Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL

OBTRUKSI CHOLELITIASIS

Dosen Pembimbing:

Hepta Nur Anugraheni, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh :

Rendy Septian Bagaskara (P27820720081)

TINGKAT 2 SEMESTER 3

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Gangguan Gastrointestinal Obstruksi Cholelitiasis

Disusun oleh : Rendy Septian Bagaskara (P27820720081)

Jurusan : Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan

Keperawatan Semester 3

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan
judul “Gangguan Gastrointestinal Obstruksi Cholelitiasis” telah memenuhi semua
syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh Ibu guru dosen.

Pasuruan, 21 September 2021

Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan

(Rendy Septian Bagaskara) (Hepta Nur A., S.Kep.,Ns.,


M.Kep )
DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

KATA PENGANTAR............................................................................................4

BAB I.......................................................................................................................5

PENDAHULUAN...................................................................................................5

1.1 Latar Belakang.............................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5

1.3 Tujuan...........................................................................................................5

1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................5

1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................5

1.4 Manfaat.........................................................................................................6

BAB II.....................................................................................................................7

PEMBAHASAN.....................................................................................................7

2.1 Konsep Teori Kasus Intruksi Saluran Kemih...........................................7

2.1.1 Definisi....................................................................................................7

2.1.2 Etiologi....................................................................................................7

2.1.4 Patofisiologi............................................................................................8

2.1.5 Pathway..................................................................................................9

2.1.6 Komplikasi............................................................................................10

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang......................................................................10

2.1.8 Penatalaksanaan..................................................................................11

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Gastrointestinal Obtruksi


Cholelihiasis ........11

2.2.1 Pengkajian............................................................................................11
2.2.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................13

2.2.3 Intervensi Keperawatan......................................................................13

2.2.4 Implementasi........................................................................................15

2.2.5 Evaluasi................................................................................................15

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP.............................................................................................................16

3.1 Kesimpulan.................................................................................................16

3.2 Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati kami panjatkan puji syukut kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang “Askep Gangguan Gastrointestinal Obtruksi Cholelitiasis” tepat pada
waktunya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Hepta Nur Nugraheni selaku
Dosen Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah Program studi Sarjana Terapan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah yang
kami susun di masa depan.

Pasuruan, 21 September 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolelitiasis atau batu empedu merupakan salah satu penyakit pencernaan
yang paling banyak menyebabkan pasien datang kerumah sakit. Kolelitiasis
pada awalnya sering ditemukan di Negara Barat dan jarang di negara
berkembang. Tetapi dengan membaiknya keadaan sosial ekonomi, perubahan
menu diet ala Barat serta perbaikan sarana diagnosis khususnya ultrasonografi
sehingga prevalensi penyakit Kolelitiasis di negara berkembang termasuk
indonseia cenderung meningkat (Sjamsuhidajat, 2013).

Pada pasien yang cenderung menderita batu empedu akan terjadi penurunan
sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati; keadaan
ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian
keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk batu. Getah empedu
yang jenuh oleh kolesterol merupakan predisposisi untuk timbulnya batu
empedu dan berperan sebagai iritan yang menyebabkan peradangan dalam
kandung empedu.

1.2 Rumusan Masalah


1 Bagaimana konsep teori Gangguan Gastrointrstinal Obstruksi
Cholelitiasis?
2 Bagaimana Konsep Asuhan keperawatan Gangguan Gastrointestinal
Obstruksi Cholelitiasis?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mempelajari tentang teori dan asuhan keperawatan
Gangguan Gastrointestinal Obstruksi Cholelitiasis
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada kasus Gangguan
Gastrointestinal Obtruksi Cholelitiasis
2 Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan Gangguan
Gastrointestinal Obtruksi Cholelitiasis
3 Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan Gangguan
Gastrointestinal Obtruksi Cholelitiasis

1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat agar mahasiswa mengetahui dan dapat memahami asuhan
kepewawatan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dengan materi
Gangguan Gastrointestinal Obtruksi Cholelitiasis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori Kasus Intruksi Saluran Kemih


2.1.1 Definisi
Kolelitiasis adalah adanya batu yang terdapat didalam kandung empedu
atau saluran empedu (duktus koledekus) atau keduanya. Kolelitiasis
adalah batu empedu yang biasanya terbentuk dalam kandungan empedu
dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu. Kolelitiasis
disebut juga batu empedu, gallstones, biliary calculus. Istilah kolelitiasis
di maksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung empedu. Batu
kandungan empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang
membentuk suatu material. Batu adalah timbunan kristal didalam
kandung empedu

2.1.2 Etiologi
Batu empedu di sebabkan oleh perubahan susunan empedu,statis
empedu dan infeksi kandung empedu. Sementara komponen empedu
adalah kolesterol yang biasanyatetap terbentuk cairan, jika cairan empedu
menjadi jenuh karena kolesterol maka kolesterol bisa menjadi tidak larut
dan membentuk endapan diluar empedu.

Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari


pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh
bilirubin, kalsium dan protein. Macam-macam batu yang terbentuk antara
lain.

1 Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi


kolesterol dan penurunan produksi empedu.
Faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu:
a. Infeksi kandung empedu
b. Usia yang bertambah
c. Obesitas
d. Wanita
e. Kurang makan sayur
f. Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolestero
2 Batu pigmen empedu, ada dua macam:
a. Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan
disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi
b. Batu pigmen coklat : bentuk lebih besar , berlapis-lapis,
ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan
dan infeksi
3 Batu saluran empedu Sering dihubungkan dengan divertikula
duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa kelainan anatomi
atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan
obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini
memudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan batu.
Faktor resiko:
a. Wanita beresiko lebih besar daripada laki-laki
b. Usia lebih dari 40 tahun
c. Kegemukan
d. Faktor keturunan
e. Aktivitas fisik

2.1.4 Patofisiologi
Batu empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang
pada saluran empedu lainnya. Faktor predisposisi yang penting adalah :

a. Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan


empedu
b. Statis empedu
c. Infeksi kandung empedu
Perubahan susunan empedu mungkin merupakan faktor yang paling
penting pada pembentukan batu empedu. Kolesterol yang berlebihan akan
mengendap dalam kandung empedu .

Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan


supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur
tersebut. Gangguan kontraksi kandung empedu dapat menyebabkan stasis.
Faktor hormonal khususnya selama kehamilan dapat dikaitkan dengan
perlambatan pengosongan kandung empedu dan merupakan insiden yang
tinggi pada kelompok ini.

Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat memegang peranan sebagian


pada pembentukan batu dengan meningkatkan deskuamasi seluler dan
pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler
sebagai pusat presipitasi. Infeksi lebih sering sebagai akibat pembentukan
batu empedu dibanding infeksi yang menyebabkan pembentukan batu.

2.1.5 Pathway

c
2.1.6 Komplikasi
1 Asimtomatik
2 Obstruksi duktus sistikus
3 Kolik bilier
4 Kolesistitis akut
5 Peradangan pankreas/pankreatitis
6 Perforasi
7 Hidrop kandung empedu
8 Empiema kandung empedu
9 Ileus batu empedu

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang


Tes laboratorium :

1 Leukosit
2 Bilirubin
3 Amilase serum
4 Protrombin
5 USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena
adanya batu empedu dan distensi saluran empedu ( frekuensi sesuai
dengan prosedur diagnostik)
6 Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP),
bertujuan untuk melihat kandung empedu, tiga cabang saluran empedu
melalui ductus duodenum.
7 PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan
kontras untuk menentukan adanya batu dan cairan pankreas.
8 Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan
adanya batu di sistim billiar.
9 CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran
empedu, obstruksi/obstruksi joundice.
10 Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran ) galstones,
pengapuran pada saluran atau pembesaran pada gallblader.
2.1.8 Penatalaksanaan
1 Penatalaksanaan Non Bedah
a. Indoskopi
b. Pemberian agen pelarut kolesterol
c. Obat-obatan antibiotik, analgetik, antasida
d. Diet rendah lemak
e. Penatalaksanaan keseimbangan cairan f. Penatalaksanaan
muntah k/p NGT
2 Penatalaksanaan Bedah
a. Extra corpeal shock wave litotripsi lesw
b. Kolesitosistoli totomi perkutan
c. Kolistatomi Fisioterapi dan rehabilitasi
d. Konsultasi secara teratur
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Gastrointestinal Obtruksi
Cholelithiasis
2.2.1 Pengkajian
Data-data yang terdapat pada pasien:
1 Identitas pasien
Nama, umur, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
suku, tanggal masuk, no medical record, identitas keluarga.
2 Keluhan utama
Keluhan yang dikatakan sebelum masuk rumah sakit dan masuk
rumah sakit, dengan keluhan panas
3 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Faktor yang mempengaruhi dan dikeluhkan pasien sehingga
dibawa ke rumah sakit
b. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien pernah sakit seperti yang dirasakan seperti ini
dan memiliki riwayat penyakit lainnya
c. Riwayat penyakit keluarga
Adakah anggota keluarga yang memiliki penyakit keturunan.
4 Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : tidak ada bekas jahitan
Palpasi : tidak ada benjolan
b. Mata
Inspeksi : mata tidak cowong, bentuk simetris
Palpasi : tidak ada benjolan
c. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pernapasan baik
d. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, tidak ada perdarahan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
e. Mulut
Inspeksi : warna gigi putih, mukosa bibir kering
Palpasi : tidak ada benjolan
f. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada benjolan
5 Thorax
a. Paru-paru
Inspeksi : dada simetris, pengembangan dada baik
Palpasi : tidak ada benjolan pada dada
Perkusi : suara paru sonor di semua lobus
Auskultasi : suara paru-paru vesikuler
b. Jantung
Inspeksi : tidak ada memar tidak ada benjolan
Palpasi : denyut jantung teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara jantung pekak
Auskultasi : S1, S2 tunggal

2.2.3 Diagnosa Keperawatan


1 Defisit Nutrisi Berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan ditandai dengan membran mukosa pucat (D.0019)
2 Nyeri Akut Berhubungan dengan Gangguan fungsi metabolik ditandai
dengan Tampak meringis (D.0077)
3 Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Restraint Fisik ditandai
dengan kecemasan (D.0055)

2.2.3 Intervensi Keperawatan


Diagnosa
Tujuan (SLKI) Rencana (SIKI)
Keperawatan (SDKI)
DefisitNutrsi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (1.0120)
Berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dengan keperawatan, selama 1x24 jam  Identifikasi pemberian nutrisi
ketidakmampuan diharapkan pasien dapat  Monitor asupan nutrisi
mencerna makanan beradaptasi dengan kriteria hasil Terapeutik :
ditandai dengan :  Hitung kebutuhan kalori
membran mukosa  Frekuensi makan  Berikan nutrisi parental
pucat membaik Edukasi :
(D.0019)  Nafsu makan membaik  Jelaskan tujuan dan prosedur
 Membran mukosa pemberian nutrisi
membaik Kolaborasi :
 Bising usus membaik  Kolaborasi pemasangan akses vena
 Kekuatan otot sentral jika perlu
pengunyah meningkat
Nyeri Akut Kontrol Nyeri (L.08063) Manajemen Nyeri (1.08238)
Berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Gangguan fungsi keperawatan selama 1x24 jam  Identifikasi lokasi, karateristik,
metabolik ditandai diharapkan pasien dapat durasi, frejuensi, kualitas, intentitas
dengan Tampak beradaptasi dengan kriteria hasil nyeri
meringis :  Identifikasi skala nyeri
(D.0077)  Keluhan nyeri menurun  Identifikasi respon nyeri non verbal
 Kemampuan mengenali  Identifikasi factor yang
pengebab nyeri memberatkan dan meringankan
meningkat nyeri
 Dukungan orang  Identifikasi pengaruh nyeri pada
terdekat meningkat kualitas hidup
 Melaporkan nyeri  Monitor efek samping penggunaan
terkontrol meningkat analgesik
 Penggunaan analgesik Terapeutik :
menurun  Berikan teknis relaksasi dan
ditraksi untuk mengurangi nyeri
 kontrol lingkungan yang
memberatkan nyeri
 fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
 jelaskan penyebab dan pemicu
nyeri
 jelaskan strtegi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgesk jika
perllu

Gangguan pola tidur Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (1.05174)


Berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Restraint Fisik ditandai keperawatan, selama 1x24 jam  Indentifikasi pola aktifitas dan tidur
dengan kecemasan diharapkan pasien dapat  Indentifikasi factor penggangu tidur
(D.0055) beradaptasi dengan kriteria hasil  Identifikasi obat tidur yang
: dikosumsi
 Keselitan tidur menurun Terapeutik :
 Keluhan sering terjaga  Modifikasi lingkungan
menurun  Fasilitasi menghilangkan stress
 Keluhan istirahat tidak sebelum tidur
cukup menurun  Tetapkan jadwal untuk tidur
 Keluhan tidak tidur puas  Sesuaikan jadwal pemberian obat
menurun
 Keluhan pola tidur
berubah menurun Edukasi :
 Jelaskan pentingnya tidur saat
sakit
 Anjurkan menepati kebiasaan tidur
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menggangu tidur
 Ajarkan Gerakan relaksasi otot
auto genik dan cara nonfaramalogi
lainnya
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian cairan
2.2.4 Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan memeriksa setiap aktivitas dan apakah hasil
yang diharapkan telah tercapai. Adapun tipe-tipe evaluasi yang harus
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolelitiasis/koledokolitiasis merupakan adanya batu di kandung empedu, atau
pada saluran kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya
adalah kolesterol. Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa
unsure yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam
kandung empedu. Penyebab terjadinya kolelitiasis/batu empedu belum
diketahui secara pasti. Penatalaksanaan dari kolelitiasis ini dapat dilakukan
dengan pembedahan maupun non pembedahan serta menjalani diet rendah
lemak, tinggi protein, dan tinggi kalori agar tidak terbentuk batu empedu di
dalam kandung empedu. Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang baik
diperlukan dalam penatalaksanaan kolelitiasis ini sehingga dapat membantu
klien untuk dapat memaksimalkan fungsi hidupnya kembali serta dapat
memandirikan klien untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

3.2 Saran
Sebagai perawat professional diharapkan mampu melakukan Tindakan
asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai prosedur. Selain itu pasien juga
diharapkan dapat mengetahui lebih lanjut tentang penyakit kolelitiasis dan
dapat menghindari makanan yang dapat menyebabkan penyakit. Misalnya
enggan mengonsumsi makanan yang mengandung lemak.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi, 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


& NANDA NIC-NOC Jilid 3,Jogjakarta :Mediaction D.D.Ignatavicius dan
M.V.Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach, W. B.
Saunders Company, Philadelpia, 2011. Fa. Davis Company, Marllyn E.
Doengoes, Nursing Care Plan, Philadelpia,P: 523- 536. Nucleus Precise New
Sletter, Edisi 72,2011 Soe Moorhed,Marion Johnson,Meridean L.Maas, Nursing
outcomes clsification (NOC), Edisi 5 Elisabeth swanson:Singapore,2016
Sutrisna Himawan, 2011, Pathologi (kumpulan kuliah), FKUI, Jakarta 250 - 251.
Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih
Bahasa Adi Dharma, Edisi II.P: 329-330.
Meylinda, Eva (2020).KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PRE DAN POST OPERASI CHOLELITIASIS YANG
DIRAWAT DI RUMAH SAKIT. Samarinda.Politektik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Samarinda. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1055/1/KTI
EVA MEYLINDA.pdf
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Vol
2. Jakarta:EGC Doengoes, E.Marilyn,dkk. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan.Edisi 3 Jakarta:EGC https://www.scribd.com/doc/315

Anda mungkin juga menyukai