa pucat kering kehitaman, tidak ada sariawan.
4) Leher
Bagian leher pasien tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
teraba hangat.
5) Dada
a) Inspeksi
b) Palpasi
Penurunan fremitus fokal.
c) Perkusi
Perkusi dada pekak pada hemitoraks karena terdapat efusi
pleura pada paru-paru pasien.
d) Palpasi
Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri ketika kuadran
abdomen ditekan ringan. Pasien mengtakan rasanya Cuma
seperti kembung.
8) Ekstremitas
a) Atas
Gerakan sedikit terhambat karena pasien terpasang infuse lini
NACL 10 tpm.
b) Bawah
VI.
VII.
Nama : Tn.A
Tanggal 17-11-20
Hematokrit 40 40 – 48
RDW-SD 45 39-47
PCT 0,138
INDEX
MCV 92,5 75 – 87
MCH 26,6 24 – 30
MCHC 28,7 31 – 37
Hitung Jenis/DIFF
Neutrofil 70,1 43 – 76
MID 5 3–9
LYM 24,9 20 – 40
Nama : Tn.A
Tanggal : 17-11-20
Bayi : 40-6-
Anak : 60-110
c. Rapid test
Setelah dilakukan Rapid Test IgM DAN IgG pasien dinyatakan Non
Reaktif Covid-19.
Tanggal 17-11-20
Data Objektif :
Data Objektif :
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal
ditandai dengan BAB kurang dari 2x seminggu .
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit yang
ditandai dengan pola eliminasi berubah, mobilitas fisik minimal,
terpasang infuse dan terpasang oksigen.
Perencanaan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
tapi pelan-pelan)
1. Pola eliminasi
berubah dari rutin BAB
dan BAK menjadi susah
BAB dan BAK
menurun. Belum BAB
sama sekali selama di
RS.
2. Pasien terpasang
infuse NACL 10 Tpm.
3. Pasien terpasang
oksigen 3 Lpm.
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/
Tgl
tgl Dx Pelaksanaan Evaluasi(SOAP)
Teratasi
jam
Rabu, Konstipasi Mengukur S : Pasien mengatakan masih
18 -11-20 Tanda-tanda belum bisa BAB, masih merasa
vital sesak nafas, oksigen dipasang
11.00 hanya saat sesak nafas saja.
(Risky Mery)
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Keadaan Umum
/Keluhan
- Monitor input/output
- Kelola terapi sesuai advis dokter
(Risky Mery)
Jumat Konstipasi Mengukur S : Pasien mengatakan belum bisa
Tanda-tanda BAB dan masih sesak
20-11-20
vital
15.50 O : Keadaan Umum cukup,
19.40 Melakukan Composmentis,
tindakan Belum BAB, BAK sudah,
kolaborasi makan/minum cukup.
TD : 128/64 mmHg
Mengganti
N : 78
infuse NACL R : 20
Lini jalur 2 S : 36,6
- NACL 10 tpm
- Nacl 100cc + A : Konstipasi teratasi sebagian
Furosemid 5
Ampul P : Lanjutkan Intervensi
20.00 Melakukan - Observasi Keadaan Umum
tindakan /Keluhan
kolaborasi - Monitor input/output
pemberian obat - Kelola terapi sesuai advis dokter
oral Gliquidone
30 mg
(Risky Mery)
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi KU/Keluhan
- Monitor input/output
- Kelola terapi sesuai advis dokter
(Risky Mery)
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Keadaan
Umum/Keluhan
- Berikan posisi semi fowler
- Kelola terapi sesuai advis
dokter
(Risky Mery)
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi Keadaan
Umum/Keluhan
- Monitor input/output
- Kelola terapi sesuai advis
dokter
(Risky Mery)
(Risky Mery)
BAB III
PENUTUP
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Williams, L.S. & Hopper, P.D. (2007). Understanding Medical Surgical Nursing.
(3th Ed). Philadelphia: F.A. Davis Company