Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS PEPTIKUM

Kelompok 1 :

1. Elsiana Atere (2201051)


2. Adelweisye Kadome (2201052)
3. Veronica Manumpil (2201053)
4. Jesviranti Dasilva (2201054)
5. Putri Rusdi (2201056)
6. Intan Lakoro (2201057)

POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA, JURUSAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2023


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah tentang "Asuhan Keperawatan Teoritis Ulkus Peptikum".
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan.................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................5
KONSEP MEDIS.........................................................................................................5
2.1 Definisi..........................................................................................................5
2.2 Etiologi..........................................................................................................6
2.3 Manifestasi Klinis.........................................................................................7
2.4 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................8
BAB III.........................................................................................................................8
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS..................................................................8
3.1 Pengkajian..........................................................................................................9
3.2 Diagnosis keperawatan (PES) berdasarkan teori penyakit ulkus pemtikum.
.................................................................................................................................11
3.3 Intervensi..........................................................................................................16
3.4 Implementasi...................................................................................................17
3.5 Evaluasi...........................................................................................................18
BAB IV.......................................................................................................................18
PENUTUP..................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ulkus peptikum merupakan suatu keadaan yang dikarenakan
ketidakseimbangan asam gastrik dan sekresi pepsin serta perubahan
mukosa. Setiap orang menghasilkan asam lambung dalam jumlah yang
berlainan dan pola pembentukan asam ini cenderung menetap sepanjang
hidup seseorang. Sehingga hampir 1 diantara 10 orang akan terbentuk
ulkus peptikum. Kira- kira 5% dari semua tukak akan mengalami
perforasi, dan komplikasi ini akan mengakibatkan 65% terjadi kematian
akibat tukak peptikum. Insidensi yang lain, tukak duodenum menyusun
sekitar 80% dari semua tukak peptikum, dan menyerang sekitar 10-12%
populasi. Individu dengan golongan darah O 35% lebih rentan terjadi
Ulkus, dibandingkan dengan orang yang bergolongan darah A, B, atau
AB. Hal ini belum diketahui secara pasti penyebabnya

Ulkus peptikum lebih sering terjadi pada usia 40-60 tahun. Pria 3
kali lebih sering daripada perempuan, karena diduga bahwa laki-laki
mempunyai kecenderungan gaya hidup yang mengakibatkan rusaknya
salah satu sawar pelindung lambung, misalnya merokok, kafein, aspirin,
alkohol dan penggunaan kronis obat anti inflamasi non steroid seperti
penggunaan NSAID.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar Ulkus Peptikum ?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Teoritis Ulkus Peptikum ?

1.3 Tujuan
a.
b. Definisi
c. Etiologi
d. Manifestasi klinis
e. Pemeriksaaan penunjang
BAB II
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
Ulkus peptikum adalah keadaan terputusnya kontinuitas mukosa
yang meluas di bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa,
sub-mukosa hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cema yang
langsung berhubungan dengan cairan lambung asam/pepsin (Sanusi,
2011).
Ulkus peptikum merupakan erosi lapisan mukosa dibagian mam
saja disaluran gastrointestinal, tetapi biasanya di lambung atau
duodenum (Corwin, 2009).
Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa
lambung yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa
yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut sebagai erosi,
walaupun sering dianggap sebagai "ulkus" (misalnya ulkus karem
stress). Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap
bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu
esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga
jejenum. (Sylvia A. Price, 2006).

2.2 Etiologi
Penyebab umum dari ulserasi peptikum adalah
ketidakseimbangan antara sekresi cairan lambung dan derajat
perlindungan yang diberikan mukosa gastroduodenal dan netralisasi
asam lambung oleh cairan duodenum. (Arif Mutaqqin 2011). Ada
dua penyebab utama ulkus (tukak):
a) Penurunan produksi mukus sebagai penyebab ulkus.
Kebanyakan ulkus terjadi jika sel-sel mukosa usus tidak
menghasilkan produksi mukus yang adekuat sebagai perlindungan
terhadap asam lambang. Penyebab penurunan produksi mukus dapat
termasuk segala hal yang menurunkan aliran darah ke usus,
menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan cedera atau kematian
sel-sel penghasil mukus.
Penyebab utama penurunan produksi mukus berhubungan
dengan infeksi bacterium H. pylori membuat kolon pada sel-sel
penghasil mukus di lambung dan duodenum, sehingga menurunkan
kemampuan sel memproduksi mukus.
b) Kelebihan asam sebagai penyebab ulkus.
Pembentukan asam di lambung penting untuk mengaktifkan
enzim pencernaan lambung. Asam hidroklorda (HCI) dihasilkan
oleh sel-sel parietal sebagai respons terhadap makanan tertentu,
obat, hormon. Makanan dan obat seperti kafein dan alkohol
menstimulasi sel-sel parietal untuk menghasilkan asam sebagai
individu memperlihatkan reaksi berlebihan pada sel-sel perictalnya
terhadap makanan atau zat tersebut atau mungkin mereka memiliki
jumlah sel parietal.

2.3 Manifestasi Klinis


a) Langsung dari ulkus lambung atau dari kenisakan esofagus
dari muntah yang parah, maag dapat menyebabkan perforasi
lambung atau duodenum, yang menyebabkan peritonitis akut. Hal
ini sangat menyakitkan hematemesis (muntah darah), hal ini dapat
terjadi karena pendarahan dan membutuhkan operasi segera. Melena
(tinggal, tinja berbau busuk karena teroksidasi besi dari
hemoglobin).

b). Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan


asimptomatis Keluhan- keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu
hati. Biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
lokasinya.
c) Kadang-kadang disertai dengan mual-mual dan muntah

d) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi


sebagai darah samar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-
tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas

e) Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan


kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan
kesadaran.
Perut nyeri, epigastrium klasik dengan keparahan yang berkaitan
dengan makan, setelah sekitar 3 jam untuk mengambil makan (ulkus
duodenum klasik oleh makanan, sedangkan ulkus lambung
diperburuk oleh itu).

2.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Penunjang (Corwin, 2009)
Diagnosis ulkus terutama berdasarkan pengkajian riwayat
kesehatan dan endoskopi.
Dengan endoskopi, tidak hanya lapisan usus yang dapat terlihat,
tetapi juga dapat mengambil sampel jaringan untuk biopsy dan
dapat menentukan ada atau tidaknya H. pylori Infeksi H. pylori juga
dapat di diagnosis dengan pemeriksaan darah untuk antibodi dan
pemeriksaan napas yang mengukur produksi sampah
metabolik mikroba.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien: Nama, umur, jenis kelamin, alamat
pekerjaan, pendikakan, kelas perawatan, tahun masuk rumah
sakit, nomor masuk medical record, diagnosa medis .
b. Riwayat kesehatan :
Keluhan utama: Pasien biasannya datang dengan keluhan nyeri
kepala, pusing, gelisah, mudah lelah dan
penglihatan kabur.

Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan kepada pasien apakah


pernah mengalami penyakit yang
sama dengan yang dialami saat ini
atau penyakit lain seperti riwayat
diabetes, asma, stroke dan lain
sebagainya.

Riwayat penyakit keluarga: Tanyakan pada pasien atau


keluarganya adakah anggota
keluarga yang mengalami
penyakit yang sama dengan
pasien saat ini.

Genogram :
c. Pengkajian 11 pola Gordon kesehatan fungsional
1. Pola manajemen persepsi
Faktor-faktor risiko sehubungan dengan kesehatan, seperti
riwayat keluarga, gaya hidup, kemiskinan, Meliputi data-
data mengenai riwayat penyakit keluarga, makanan yang
disukai dan aktivitas sehari-hari.

2. Pola nutrisi dan metabolic


Pada pasien ulkus peptikum biasanya pola nutrisi dan
metabolic tertanggu.

3. Pola eliminasi
Gejalah dan tanda meliputih riwayat
pendarahan,perubahan pola defekasi,perubahan karakteristik
feses,nyeri tekan abdomen,distensi,bising otot
meningkat,karakteristik feses (terdapat darah,berbusah,bau
busuk),konstipasi (perubahan diet dan penggunaan antasida).

4. Pola aktivitas dan Latihan


Aktifitas dan latihan klien akan terganggu,karena klien
mengalami nyeri perut.

5. Pola tidur dan istirahat


Biasanya pola istirahat tidur klien akan terganggu karena
nyeri yang dirasakan.

6. Pola persepsi kognitif


Pada pasien ulkus peptikum biasanya tidak mengalami
gangguan pola persepsi kognitif.
7. Pola konsep diri-persepsi diri
Pasien merasa cemas karena ketakutan kondisi yang
lebih buruk akan terjadi.

8. Pola peran hubungan


Pada pasien ulkus peptikum biasanya tidak mengalami
ganguan pola peran hubungan.

9. Pola reproduksi seksualitas


Biasanya klien yang menderita ulkus peptikum
mengalami gangguan reproduksi dan seksualnya akibat dari
nyeri sehingga ia tidak dapat memenuhi kebutuhan
seksualnya.

10. Pola toleransi terhadap koping stress


Pada pasien ulkus peptikum biasanya tidak mengalami
gangguan pola toleransi terhadap koping stress.

11. Pola nilai –keyakinan


Pada pasien ulkus peptikum biasanya tidak mengalami
gangguan pola nilai-keyakinan.
3.2 Diagnosis keperawatan (PES) berdasarkan teori penyakit
ulkus pemtikum.

NO Diagnosis Tujuan & kriteria Intervensi &


keperawatan hasil tindakan
1. Nyeri akut (D 0077) Setelah di berikan Manajemen nyeri
berhubungan dengan Tindakan keperawatan Observasi.
agen pencedera selama… jam/hari  Identifikasi
fisiologis: Dibuktikan tingkat nyeri lokasi,
dengan: (L.08066) menurun karakteristik,
Gejala dan Tanda Dengan kriteria sbb: durasi,
Mayor 1. Mengeluh nyeri frekuensi,
Subjektif : menurun (5) kualitas,
Mengeluh nyeri 2. Sikap protektif intensitas
Objektif : menurun (5) nyeri
1. Tampak meringis 3. Gelisah menurun  Identifikasi
2. Bersikap protektif (5) skala nyeri
3. Gelisah 4. Frekuensi nadi  Identifikasi
4. Frekuensi nadi membaik (5) respons nyeri
meningkat 5. Kesulitan tidur non verbal
5. Sulit Tidur menurun (5)  Identifikasi
Sulit tidur faktor yang
memperberat
dan
memperinga
n nyeri
 Identifikasi
pengetahuan
dan
keyaninan
tentang nyeri
 Identifikasi
pengaruh
budaya
terhadap
respon nyeri
Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
Monitor
keberhasilan
terapi
komplemente
r yang sudah
diberikan
Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik.

Terapeutik
 Berikan
teknik
nonfarmako
logis untuk
mengurangi
rasa nyeri
(mis.
TENS,
hipnosis,
akupresur,
terapi
musik,
biofeedbac
k, terapi
pijat,
aromaterapi
, teknik
imajinasi
terbimbing.
kompres
hangat/ding
in, terapi
bermain)
 Kontrol
lingkungan
yang
memperber
at rasa
nyeri (mis.
suhu
ruangan,
pencahayaa
n,
kebisingan)
 Fasilitasi
istirahat
dan tidur
 Pertimbang
kan jenis
dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri

Edukasi
 Jelaskan
penyebab,
periode,
dan
pemicu
nyeri
Jelaskan
strategi
meredaka
n nyeri
 Anjurkan
memonito
r nyeri
secara
mandiri
 Anjurkan
mengguna
kan
analgetik
secara
tepat
 Ajarkan
teknik
nonfarmak
ologis
untuk
menguran
gi rasa
nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu.

3.3 Intervensi
1) Kaji secara komprehensif terhadap nyeri termasuk lokasi,
karakteristik, durasi. frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan
faktor presipitasi Rasional: untuk mengetahui tingkat nyeri
pasien

2) Observasi reaksi ketidaknyaman secara nonverbal Rasional


untuk mengetahui tingkat ketidaknyamanan dirasakan oleh
pasien
3) Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengungkapkan
pengalaman nyeri dan penerimaan klien terhadap respon nyeri
Rasional untuk mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri

4) Tentukan faktor yang dapat memperburuk nyeri. Lakukan evaluasi


dengan klien dan tim kesehatan lain tentang ukuran pengontrolan
nyeri yang telah dilakukan Rasional untuk mengurangi faktor
yang dapat memperburuk nyeri yang dirasakan klien

5) Berikan informasi tentang nyeri termasuk penyebab nyeri, berapa


lama nyeri akan hilang, antisipasi terhadap ketidaknyamanan
dari prosedur Rasional: pemberian "health education" dapat
mengurangi tingkat kecemasan dan membantu klien dalam
membentuk mekanisme koping terhadap rasa nyeri

6) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi respon


ketidaknyamanan klien (suhu ruangan, cahaya dan suara)
Rasional: untuk mengurangi tingkat ketidaknyamanan yang
dirasakan klien.
7) Hilangkan faktor presipitasi yang dapat meningkatkan pengalaman
nyeri klien (ketakutan, kurang pengetahuan) Rasional: agar nyeri
yang dirasakan klien tidak bertambah.

8) Ajarkan cara penggunaan terapi non farmakologi (relaksasi)


Rasional: agar klien mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi dalam memanajemen nyeri yang dirasakan.

9) Kolaborasi pemberian analgetik Rasional: pemberian analgetik


dapat mengurangi rasa nyeri pasien.
3.4 Implementasi
Implementasi adalah Tindakan yang dilakukan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan
masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus,dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.

3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah Tindakan yang dilakukan untuk menilai Tindakan
keperawatan yang telah ditentukan,dan untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.Dengan hasil Nyeri Akut Teratasi.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyakit Ulkus Peptikum meliputi erosi pada dinding mukosa
lambung,pylorus,duodenum,atau esophagus. Area yang terkikis mempunyai
batas dan hanya terjadi pada area salurn gastrointestinal yang terpanjang pada
asam hidroklorida dan pepsin. Ulkus duodenum biasanya disebabkan oleh
hipersekresi asam lambung dan kerusakan barrier mukosa lambung. Asuhan
keperawatan ulkus peptikum meliputi pengkajian,diagnosa
keperawatan,intervensi,implementasi dan evaluasi yang pada intinya
mengurangi nyeri pasien sehingga masalah nyeri akut pasien dapat diatasi
perawat dengan optimal. Untuk mengatasi terulangnya Kembali Ulkus
peptikum pada pasien,perlu mendapatkan informasi tentang proses
penyakit,perawatam dirumah,dan pencegahan Ulkus peptikum.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/297620257/ASKEP-ULKUS-PEPTIKUM

Anda mungkin juga menyukai