Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN DAN ALAT TEKNOLOGI


YANG BERPERAN

Disusun oleh kelompok;


Afriani Febrila Suksin (02)
Alya Salman Al Hakim (07)
Nur Wulandari (30)

XI MIPA 4
SMAN 8 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan.

Ucapan terima lasih kami sampaikan kepada bapak Rizki Kurniawan


sebagai guru pembimbing materi Sistem Pencernaan yang membantu dan
mengajarkan dalam penyusunan materi ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
menambahkan kritk yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Surabaya, November 2022

ii
DAFTAR ISI

Contents
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Gangguan pada Sistem Pencernaan..............................................6
2.2 Macam-macam Gangguan pada Sistem Pencernaan dan Penyebabnya.........6
2.3 Teknologi yang Digunakan untuk Mengatasi Gangguan Sistem Pencernaan8
BAB III..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, semua makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan


energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian
diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi energi, sebagai komponen penyusun
sel dan jaringan tubuh, dan nutrisi yang membantu fisiologis tubuh.

Kecukupan nutrisi tubuh berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal


itu sangat berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran
pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampu memaksimalkan nilai
pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi,

Kerugian utama adanya gangguan pada organ dan saluran pencernaan


tentunya berupa terganggunya penyerapan nutrisi Gangguan pencernaan akibat
kesalahan makanan misalnya akan menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat
bekerja dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan gangguan sistem pencernaan?


b. Apa penyakit yang terdapat pada sistem pencernaan dan apa penyebabnya?
c. Teknologi apa yang dapat mengatasi atau mengobati gangguan pada
sistem pencernaan?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gangguan sistem pencernaan.


b. Mengetahui penyakit atau gangguan yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan.
c. Mengetahui alat teknologi yang dapat mengatasi atau mengobati gangguan
pada sistem pencernaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan pada Sistem Pencernaan

Gangguan sistem pencernaan adalah masalah yang terjadi pada saluran


atau organ yang terlibat dalam pencernaan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh
berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga naiknya asam lambung. Gejala
gangguan sistem pencernaan pun bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang
berat.

Penyebab penyakit gangguan pencernaan yang paling utama ini adalah


pola makan yang mungkin tidak sehat. Pada manusia sangat banyak hal yang
menyangkut berbagai organ yang terkaitdengan sistem pencernaan. Penyebabnya
bermacam-macam, dapat terjadi karena luka di bagian dalam yang terinfeksi oleh
virus atau bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh.

2.2 Macam-macam Gangguan pada Sistem Pencernaan dan Penyebabnya

Di antaranya beberapa macam penyakit gangguan pencernaan adalah


sebagai berikut:

1. Diare adalah peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam


sehari disertai perubahan konsistensi menjadi lebih cair. Kondisi ini
bisa disebabkan oleh perubahan pola makan, infeksi rotavirus, atau
bakteri. Diare bisa berlangsung selama beberapa hari hingga
berminggu-minggu. Selain menyebabkan perubahan frekuensi dan
konsistensi BAB, diare juga bisa mengakibatkan penderitanya
mengalami kram perut, demam, kembung, dan mual.

5
2. Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung dan usus halus
bagian atas. Pengikisan dan luka tersebut umumnya disebabkan
oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan obat
pereda nyeri dalam jangka panjang.

3. Sembelit adalah kondisi yang ditandai dengan BAB yang lambat.


Keadaan ini terjadi karena usus besar menyerap air secara
berlebihan sehingga feses menjadi kering dan keras.

4. Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau refluks asam terjadi


ketika asam lambung atau empedu mengalir kembali ke
kerongkongan, menyebabkan mulas dan gejala tidak nyaman
lainnya. Kebanyakan orang mengalami refluks asam dari waktu ke
waktu, terutama setelah makan makanan pedas atau makanan berat.
Namun, ketika refluks asam terjadi lebih dari dua kali seminggu,
kondisi ini dianggap sebagai penyakit GERD. Penyakit GERD
sendiri memiliki potensi untuk menyebabkan masalah kesehatan
yang serius.

5. Irritable Bowel Syndrome (IBS) Ini adalah gangguan pencernaan


kronis pada usus besar. Penyebabnya belum diketahui secara pasti,
tetapi sejumlah faktor memengaruhi risiko seseorang untuk
mengalaminya, seperti kontraksi otot usus, peradangan, infeksi
berat, hingga perubahan bakteri di usus. Gejala IBS yang umum
terjadi adalah nyeri atau kram perut, kembung, diare atau sembelit,
dan adanya lendir pada feses. Gejala-gejala tersebut umumnya
dipicu oleh konsumsi makanan tertentu, stres, maupun perubahan
hormon.

6
2.3 Teknologi yang Digunakan untuk Mengatasi Gangguan Sistem
Pencernaan

1. Gastroskopi

Gastroskopi atau esophagogastroduodenoscopy (ESD) adalah


prosedur untuk memeriksa kondisi kerongkongan, perut, dan bagian awal
usus dua belas jari (duodenum). Gastroskopi dilakukan menggunakan
endoskop, yaitu alat khusus berupa selang tipis dengan lampu dan kamera
di ujungnya. Beberapa tujuan dilakukannya gastroskopi adalah:

 Mengetahui penyebab dari gejala gangguan sistem pencernaan, seperti


mual, muntah, nyeri perut, sulit menelan atau sakit saat menelan, nyeri
ulu hati, muntah darah, dan BAB berdarah yang tidak kunjung
membaik
 Mengambil sampel jaringan (biopsi) di organ pencernaan untuk
mendiagnosis beberapa penyakit atau kondisi, seperti anemia,
perdarahan, peradangan, dan kanker di sistem pencernaan
 Mengatasi gangguan pada sistem pencernaan, seperti melebarkan
penyempitan esofagus, memotong polip, mengangkat tumor atau
kanker yang kecil, menghentikan perdarahan, dan menyingkirkan
benda asing

Sejumlah penyakit yang dapat dideteksi menggunakan gastroskopi adalah:

 Tukak lambung
 Gastritis atau peradangan pada lambung

7
 Ulkus duodenum, yaitu luka pada dinding usus dua belas jari
 Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD)
 Penyakit Barrett’s esophagus, yaitu kelainan pada sel-sel di dinding
esofagus
 Penyakit celiac, yaitu gangguan pencernaan akibat konsumsi gluten
 Hipertensi portal, yaitu tekanan darah tinggi di hati yang menyebabkan
pembengkakan pembuluh darah (varises) di lambung dan esofagus
 Kanker lambung

2. Selang Nasogastrik

Pemasangan selang nasogastrik atau nasogastric tube (NGT)


sering dilakukan untuk memberikan makanan dan obat kepada pasien,
atau untuk mengosongkan lambung. Selain itu, selang nasogastrik juga
bisa digunakan untuk mengeluarkan gas atau cairan dari dalam
lambung.

Salah satu tujuan dilakukannya pemasangan selang nasogastrik adalah


untuk pemberian nutrisi, yaitu pada:

 Pasien yang dalam kondisi koma


 Pasien yang mengalami penyempitan atau sumbatan saluran
pencernaan
 Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)

8
 Bayi yang lahir prematur atau menderita kelainan bawaan lahir
 Pasien yang tidak mampu mengunyah atau menelan, misalnya
penderita stroke atau disfagia.

3. Kolonoskopi

Kolonoskopi adalah prosedur untuk mendeteksi luka, iritasi, polip


atau kanker pada usus besar dan rektum, yaitu bagian paling bawah usus
besar yang terhubung ke anus. Prosedur ini dilakukan dengan didahului
pemberian obat bius kepada pasien.
Dokter biasanya menyarankan prosedur kolonoskopi untuk tujuan
berikut:

 Mendeteksi kanker usus besar, terutama pada orang berusia 50


tahun ke atas dan orang yang berisiko terserang kanker usus
 Mencari tahu penyebab buang air besar berdarah, sembelit kronis,
diare kronis, nyeri perut, dan keluhan lain yang terkait dengan usus
 Mendeteksi dan memotong polip usus, sekaligus menurunkan
risiko terserang kanker usus besar
 Menghentikan perdarahan bila terjadi perdarahan pada usus besar

9
4. Anoskopi

Anoscopy (anoskopi) adalah prosedur medis untuk mendeteksi


gangguan pada saluran pencernaan, khususnya pada rektum dan anus.
Rektum merupakan bagian akhir dari usus besar, sedangkan anus
merupakan tempat keluarnya feses dari tubuh.
Anoscopy membantu dokter dalam menangani kondisi medis yang
di antaranya yaitu:
 peradangan, pembengkakan, dan/atau iritasi di sekitar anus,
 pembentukan kantong berisi nanah (abses) pada rektum atau usus
besar,
 adanya benda asing di dalam usus,
 buang air besar yang nyeri, serta
 rasa gatal berkepanjangan pada anus.

5. Kapsul Endoskopi

10
Kapsul endoskopi dikenal juga dengan “wireless capsule
endoscopy” atau kapsul video endoskopi. Kapsul ini adalah suatu pil
kamera berukuran 26x11 mm yang mengambil gambar pada rongga usus.
Kapsul ditelan dan memotret 2-6 gambar per detik dalam 8-12 jam hingga
baterainya habis. Gambar yang dihasilkan memberikan informasi
mengenai kondisi dinding dalam rongga saluran pencernaan. Kapsul
endoskopi ini hanyalah suatu alat yang digunakan untuk membantu
diagnosa penyakit dan tidak memberikan efek pengobatan apapun. Alat ini
dapat memberikan informasi mengenai lokasi luka pada kerongkongan,
lambung, usus halus dan usus besar.

Dibandingkan dengan kapsul endoskopi, pemeriksaan endoskopi


konvensional lebih invasif dimana pasien perlu dibius terlebih dahulu
sebelum endoskopi konvensional dilakukan.

Pemeriksaan dengan kapsul endoskopi memerlukan kerja sama


yang baik dengan pasien. Oleh karena itu, pada pasien dengan demensia
atau pikun sulit dilakukan. Selain itu, terdapat kontraindikasi lainnya yang
perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan dengan kapsul
endoskopi yaitu pada pasien dengan gangguan menelan. Risiko terbesar
dalam pengunaan kapsul endoskopi ini pada pasien yang menderita
penyumbatan atau penyempitan pada usus.

Setelah dilakukannya pemeriksaan kapsul endoskopi, tubuh akan


mengeluarkan video kapsul endoskopi tersebut. Pasien perlu melalukan
pengecekan pada toilet untuk memastikan kapsul sudah dikeluarkan dan
memberikan kembali kepada dokter sebagai bukti bahwa kapsul tersebut
sudah keluar dari tubuh.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Gangguan sistem pencernaan adalah masalah yang terjadi pada


saluran atau organ yang terlibat dalam pencernaan. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga naiknya
asam lambung
2. Berikut adalah beberapa penyakit atau gangguan pada sistem
pencernaan yaitu, Diare, Tukak Lambung, Sembelit,
Gastroesophageal Reflux Syndrome (GERD), dan Irritable Bowel
Syndrome (IBS).
3. Berikut adalah alat-alat teknologi yang digunakan dalam medis
untuk menangani atau mengatasi gangguan pada sistem pencernaan
yaitu. Gastroskopi, Selang Nasogastrik, Kolonoskopi, Anoskopi,
dan, Kapsul Endoskopi.

12
DAFTAR PUSTAKA

(Bella, 2022) (Lestari, 2022) (Salim, 2020) (Pittara, 2022)

(Yulia, 2018)

13

Anda mungkin juga menyukai